Reaksi Negatif Terhadap Otoritas Perempuan
Diskriminasi berdasarkan gender adalah suatu yang illegal di berbagai Negara. Hasilnya, bisnis, sekolah, dan organisasi social tidak lagi menolak pelamar pekerjaan atau tes masuk hanya karena wanita (atau pria). Bahkan pada saat ini banyak wanita yang mampu menjadi pemimpin yang efekif. Wanita telah terpilih untuk menduduki jabatan di kantor-kantor besar, dalam beberapa contoh direktur perusahaan besar dan organisasi. Akan tetapi, bagaimana orang bereaksi terhadap wanita dengan posisi otoritas? Apakah orang-orang memandang mereka sama tinggi dengan pria? Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut tampaknya adalah tidak. Bawahan sering kali menyatakan hal yang sa,a terhadap pemimpin perempuan dan laki-laki, mereka sebenarnya hal yang sama terhadap pemimpin perempuan dan laki-laki, mereka sebenarnya mendemostrasikan tingkah laku nonverbal yang lebih negative terhadap pemimpin wanita (Butler & Geis, 1990).
Fakta yang bahkan lebih mengganggu daripada hal ini adalah ketika wanita menjadi pemimpin, mereka cenderung menerima evaluasi yang lebih buruk dari bawahannya daripada pria. Hal ini khususnya benar bagi pemimpin perempuan yang mengadposi gaya kepimpinan yang dipandang streotipe maskulin (otokratik, mengarahkan), di bidang mana sebagian besar pemimpin laki-laki, dan ketika orang yang mengevaluasi pemimpin tersebut laki-laki. Penelitian menyatakan bahwa wanita terus menerus menghadapi tekanan yang tersamar bahkan ketika mereka mencapai posisi kepemimpinan dan otoritas.
Uncategorized
No Comments to “Reaksi Negatif Terhadap Otoritas Perempuan”