Manajemen Keselarasan Makna

Rangkuman:

Teori keselrasan makna (coordinate management of meaning – CMM) dikembanagakan oleh W. Barneet Pearce , Vernon Cronen , dan kolega mreka,merupakan sebuah pendekatan komperhensip terhadap interaksi sosial yang memekai tata cara kompleks dari tindakan dan makna yang selras dalam komunikasi .teori ini menggunakan semua kontes komunikasi,dari interaksi mikro sampai proses bermasyarakat dan berbudaya.hasilnya,CMM adalah sebuah teori dengan cakupan luas.Teori ini sangat menekankan pada interksi percakapan,teori ini berorientsi sosial budaya,tetapi juga digolongkan oleh hubungan,perputaran,dan interaksi menanamkan dengan kuat pada tradisi sibernetika.

Ketika anda sedang berada dalam sebuah percakapan,anda sedang melakukan dua hal.pertama ,anda akan memberikan makna terhadap situasi tersebut serta prilaku dan pesan dari orang lain.Kedua, anda memutuskan bagaimana menanggapai atau bertindak dalam situasi tersebut..

CMM membantu kita memahami proses pemaknaan dan tindakan.bagaimanapun,teori ini juga mengakui anda bahwa pekerjaan anda lebih dari menafsirkandan bertindak ; anda harus menyelaraskan tindakan anda dengan orang lain dalam sebuah proses interaksi.makna dan tindakan,interaksi,serta cerita adalah kunci CMM.

Makna dan tindakan berdasarkan CMM ,maksud anda sangat berhubungan dengan tindakan anda,maksud mempengaruhi tindakan dan sebaliknya,jika anda kira bahwa peninjaun kinerja adalah sebuah tidakan penekanan,tindakan anda akan logis,jika anda menanggapinya dengan penolakan anda akan menciptakan kembali sebuah makna tekanan.

Dari gambar diatas menujukan banyak konteks yang bisa terjadi dan mereka dapat saling menghubungkan satu sama lain dalam banyak cara yang berbeda ini. Lihat saja contoh kasus dibawah ini :

Kasus 1 : Dalam konteks budaya organisasi yang penuh kedamaian dan mendukung,wawancara untuk bekerja dengan baik.hal ini membawa pada sebuah hubungan dukungan antara atasan dan pegawai,komentar supervisor mungkin dianggap sebagai sebuah motivasiyang akan membuat saya bekerja lebih baik.
kasus 2 : Dalam konteks budaya organisasi reperesif dan otoriter,wawancara peninjaunkinerja diangga psebagai sebuah usaha pengawasan pegawai sesuai dengan prinsipmanajerial.hubungan disini berorientasi pada pengawasan dan komentar supervisor saya mungkin dianggap sebagai sebuah motivasi yang keliru yang mengabaikan kontribusi nyata yang saya buat.

Maksud dan tindakan dibentuk oleh aturan .ada dua jenis aturan.construtive rules adalah aturan untuk makna yang digunakan oleh pelaku komunikasi untuk menafsirkan atau memahami sebuah peristiwa atau pesan. Katagori aturan kedua adalah regulative,aturan untuk tindakan yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara menengapi dan berprilaku . Aturan tindakan memiliki pengaruh yang sangat kuat dengan memberikan anda sebuah rasa apa yang dianngap logis dan tepat dalam situasi.ini disebut kekutan logis.

Jenis pertama dalam kekutan logika adalah dapat ditebak atau kekuatan kasual.,,Berlawanan dengan logika jenis ini,kekuatan praktis adalah sebuah tidakan akibat yang berhyubungan di mana anda berprilaku dengan cara tertentu. Jenis ketiga dari kekuatan logika adalah kenteksual,kekuatan implikatif adalah sebuah tekanan untuk mengubah atau mengganti konteks dalam beberapa cara.kekuatan implikatif menunjukan hubungan reflesif antara maksud dan tindakan.manusia dapat mengubah konteks , makna, dan tindakan dalam berbagai cara karena sejarah interaksi dengan banyak orang dari waktu ke waktu.sejarah interaksi ini mungkin memeksa pemaknaan dan tindakan kita,tetapi juga menyediakan sumber untuk pesepektif baru dan pola tidakan baru.

Dua pelaku komunikasi mungkin berkordnasi dengan baik tanpa harus menyenangi hal tersebut.pada kenyataanya selama ini para pelaku komunikasi dapat menyelaraskan serangkaian tindakan yang tidak menguntungkan yang tidak dpat mreka pikirkan bagaimana pola interaksi bisa diubah dalam CMM kebesarab hubungan ini disebut sebuah unwanted reoetitive pateern (URP).

Sumber: Teori Komunikasi; Stephen W. Littlejohn

Comments are closed.