Faktorfaktopr Personality Mahasiswa Komputer Akuntansi dalam Penguasaan Teknologi Komputer

Teknik brainstorming yang paling banyak menghasilkan ide adalah brainstorming klasikal. Hal diatas mencerminkan bahwa proses pengumpulan ide, dimana peserta diajak untuk mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan apa yang ada dibenaknya akan menghasilkan kuantitas ide yang banyak. Diduga, yang menyebabkan hal ini adalah karena pada teknik brainstorming klasikal, peserta dapat mengungkapkan apa saja yang ada dibenaknya, tanpa ada batasan aturan yang mengikat. Berbeda pada saat melakukan brainstorming negatif, peserta harus memikirkan untuk mencari, mengumpulkan hal-hal negatif atau kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi pada saat perubahan sistem. Ataupun pada saat brainstorming pembalikan masalah, peserta diajak untuk membalikkan kenyataan-kenyataan positif menjadi negatif dan ekstrim untuk kemudian dimunculkan berbagai ide. Adanya batasan pada teknik brainstorming negatif dan teknik brainstorming pembalikan masalah menyebabkan ide yang dihasilkan pada saat electronic brainstorming lebih sedikit. Karena peserta harus berpikir terlebih dahulu apakah ide yang akan disampaikan sesuai dengan aturan pada masing-masing teknik yakni teknik pengumpulan ide negatif dan teknik pengumpulan ide pembalik masalah. Selain itu, teknik yang dilakukan pertama kali adalah brainstorming klasikal, diduga ini juga menjadi salah satu penyebab keadaan diatas, karena pada teknik yang berikutnya peserta sudah mulai kehabisan ide yang akan disampaikan.

<!–[if !vml]–><!–[endif]–>

Gambar 2. Kuantitas Ide

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan keadaan kelompok sampel, yakni, kelompok 1 merupakan mahasiswa yang berpengalaman dibidang pembangunan sistem informasi, kelompok 2 merupakan mahasiswa yang sedang tugas akhir diasumsikan tengah membangun sistem informasi dan kelompok 3 merupakan mahasiswa yang belum pernah membangun sistem informasi diambil dari mahasiswa semester satu dan tiga. Dugaan awal, pengalaman dan pengetahuan dasar peserta electronic berpengaruh besar terhadap jumlah ide yang dihasilkan. Pada penelitian ini, diperoleh fakta bahwa pengetahuan dasar peserta brainstorming memang mempengaruhi jumlah ide yang dihasilkan, namun tidak signifikan.

3.2. Kualitas Ide

Asumsi ide yang berkualitas adalah kesesuaian ide yang yang disampaikan dengan tema yang ditawarkan, yakni sistem KRS online. Ide yang dikeluarkan secara asal-asalan tidak dianggap sebagai ide yang berkualitas.

Jumlah ide yang berkualitas atau sesuai dengan tema yang ditawarkan adalah 201 buah ide dari 257 ide yang disampaikan. Hal ini berarti, 3 dari 4 ide yang disampaikan oleh peserta electronic brainstorming merupakan ide yang berkualitas. Ide berkualitas terbanyak yang dihasilkan pada setiap teknik braintorming, yakni teknik brainstorming negatif sebanyak 84.93% (62 ide dari 73 buah ide). Sedangkan, teknik brainstorming klasikal sebanyak 77.48% (86 dari 111 buah ide). Dan pada teknik brainstorming pembalik masalah sebanyak 72.60% (53 dari 73 buah ide). Hal menarik lainnya yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa persentase ide berkualitas terbanyak yang berhasil dikumpulkan dari peserta electronic brainstorming adalah pada teknik brainstorming negatif, yakni sebanyak 84.93%. Hal ini diduga bahwa adanya kecenderungan manusia yang merasa lebih mudah melihat sisi buruk atau mencari kelemahan dari suatu sistem pada saat akan terjadi perubahan sistem. Pemikiran tentang hal-hal buruk yang mungkin terhadi inilah yang memicu munculnya ide-ide yang akan disampaikan oleh peserta electronic brainstorming.

Namun, dari hasil penelitian ini ternyata pengetahuan dasar peserta brainstorming tidak berpengaruh terhadap kualitas ide. Penyebab terjadinya hal ini, diduga karena adanya faktor lain yang ikut berpengaruh, antara lain komitmen peserta brainstorming dalam mengungkapkan ide yang dimiliki. Dan, faktor-faktor eksternal lainnya seperti suasana dan suhu ruang, waktu pelaksanaan, faktor psikologis peserta pada saat pelaksanaan electronic brainstorming yang diduga ikut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas ide yang dihasilkan.

<!–[if !supportLists]–>2.3. <!–[endif]–>Group Well Being

Group well being merupakan keinginan peserta brainstorming untuk menjalankan peran dan pengembangan norma perilaku guna meningkatkan nama baik kelompok atau grup.

Indikator berkeinginan menyampaikan ide yang baik bagi kemajuan inisiatif kelompok mendapat nilai sebesar 172. Selanjutnya indikator berkeinginan menciptakan rasa kesatuan kelompok mendapat nilai 172. Kemudian, indikator electronic brainstroming dapat membangun hubungan individu didalam kelompok mendapat nilai 166. Lalu, keinginan menciptakan dan menjaga norma individu dalam tim merupakan hal penting dalam pelaksanaan electronic brainstorming mendapat nilai 173. Dan indikator saya mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan pada saat pelaksanaan electronic brainstorming mendapat nilai 168. Hal ini berarti, berdasarkan pendapat dari responden ternyata indikator group well being yang memberikan kontribusi terbesar adalah menciptakan dan menjaga norma individu dalam tim dalam pelaksanaan electronic brainstorming.

<!–[if !vml]–><!–[endif]–>

Gambar 5. Group Well Being

Sumber : Data Primer yang diolah

<!–[if !supportLists]–>4.4. <!–[endif]–>Member support

Member Support merupakan keinginan peserta untuk membangun hubungan dengan sesama dan pengembangan diri. Indikator 1 yakni besarnya kontribusi terhadap perkembangan anggota kelompok mendapat nilai 159. Lalu, indikator 2 yakni ide yang disampaikan teman dalam kelompok pada pelaksanaan electronic brainstroming dapat membantu saya memunculkan ide baru mendapat nilai 164. Indikator 3 yakni teman dalam kelompok pada pelaksanaan electronic brainstorming dapat meningkatkan kemampuan inisiatif saya mendapat nilai 169. Indikator 4 yakni saya merasa nyaman berinteraksi antar teman di dalam kelompok dalam pelaksanaan electronic brainstorming mendapat nilai 167. Indikator 5 yakni electronic brainstroming dapat menciptakan interaksi antar anggota kelompok secara berkesinambungan mendapat nilai 160. Indikator 6 yakni saya merasa nyaman menyampaikan ide dalam pelaksanaan electronic brainstorming mendapat nilai 176. Dan indikator 8 yakni membangun jaringan komunikasi antar teman dapat dilakukan di dalam electronic brainstorming mendapat nilai 169. Hal ini berarti bahwa indikator yang kontribusinya terbesar dalam member support adalah kenyamanan peserta menyampaikan ide dalam pelaksanaan electronic brainstorming.

<!–[if !vml]–><!–[endif]–>

Gambar 6. Member Support

Sumber : Data Primer yang diolah

<!–[if !supportLists]–>4.5. <!–[endif]–>Technology Acceptance Model

Pengguna sistem komputer adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku tertentu yang melekat pada dirinya,sehingga aspek keprilakuan dalam kontek manusia sebagai pengguna teknologi informasi menjadi penting sebagai faktor penentu pada setiap orang yang menjalankan teknologi informasi. Keberhasilan penyerapan teknologi informasi didasarkan pada persepsi kemudahan dan kemanfaatan teknologi. Hal yang menjadi perhatian dalam technology acceptance model adalah persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan. Pada persepsi kemudahan, perasaan nyaman ketika menyampaikan ide dalam electronic brainstorming yang menggunakan forum berbasis teknologi jaringan merupakan hal yang penting bagi peserta brainstorming. Sedangkan pada perserpsi kemanfaatan, perasaan bahwa pemanfaatan multimedia interaktif dan teknologi jaringan membantu peserta dalam menyampaikan.

<!–[if !vml]–><!–[endif]–>

Gambar 7. Technology Acceptance Model

Sumber : Data Primer yang diolah

<!–[if !supportLists]–>IV. <!–[endif]–>KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut :

<!–[if !supportLists]–>1. <!–[endif]–>Teknik brainstorming yang menghasilkan ide terbanyak adalah teknik brainstorming klasikal. Diduga hal ini disebabkan oleh adalah adanya batasan pada teknik pengumpulan ide negatif dan teknik pengumpulan data pembalikan masalah menyebabkan ide yang dihasilkan pada saat electronic brainstorming lebih sedikit.

<!–[if !supportLists]–>2. <!–[endif]–>Persentase ide berkualitas terbanyak yang berhasil dikumpulkan dari peserta electronic brainstorming adalah pada teknik pengumpulan ide negatif, hal ini diduga bahwa adanya kecenderungan manusia yang merasa lebih mudah melihat sisi buruk atau mencari kelemahan dari suatu sistem pada saat akan terjadi perubahan sistem.

<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Pengetahuan dasar peserta pengumpulan ide memang berpengaruh positif terhadap jumlah ide, namun tidak signifikan. Namun, pengetahuan dasar peserta pengumpulan ide tidak berpengaruh terhadap kualitas ide.

<!–[if !supportLists]–>4. <!–[endif]–>Dalam pelaksanaan electronic brainstorming ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini, antara lain group well being dan member support . Berdasarkan pendapat dari responden ternyata indikator group well being yang memberikan kontribusi terbesar adalah menciptakan dan menjaga norma individu dalam tim dalam pelaksanaan electronic brainstorming. Indikator yang kontribusinya terbesar dalam member support adalah kenyamanan peserta menyampaikan ide dalam pelaksanaan electronic brainstorming.

<!–[if !supportLists]–>V. <!–[endif]–>DAFTAR PUSTAKA

Dennis, R.A., & Reinecke, A.B., 2004, Beta versus HVS and The Acceptance of Electronic Brainstorming Technology, (Online), Vol. 48 (1), (http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2005/93/93-b-Summary93_Beta_vs_VHS.pdf, diakses 24 Juli 2007)

Ferreira, A., 2008, Tackling Information Overload in Electronic Brainstorming, Departement of Informatics, Faculty of Sciences, University of Lisbon, Coimbra, Online, (

Juliana, R.J., dan Siahaan, D., 2006, Analisis Tiga Variansi Teknik Brainstorming dalam Pengumpulan Kebutuhan Sistem, Gematika, Volume 8 (1), hal. 12, Desember.

Nasution, N.F., 2004, Penggunaan Teknologi Informasi berdasarkan aspek perilaku (behavioral aspect), Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

O’brien, A.J., Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial, Terjemahan oleh Fitriasari, D & Kwary, A.D., 2005, Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Stevens, M.S, at all, 2007, Assessing the Effectiveness of Electronic Brainstorming in an Industrial Setting : Experimental Design Document, Sandia National Laboratories, Elbuqueuque, online, (http://prod.sandia.gov/techlib/access-control.cgi/2007/075947.pdf, diakses tanggal 25 Sepetember 2010)

Leave a Reply