Home » » Mengurangi dampak kesalahan-kesalahan dalam atribusi

Mengurangi dampak kesalahan-kesalahan dalam atribusi

21 February 2014

Pemahaman tentang suatu kondisi emosional seseorang dapat sangat bermanfaat dalam berbagai hal, dimana dapat memahami sifat-sifat individu yang lebih menetap dan mengetehui penyebab di balik perilaku tersebut.  Menurut para ahli psikologi sosial, bahwa tidak hanya mengetahui sebab akibat seseorang berperilaku  tapi yang lebih jauh kita ingin tahu bagaimana seseorang berbuat demikian. Proses  di mana kita mencoba mencari informasi ini disebut dengan Atribusi. Atribusi adalah suatu usaha untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus, juga penyebab dibalik perilaku kita sendiri (Baron & Byrne, 2009)

Atribusi sangat rentan terhadap kesalahan, padahal kesalahan ini bisa berakibat fatal baik bagi kita maupun bagi orang yang bersangkut. Maka ada perlunya untuk menghindari kekeliruan yang terjadi.

Bias Korespondensi : Kesalahan Atribusi Fundamental

Mengatribusikan perilaku orang lain pada faktor-faktor internal (disposisional), meskipun faktor-faktor eksternalnya (situasional) jelas-jelas ada dan mungkin berpengaruh. Untuk mengurangi kesalahan ini mencoba untuk berada di posisi orang yang sedang diatribusikan. Dengan kata lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut. Setelahnya menyadari bahwa dari perspektif mereka, ada banyak faktor eksternal yang berperan dalam membentuk tingkah laku mereka.

Efek Aktor-Pengamat : “Saya berbuat begini karena pengaruh situasional, dan sebaliknya”

         Kesalahan ini ini biasanya lebih melihat diri kita dari  aspek-aspek eksternal, dan melihat orang lain dari aspek-aspek internal. Sehingga kesalahan dapat menyebabkan kesalahan menggeneralisasi orang dan sifat-sifat yang dimilikinya. Untuk menghindari kesalahan seperti ini, mencoba membayangkan diri sendir sebagai orang tersebut dan menanyakan pada diri sendiri, “Mengapa saya melakukan hal itu?”. Setelah itu kita akan menyadari bahwa ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut. Lalu  menanyakan kembali kepada diri sendiri, ” Apakah saya berbuat demikian karena sifat saya memang begitu, atau disebablan motif-motif yang lain yang tidak saya sadari?” Hal ini akan membantu untuk mengapresiasi penyebab-penyebab dari perilaku.

Bias Mengutamakan Diri Sendiri : “Saya Memang Bagus; Kamu Hanya Beruntung.”

         Kemungkinan kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mengatribusi kesuksesan pada faktor internal, seperti kemampuan diri atau kerja keras, namun mengatribusi kegagalan pada faktor eksternal seperti nasib atau kekuatan diluar diri. Kencenderungan ini dapat membuat terlalu berlebihan dalam mengukur kontribusi suatu proyek kerja kelompok, yang kemudian dapat memicu perselisihan yang tidak perlu terjadi dalam suatu kelompok. Hal ini dapat mengurangi kesempatan untuk mampu belajar mengambil hikmah dari suatu kegagalan. Cara mengurangi kesalahan ini cukup menyadari keberadaannya, jadi akan sadar bahwa kesuksesan tidak selamanya berasal dari faktor internal diri, dan bahwa kegagalan disebabka salah satunya oleh faktor dalam diri.

 

 

 

 

 

Uncategorized

No Comments to “Mengurangi dampak kesalahan-kesalahan dalam atribusi”

Leave a Reply

(required)

(required)