Sebuah Blog Tentang Dunia Teknik Sipil
RSS icon Email icon
  • PENGARUH GRADASI KOMBINASI BATU KORAL DAN AGREGAT PECAH TERHADAP MUTU BETON

    Posted on June 11th, 2012 admin No comments

    OLEH :

    FIRDAUS

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Beton merupakan bahan dasar yang banyak digunakan dalam pembuatan konstruksi bangunan. Bahan pembentuk beton sebagian besar adalah agregat. Agregat mengisi 60 – 80% dari volume beton. Oleh karena itu karakteristik kimia, fisik dan mekanik agregat yang digunakan dalam pencampuran sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton yang dihasilkan seperti kuat tekan, kekuatan, durabilitas, berat, biaya produksi dan lain-lain.
    Kekuatan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih tinggi daripada kekuatan betonnya. Hal ini dikarenakan tegangan sebenarnya yang bekerja pada titik kontak masing-masing partikel agregat biasanya jauh lebih daripada tegangan tekan yang bekerja pada beton.
    Sifat-sifat lain dari agregat yang mempengaruhi kinerja beton adalah gradasi. Dimana gradasi dan ukuran maksimum agregat sangat penting, karena besaran ini mempengaruhi proporsi agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen, biaya produksi, sifat susut dan durabilitas beton, Agregat yang memenuhi persyaratan batas gradasi dapat memberikan hasil yang terbaik.
    Agregat dari alam didapat dari dua proses yaitu : a) pelapukan dan abrasi, b) pemecahan massa batuan induk yang lebih besar. Untuk agregat yang diperoleh dari (b) relatif lebih bagus dan baik terutama terhadap ukuran dan gradasi, tekstur dan homogenitas. Sedangkan agregat atau yang sering disebut dengan batu koral mempunyai bentuk permukaan yang licin, berbentuk bulat, gradasi yang kurang bagus dan mutu tidak homogen.
    Khusus untuk kota Palembang, agregat pecah atau split sulit didapatkan dan didatangkan dari luar kota bahkan dari luar provinsi. Sedangkan untuk batu koral banyak dan relatif lebih mudah diperoleh. Sehingga timbul ide untuk mencampur agregat pecah dan batu koral dengan komposisi tertentu untuk meningkatkan mutu beton.

    1.2. Identifikasi Masalah
    Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal dari suatu campuran beton adalah dengan menggunakan material yang baik pula, mulai dari agregat kasar, agregat halus, dan semen. Untuk agregat kasar, sebaiknya digunakan agregat yang mempunyai permukaan yng kasar. Penggunaan batu pecah atau split yang baik dapat digunakan dalam campuran beton untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk daerah Sumatera Selatan khususnya kota Palembang untuk mendapatkan batu pecah sangat sulit dan kebanyakan menggunakan batu bulat yang memiliki permukaaan yang halus yang berpengaruh kepada daya ikat yang kurang baik antara mortar dengan agregat didalam campuran beton. Sehingga timbul suatu ide untuk mencampur agregat kasar berupa batu pecah atau split dengan batu koral dengan komposisi-komposisi tertentu dengan maksud untuk meningkatkan mutu beton.

    1.3. Perumusan Masalah
    Bagaimana besarnya pengaruh gradasi kombinasi campuran agregat kasar berupa batu pecah dengan batu koral terhadap mutu beton.
    1.4. Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui pengaruh gradasi pada kombinasi agregat kasar berupa batu pecah dan batu koral pada campuran beton
    2. Untuk mengetahui gradasi yang optimum sehingga tercapai mutu beton yang baik.

    1.5. Manfaat Penelitian
    Dengan penelitian ini diharapkan akan mendapatkan suatu gardasi optimum antara batu pecah dan batu koral dengan maksud untuk meningkatkan mutu beton., dan juga dapat mengurangi permasalahan terbatasnya persediaan batu pecah atau batu split di daerah kota Palembang.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian
    Dalam penelitian ini akan diteliti kekuatan beton dengan membuat benda uji berbentuk kubus (15cm x 15cm x 15cm ) yang terdiri dari :
    – Analisa saringan untuk mendapatkan gradasi optimum pada campuran agregat pecah dan koral
    – Beton dengan agregat kasar yang berupa agregat pecah atau split
    – Beton menggunakan agregat kasar yang berupa batu koral
    – Beton kombinasi dengan gradasi optimum.
    Benda-benda uji tersebut diuji pada umur 7, 14, dan 28 hari dengan masing benda uji sebanyak 5 buah. Perencanaan mutu beton adalah mutu 35 Mpa dengan menggunakan material pasir, agregat (batu pecah dan koral), dan semen Portland Baturaja.

    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Metode yang digunakan pada penelitian tentang “Pengaruh gradasi Batu Koral pecah dan batu koral bulat Terhadap Pengaruh mutu Beton” adalah Metode pengujian atau eksperimen. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Mei 2010 di Laboratorium Uji Bahan Program Studi Teknik Sipil Universitas Bina Darma Palembang.

    3.2 Peralatan dan Bahan
    – Peralatan
    Sebelum dilakukan penelitian, perlu adanya persiapan peralatan maupun bahan. Peralatan yang digunakan berupa alat-alat untuk memeriksa agregat yang terdiri dari :
    1. Satu set saringan, untuk pemeriksaan agregat halus dan agregat kasar.
    2. Timbangan.
    3. Oven yang dilengkapi pengatur suhu.
    4. Mesin Penggetar ayakan
    5. Kuas
    6. Mesin penekan uji
    7. Mesin Pengaduk semen
    Alat pembuat benda uji, terdiri dari :
    1. Timbangan
    2. Wadah
    3. Sendok spesi
    4. Cetakan beton ukuran 15x15x15 cm (kubus beton)
    5. peralatan pengukur slump, berupa :
    a) kerucut dengan diameter bagian bawah 29 cm, bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawah terbuka.
    b) Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm ujung dibulatkan dan sebaiknya bahan tongkat terbuat dari baja tahan karat.
    c) Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
    d) Sendok cekung
    – Persiapan Bahan-Bahan
    1. Semen Portland tipe I
    2. Agregat halus (pasir)
    3. Agregat kasar (koral bulat)
    4. Agregat kasar (koral split)
    5. Air PAM

    – Pengujian Agregat
    Penggunaan agregat dalam beton mencapai 70% – 75% dari seluruh volume massa padat beton. untuk mencapai kekuatan beton yang diinginkan sebaiknya dilakukan pemeriksaaan agregat.
    – Pengujian Analisa Saringan
    – Perencanaan Campuran Beton
    – Perawatan Benda Uji
    – Pengujian Kuat Tekan Beton

    DAFTAR PUSTAKA

    Gunawan, A.Y., dan Yacob, Y., 1987.”Penuntun Praktis Praktikum pada laboratorium Teknik Sipil”, Intermedia, Jakarta

    L.J. Murdock & Brook Hidarko,1991,”Bahan dan Praktek Beton”, P.T Erlangga, Jakarta.

    Suhud Ridwan, Amrinsyah Nasution dkk. 1993.”Pedoman Pelaksanaan Praktikum Beton”. Bandung.

    Mubarok Muhammad. 1996.”Pengaruh Bahan Tambah Retarder-water Reducer Terhadap Nilai Slamp, Waktu Ikat, dan kuat tekan Beton”. Yogyakarta : Skripsi

    R. Sagel & Gideon Kusuma, 1997, “Pedoman Pengerjaan Beton”. Seri Beton 2, P.T Erlangga, Jakarta.

    Permana Rahmat, Suherman dkk. 1997.”Laporan Praktikum Teknologi Bahan Beton”. Bandung

    Leave a reply