H. Ishak Yunus, M.T. http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus Dosen dan Konsultan - Sumber Daya Air Mon, 26 Feb 2018 06:00:04 +0000 en-US hourly 1 ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE PADA SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI BENDUNG BAGIAN TENGAH KOTA PALEMBANG http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=106 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=106#respond Mon, 26 Feb 2018 05:59:44 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=106 [Read more...]]]> ABSTRAK

 

Sungai Bendung merupakan salah satu anak Sungai Musi yang memiliki topografi yang relatif datar. Apabila terjadi hujan pada Sub DAS Bendung maka terjadi limpasan permukaan (run off) yang akan menyebabkan banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung besarnya debit limpasan permukaan (run off) pada Sub DAS Bendung Bagian Tengah Kota Palembang.

Penelitian ini bersifat deskritif yang hanya menggunakan data sekunder. Tahapan dalam penelitian ini yaitu tahap studi pustaka, pengumpulan data, analisis curah hujan, dan analisis limpasan permukaan (run off). Metode yang digunakan dalam analisis limpasan permukaan (run off) adalah Metode Rasional.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa debit limpasan permukaan (run off) pada Sub DAS Bendung Bagian Tengah Kota Palembang  untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun adalah 1.533 m3/det; 1.965 m­3/det; 2.251 m­3/det; 2.612 m3/det; 2.881 m3/det; dan 3.147 m3/det.

Hasil dari simulasi aplikasi Hec Ras 4.1.5 adalah pada kala ulang 2 tahun terjadi banjir 0.1 m – 0.25 m pada sta 0 m – 1120 m, dan pada kala ulang 5 tahun terjadi banjir setinggi 0.1 m – 0.45 m pada sta 0 m – 1120 m.

 

Kata kunci : Hujan, Limpasan, Saluran

 

 

ABSTRACT

 

Bendung river is one of the Musi River tributary that has a relatively flat topography. If it rains at the Bendung sub watershed, there will be a runoff which will cause flood. This study’s aim is to calculate the amount of runoff discharge at Bendung sub of
middle part watershed Palembang.

This study is a descriptive study using secondary data. Phases in this study, ie phase of literature research, data collection, analysis of rainfall, and analysis of runoff. The method used in this study of runoff was Rational Method.

This study showed that the discharge of runoff at Bendung sub watershed 1 to return period 2, 5, 10, 25, 50  and 100  years were 1.533 m3/sec; 1.965 m­3/sec; 2.251 m­3/sec; 2.612 m3/sec; 2.881 m3/sec; dan 3.147 m3/sec.

The result of the Hec Ras 4.1.5 application simulation is At the time of the 2-year re-occurrence flood 0.1 m – 0.25 m at the station 0 m – 1120 m, and at the time of re-5 years flooding as high as 0.1 m – 0.45 m at the station 0 m – 1120 m.

 

Keyword: Rain, Runoff, Channel

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=106 0
KAJIAN DAYA DUKUNG TANAH METODE VACUUM PRELOADING AREA TANGKI AIR LIMBAH DESA SUNGAI BAUNG KABUPATEN OKI http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=107 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=107#respond Mon, 26 Feb 2018 05:54:31 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=107 [Read more...]]]> Abstrak

Pada umumnya tanah memerlukan tindakan perbaikan untuk menopang beban konstruksi bangunan yang akan berdiri di atasnya, baik secara langsung maupun tidak. Tindakan perbaikan tanah dengan metode vacuum preloading salah satunya. Metode ini lima tahun belakang di Indonesia menjadi alternatif yang banyak dipakai. Vacuum preloading diklaim mampu menghemat waktu pelaksanaan perbaikan tanah. Selain karena pertimbangan biaya, metode ini dipakai karena dianggap lebih efisien. Secara garis besar metode ini adalah mengeluarkan udara dan air dalam rongga tanah sehingga partikel-partikel tanah menjadi rapat sehingga meningkatkan gaya kohesi antar partikel tanah. Karena hilang atau berkurangnya unsur udara dan air dalam tanah diharapkan konsolidasi tanah semakin cepat untuk didapatkan. Sehingga tanah menjadi lebih stabil untuk menerima beban diatasnya.

Pada penelitian bangunan tangki air limbah ini yang perbaikan tanahnya menggunakan metode vacuum preloading, didapat nilai daya dukung tanah mengalami peningkatan sampai sebesar 3,98 – 5,40 ton/m² dari 0,60 – 2,25ton/m². Dari analisis, tanah juga mengalami penurunan sebesar 1334mm – 1660 mm, dengan rata2 penurunan sebesar 1532mm. Tekanan pori air tanah berkurang hingga 22kpa, serta tekanan vacuum meningkat ±90kpa. Sehingga mengurangi udara dan air yang ada didalam tanah.

 

Kata kunci : Tanah, Vacuum, Penurunan

 

Abstract

In general the land requiring corrective action to sustain the burden of building construction that will stand up in it, either directly or not. Corrective action vacuum preloading method ground with one of them. This method is five years behind in Indonesia become a widely used alternative. Vacuum preloading is claimed capable of saving time implementation of improvements to the land. In addition to cost considerations, because this method is used because it is considered more efficient. Generally these methods is issuing air and water in the cavity of the soil so that soil particles into a meeting of thus increasing cohesion between soil particle style. Because it is missing or reduced the element of air and water in the soil is expected to consolidate the soil more quickly to obtained. So the land becomes more stable to accept the burden upon it.

On the research of this waste water tank building a soil improvement using vacuum preloading method, obtained the value soil support power has increased to 3.98-5.40 of ton/m² of 0.60-2, 25ton/m². From the analysis, soil also decreased by 1334mm-1660 mm, with the rata2 decrease of pore water Pressure 1532mm. land reduced to 22kpa, as well as increasing vacuum pressure ± 90kpa. Thus reducing air and water in the soil.

 

Key words: Soil, Vacuum, Reduction

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=107 0
Kebijakan Pengelolaan Kawasan Rawa Lebak Kel. Mariana Ilir Kecamatan Banyuasin I Kb. Banyuasin http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=104 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=104#respond Thu, 01 Dec 2016 02:45:45 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=104 [Read more...]]]> Dalam penetapan kebijakan dalam pengelolaan rawa lebak Kelurahan Mariana dan Mariana Ilir, dengan memperhatikan kondisi rawa lebak dalam, rawa lebak dangkal, dan lahan tinggi.

Kondisi pra kontruksi, sebaiknya dilakukan kajian penataan air rawa, menetapkan kawasan persawahan/perkebunan dan perkampungan penduduk untuk kawasan lahan yang tinggi.

Saat pelaksanaan konstruksi yaitu dengan menetapkan tipelogi saluran dan perletakan pintu air yang dapat mengatur aliran saluran serta perlunya normalisasi daerah aliran sungai (Sungai Kundur Sungai Bengkinang, Sungai Kemang, dan Sungai Ijuk), kemudian perlunya keterpaduan sistem saluran yang menjamin sisten saliran dapat menjamin penggunaan air yang efektip dan bermanfaat setiap musim, baik pada musin hujan maupun musim kemarau.

Pada pasca konstruksi kebijakan yang harus dilaksanakan berupa pemanfaatan tata guna, yaitu penetapan kawasan wisata, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, Industri, perdagangan, dan lain-lain yang harus dilaksanakan secara konsisten oleh semua pihak.

 

 

Pengelolaah Rawa Lebak

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=104 0
Pohon Tumbuh Seperti Hewan Unta http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=100 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=100#respond Wed, 03 Aug 2016 03:48:46 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=100 Pohon Seperti Hewan UNTA

Inilah Jika Allah Berkehendak, Hanya Berkata Jadilah, Maka Akan Terjadi

Ini pohon tumbuh seperti Hewan UNTA yang saya poto di Pemakaman Umum Puncak Sekuning Beberapa bulan lalu, APAKAH KAMU TIDAK BERFIKIR?

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=100 0
Typelogi Lahan Lebak Kel. Mariana &Mariana Ilir http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=99 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=99#respond Thu, 28 Jul 2016 03:33:46 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=99 Typelogi Lahan Lebak Kelurahan Mariana

Typelogi Lahan Lebak Kelurahan Mariana dan Kelurahan Mariana Ilir, Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan terhadap kondisi Daerah Aliran Sungai Kundur dan Daerah Aliran Sungai Kemang serta pengaruh kondisi pasang surut terlihat dari gambar diatas.

 

 

 

 

 

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=99 0
Kinerja Ruas Jalan http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=97 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=97#respond Thu, 28 Jul 2016 03:19:58 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=97 [Read more...]]]> Analisis Kinerja Ruas Jalan dan Putaran Balik Arah (U-Turn) di Jalan RE. Martadinata Palembang

 Ardinal S, H. Ishak Yunus,

 ABSTRAK

 

Salah satu permasalahan yang turut membentuk kondisi lalu lintas adalah manuver kendaraan berbalik arah pada ruas jalan yang padat arus lalu lintasnya. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kondisi lalu lintas dari arus bebas (uninterrupted flow) menjadi perubahan (interrupted flow), sehingga terjadi hambatan pada ruas jalan. Analisa ini bertujuan mengevaluasi arus lalu lintas akibat U-turn dan antrian yang terjadi akibat kendaraan yang bermanuver. Lokasi analisa dilakukan pasa ruas jalan RE. Martadinata Kota Palembang.

            Penilitian menggunakan empat variabel data, dua yang pertama sebagai data untuk tingkat pelayanan ruas jalan RE. Martadinata (Geometrik Jalan dan Volume) dan dua variabel yang kedua ialah (Headway dan Waktu manuver kendaraan) merupakan variabel untuk analisa model teori antrian. Pengumpulan data dilakukan secara bertahap, tahap pertama ialah survey volume lalu lintas yang dilakukan selama satu minggu dan dimulai pukul 06:00 s/d 18:00 WIB. Pencatatan volume kendaraan mengunakan alat yang bernama Counter serta dicatat pada form yang telah disiapkan dengan interval waktu per 15 menit. Tahap berikutnya adalah survey geometrik jalan dan tahap yang terakhir ialah survey headway dan waktu maneuver kendaraan yang dilakukan dengan mengunakan kamera video. Didalam menentukan tingkat pelayanan fasilitas U-turn digunakan metode model antrian Fifo.

            Hasil analisa data perhitungan menghasilkan tingkat pelayanan Jalan RE. Martadinata yaitu 0,56 termasuk dalam kelas C yang berarti stabil, sedangkan tingkat pelayanan untuk fasilitas U-turn yaitu ρ<1,0 yang berarti tidak terjadi antrian.

.

 

Kata Kunci : Jalan, Kinerja, Putaran.

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=97 0
Buku Kumpulan Surat Cinta dan Puisi http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=70 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=70#comments Wed, 13 Apr 2016 03:12:13 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=70 [Read more...]]]> BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0006BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0007BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0022BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0004BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0008BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0002BUKU KUMPULAN SURAT CINTA DAN PUISI_0001Gambar KU 1981Kaver Buku Nostalgiascrap-3 Buku Ku Kata PengantarBuku ini merupakan kumpulan surat cinta dan puisi kami saat masih SMA sampai akad Nikah Tahun 1984, dengan pacaran selama lebih kurang 6 tahun, buku ini berjumlah lebih kurang 165 lembar surat cinta kami saat masih perpacaran,  saya susun untuk memperingati 30 tahun pernikahan saya dengan istri saya Hj. Rosmaniar tanggal 20 Desember 1984 dan saya publikasi 20 Desember 2014.

Isi buku ini berupa surat-surat cinta kami berdua yang di tulis diatas beberapa kertas bergambar bunga yang saat itu sedang populer di pakai oleh anak remaja (Kertas Berbunga), di serta Kumpulan Puisi selama saya kuliah di IKIP Padang, PKL di TTUC Medan dan PKL di  PT. Pembangunan Jaya Jakarta.

Buku ini juga merupakan kumpulan materai , telegram pacaran yang saat itu teknologi belum semaju sekarang

Semoga bermanfaat dan di baca kelak oleh anak cucu saya, Aminn

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=70 1
Kuliah Pelabuhan http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=69 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=69#respond Tue, 16 Feb 2016 03:31:22 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=69 [Read more...]]]> PENENTUAN LOKASI

PENENTUAN LOKASI YANG TERBAIK

Untuk menentukan letaknya pelabuhan, ditinjau dari segi untung dan ruginya setiap lokasi

L O K A S I I
Keuntungan :

  1. Terlindung oleh pulau, sehingga pengaruh gelombang banyak direduksir, mungkin tidak dibutuhkan konstruksi pemecah gelombang.
  2. dekat muara sungai, sehingga lalu lintas sungai untuk menghubungkan daerah yang padat penduduknya lebih dekat.
  3. kemungkinan perluasan pelabuhan dikemudian hari.

Kerugian :

  1. Dekat dengan muara sungai, merupakan tempat bertemunya air sungai dan air laut, sehingga aliran disitu lebih tenang, berarti akan timbul banyak endapan.
  2. Intensitas angin yang banyak terjadi dari arah barat daya, sehingga arus aliran dan gelombang yang searah dengan arah angin akan menggerus tepi-tepi pantai. dan kemungkinan tanah-tanah yang tergerus akan mengikuti aliran masuk kedalam pelabuhan.

Angin barat daya

Arah angin mendorong masuknya kapal, akan memprsulit penambatan, atau ada kemungkinan kapal menghantam dermaga, sehingga memerlukan konstruksi dermaga yang kokoh sekali.

L O K A S I II

sktema masuknya kapal pada lokasi II

Keuntungan :
1. Terletak pada teluk, gelombang banyak berkurang.
2. Kemungkinan perluasan pelabuhan dikemudian hari.
3. Cukup jauh dari muara, sehingga pengendapan agak berkurang.
4. Perairannya cukup dalam, sehingga penggerukan untuk alur pelayaran tidak banyak.
Kerugian :
1. Arah angin mendorong kapal masuk pelabuhan.
2. Masih diperlukan pemecah gelombang.
3. Cukup jauh dari lalu lintas sungai.

L O K A S I III
Keuntungan :
1. Terletak pada teluk yang cukup dalam, konstruksi pemecah gelombang tidak begitu berat dan panjang. Dan bahkan ada kemungkinan tidak dibutuhkan breakwater.
2. Perairan cukup dalam, sehingga pengerukan alur pelayaran tidak banyak.
3. Cukup jauh dari muara sungai, sehingga pengendapan agak kurang.
4. Kemungkinan perluasan pelabuhan dikemudian hari.
5. Arah angin berlawanan dengan arah masuk kapal.

skema masuknya kapal pada lokasi III

L O K A S I IV
Keuntungan :
1. Terletak pada perairan yang cukup dalam.
2. Kemungkinan perluasan pelabuhan dikemudian hari.
3. Cukup jauh dari muara sungai, sehingga pengendapan berkurang.
4. Pengerukan untuk alur pelayaran tak banyak.
5. Arah kapal masuk bisa berlawanan dengan arah angin.
Kerugian :
1. Masih diperlukan pemecah gelombang.
2. Cukup jauh dari lalu lintas sungai.

Ditinjau dari keuntungan dan kerugian lokasi I sampai dengan lokasi IV, kita ambil lokasi III, karena diperkirakan kapal akan dapat masuk dengan aman, karena arah kapal masuk ke pelabuhan berlawanan dengan arah angin; angin barat daya.

1.1. KARAKTERISTIK TANAH DAN DAYA DUKUNG TANAH
Jenis tanah :
Menurut hasil penyelidikan tanah menunjukan hasil-hasil sebagai berikut :
taraf : 0.00 s/d -4.00 tanah lempung.
-4.00 s/d – pasir.
karena pada soal telah diketahui besarnya Ǿ, ℮, berat jenis tanah dan daya dukung tamah, maka untuk perencanaan sementara sebelum diadakan penyelidikan tanah, maka nilai daya dukung diambil dari buku II hal. 157 tabel 12.2 dan table 12.3
Lempung normal : daya dukung tanah = 12.5 ton / m²
Ǿ diambil = 6°
γ diperkirakan = 1.8 ton / m³
Pasir lepas jenuh : Ǿ diambil = 45°
Dalam prakteknya seharusnya Ǿ dan γ dihitung berdasarkan penyelidikan dan percobaan untuk tanah yang bersangkutan .

1.2. PASANG SURUT AIR LAUT
Dalam 24 permukaan air laut akan naik 2 kali dan turun 2 kali.
Gerakan air naik – turun dari permukaan air laut ini dinamakan gerakan pasang surut yang disebabkan oleh gaya tarik benda-benda angkasa, dalam hal ini yang terutama dan terpenting adalah gaya-gaya tarik bulan dan matahari.
Beberapa istilah sehubungan dengan pasang surut.
Pada saat permukaan air mencapai puncak tertingginya, kita sebut waktu itu waktu pasang atau air tertinggi, disingkat A.T. dan A.R. disebut air menengah A.M. atau Mean Sea Level = MSL.
Selisih tinggi air antara A.T. dan A.R. disebut tenggang pasang atau Tide Range.
Data pasang surut telah ditentukan dalam soal sab :
H.H.W = 2.00
L.W.S = -1.40
H.W.S = 1.60
L.L.W = -1.80
M.S.L = 0.00
Pengetahuan akan kedudukan air penting untuk pelaksanaan berbagai pekerjaan maritim.
Waktu pasang dipergunakan untuk peluncuran kapal, caisson pemasukan kapal melalui muara dan sebagainya.
Waktu surut dipergunakan untuk mengadakan inspeksi terhadap bangunan pelabuhan.
Pada umumnya ramalan-ramalan yang dibuat dalam daftar pasang surut adalah tepat, akan tetapi oleh karena alam tidak dapat dikuasai oleh manusia seluruhnya, maka kadang-kadang timbul hal-hal yang tidak tepat seperti yang telah diramalkan, tetapi biasanya tidak begitu jauh dari ramalan tersebut.
Oleh karena itu didalam praktek supaya kemungkinan-kemungkinan ini diperhatikan dengan mengadakan suatu marge.
H.H.W dan L.L.W. return periodenya 2 atau 3 tahun sekali, untuk dalam perencanaan tidak diperhitungkan.
Bila suatu saat terjadi H.H.W. dan L.L.W. maka kapal-kapal yang draft-nya besar dilayani dengan tongkang-tongkang.

1.3. MENGHITUNG TINGGI GELOMBANG
Karena letak pelabuhan direncanakan didaerah III yang terletak pada teluk, praktis gelombang yang timbul akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan diluar teluk. Dicoba menghitung tinggi gelombang disekitar pelabuhan dengan rumus Stevenson.

– 0,0269 (1 +)

Dari peta didapat :
b = lebar muara = 1500 m
B = lebar pelabuhan = 2000 m
L = panjang pelabuhan = 5000 m
Didapat :

– 0,0269 (1+ )
= 0.470

Diketahui = 3.70 m maka,
= 0.40 x 3.70 m = 1.7396 m
Masih cukup tinggi gelombang yang terhadi di dalam teluk sehingga memerlukan break-water (konstruksi pemecah gelombang).

1.4. ANGIN
Peninjauan angin sangat penting sebelum merencanakan suatu pelabuhan. Angin timbul jika dalam suatu bidang datar terdapat tekanan udara yang tidak sama. Tekanan udara biasanya dinyatakan dalam sejumlah mm air raksa (mm Hg).
1 atmosfir = 760 mm Hg.
Pelabuhan ini direncanakan untuk daerah Indonesia, sehingga kebanyakan kekuatan angin di Indonesia mempunyai nilai 3 atau 4 Beaufort, sedangkan kekuatan Beaufort hanya terjadi pada beberapa tempat, seperti laut Banda, Nisa Tenggara dll.
Tekanan angin pada suatu bentuk objek dapat diuraikan menjadi dua komponen, yaitu :
– Gaya sejajar dengan arah angin (drag force)
– Gaya tegak lurus terhadap arah angin (lift force)
Dan mempunyai koefisien yang bermacam-macam.
Besarnya gaya-gaya tersebut dinyatakan sebagai berikut :

dimana :

A = luas permukaan objek
ρ = kepadatan udara
v = kecepatan angin
с = koedisien bentuk permukaan

Tekanan angin ini akan mendorong atau menghalangi lajunya kapal yang akan berlabuh.
Dari soal diketahui bahwa lokasi daerah ini mempunyai frekwensi dan intensitas angin maksimum sbb :
a. arah angin : Barat Daya
b. kecepatan angin : sedang, dengan skala Beanfort
Dari table hal. 48 pada buku “ Merencanakan Merancang Pelabuhan “ didapat :
Kecepatan angin dalam knots : 12.0 ; 13.5 ; 14.0; 16.0
1 knot = 1852 m/det
Tekanan angin : 3.215 1b/sq ft

1.5. KARAKTERISTIK KAPAL YANG AKAN BERLABUH
Dalam merancang suatu pelabuhan, kita perlu mengetahui sifat-sifat dan fungsi dari kapal, karena dari data-data ini dapat diketahui ukuran-ukuran pokok dari kapal, yang diperlukan untuk menentukan ukuran-ukuran teknis pelabuhan. untuk mengetahui hal ini ada beberapa tinjauan, misalnya dari segi material dan kapal :
1. Bahan yang dipakai : kayu; baja; ferro semen; fibre glass; dll.
2. Fungsi kapal : kapal penumpang; kapal curah; kapal peti kemas; kapal tangki; kapal ikan; kapal tunda; dll
3. Sistim pengendali & penggerak : mekanik, semi mekanik, otomatik, diesel dengan kekuatan penggerak utama dll.
4. Daerah operasi kapal.
Pada umumnya bentuk kapal dapat dibagi sbb :
a. Flat Bottom (dasar rata)
b. Semi Flat Bottom (dasar semi rata)
c. Deep Bottom (dasar lancip)
Agar kapal dapat tertambat dengan aman dan mudah mendekat dan meninggalkan dermaga, maka perencanaan harus berdasarkan ukuran-ukuran kapal yang tertambat.
Draft penting untuk merencanakan kedalaman kolam.

1.6. SIFAT-SIFAT AIR LAUT
Air laut mengandung beberapa macam garam.
Penentuan kadar garam dapat ditetapkan secara kasar dengan aerometer :

dimana : γ = berat jenis air laut (aerometer)
d = berat jenis absolut garam, diambil = 4
p = prosentase garam (kadar)
berat jenis air laut diambil = 1.026 t/m³

jadi : p = (γ – 1) 100% = 3.47%

Selain itu air laut mengandung beberapa macam zat gas, yaitu O2 dan CO2 yang menyebabkan besi berkarat, sehingga beton bertulang dalam air laut dapat rusak karena :
– larutnya kapur
– ada reaksi kimia terhadap semen yang telah mengeras
– oksidasi dari tulangan
karena hal-hal tersebut, maka menjadi syarat mutlak bahwa beton yang dipergunakan harus kedap air.
Maka materual-material harus berkualitas tinggi dengan perbandingan adukan :
1 pc : 1.5 pasir : 2.5 batu kerikil + 20% trass
Permukaan beton harus betul-betul rapat. Baja yang dipergunakan pada konstruksi-konstruksi tidak homogen dan permukaanya mengandung kotoran-kotoran, yang mengandung elemen-elemen yang merupakan isi listrik lebih rendah dari pada Fe.
Dengan demikian akan terjadi aliran listrik dari baja ketempat kotoran. Bajanya merupakan anodenyam sedangkan kotoran menjadi katodenya.
Aliran listrik ini dijalankan dengan gerakan-gerakan ion Fe yang diluncurkan dari baja melalui elektrolit (air laut) ketempat-tempat impurities dan meninggalkan karatan ditempat aslinya.
Dengan demikian baja lambat laun menjadi tipis, dimana hal ini akan mengurangi kekuatan konstruksi. Maka untuk mencegah hal ini profil baja pada fender dilapisi dengan aspal.

Download File

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=69 0
Program USIS Versi 0.1 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=68 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=68#respond Mon, 23 Nov 2015 03:41:35 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=68 [Read more...]]]> Poto 1Poto 2Poto 3Poto 4Poto 5

Perangkat lunak ini di beri nama USIS yang Bermakna Usman dan Ishak, karena yang menciptakan adalah Usman dan Ishak Yunus serta di bantu oleh Winda Putra Prawira.
Program USIS juga singkatan dari Untuk Sistim Irigasi dan Saluran digunakan bagi tenaga lapangan atau tugas mahasiswa untuk secara cepat mendimensi suatu saluran, perangkat lunak ini masih sangat sederhana.

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=68 0
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYELIDIKAN TANAH http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=67 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=67#respond Mon, 23 Nov 2015 03:26:43 +0000 http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?p=67 [Read more...]]]> BAB. I PENDAHULUAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Penelitian geoteknik dimaksudkan untuk mengetahui dan mengevalusi kondisi lapisan tanah bawah permukaan dilokasi penelitian, yaitu Kelurahan Mariana Ilir Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin.
Tujuannya untuk mendapatkan data lithologi serta karakteristiknya , yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dan rekomendasi bagi rancangan bangun (design) untuk saluran. Selain itu juga diperlukan sebagai data penunjang pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun perencana peralatan yang akan digunakan.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan :
Pekerjaan ini meliputi persiapan administrasi, persiapan peralatan berupa mesin sondir, alat handbor berikut perlengkapannya, transortasi peralatan dan personil kelapangan.
2. Pekerjaan Lapangan :
Penyondiran, dilaksanakan dengan menggunakan alat sondir berkapasitas 2,5 ton dan dilakukan sebanyak 2 (dua) titik. Pengujian dilakukan hingga mencapai kedalaman lapisan tanah keras dengan nilai perlawanan konus (qc) > 150 Kg/Cm2 atau jumlah hambatan pelekat > 2.500 Kg/Cm.
Jika tidak tercapai nilai tersebut penyondiran dilanjutkan hingga kedalaman 30,00 meter.
4. Penyusunan Laporan.
Meliputi penghitungan, interpretasi data, pengolahan data yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengujian lapangan, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan. untuk acuan dasar perencanaan maupun bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang diinginkan.

BAB II PROSEDUR DAN HASIL PENYONDIRAN
A. PROSEDUR PEKERJAAN PENYONDIRAN
Berdasarkan hasil penyondiran data yang diperoleh seperti pada tabel 1 untuk data selengkapnya tercantum dalam lampiran.
Tabel 1 : Data Penyondiran Nilai Konus (qc) dan Jumlah Hambatan Pelekat (JHP).
Kode
Titik Kedalaman
( m ) Qc Maks
(kg/cm2) JHP
(kg/cm) Qc>30 kg/cm2
( m )
LM 17,60 178,88 871,99 6,80

B. DAYA DUKUNG TANAH
Nilai daya dukung tanah yang diizinkan adalah diperlukan sebagai acuan dasar dalam bidang perencanaan (design ) suatu pondasi.
Perhitungan nilai daya dukung ini dimaksudkan untuk mengetahui batasan kekuatan lapisan tanah yang bersangkutan jika untuk menahan beban pondasi suatu bangunan tidak terjadi keruntuhan akibat pengeseran lapisan tanah (shearing failure).
1. Daya Dukung Tanah Pondasi Dangkal ,
Perhitungan daya dukung izin tanah berdasarkan data hasil penyondiran menurut teori Mayerhof dengan mempertimbangkan terjadinya settlement maksimum 2,54 cm, dapat menggunakan persamaan pendekatan sebagai berikut :

dengan : qc = Tahanan ujung konus (kg/cm2).
qall = Daya dukung yang dizinkan.
B = Lebar dasar pondasi (m).
FK1; FK2= Nilai faktor keamanan 3 dan 5.
Sesuai dengan persamaan tersebut, untuk pondasi dangkal sesuai dengan ukuran dan kedalamannya daya dukung izin dimasing-masing Site seperti tabel 3.

2. Daya Dukung Tanah Pondasi Sumuran dan Tiang Pancang
Untuk menghitung besaran nilai daya dukung izin terhadap pondasi tiang/borepile berdasarkan data sondir dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :

dengan : qc = Nilai tekanan ujung konus (kg/cm2)
A = Luas penampang pondasi (cm2)
JHP = Daya dukung yang diizinkan (kg/cm2)
Ө = Keliling penampang tiang (cm)
3, 5 = Nilai faktor keamanan

a. Pondasi Sumuran.
Persamaan tersebut diatas dapat digunakan untuk menghitung besaran nilai daya dukung tanah izin dengan mengabaikan nilai friksi tanah. Berdasarkan asumsi tersebut nilai daya dukung tanah izin untuk pondasi sumuran sesuai bentuk dan ukurannya dapat dilihat dalam tabel 4 – 5
Tabel 4 : Daya Dukung Pondas Sumuran 1,20 x 1,20 m

Tabel 5 : Daya Dukung Pondas Sumuran Ø 1,20 m

b. Pondasi Tiang Pancang / borepile
Berdasarkan per

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Sesuai data hasil penyondiran, Nilai perlawanan >150 kg/cm² rata –rata dijumpai setelah mencapai kedalaman 7,60 meter dan untuk konus > 30 kg/cm² pada posisi titik LM di kedalaman 17,60 meter
2. Daya dukung tanah Izin, Sesuai jenis, ukuran dan kedalaman bahwa nilai daya dukung tanah izin berdasarkan data Sondir sebagai berikut :
 Pondas Dangkal

 Pondasi Sumuran,

 Pondasi Tiang / Borepile

B. SARAN :
1. Untuk bangunan kontruksi ringan atau konstruksi saluran, pondasi dangkal / setempat, dapat dilaksanakan, dan disarankan bagian dasar tapak pondasi diperkuat dengan cerucuk dolken.
2. Untuk bangunan kontruksi beban berat, jika mengacu data sondir hasil penelitan disarankan ujung tiang atau bor pile diposisikan dikedalaman 8,00 meter.
3. Untuk pondasi sumuran tidak disarankan dengan alasan bahwa mulai kedalaman 4,00 – 6,00 meter diprediksikan jenis tanah berupa lempung lanau pasir tufaan, biasanya ljenis lapisan tanah tersebut mempunyai sudut geser yang cukup besar.

LAMPIRAN HASIL PENGUJIAN

DATA SONDIR

Proyek : UBD Dikerjakan : TIM SOIL TEST
Lokasi : Mariana Tanggal : 28 05 1015
Sondir No. : 1 (Satu) Ground Surf. Level :

TOTAL
MANOMETER READ RESISTANCE LOCAL COMULATIVE
DEPTH (Kg/Cm2) (Kg/Cm2) FRICTION LOCAL
(M) (M2-M1)C2 FRICTION
First Second Conus=qc Frict.=fs (kg/cm) (kg/cm)
M1 M2 M1.Co (M2-M1)C1
1 2 3 4 5 6 7
0.00 0 0 0 0 0 0
.20 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 6.962
.40 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 13.924
.60 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 20.886
.80 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 27.848
1.00 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 34.81
.20 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 41.772
.40 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 48.734
.60 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 55.696
.80 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 62.658
2.00 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 69.62
.20 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 76.582
.40 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 83.544
.60 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 90.506
.80 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 97.468
3.00 1 5 0.966944444 0.3481 6.962 104.43
.20 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 113.1325
.40 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 121.835
.60 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 130.5375
.80 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 139.24
4.00 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 147.9425
.20 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 156.645
.40 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 165.3475
.60 5 10 4.834722222 0.435125 8.7025 174.05
.80 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 182.7525
5.00 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 191.455
.20 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 200.1575
.40 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 208.86
.60 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 217.5625
.80 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 226.265
6.00 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 234.9675
.20 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 243.67
.40 10 15 9.669444444 0.435125 8.7025 252.3725
.60 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 261.075
.80 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 269.7775
7.00 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 278.48
.20 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 287.1825
.40 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 295.885
.60 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 304.5875
.80 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 313.29
8.00 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 321.9925
.20 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 330.695
.40 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 339.3975
.60 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 348.1
.80 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 356.8025
9.00 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 365.505

DEPTH
(M)

MANOMETER READ
(Kg/Cm2)

RESISTANCE
(Kg/Cm2)

TOTAL
LOCAL
FRICTION
(M2-M1)C2
(kg/cm)

First Second Conus=qc Frict.=fs
M1 M2 M1.Co (M2-M1)C1
1 2 3 4 5 6 7
9 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 365.505
.20 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 374.2075
.40 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 382.91
.60 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 391.6125
.80 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 400.315
10 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 409.0175
.20 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 417.72
.40 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 426.4225
.60 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 435.125
.80 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 443.8275
11 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 452.53
.20 25 30 24.17361111 0.435125 8.7025 461.2325
.40 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 469.935
.60 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 478.6375
.80 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 487.34
12 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 496.0425
.20 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 504.745
.40 15 20 14.50416667 0.435125 8.7025 513.4475
.60 15 20 14.50416667 0.435125 8.7025 522.15
.80 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 530.8525
13 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 539.555
.20 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 548.2575
.40 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 556.96
.60 20 25 19.33888889 0.435125 8.7025 565.6625
.80 30 35 29.00833333 0.435125 8.7025 574.365
14 50 55 48.34722222 0.435125 8.7025 583.0675
.20 50 55 48.34722222 0.435125 8.7025 591.77
.40 70 90 67.68611111 1.7405 34.81 626.58
.60 110 115 106.3638889 0.435125 8.7025 635.2825
.80 110 115 106.3638889 0.435125 8.7025 643.985
15 70 75 67.68611111 0.435125 8.7025 652.6875
.20 70 75 67.68611111 0.435125 8.7025 661.39
.40 80 90 77.35555556 0.87025 17.405 678.795
.60 80 90 77.35555556 0.87025 17.405 696.2
.80 130 135 125.7027778 0.435125 8.7025 704.9025
16 130 135 125.7027778 0.435125 8.7025 713.605
.20 130 135 125.7027778 0.435125 8.7025 722.3075
.40 125 130 120.8680556 0.435125 8.7025 731.01
.60 20 30 19.33888889 0.87025 17.405 748.415
.80 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 757.1175
17 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 765.82
.20 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 774.5225
.40 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 783.225
.60 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 791.9275
.80 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 800.63
18 35 40 33.84305556 0.435125 8.7025 809.3325

]]>
http://blog.binadarma.ac.id/ishakyunus/?feed=rss2&p=67 0