Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Martini Jumaris, M.Sc
A. PENGANTAR
Pendidikan merupakan suatu yang perlu mendapat perhatian oleh seluruh bangsa di dunia ini. Maju atau mundurnya suatu negara akan dipengaruhi oleh sumber daya manusianya oleh sebab itu kualitas sumber daya manusia akan dapat membangun negaranya.
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat yang dimulai sejak lahir dan pada hakekatnya pendidikan adalah menyediakan lingkungan bagi perkembangan anak karena di dalam lingkungan tersebut anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan baik.( Jamaris, 2013
Belajar adalah membangun penafsiran diri terhadap dunia nyata melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi, selanjutnya belajar merupakan proses aktif untuk membangunkan pengetahuan. Kemudian pengajaran juga suatu proses membangunkan pengetahuan dan mengkomunikasikan pengetahuan, sementara belajar terstruktur bukan merupakan suatu tugas, tetapi meminta peserta didik mempergunakan piranti secara aktual dalam situasi dunia nyata dan aktif mempelajari masalah-masalah serta berpikir reflektif.
B. PEMBAHASAN
1. Hakikat Pendidkan
Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang aman bagi perkembangan anak karena di dalam lingkungan yang aman tersebut, anak dapat mengambangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Pendidikan yang dialami anak usia dini menjadi fondasi bagi anak untuk menjadi peembelajaran sepanjang hayat. Oelh sebab itu pendidikan perlu diwarnai dengan nilai-nilai kemanusiaan, keagamaan, antusiasme, empati, kesediaan untuk menerima, kesedian untuk menolong, dan menjadikan dunia menjadi tempat yang aman dan lebih baik.
2. Psikologi Pendidikan
Psikologi itu sendiri berasal dari bahasa Inggris Psychology. Kata Psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani) yaitu :1) Psyche yang berarti Jiwa dan 2) Logos yang berarti Ilmu. Mengingat jiwa seseorang dapat dipelajari, diselidiki adalah melalui manifestasi dari jiwa itu sendiri dalam bentuk prilaku berinteraksi dengan lingkungannya , maka dengan demikian psikologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari prilaku
Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dengan metode-metode tertentu hingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia (2006: 196) pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalaui upaya pengajaran dan pelatihan.
3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Secara garis besar para pakar psikologi membatasi pokok-pokok pembahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
a. Pokok bahasan mengenai “Belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, hakekat, jenis, aktivitas, teknik, karakteristik, manivestasi dan faktor-faktor belajar.
b. Pokok bahasan mengenai “Proses Belajar” yakni tahapan, perbuatan, dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik.
c. Pokok bahasan mengenai “Situasi Belajar” yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
3. Aliran Psikologi
Dengan memahami psikologi pendidikan, para pendidik dalam melaksanakan pendidikan diharapkan dapat mempertimbangkan psikologisnya di antaranya:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didiknya.
c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling tugas dan peran pendidik, disamping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para peserta didiknya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan pendidik dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik yang artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta didik, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada peserta didik untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya pendidik akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar peserta didiknya.
e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif dengan efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Pendidik dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
f. Berinteraksi secara tepat dengan peserta didiknya dengan pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan peserta didik secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan peserta didiknya.
g. Evaluasi pembelajaran yang adil melalui pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan dapat mambantu pendidik dalam mengembangkan penilaian pembelajaran peserta didik yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
4. Sebagai Subjek Pendidikan
Manusia adalah mahluk Allah yang memiliki berbagai keistimewaan, diantaranya adalah kemampuan manusia untuk berfikir, merasa dan mempertimbangkan dalam rangka memecahan dalam berbagai masalah yang berkaitang dengn keberadaan dirinya, penyesuaian diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sehingga ia mampu mengenali dirinya dan mengendalikan lingkungan disekitarnya..
Pengembangan potensi manusia menjadi kemampuan aktual tidak lepas dari pengaruh lingkungan di mana manusia tersebut berada. Dengan demikian manuasia menjadi individu yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan bagi masyarakat disekitarnya.
5. Mutu Pendidikan
Strategi yang perlu dilakukan dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan antara lain:
1. Pendidikan dan pelatihan (off the job training). Pelatihan secara individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya. Kegiatan pelatihan seperti akan memiliki keunggulan karena akan lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan tugas atau on the job training. Model ini dikenal dengan istilah magang. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang lingkup lokal atau pada tempat lain yang memiliki mutu yang lebih baik.
3. Lesson Studi. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk kolaborasi pendidik dalam memperbaiki kinerja mengajarnya dengan berkonsentrasi pada studi tentang dampak positif guru terhadap kinerja belajar siswa dalam kelas.
4. Penilitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan pendidik dalam kelas dalam proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksanan tugas, melakukan penilaian proses maupun hasil untuk mendapatkan data mengenai prestasi maupun kendala yang siswa hadapi serta menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka PTK sebaiknya dilakukan melalui beberapa putaran atau siklus sampai guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkannya. Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu sarana bagi pendidik untuk pengembangan profesi secara berkelanjutan.
C. SIMPULAN
Pelaksanaan pendidikan. Idealnya, pendidik yang efektif tidak membatasi diri hanya pada evaluasi yang formal dan terencana tapi secara berkelanjutan mengobservasi para anak didiknya dalam beragam konteks untuk mengumpulkan informasi mengenai pikiran, keyakinan, perasaan, dan hasil belajar.
Pendidkan merupakan tantangan bagi pendidik untuk bisa mengambil keputusan. Seorang pendidik mungkin harus berpegang kuat pada pedoman pengajaran dan ketika seorang pendidik menjadi semakin berpengalaman, akhirnya akan mampu membuat keputusan-keputusan mengenai berbagai situasi dan masalah rutin secara cepat dan efesien serta akan memiliki banyak waktu dan tenaga untuk berpikir kreatif dan fleksibel mengenai cara-cara terbaik untuk mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Jamaris, Martini, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, cet.ke-1, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Tati Nurhayati, Pembelajaran Psikologi Pendidikan
Tilaar. H.A.R, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, cet.ke-3, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Leave a Comment