PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
OLEH
A. YANI RANIUS, S.KOM., M.M
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
2011
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, Puas secara isi (content) dan sistemnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengerahui bagaimana pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Universitas Bina Darma Palembang yang dikaji berdasarkan karakteristik e-learning yang terdiri dari Non-linearity, Self-managing, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning. Penelitian ini menggunakan desain deskriftif dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan populasi mahasiswa program studi Sistem Informasi semester 5 (lima). Dari hasil analisa dan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini didapat kesimpulan bahwa kondisi pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma berada pada kondisi Cukup Puas dengan tingkat persentase sebesaar 60%. Dimana dari delapan karakteristik yang ada karakteristik Non-linearity, Self-managing, Just in Time, dan Easy Accesibility yang sudah Cukup Puas kondisinya. Sedangkan karakteristik Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Dynamic Updating, dan Colaborative Learning belum Puas kondisinya.
Kata kunci : Teknologi informasi, e-learning,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat membawa dampak yang begitu besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini telah mengubah pemikiran baru di masyarakat, peran ilmu pengetahuan sangatlah menonjol yang menuntut sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan kemampuan Sumber Daya Manusia yang ada.
Pada studinya tentang tujuan pemanfaatan TI dibeberapa perguruan tinggi terkemuka di Amerika, Alavi dan Gallupe (2003) dalam Fathul Wahid (2007) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI yaitu (1) memperPuasi competitive positioning; (2) meningkatan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan mahasiswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis mahasiswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; (9) mengembangkan produk dan layanan baru.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, Puas secara isi (content) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industry (Cisco, IBM, Oracle, dsb).
http://warto.wordpress.com
Berbagai pengertian tentang e-learning saat ini sebagian besar meggacu pada pembeajaran yang menggunakan teknologi internet. Seperti pengertian dari Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi internet.
Universitas Bina Darma (UBD) sebagai salah satu institusi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam proses mencapai visi dan misinya menjadi perguruan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berstandar internasional. Ada banyak aturan dan kebijakan yang ditegakan, salah satunya proses pembelajaran secara online dengan menggunakan fasilitas e-learning sebagai media pembelajaran alternatif. Sejauh ini penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran dilingkungan UBD dapat dikatakan Puas dan diterima dengan Puas juga oleh para dosen dan mahasiswa. Dari pihak manajemen UBD sendiri dalam rangka memotivasi khususnya para dosen, maka disetiap akhir semester aktivitas para dosen dalam menggunakan e-learning di nilai dan diberikan apresiasi bagi dosen yang tergolong aktif dan dengan Puas menggunakan e-learning dalam proses pembelajaran
Mengacu pada situasi dan kondisi penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran di lingkungan UBD, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen UBD dalam menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang ?
- Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang?
- Bagaimana tingkat kepuasan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
- Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan dosen dan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang.
- Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang.
- Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
- Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif, maka dapat ditetapkan peraturan serta kebijakan oleh pihak institusi dalam menunjang peningkatkan faktor-faktor yang dinyatakan belum memuaskan.
- Meningkatkan kepuasan dosen dan mahasiswa dalam penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif dalam proses pendidikan terutama proses belajar mengajar di Universitas Bina Darma Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 E-learning
Dikatakan oleh Darin E. Hartley bahwa: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Nugraha (2007) mengutif dari LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone.
Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati S.Pd. dalam Nugraha (2007), e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Terdapat kata “khususnya komputer” pada akhir kalimat yang memberi pengertian bahwa komputer termasuk alat elektronik disamping alat pembelajaran elektronik yang lain.
Komponen- komponen yang membentuk e-learning adalah:
- Infrastruktur e-learning: Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
- Sistem dan Aplikasi e-learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
- Konten e-learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. (http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/ )
Selanjutnya sebagai suatu sistem yang menggabungkan beberapa konsep dan teori pembelajaran, maka e-learning memiliki karakteristik, diantaranya adalah:
- Non-linearity, Pemakai (user) bebas untuk mengakses objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan pemakai.
- Self-managing, Dosen dapat mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat.
- 3. Feedback-Interactivity, Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan disediakan feedback pada proses pembelajaran.
- 4. Multimedia-Learners style, E-learning menyediakan fasilitas multimedia. Keuntungan dengan menggunakan multimedia, siswa dapat memahami lebih jelas dan nyata sesuai dengan latar belakang siswanya.
- 5. Just in time, E-learning menyediakan kapan saja jika diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan permasalahan atau hanya ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
- 6. Dynamic Updating, Mempunyai kemampuan memperbaharui isi materi secara online pada perubahan yang terbaru.
- 7. Easy Accessibility/Access Ease, Hanya menggunakan browser (dan mungkin beberapa device yang terpasang).
- 8. Collaborative learning, Dengan tool pembelajaran memungkinkan bisa saling interaksi, maksudnya bisa berkomunikasi secara langsung pada waktu yang bersamaan (synchronous) atau berkomunikasi pada waktu yang berbeda (asynchronous). Pemakai bisa berkomunikasi dengan pembuat materi, siswa yang lain. (Team, Univ. Utrech&UNPAD, 2004)
2.2 Paradigma Mengajar dan Belajar
Pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan. Sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar adalah kontradiksi dari aktivitas tersebut, mereka hanya berdiam diri, beraktivitas tak relevan, pasif, atau menghindar. (http://educare.e-fkipunla.net).
Sedangkan menurut Fox, seorang ahli pendidikan dari Inggris, menemukan bahwa guru-guru mendefinisikan tujuan mengajar berbeda-beda. Dia mengelompokkan definisi-definisi itu ke dalam empat kategori, yaitu: transfer, shaping, travelling, dan growing (dalam Celdic, 1995:23). Berikut adalah penjelasannya:
- Transfer. Dalam model ini, mengajar dilihat sebagai proses pemindahan pengetahuan (process of transferring knowledge) dari seseorang (guru) kepada orang lain (siswa). Siswa (anak) dipandang sebagai wadah yang kosong (empty vessel), dan jika pengetahuan tidak berhasil ditransferkan masalahnya cenderung dilihat sebagai kesalahan siswa.
- Shaping. Pengajaran merupakan proses pembentukan siswa pada bentuk-bentuk yang ditentukan. Di sini siswa diajar keterampilan-keterampilan dan cara-cara bertingkah laku yang dianggap bermanfaat bagi mereka. Minat dan motif siswa hanya dianggap penting sepanjang membantu proses pembentukan tersebut.
- Travelling. Dalam model ini pengajaran dilihat sebagai pembimbingan siswa melalui mata pelajaran. Mata pelajaran dipandang sebagai sesuatu yang menantang dan kadang-kadang sulit untuk dieksplorasi.
4. Growing. Model ini memfokuskan pengajaran pada pengembangan kecerdasan, fisik, dan emosi siswa. Tugas guru adalah menyediakan situasi dan pengalaman untuk membantu siswa dalam perkembangan mereka. Ini merupakan model yang berpusat pada siswa (a child-centred model), di mana mata pelajaran penting, tidak sebagai tujuan, tetapi sepanjang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berada dalam minat siswa.
2.3 Media Pembelajaran
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut (Rahardjo, 1986:47). Dalam kegiatan belajar-mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Pada proses pembelajaran, media pengajaran merupakan wadah dan penyalur pesan dari sumber pesan, dalam hal ini guru, kepada penerima pesan, dalam hal ini siswa. Dalam batasan yang lebih luas, Miarso (dalam Rahardjo, 1986:48) memberikan batasan media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong tedadinya proses belajar pads diri siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, Ely (dalam Danim, 1994:13) menyebutkan manfaat media dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kecepatan belajar (rate of learning), membantu guru untuk menggunakan waktu belajar siswa secara Puas, mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi dan membuat aktivitas guru lebih terarah untuk meningkatkan semangat belajar
- Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan memperkecil atau mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya serta memungkinkan mereka belajar menurut cara yang dikehendakinya.
- Memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan jalan menyajikan/merencanakan program pengajaran yang logic dan sistematis, mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian, Puas sebagai pelengkap maupun sebagai terapan.
- Pengajaran dapat dilakukan secara mantap karena meningkatnya kemampuan manusia untuk memanfaatkan media komunikasi, informasi dan data secara lebih konkrit dan rasional.
- Meningkatkan terwujudnya kedekatan belajar (immediacy learning) karena media pengajaran dapat menghilangkan atau mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di luar kelas dan di dalam kelas serta memberikan pengetahuan langsung.
- Memberikan penyajian pendidikan lebih luas, terutama melalui media massa, dengan jalan memanfaatkan secara bersama dan lebih luas peristiwa¬peristiwa langka dan menyajikan informasi yang tidak terlalu, menekankan batas ruang dan waktu. (http://mfadil.blog.unej.ac.id/pemanfaatan-media-pempelajaran/)
2.4 Konsep Kepuasan
Kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin. satis artinya enough atau cukup, dan facere berarti to do atau melakukan. Jadi produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen pada tingkat cukup. Oliver mendefinisikan : kepuasan adalah tingkat respon pemenuhan dari konsumen. kepuasan adalah hasil dari penilaian dari konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Kotler mendefinisikan kepuasan menjadi “… a person’s feeling of pleasure or disappoinment resulting from comparing a product’s received performance (or outcome) in relations to the person’s expectation“.
jadi kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan.
Teori kepuasan menekankan pemahaman faktor-faktor dalam individu yang menyebabkan mereka bertindak dengan cara tertentu (Wirawan, 1994). Individu mempunyai kebutuhannya sendiri sehingga ia dimotivasi untuk mengurangi atau memenuhi kebutuhan tersebut, artinya individu akan bertindak atau berperilaku dengan cara yang menyebabkan kepuasan kebutuhannya (Stoner, 1986 dikutip oleh Wirawan 1994).
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Dengan demikian tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan. (http://nursingbegin.com/konsep-dasar-kepuasan-klien/)
2.5 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu model Puas yang digambarkan berupa suatu diagram maupun ditulis dalam bentuk persamaan matematis tentang bagaiman teori-teori dikaitkan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penelitian. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma Palembang, dimana tingkat kepuasan akan diukur dengan menggunakan faktor-faktor dikaji berdasarkan karakteristik e-learning menurut Team, Univ. Utrech & UNPAD (2004), antara lain :
- 1. Non-linearity, bagaimana kebebasan pemakai (user) dalam mengakses objek pembelajaran.
- 2. Self-managing, bagaimana kemampuan dosen dalam mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat.
- 3. Feedback-Interactivity, bagaimana pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan disediakan feedback pada proses pembelajaran.
- 4. Multimedia-Learners style, bagaimana e-learning menyediakan fasilitas multimedia.
- 5. Just in time, bagaimana e-learning menyediakan kapan saja jika diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan permasalahan atau hanya ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
- 6. Dynamic Updating, bagaimana pembaharuan isi materi secara online pada perubahan yang terbaru.
- 7. Easy Accessibility/Access Ease, bagaimana kemudahan akses dan proses e-learning.
- 8. Collaborative learning, bagaimana interaksi e-learning maksudnya bisa berkomunikasi secara langsung pada waktu yang bersamaan (synchronous) atau berkomunikasi pada waktu yang berbeda (asynchronous). Pemakai bisa berkomunikasi dengan pembuat materi, siswa yang lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bersifat eksploratif dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Penelitian ini akan memaparkan bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma serta menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap e-learning tersebut.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Bina Darma Palembang yang beralamat di jalan A. Yani No.12 Plaju Palembang.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen dari Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Non Komputer Universitas Bina Darma. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability dengan purposive random sampling. Purposive Random Sampling digunakan dengan cara menetapkan sampel penelitian dimana peneliti menentukan responden berdasarkan anggapan bahwa informasi dapat memberikan data pasti, lengkap, dan akurat. Teknik Random sampling digunakan dengan cara menetapkan sampel yang semua anggotanya memiliki peluang sama dan tidak terikat oleh apa pun untuk dimasukkan ke dalam sampel penelitian.
Menurut pendapat Champion dan AA.K. Baila menyatakan bahwa sampel cukup valid untuk dianalisis secara statistic sedikitnya diperlukan 30 sampai 100 responden (Manase malo : 268). Berdasarkan pendapat ini, maka dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100 orang yang terdiri dari 50 mahasiswa dan 50 orang dosen yang berasal dari Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Non Komputer.
3.4. Defenisi Operasional
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data tentang tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan e-learning di Universitas Bina Darma. Selanjutnya semua data di klasifikasikan ke dalam indikator-indikator yang akan di konstruksikan dalam instrumen penelitian berupa kuisioner. Kemudian kuisioner sebagai instrumen penelitian akan di uji validitas dan reliabilitasnya.
Berikut ini uraian operasional variabel penelitian :
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel
|
Dimensi
|
Indikator
|
Skala
|
Pemanfaatan
E-learning sebagai media pembelajaran |
Non-linearity |
- 1. Kebebasan mengakses objek belajar mengajar seperti upload materi dan download materi dan tugas-tugas.
- 2. Terdapatnya fasilitas yang menunjang proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning ( wireless, kios-K).
|
Interval |
Self-managing |
- 1. Kemampuan dosen mengelola proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang terdapat pada e-learning.
- 2. Kemampuan dosen dalam memutahirkan materi belajar sehingga lebih dapat dimengerti oleh mahasiswa.
|
Interval |
Feedback-Interactivity |
- 1. Proses pembelajaran dilakukan secara interaktif.
- 2. Terdapat feedback dalam proses pembelajaran.
|
Interval |
Multimedia-Learners style
|
- 1. Fasilitas multimedia dalam proses pembelajaran dengan e-learning.
- 2. Fasilitas multimedia mempermudah mahasiswa dalam memahami materri pembelajaran secara jelas dan nyata.
|
Interval |
Just in time
|
- 1. Sebagai media pembelajaran e-learning dapat digunakan kapan saja.
- 2. Materi pembelajaran yang terdapat di e-learning dapat menyelesaikan permasalahan dan meningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
|
Interval |
Dynamic Updating
|
- 1. Pembaharuan materi secara online
- 2. Pembaharuan materi mengikuti perubahan teknologi baru
|
Interval |
Easy Accessibility
|
- 1. Kemudahan mengakses e-learning.
- 2. Kemudahan mengakses fasilitas e-learning
|
Interval |
Collaborative learning
|
- 1. Tool pembelajaran yang terdapat pada e-learning memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung Puas pada waktu yang bersamaan maupun berbeda.
- 2. Melalui e-learning user dapat berkomunikasi Puas dengan dosen maupun sesama mahasiswa.
|
Interval |
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa kuisioner dengan menggunakan skala Linkert, dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang dapat diukur. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Linkert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. (Syahirman dan Umiyati, 2009). Pada instrumen penelitian ini semua item pertanyaan yang terdiri dari lima alternatif jawaban sebagai berikut :
– nilai 1 untuk tingkat yang sangat tidak puas
– nilai 2 untuk tingkat yang tidak puas
– nilai 3 untuk tingkat yang cukup puas
– nilai 4 untuk tingkat yang puas
– nilai 5 untuk tingkat yang sangat puas
3.6. Sumber (Jenis) Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan lansung di lapangan yang berpedoman pada instrumen penelitian yang sudah ditetapkan. Sedangkan data skunder diperoleh peneliti melalui studi literatur dari berbagai sumber pusaka seperti jurnal (online/offline), buku, laporan serta publikasi yang relevan dengan penelitian ini.
Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah para responden yang masuk sebagai sampel dari populasi yang telah ditetapkan.
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi objek penelitian dalam rangka untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen dan faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan terhadap e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma.
Sebagai instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian, pada kuisioner diberikan petunjuk pengisian supaya berjalan dengan Puas dan sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya terhadap butir pertanyaan yang terdapat pada kuisioner akan di uji validitas dan reliabilitas.
Uji Validitas ditujukan untuk menguji sejauh mana alat ukur dalam hal ini dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sampai sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti.
Dalam survey uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan total skor. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment, dimana instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasinya (r) > r tabel.
Sedangkan Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda.
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1995). Sedangkan Sugiyono (2002), berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel adalah instrumen yang jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas digunakan Tehnik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan (alpha) > 0,6 (Ari kunto, 1992). (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/manajemen-keuangan/uji-validitas-dan-uji-reliabilitas).
3.8.Teknik Analisis Data
Terhadap data-data penelitian yang telah terkumpul, maka data-data tersebut akan diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Terhadap data yang bersifat kulaitatif yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif, yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran akan diproses dengan cara antara lain :
– Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan dipersentasekan. Teknik ini merupakan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase.
– Dijumlahkan, diklasifikasikan kemudian disajikan dalam bentuk tabel serta divisualisasikan dalam bentuk grafik.
Proses analisis yang dijelaskan diatas dalam pengolahan data-datanya menggunakan bantuan software komputer (SPSS dan Mic. Excel).
Mengacu pada perumusan masalah yang telah di tetapkan bahwa terdapat dua rumusan masalah yaitu
- Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma.
Untuk menjawab rumusan masalah ini akan dilakukan pengolahan data dan dilanjutkan proses analisa terhadap hasil pengolahan data tersebut dengan merujuk pada kondisi yang ada di Universitas Bina Darma dalam pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif. Apakah sudah sangat memuaskan mahasiswa dan dosen atau belum pelaksanaannya sebagai pemakai.
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan terhadap e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma.
Untuk menjawab rumusan masalah yang ini akan ditampilkan dalam bentuk persentase faktor mana yang paling dominan yang mendukung kondisi yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian mengenai bagaimana tingkat kepuasan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang ditinjau berdasarkan karakteristik e-learning. Untuk melihat bagaimana kondisi yang terjadi serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan e-learning dilakukan dengan mengolah data yang telah dikumpulkan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengolahan data yang ada akan dilakukan analisa secara menyeluruh dan rinci untuk menghasilkan gambaran kondisiyang terjadi di Universitas Bina Darma dalam pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap e-learning sebagai media pembelajaran akan disajikan dalam bentuk presentase sehingga akan menunjukan faktor mana yang paling dominan dalam menentukan tingkat kepuasan terhadap e-learning sebagai media pembelajaran alternatif.
4.1.1 Karakteristik Respoden
Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain jenis kelamin, fakultas, status, waktu penggunaan internet dalam sehari, dan tempat menggunakan internet.
- Jenis Kelamin
Pada tabel dan grafik 4.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa dari 50 responden mahasiswa yang ada terdiri dari 27 laki-laki dan 23 perempuan. Sedangkan pada tabel 4.2 dan gambar grafik 4.2 dapat dilihat dari 50 orang responden dosen terdiri dari 32 dosen perempuan dan 18 dosen laki-laki.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang telah diolah dengan komputer (program spss versi 12.00)
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Dosen
Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer yang telah diolah dengan komputer (program spss versi 12.00)
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Responden Dosen
Berdasarkan Jenis Kelamin
- Fakultas
Pada tabel 4.3 dan gambar grafik dibawah ini dapat dilihat bahwa dari 50 responden mahasiswa yang ada terdiri dari 23 dari Fakultas Ilmu Komputer dan 27 dari fakultas non komputer . Sedangkan pada tabel dan gambar grafik 4.4 dapat dilihat dari 50 orang responden dosen terdiri dari 20 dosen Fakultas Ilmu Komputer dan 30 dosen dari fakultas non komputer.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Fakultas
Sumber : Data primer yang telah diolah dengan komputer (program spss versi 12.00)
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Fakultas
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Dosen
Berdasarkan Fakultas
Sumber : Data primer yang telah diolah dengan komputer (program spss versi 12.00)
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Responden Dosen
Berdasarkan Fakultas
- Waktu Penggunaan Internet dalan Sehari
Pada tabel dan gambar grafik 4.5 dibawah ini dapat dilihat waktu penggunaan internet dalam sehari responden mahasiswa 12% kurang dari 1 jam. Untuk penggunaan internet 1 sampai dengan 2 jam sehari frekuensinya sebesar 16%. Selanjutnya 46% untuk penggunaan internet 2 sampai dengan 3 jam sehari dan 26% untuk penggunaan lebih dari 3 jam sehari dari total responden yang ada.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Waktu Penggunaan Internet dalam Sehari
Sumber : Data primer yang telah diolah dengan komputer (program spss versi 12.00)
Gambar 4.5 Grafik Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa
Berdasarkan Waktu Menggunakan Internet
Sedangkan untuk responden dosen pada tabel dan grafik 4.6 dapat dilihat waktu penggunaan internet dalam sehari responden mahasiswa 8% kurang dari 1 jam. Untuk penggunaan internet 1 sampai dengan 2 jam sehari frekuensinya sebesar 14%. Selanjutnya 48% untuk penggunaan internet 2 sampai dengan 3 jam sehari dan 30% untuk penggunaan lebih dari 3 jam sehari dari total responden yang ada.
Dari tabel dan gambar grafik 4.7 diatas menunjukan bahwa frekuensi penggunaan internet 26% dilakukan responden mahasiswa di warung internet, 34% dilakukan di rumah dan 40% dikampus. Sedangkan responden dosen dari hasil pengolahan data dapat dlhat bahwa penggunaan internet 56% dilakukan di kampus, di rumah sebanyak 38% dan sisanya dilakukan di warnet sebanyak 6%.
4.1.2 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas Alat Ukur
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa validitas menunjukan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang diukur. Kuisioner yang peneliti gunakan diuji tingkat validitasnya dengan mengacu pada nilai r-tabel, dimana nilai korelasi yang akan digunakan untuk mengukur validitas ( r bt ) harus positif atau lebih besar. Dalam penelitian ini N = 100, maka r-Tabel dengan taraf signifikan 95% adalah 0.195. Berikut ini adalah tabel korelasi dan hasil analisis validitas alat ukur dari setiap dimensi
Untuk menganalisis variabel penelitian diambil dari skor rata-rata jumlah skor dari dimensi yang ada kemudian membuat interval untuk masing-masing nilai pada setiap dimensi.
Jarak interval (r) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
nMax – nMin
r =
nR
5 – 1
r = = 0.8
5
jadi jarak interval yang digunakan adalah 0.8
4.1.3.1 Responden Mahasiswa
- Variabel Kepuasan Penggunaan e-learning pada dimensi non-linearity
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi non-linearity e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner dari responden mahasiswa yang telah diolah
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dimensi non-linearity
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
2
5
21
46
26
|
4%
10%
42%
92%
52%
|
Pada tabel 4.11 di atas menunjukan bahwa sebanyak 4% responden mahasiswa merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatf ditinjau dari dimensi non-linearity Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 10%, 42% Cukup Puas, 92% merasa Puas dan 52% merasa sangat Puas.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi self-managing
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi self-managing e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Dimensi self-managing
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
12
21
30
28
9
|
24%
42%
60%
56%
18%
|
Pada tabel 4.12 di atas menunjukan responden mahasiswa merasa bahwa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatf ditinjau dari dimensi self-managing 24% sangat tidak puas, 42% merasa tidak puas, Cukup Puas sebesar 60%, 56% merasa Puas dan 18% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif sangat Puas.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi feedback-interactivity.
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi feedback-interactivity e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Dimensi feedback-interactivity
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
22
20
25
26
7
|
44%
40%
50%
52%
14%
|
Pada tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa sebanyak 44% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi feedback-interactivity Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 40%, 50% Cukup Puas, 52% merasa Puas, dan yang merasa sangat puas sebanyak 14%.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi multimedia-leaners style.
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi multimedia-leaners style. e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dimensi multimedia-leaners style.
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
33
36
14
11
6
|
66%
72%
28%
22%
12%
|
Pada tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa sebanyak 66% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi multimedia-leaners style Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 72%, 28% Cukup Puas, 22% merasa Puas dan merasa sangat puas sebanyak 12%.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi dynamic updating
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi dynamic updating e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Dimensi dynamic updating
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
2
9
22
51
16
|
4%
18%
44%
102%
32%
|
Pada tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa sebanyak 4% merasa penggunaan e-learning sebagai media alternatif pembelajaran ditinjau dari dimensi dynamic updating Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 18%, 44% Cukup Puas, 102% merasa Puas dan 32% merasa sangat puas.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi just in time
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi just in time e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Dimensi just in time
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
17
26
42
13
2
|
34%
52%
84%
26%
4%
|
Pada tabel 4.16 di atas menunjukan bahwa sebanyak 34% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi just in time Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 52%, 84% Cukup Puas, 26% merasa Puas dan 4% yang merasa sangat puas.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi easy accessbility
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi easy accessbility berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Dimensi easy accessbility
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
2
10
38
40
10
|
4%
20%
76%
80%
20%
|
Pada tabel 4.17 di atas menunjukan bahwa sebanyak 20% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alterantif ditinjau dari dimensi easy accessbility sangat Puas, merasa Puas 80%, 76% Cukup Puas, dan 20 % merasa Tidak Puas dan yang merasa sangat tdak puas sebanyak 4% dar responden.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi collaborative learning
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi collaborative learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Dimensi collaborative learning
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
4
9
31
45
11
|
8%
18%
62%
90%
22%
|
Pada tabel 4.18 di atas menunjukan bahwa hanya sebanyak 22% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi collaborative learning sangat Puas, merasa Puas 90%, 62% Cukup Puas, 18% merasa Tidak Puas dan 8% Sangat tidak puas.
4.1.3.2 Responden Dosen
1. Variabel Kepuasan Penggunaan e-learning pada dimensi non-linearity
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi non-linearity e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner dari responden dosen yang telah diolah
Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Dimensi non-linearity
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
5
9
20
40
26
|
10%
18%
40%
80%
52%
|
Pada tabel 4.19 di atas menunjukan bahwa sebanyak 10% responden merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatf ditinjau dari dimensi non-linearity Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 18%, 40% Cukup Puas, 80% merasa Puas dan 52% merasa sangat Puas.
- Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi self-managing
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi self-managing e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Dimensi self-managing
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
9
17
35
28
11
|
18%
34%
70%
56%
22%
|
Pada tabel 4.20 di atas menunjukan responden mahasiswa merasa bahwa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatf ditinjau dari dimensi self-managing 18% sangat tidak puas, 34% merasa tidak puas, Cukup Puas sebesar 70%, 56% merasa Puas dan 22% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif sangat Puas.
10. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi feedback-interactivity.
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi feedback-interactivity e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Dimensi feedback-interactivity
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
12
19
33
27
9
|
24%
38%
66%
54%
18%
|
Pada tabel 4.21 di atas menunjukan bahwa sebanyak 24% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi feedback-interactivity Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 38%, 66% Cukup Puas, 54% merasa Puas, dan yang merasa sangat puas sebanyak 18%.
11. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi multimedia-leaners style.
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi multimedia-leaners style. e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Dimensi multimedia-leaners style.
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
25
28
24
13
10
|
50%
56%
48%
26%
20%
|
Pada tabel 4.22 di atas menunjukan bahwa sebanyak 50% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi multimedia-leaners style Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 56%, 48% Cukup Puas, 26% merasa Puas dan merasa sangat puas sebanyak 20%.
12. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi dynamic updating
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi dynamic updating e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Dimensi dynamic updating
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
1
9
22
49
19
|
2%
18%
44%
98%
38%
|
Pada tabel 4.23 di atas menunjukan bahwa sebanyak 2% merasa penggunaan e-learning sebagai media alternatif pembelajaran ditinjau dari dimensi dynamic updating Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 18%, 44% Cukup Puas, 98% merasa Puas dan 38% merasa sangat puas.
13. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi just in time
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi just in time e-learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Dimensi just in time
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
15
20
42
14
9
|
30%
40%
84%
28%
18%
|
Pada tabel 4.24 di atas menunjukan bahwa sebanyak 30% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi just in time Sangat tidak puas, merasa Tidak Puas 40%, 84% Cukup Puas, 28% merasa Puas dan 18% yang merasa sangat puas.
14. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi easy accessbility
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi easy accessbility berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Dimensi easy accessbility
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
3
11
34
38
14
|
6%
22%
68%
76%
28%
|
Pada tabel 4.25 di atas menunjukan bahwa sebanyak 28% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alterantif ditinjau dari dimensi easy accessbility sangat Puas, merasa Puas 76%, 68% Cukup Puas, dan 22 % merasa Tidak Puas dan yang merasa sangat tdak puas sebanyak 6% dar responden.
15. Variabel Pemanfaatan e-learning pada dimensi collaborative learning
Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dimensi collaborative learning berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Dimensi collaborative learning
Skor
|
Interval
|
Frekuensi
|
Persentase
|
Sangat tidak puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas |
1- 1.8
1.9 – 2.6
2.7 – 3.4
3.5 – 4.2
4.3 – 5
|
4
10
24
45
17
|
8%
20%
48%
90%
34%
|
Pada tabel 4.26 di atas menunjukan bahwa hanya sebanyak 34% merasa penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif ditinjau dari dimensi collaborative learning sangat Puas, merasa Puas 90%, 48% Cukup Puas, 20% merasa Tidak Puas dan 8% Sangat tidak puas.
4.1.4 Deskripsi Variabel Pemanfaatan E-learning Secara Keseluruhan.
Berikut ini akan disajikan penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif dikaji dari seluruh dimensi yang ada, berdasarkan data hasil pengumpulan kuisioner yang telah diolah.
Pada penyajian tabel dibawah ini, dapat di jelaskan bahwa jumlah pertanyaan yang terdapat pada kuisioner berjumlah 16 pertanyaan dari 8 dimensi. Sedangkan alternatif jawaban terhadap pertanyaan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu :
– nilai 1 untuk tingkat yang Sangat tidak puas
– nilai 2 untuk tingkat yang Tidak Puas
– nilai 3 untuk tingkat yang Cukup Puas
– nilai 4 untuk tingkat yang Puas
– nilai 5 untuk tingkat yang sangat Puas
Tabel 4.27 Persentase Distribusi Jawaban Responden Mahasiswa
Pertanyaan |
Jawaban
|
Total
|
Persentase
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
2
|
6
|
21
|
19
|
50
|
4,00
|
4,00
|
12,00
|
42,00
|
38,00
|
2
|
0
|
3
|
15
|
25
|
7
|
50
|
0,00
|
6,00
|
30,00
|
50,00
|
14,00
|
3
|
4
|
11
|
18
|
13
|
4
|
50
|
8,00
|
22,00
|
36,00
|
26,00
|
8,00
|
4
|
8
|
10
|
12
|
15
|
5
|
50
|
16,00
|
20,00
|
24,00
|
30,00
|
10,00
|
5
|
18
|
12
|
10
|
8
|
2
|
50
|
36,00
|
24,00
|
20,00
|
16,00
|
4,00
|
6
|
4
|
8
|
15
|
18
|
5
|
50
|
8,00
|
16,00
|
30,00
|
36,00
|
10,00
|
7
|
18
|
15
|
8
|
7
|
2
|
50
|
36,00
|
30,00
|
16,00
|
14,00
|
4,00
|
8
|
15
|
21
|
6
|
4
|
4
|
50
|
30,00
|
42,00
|
12,00
|
8,00
|
8,00
|
9
|
0
|
4
|
12
|
24
|
10
|
50
|
0,00
|
8,00
|
24,00
|
48,00
|
20,00
|
10
|
2
|
5
|
10
|
27
|
6
|
50
|
4,00
|
10,00
|
20,00
|
54,00
|
12,00
|
11
|
7
|
14
|
20
|
9
|
0
|
50
|
14,00
|
28,00
|
40,00
|
18,00
|
0,00
|
12
|
10
|
12
|
22
|
4
|
2
|
50
|
20,00
|
24,00
|
44,00
|
8,00
|
4,00
|
13
|
2
|
6
|
20
|
18
|
4
|
50
|
4,00
|
12,00
|
40,00
|
36,00
|
8,00
|
14
|
0
|
4
|
18
|
22
|
6
|
50
|
0,00
|
8,00
|
36,00
|
44,00
|
12,00
|
15
|
2
|
5
|
15
|
23
|
5
|
50
|
4,00
|
10,00
|
30,00
|
46,00
|
10,00
|
16
|
2
|
4
|
16
|
22
|
6
|
50
|
4,00
|
8,00
|
32,00
|
44,00
|
12,00
|
Total |
94
|
136
|
223
|
260
|
87
|
800
|
11,75
|
17,00
|
27,88
|
32,50
|
10,88
|
Tabel 4.28 Persentase Distribusi Jawaban Responden Dosen
Pertanyaan |
Jawaban
|
Total
|
Persentase
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
3
|
4
|
8
|
18
|
17
|
50
|
6,00
|
8,00
|
16,00
|
36,00
|
34,00
|
2
|
2
|
5
|
12
|
22
|
9
|
50
|
4,00
|
10,00
|
24,00
|
44,00
|
18,00
|
3
|
4
|
10
|
20
|
10
|
6
|
50
|
8,00
|
20,00
|
40,00
|
20,00
|
12,00
|
4
|
5
|
7
|
15
|
18
|
5
|
50
|
10,00
|
14,00
|
30,00
|
36,00
|
10,00
|
5
|
8
|
10
|
15
|
12
|
5
|
50
|
16,00
|
20,00
|
30,00
|
24,00
|
10,00
|
6
|
4
|
9
|
18
|
15
|
4
|
50
|
8,00
|
18,00
|
36,00
|
30,00
|
8,00
|
7
|
15
|
10
|
15
|
5
|
5
|
50
|
30,00
|
20,00
|
30,00
|
10,00
|
10,00
|
8
|
10
|
18
|
9
|
8
|
5
|
50
|
20,00
|
36,00
|
18,00
|
16,00
|
10,00
|
9
|
1
|
3
|
10
|
24
|
12
|
50
|
2,00
|
6,00
|
20,00
|
48,00
|
24,00
|
10
|
0
|
6
|
12
|
25
|
7
|
50
|
0,00
|
12,00
|
24,00
|
50,00
|
14,00
|
11
|
7
|
10
|
22
|
8
|
3
|
50
|
14,00
|
20,00
|
44,00
|
16,00
|
6,00
|
12
|
8
|
10
|
20
|
6
|
6
|
50
|
16,00
|
20,00
|
40,00
|
12,00
|
12,00
|
13
|
2
|
8
|
14
|
20
|
6
|
50
|
4,00
|
16,00
|
28,00
|
40,00
|
12,00
|
14
|
1
|
3
|
20
|
18
|
8
|
50
|
2,00
|
6,00
|
40,00
|
36,00
|
16,00
|
15
|
2
|
5
|
10
|
25
|
8
|
50
|
4,00
|
10,00
|
20,00
|
50,00
|
16,00
|
16
|
2
|
5
|
14
|
20
|
9
|
50
|
4,00
|
10,00
|
28,00
|
40,00
|
18,00
|
Total |
74
|
123
|
234
|
254
|
115
|
800
|
9,25
|
15,38
|
29,25
|
31,75
|
14,38
|
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan yang akan disajikan berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan e-learning Bina Darma secara nyata dikaji dari 8 (delapan) karakteristik e-learning yaitu Non-linearity, Self-managing, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning.
4.2.1 Tingkat Kepuaasan Mahasiswa Terhadap Penggunaan E-learning sebagai
Media Pembelajaran Alternatif di Universitas Bina Darma.
Berdasarkan pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang diperoleh secara langsung dari responden maka dapat dijelaskan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma berada pada kondisi Puas dengan total persentase sebesar 71.25% dengan indikator berupa tingkat persentase sebesar 27.88% Cukup Puas, di dukung dengan persentase kondisi Puas sebesar 32.50% dan kondisi sangat Puas dengan 10.88%.
Namun dalam proses pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran di Universitas Bina Darma harus terus ditingkatkan dengan memaksimalkan semua dimensi dari karakteristik e-learning yang ada.
4.2.2 Tingkat Kepuaasan Dosen Terhadap Penggunaan E-learning sebagai
Media Pembelajaran Alternatif di Universitas Bina Darma.
Demikan halnya dengan mahasiswa tingkat kepuasan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma berdasarkan hasl pengolahan data berada pada kondisi Puas dengan total persentase sebesar 75.38% dengan indikator berupa tingkat persentase sebesar 29.25% Cukup Puas, di dukung dengan persentase kondisi Puas sebesar 31.75% dan kondisi sangat Puas dengan 14.38%.
4.2.3 E-learning Bina Darma berdasarkan Karakteristik E-learning
1. Non-Linerity E-learning Bina Darma
Non-Linearity merupakan karakteristik berupa kebebasan pemakai (user) dalam mengakses objek pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan mahasiswa terhadap dimensi non-linearity e-learning Bina Darma merasa Puas dengan persentase sebesar 92%, yang berarti kebebasan dalam mengakses fasilitas-fasilitas pembelajaran seperti download materi kuliah dan tugas-tugas dari para dosen dapat digunakan oleh para mahasiswa dengan baik. Sedangkan dari responden dosen untuk dimensi non-linearity e-learning Bina Darma juga merasa Puas dengan tingkat persentase sebesar 80%. Dengan kondisi ini mennggambarkan bahwa para dosen merasa puas dengan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada e-learning Bina Darma yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran alternatif seperti upload materi mengajar, memberikan asiggment kepada mahasiswa dan fasilitas lainnya.
2. Self-Managing E-learning Bina Darma
Self-Managing merupakan karakteritik berupa kemampuan dosen dalam mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa self-managing e-learning Bina Darma berada pada kondisi Cukup Puas dengan presentase sebesar 60% yang berarti menurut mahasiswa bahwa kemampuan dosen dalam mengelola dan mengatur proses pembelajaran melalui e-learning dilakukan dengan baik mengikuti struktur yang terdapat pada e-learning. Dari sisi dosen sebagai tenaga pengajar berdasarkan hasil pengolahan data menunjukan tingkat kepuasan sebesar 70% dengan kondisi Cukup Puas, yang dalam hal ini menggambarkan bahwa para dosen sudah dapat mengikuti sturktur yang terdapat pada e-learning Bina Darma.
3. Feedback-Interactivity E-learning Bina Darma
Feedback-Interactivity merupakan karakteristik berupa bagaimana pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan disediakan feedback pada proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa Feedback-Interactivity e-learning Bina Darma dalam kondisi Puas dengan persentase sebesar 52%, dari sisi mahasiswa yang berarti proses pembelajaran melalui e-learning Bina Darma dilakukan secara interaktif dan terdapat feedback dari para dosen. Demikian juga dari sisi dosen dari hasil pengolahan data menunjukan kepuasan pada tingkat Cukup Puas dengan persentase 66%.
4. Multimedia-Learners style E-learning Bina Darma
Multimedia-Learners style merupakan karakteristik berupa ketersediaan fasilitas multimedia dalam e-learning yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran terutama dari phak dosen, seperti menggunakan video, animasi dll. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa multimedia-Learners style e-learning Bina Darma dar sisi mahasiswa merasa Tidak Puas dengan persentase sebesar 72%, yang berarti tidak terdapat fasilitas multimedia dalam e-learning. Sedangkan dari sisi dosen terdapat kondisi yang sama yaitu pada tingkat Tidak Puas dengan persentase sebesar 56%.
5. Just in Time E-learning Bina Darma
Just in Time merupakan karakteristik berupa menyediakan kapan saja jika diperlukan pemakai, untuk menyelesaikan permasalahan atau hanya ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa para mahasiswa merasa Puas terhadap Just in time e-learning Bina Darma dengan persentase sebesar 102%, yang berarti kebebasan dalam mengakses e-learning Bina Darma, kapan saja dan dapat membantu dalam kegiatan belajar mahasiswa. Demikan juga halnya dengan para dosen yang juga merasa Puas dengan persentase sebesar 90%.
6. Dynamic updating E-learning Bina Darma
Dynamic updating merupakan karakteristik berupa bagaimana pembaharuan isi materi secara online pada perubahan yang terbaru. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa dynamic updating e-learning Bina Darma sudah cukup bak sehingga menurut mahasiswa sudah cukup puas dengan persentase sebesar 84%%, yang berarti pembaharuan isi materi kuliah di e-learning dilakukan oleh para dosen karena berdasarkan data yang diolah para dosen juga merasa cukup puas dengan persentase sebesar 84%.
7. Easy Accessbility E-learning Bina Darma
Easy Accessbility merupakan karakteristik berupa kemudahan dalam mengakses e-learning. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa easy accessbility e-learning Bina Darma baik menurut mahasiswa maupun dosen sudah Puas dengan persentase sebesar 80% dari responden mahasiswa dan 76% dari sisi dosen. Yang berarti akses terhadap e-learning Bina Darma dapat dilakukan dengan mudah oleh para mahasiswa dan dosen.
8. Colaborative Learning E-learning Bina Darma
Colaborative Learning merupakan karakteristik berupa bagaimana interaksi e-learning maksudnya bisa berkomunikasi secara langsung pada waktu yang bersamaan (synchronous) atau berkomunikasi pada waktu yang berbeda (asynchronous). Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa colaborative learning e-learning Bina Darma sudah berada pada tingkat memuaskan baik mahasiswa maupun dosen dengan persentase sebesar 90% menurut mahasiswa dan dosen, yang berarti melalui e-learning Bina Darma dapat dilakukan komunikasi.
Berikut ini tabel yang menunjukan tingkat kepuasan terhadap e-learning Bina Darma dari setiap dimensi secara keseluruhan.
Tabel 4.29 Persentase Kondisi 8 Dimensi Karakteristik E-Learning
No.
|
Karakteristik
E-Learning
|
Tingkat Kepuasan
Dosen
|
Tingkat Kepuasan
Mahasiswa
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. |
Non-Linerity
Self-Managing
Feedback-Interactivity
Multimedia-Learners style
Just in Time
Dynamic updating
Easy Accessbility
Colaborative Learning |
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
|
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
|
Dari penyajian pada tabel 4.29 diatas dapat diketahui bahwa dari delapan dimensi atau faktor dari e-learning Universitas Bina Darma baru empat faktor yang sudah Puas kondisinya yaitu Non-Linerity, Just in Time, dan Easy Accesbility dan Colaborative Learning. Kondisi ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif di Universitas Bina Darma untuk faktor kebebasan pemakai (user) dalam mengakses objek pembelajaran, dan waktu terhadap pengaksesan e-learning, kemudahan dalam mengakses e-learning serta pembelajaran secara kolaboratif melalui e-learning berada pada tingkat Puas.
Sedangkan untuk faktor Self-Managing, Feedback-Interactivity, Multimedia-Learners style, dan Colaborative Learning belum Puas kondisinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan hasil pembahasan yang telah dilakukan dikaitkan dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif berada pada kondisi Puas, dengan total persentase sebesar 71.25%.
- Tingkat kepuasan dosen terhadap penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif berada pada kondisi Puas, dengan total persentase sebesar 75.38 %.
- Dari delapan karakteristik sebuah e-learning yaitu Non-linearity, Self-managing, Feedback-interactivity, Multimedia-Leaners style, Just in Time, Dynamic Updating, Easy Accesibility dan Colaborative Learning, hanya di dimensi Non-linearity, Just in Time, dan Easy Accessibility serta Colaborative Learning berada di kondisi Puas, sedangkan dimensi yang lain masih berada di kondisi cukup dan tidak Puas.
5.2. Saran
Berhubungan dengan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
- Karakterisik e-learning yang belum Puas, untuk lebih ditingkatkan lagi sehingga tujuan dibangun dan digunakannya e-learning sebagai media pembelajaran dapat benar-benar dirasakan oleh civitas Universitas Bina Darma.
- Dukungan sepenuhnya dari manajemen Universitas Bina Darma dalam pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran Puas dalam bentuk instruksi maupun kebijakan.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, Ilham Muhammad, 2008, Blog sebagai media pembelajaran alternatif (online) , (http://mfadil.blog.unej.ac.id/pemanfaatan-media-pempelajaran/ diakses tanggal 5 Novemver 2009)
Ali Muhammad, Sigi Y, dkk, 2008, Studi Penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran alternatif Guru dan Siswa SMK di Yogyakarta (online), (http://www.elektro.uny.ac.id/muhal, diakses tanggal 27 Oktober 2009)
Fathul Wahid., 2007, Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi:Peluang dan Tantangan(online), (www.geocities.com diakses tanggal 18 Juni 2009)
Paulus Nidito Adi., Flexible Learning UKSW, (online),
(http:// www.flearn.uksw.edu/course/, di akses tanggal 15 juni 2009)
Roy Sembel., 2004, yang perlu anda tahu tentang e-learning (online),
(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2004/0217/man01.html, di akses tanggal 23 juni 2008)
Syahrul, Aini dan Saleh., 2004, Teknologi Informasi dan Pendidikan(online),
(http://educare.e-fkipunla.net, diakses tanggal 23 Juni 2009)
Team, Univ Utrech&UNPAD, Panduan WebCT4.1 Untuk Pengajar, 2004
(http://www.webict.com/e-learning/ 2009)
Wiyono, Teguh., 2004 Cara Mudah Melakukan Analisis Statistik dengan SPSS.
Penerbit. Gava Media. Yogyakarta.
Wahono., 2008, Meluruskan Salah Kaprah tentang e-learning (online).,
(http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-learning/ diakses tanggal 19 juni 2008)
Warto Adi Nugraha., 2009, E-learning VS I-learning (online),
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2007/11/warto-e-learning.doc, diakses tanggal 22 Juni 2009)