PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
TUBERCULOSIS FOLLOW UP CARE SEBAGAI INOVASI DALAM MENCEGAH DROP UOT PENGOBATAN BAGI PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU
BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT
DIUSULKAN OLEH :
- SRI WARNI (10.151.126) ANGKATAN 2010
- AHMAT HERONI (09.151.010) ANGKATAN 2009
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
PALEMBANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul kegiatan : Tuberculosis Follow Up Care Sebagai Inovasi
Dalam Mencegah Drop Out Pengobatan Bagi
Penderita Penyakit Tuberkulosis Paru
- Bidang kegiatasn : ( ) PKM-AI(P ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Sri Warni
b. NIM : 10151126
c. Jurusan : Ekonomi manajemen
d. Perguruan tinggi : Universitas Bina Darma
e. Alamat : Jln.Makrayu Lrg. Tanjung Burung No.1301
Rt.27 Rw.09 kel 30 Ilir Palembang
f. No. Telp. / HP : 085273949169/081958849415
g. Email : sriwarni7@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
5.Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan Gelar : Devita Aryasari,S.E.M.S.M.
b. NIP : 100102276
c. Alamatrumah : Palm View Residence 1 Blok B No.1
Jln.Sukabangun 1 km.6,5 Palembang
30151
d. No. Telp. / hp : 08128005184
Palembang, 5 Maret 2012
Menyetujui Ketua Pelaksana Program
Ketua Program Studi
( Heriyanto, S.E., M. Si ) ( Sri Warni )
NIP. 010110124 NIM. 10151126
Kabag Kemahasiswaan Dosen Pendamping,
Universitas Bina Darma,
( Ilman Zuhri Yadi, M.M., M.Kom.) (Devita Aryasari,S.E.,M.S.M)
NIP. 020101131NIP. 100102276 NIP. 100102276
KATA PENGANTAR
Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun 1948 (Indonesia ikut menandatanganinya) dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkannya. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk hidup sehat, dengan mengutamakan pelayanan pada masyarakat miskin.
Berdasarkan data yang ada, salah satu penyakit yang kerap diderita oleh masyarakat miskin adalah penyakit tuberkulosis, atau yang lebih dikenal dengan nama TB Paru. Penyakit ini menyerang semua kelompok usia dengan kelompok terbesar usia produktif yang berasal dari golongan ekonomi lemah serta berpendidikan rendah. Penularannya terjadi secara langsung melalui percikan dahak (droplet) diudara dan disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis, sebagian besar kuman mycobabterium tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat juga menyerang organ tubuh lain.
Untuk itu mahasiswa sebagai salah satu bagian dari komponen bangsa sudah selayaknya dapat memberikan solusi atas permasalahan sosial yang ada disekitarnya lewat berbagai ide atau gagasan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu :
- Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk membuat karya tulis ini.
- Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu.
- Bapak Dr. Roni Koneri dari Tim Detaser Dikti dan Ibu Devita Aryasari S.E.,M.S.M. dari Jurusan Manajemen Ekonomi Universitas Bina Darma yang selalu membimbing kami.
- Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi permasalahan sosial yang ada dilingkungan kita.
Palembang, 5 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan …………………………………………………………………… ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………… iv
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………. iv
Ringkasan ………………………………………………………………………………….. v
PENDAHULUAN………………………………………………………………………
Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
Tujuan ……………………………………………………………………………………….. 1
Manfaat …………………………………………………………………………………….. 1
GAGASAN
Kondisi Kekinian ……………………………………………………………………….. 2
Solusi yang Pernah Ditawarkan ……………………………………………………. 2
Gagasan Baru yang Ditawarkan ……………………………………………………. 2
Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ………………… 3
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan ………………………… 4
KESIMPULAN
Inti Gagasan ………………………………………………………………………………. 5
Teknik Implementasi Gagasan ……………………………………………………… 5
Prediksi Keberhasilan Gagasan …………………………………………………….. 5
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………. 6
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Strategi pencegahan drop out pengobatan bagi penderita
……….. penyakit tb paru ……………………………………………………………….. 3
Tabel 2 Identifikasi pelaksana sumber dana dan program yang
……….. di terapkan dalam Tuberculosis Follow Up Care ………………….. 3
Tabel 3 Peranan elemen terkait dalam mencegah drop out
………. pengebotan bagi penderita penyakit TB Paru ……………………….. 4
RINGKASAN
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah penting bagi kesehatan karena merupakan salah satu penyebab utama kematian. Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium Tuberculosis, dan jumlah kematian akibat penyakit ini adalah 91.000 jiwa.
Dari segi pelaksanaan, penanggulanganya selama ini masih berfokus pada tindakan kuratif (pengobatan) saja sedangkan tindakan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan) belum dilakukan secara maksimal. Masyarakat seringkali mengetahui bahwa terindikasi penyakit TB Paru setelah merasakan gejala umum seperti batuk kering yang tidak kunjung sembuh dalam periode waktu yang telah relatif lama dideritanya. Akibatnya mereka cenderung terlambat memeriksakan diri.
Gagasan tertulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep bagaimana cara mencegah drop out pengobatan bagi penderita penyakit TB Paru serta untuk meperkaya wawasan dan pemahaman masyarakat luas tentang akibat negatif dari terjangkitnya penyakit mematikan ini. Dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat luas tentang bagaimana cara mencegah drop out pengobatan melalui program Tuberculosis Follow Up Care.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa sebagian besar penderita tidak mengkonsumsi obat yang telah diberikan oleh ahli medis secara teratur sesuai dengan petunjuknya. Ini disebabkan tidak ada sosialisasi mengenai efek negatif yang ditimbulkan jika penderita melakukan drop out pengobatan. Untuk meningkatkan pemahaman penderita terhadap bahaya drop out pengobatan ini maka diperlukan adanya suatu program edukasi yang dilakukan secara berkelanjutan. Program ini baru sebatas wacana atau gagasan yang tujuannya adalah utntuk melakukan akselerasi dalam pemberantasan penyakit TB Paru yang akan dilakukan secara prfesional oleh lembaga khusus penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care. Strategi internal yang dilakukan adalah melakukan pendekatan persuasif kepada penderita serta melakukan kerjasama kooperatif dengan keluarga dan lingkungan sekitar penderita. Kemudian dilakukan tindak lanjut berupa tindakan edukasi, motivasi kepada penderita serta pengawasan secara langsung terhadap proses menelan obat.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tubercolosis (TB) Paru merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia, karena Indonesia menduduki peringkat ketiga negara dengan jumlah TB terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Jumlah penderita TB di Indonesia adalah sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB dunia. Diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000 kasus TB baru dengan kematian sekitar 91.000 orang (Kemenkes, 2010). Estimasi angka penyebaran (prevalensi) TB untuk semua kasus adalah 660.000 (WHO, 2010) sedangkan estimasi angka kejadian (insidensi) berjumlah 430.000 kasus baru per tahun (Kemenkes, 2011). Selain itu, resiko angka penularan (Annual Risk of Tuberculation Infection) dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%, artinya pada daerah dengan dengan (Annual Risk of Tuberculation Infection) 1% maka dalam setiap tahun diantara 1000 penduduk ada 10 orang yang akan terinfeksi (Muzani, 2011).
Penyebab utama dari besarnya angka penyebaran penyakit TB Paru adalah karena yang menjadi sumber penyebaran penyakit ini adalah penderita tuberkulosis itu sendiri, maka diperlukan pengontrolan efektif agar dapat mengurangi penularan penyakit tuberkulosis tersebut. Ini sangat penting karena terdapat kecenderungan pasien berhenti minum obat (drop out pengobatan) saat gejalanya telah hilang. Setelah minum obat anti tuberkulosis biasanya gejala akan hilang dalam waktu 2-3 minggu. Walaupun demikian, untuk benar-benar sembuh dari tuberkulosis diharuskan untuk mengkonsumsi obat selama 6 bulan. Efek negatif yang muncul jika penderita berhenti minum obat adalah munculnya kuman tuberkulosis yang resisten (kebal) terhadap bakteri mycobacterium tuberculosis, sehingga pengobatan menjadi sulit teratasi (Hidayat, 2008).
Tujuan
Gagasan tertulis ini bertujuan untuk mencegah prilaku drop out pengobatan bagi penderita TB Paru.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah untuk menurunkan jumlah penderita TB yang melakukan prilaku drop out pengobatan sehingga dapat mengurangi resiko penularan dan menurunkan angka kesakitannya.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Kecenderungan untuk berhenti minum obat sebagian besar disebabkan karena penderita tidak mengetahui bahaya dari penyakit TB Paru ini, ditambah lagi efek samping dari pemberian obat-obat tuberkulosis seperti pusing, mual, alergi, gangguan pencernaan, rasa nyeri disekitar daerah persendian serta berbagai efek samping lain membuat mereka dengan sengaja menghentikan pemakain tanpa petunjuk atau saran dari petugas kesehatan. Probabilitas terjadinya resistensi obat TB lebih tinggi di rumah sakit dan sektor swasta yang belum terlibat dalam program Pengendalian TB Nasional sebagai akibat dari tingginya ketidakpatuhan drop out pengobatan karena tidak diterapkannya strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (Kemenkes, 2011)
Untuk mengatasi hal tersebut maka pengawasan terhadap proses konsumsi obat harus dilakukan secara berkesinambungan karena jika penderita melakukan drop uot pengobatan sebelum dinyatakan sembuh, maka penderita harus mengkonsumsi obat dimulai dari bulan pertama lagi sehingga proses penyembuhan akan memakan waktu yang lebih lama.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Usaha pencegahan penularan TB Paru dilakukan pemerintah melalui program DOTS. Berikut kutipan artikel tentang pelaksanaan program tersebut
…… Tahun 1995 Indonesia menerapkan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) sebagai strategi penanggulangan TB yang direkomenasikan WHO. Strategi ini diterapkan sebagai Program TB Nasional di berbagai negara termasuk Indonesia.Peringatan Hari TB Sedunia (HTBS) tahun ini di tingkat global mengambil tema On the Move Againts Tuberculosis, Innovate to Accelerate Action yang menggambarkan kebutuhan adanya inovasi baru untuk melakukan akselerasi upaya strategis melawan TB. Di Indonesia tema tersebut diterjemahkan menjadi Inovasi dengan slogan Tingkatkan Inovasi, Percepatan Aksi melawan Tuberkulosis.
Pelaksanaan strategi DOTS ini masih memerlukan inovasi dalam upaya melakukan percepatan aksi menanggulangi penularannya.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Berdasarkan fakta yang ada serta solusi yang pernah diterapkan dalam mencegah penyakit TB Paru maka diperlukan suatu terobosan berupa inovasi melalui strategi yang diterapkan (Tabel 1). Strategi ini dapat dijadikan solusi agar dapat mencegah drop out pengobatan bagi penderita penyakit TB Paru sehingga dapat menurunkan jumlah penderita penyakit penyebab kematian nomor dua di Indonesia ini.
Tabel 1. Strategi Pencegahan Drop Out Pengobatan bagi penderita Penyakit TB paru
Aspek |
Strategi |
Penguatan internal |
Melakukan Tuberculosis Follow Up Care bagi penderita dan keluarga |
Membuat standar operasional pelayanan Tuberculosis Follow Up Care | |
Pengembangan eksternal |
Melakukan sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang bahaya penyakit TB paru. |
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tekhnis pelaksanaan Tuberculosis Follow Up Care |
(Sumber : hasil analisis, 2012 )
Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini dapat direalisasikan melalui partisipasi oleh pihak-pihak berikut (Tabel 2)
Tabel 2. Identifikasi Pelaksana, sumber dana dan program yang diterapkan dalam Tuberculosis Follow Up Care
Pelaksana |
Sumber Dana |
Program Yang Diterapkan |
Perusahaan Nirlaba (Lembaga Zakat Infak Shodaqoh Wakaf (ZISWAF)) | Pengelolaan dana ZISWAF
|
Menjadi badan resmi penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care bagi penderita TB Paru |
Penderita TB Paru
|
Badan resmi penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care | Menjalankan konsistensi untuk meminum obat TB Paru secara teratur selama enam bulan sampai dinyatakan sembuh oleh tenaga medis |
Keluarga Penderita | Badan resmi penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care | Melakukan kerjasama secara kooperatif dengan Badan resmi penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care bagi penderita TB Paru |
(Sumber : hasil analisis, 2012)
Untuk pengembangan Tuberculosis Follow Up Care sebagai inovasi dalam mencegah drop out pengobatan bagi penderita penyakit TB Paru, perlu melibatkan beberapa lembaga (tabel 3)
Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam mencegah drop out pengobatan bagi penderita penyakit TB Paru
NO. |
Lembaga |
Peranan |
1 |
Lembaga Penelitian |
Melakukan riset metode untuk mencegah tindakan putus obat bagi penderita penyakit TB Paru |
2 |
Institusi Kesehatan (Rumah sakit pemerintah/swasta, balai pengobatan) | Menjadi fasilitator antara penderita dengan badan penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care |
3 |
Kementrian kesehatan serta dinas terkait | Memberikan pelatihan dan bantuan dana operasional Tuberculosis Follow Up Care |
4 |
Pihak akademisi (Mahawaiswa/PT berbasis kesehatan) | Menjadikan Tuberculosis Follow Up Care sebagai kurikulum aplikasi peran mahasiswa kesehatan |
(Sumber : berbagai sumber dan analisis, 2012)
Langkah-langkah strategis implementasi gagasan
Gagasan Program Tuberculosis Follow Up Care diharapkan dapat terimplementasi dengan baik apabila ditunjang oleh upaya strategis yang antara lain adalah sebagai berikut:
1. Adanya komitmen pemerintah dalam maksimalisasi program pengobatan TB paru dengan memfokuskan pada peningkatan kualitas Pengawas Menelan Obat (PMO) yang melibatkan semua elemen atau instansi terkait
2. Dibentuknya badan atau lembaga khusus yang berfokus dalam kegiatan pengawasan obat secara profesional terhadap penderita TB paru
3. Dibentuknya suatu lembaga khusus yang melakukan identifikasi jumlah penderita serta lokasi tempat tinggal penderita TB paru dengan perangkat sistem informasi yang bisa diakses secara luas oleh setiap institusi kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan)
4. Mengumpulkan penderita beserta keluarganya dalam satu komunitas tertentu sehingga terdapat satu kesamaan motivasi dan semangat dalam upaya penyembuhan secara total
5. Dilakukan kordinasi antar lembaga terkait dengan lembaga penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care sehingga penderita dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin.
6. Memobilisasi semua elemen masyarakat untuk mensukseskan program Tuberculosis Follow Up Care
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan Tuberculosis Follow Up Care pada dasarnya adalah pengawasan terhadap proses konsumsi obat secara profesional oleh lembaga yang memiliki komitmen untuk membantu mencegah drop out pengobatan penderita penyakit TB Paru. Kemudian dilakukan tindak lanjut berupa pembinaan dan edukasi bagi penderita dan keluarganya secara berkesinambungan
Teknik Implementasi Gagasan
Prosedur yang digunakan untuk merealisasikan prgram Tuberculosis Follow Up care ini adalah:
1. Lembaga penyelenggara Tuberculosis Follow Up Care melakukan tindak lanjut dengan mendatangi secara langsung penderita dan keluarganya serta melakukan edukasi/penyuluhan sebagai tahap awal interaksi dengan penderita dan keluarga
2. Membuat penjadwalan rutin untuk melakukan pengawasan langsung yaitu dengan cara mendatangi alamat penderita
3. Memberi makanan tambahan yang mengandung protein tinggi pada setiap melakukan kunjungan misalnya susu kedelai
4. Mencatat jumlah obat dalam stock card sehingga kedisipilnan penderita dalam menelan obat terpantau secara nyata
5. Menjadwalkan kegiatan untuk mempertemukan semua penderita dalam satu komunitasnya dan membuat program pembinaan motivasi dan pengembangan diri. Misalnya mengadakan kegiatan kompetisi dalam bidang seni, sosial budaya atau agama
6. Melibatkan media massa dalam setiap penyelenggaraan kegiatan baik dalam bentuk mediasi, liputan atau pun press release kegiatan
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Gagasan Tuberculosis Follow Up Care ini akan efektif menekan fenomena drop out pengobatan pada penderita TB Paru. Keberhasilan dari keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh seberapa besar penurunan jumlah penderita TB Paru serta meningkatnya derajat kesehatan mereka. Jika gagasan ini direalisasikan secara berkelanjutan dan konsisiten di seluruh penjuru Indonesia, maka segera akan dapat mengatasi permasalah penyakit TB Paru di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2008. Apa itu Tubercolosis (TBC)? Kemenkes. 2010. Pengendalian TB di Indonesia Mendekati Target MDG. http://arifhidayat_staff_uii.ac.id. Diakses tanggal 28 Februari 2012.
Kemenkes. 2010. Pengendalian TB di Indonesia Mendekati Target MDG
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/857-pengendalian-tb-di-indonesia-mendekati-target-mdg.html diakses tanggal 28 Februari 2012.
Kemenkes. 2011. Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/STRANAS_TB.pdf diakses tanggal 04 Maret 2012.
Muzzani, G. 2011. Mekanisme Penyebaran TBC.http://www.scribd.com/gmuzzanni/d/46587644. Diakses 19 Februari 2012.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Kelompok
Nama : Sri Warni
NIM : 10151126
Jurusan / Fakultas : Manajemen/Ekonomi
Tempat,tanggal lahir : Palembang, 24 April 1980
Perguruan tinggi : Universitas Bina Darma
HP : 085273949169/081958849415
Alamat : Jln.Makrayu Lrg. Tanjung Burung No.1301
Rt.27 Rw.09 kel 30 Ilir Palembang
Email : sriwarni7@gmail.com
Anggota
Nama : Ahmat Heroni
NIM : 09151010
Jurusan / Fakultas : Manajemen/Ekonomi
Tempat,tanggal lahir : Kertosari, 17 Januari 1986
Perguruan tinggi : Universitas Bina Darma
HP : 085788241723
Alamat : Jln. Palembang-Sekayu Komplek PTPN VII Musi Landas Email : ahmat.roni@ymail.com