CHIPS BETEL LEAF

CHIPS BETEL LEAF

PKM – KEWIRAUSAHAAN

Margareta Andriani, M.Pd. (Dosen Pembimbing)

Lia Murni Aresti (Mahasiwa)


Tanaman daun sirih (betel leaf) banyak tumbuh di Indonesia. Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Daun sirih juga diketahui mengandung bahan kimia antara lain minyak asiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpro katekol, karvacrok, eugenol,  pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, fenil propada, tannin dan mengandung banyak manfaat.

PKM ini merupakan inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan peluang pasar. Inovasi dan kreativitas dari daun sirih dilakukan dengan mengolah daun sirih menjadi keripik daun sirih aneka rasa rendah lemak dan bergizi tinggi. Olahan tersebut dilakukan dengan beberapa proses pembuatan yang dapat bermanfaat khususnya untuk penyakit mimisan, bau badan dan sebagainya. Dengan inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan daya beli masyarakat untuk membeli Chips Betel Leaf , karena keunikan dan cita rasa yang berbeda dengan keripik lain, serta manfaat dari daun sirih itu sendiri yang bermanfaat untuk kesehatan kita.

 

Kata kunci : Chips, Betel Leaf .

Produk yang Dihasilkan

       

MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR

MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR

Vita Nirmala

Vitara1603@yahoo.co.id

Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan

 

Fenomena yang terjadi saat ini dalam pembelajaran sastra adalah rendahnya tingkat apresiasi siswa. Rendahnya tingkat apresiasi tersebut disebabkan karena tiga masalah pokok yang antara lain pengajar sastra yang tidak sesuai dengan persyaratan, kurikulum yang tidak menunjang, dan kurang tersedianya buku-buku sastra di perpustakaan sekolah. Selain hal tersebut, metode dan media yang tidak memadai juga merupakan masalah dalam pembelajaran sastra. Untuk itu, penulis mencoba menawarkan salah satu media dalam pembelajaran sastra. Media yang ditawarkan berupa media audio-visual. Berkaitan dengan hal tersebut, masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana mengaplikasikan media-audio visual dalam pembelajaran sastra. Dengan media audio-visual diharapkan siswa lebih aktif, termotivasi, dan lebih tertarik dalam pembelajaran sastra sehingga diharapkan dapat menumbuhkan tingkat apresiasi sastra siswa, terutama siswa sekolah dasar.

 

Kata Kunci: media audio visual, pembelajaran sastra, Sekolah Dasar

 

Pembelajaran Telaah Karakter Tokoh Karya Sastra dengan Menggunakan Metode Telling dan Showing

Pembelajaran Telaah Karakter Tokoh Karya Sastra dengan Menggunakan Metode Telling dan Showing

Margareta Andriani

Dosen Universitas Bina Darma

margaretaandria@yahoo.com

Abstrak : Selama ini  pembelajaran sastra di sekolah kurang diminati. Padahal melalui tokoh dan karakter tokoh, pembelajaran sastra bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan moral  dan psikologi siswa. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran sastra tersebut diduga disebabkan oleh tiga faktor, antara lain (1) guru, (2) siswa, dan (3) strategi pembelajaran. Karena itu, hasil pembelajaran sastra di sekolah  kurang  memuaskan.  Bertolak dari fenomena  tersebut, dalam tulisan ini dipaparkan pembelajaran telaah sastra di sekolah  dengan menggunakan metode telling dan showing.Melalui metode ini siswa akan terbantu dalam mengidentifikasi dan mengintepretasi karakter tokoh-tokoh yang ada di dalam karya sastra.

 

Kata kunci:Pembelajaran, Telaah Karakter Tokoh, Metod Telling dan Showing

Materi karya sastra  dapat dipilih dari khazanah karya sastra, dalam hal ini adalah prosa yang bergenre cerpen, yang sangat banyak. Dalam memilih materi pembelajaran sastra, guru dituntut untuk dapat memilah dan memilih karya yang akan diajarkan di kelas. Karya sastra yang dipilih seharusnya disesuaikan dengan  usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Di samping itu, guru juga harus memilih cerpen yang memuat isu-isu yang baru atau pernah menarik perhatian masyarakat.

Pembelajaran penelaahan karakter tokoh yang terdapat dalam karya sastra di sekolah dimulai dengan (a) guru memilih bahasa yang cocok, (b) guru harus mempelajari dulu cerpen yang dipilih untuk dijadikan bahan ajar, (c) melibatkan secara aktif siswa dengan cerpen yang dipilih dengan cara menugasi siswa membaca dengan baik, (d) pertemuan pertama guru melontarkan pertanyaan yang sifatnya mengarahkan perhatian siswa ke cerpen yang dijadikan bahan ajar,  (e)guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 4—5 siswa, (f) guru meminta siswa untuk mengidentifikasi tokoh dan karakter tokoh-tokoh tersebut, (g)  setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi bagaimana cara pengarang menampilkan karakter tokoh,(h)setiap kelompok diminta untuk menelaah penggunaan bahasa yang berupa dialog, tindakan, hasrat, pikiran, dan perasaan tokoh yang ada di dalam cerita, (i) setiap kelompok  diminta untuk menilai karya prosa tersebut berdasarkan telaah objektif terhadap watak atau karakter tokoh, (j) guru membuka forum diskusi, (k) setiap kelompok mendapatkan tugas untuk menyusun laporan tentang tokoh dan karakter tokoh yang terdapat dalam karya yang dibaca dengan bimbingan guru.

MEMBANGUN KECERDASAN EMOSIONAL GURU

MEMBANGUN KECERDASAN EMOSIONAL GURU

Dra. Wasitoh Meirani, M.Pd.1), Yuli Asmara Triputra, S.H., M.Hum. 2)

 

Politeknik Negeri Sriwijaya

 

Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139

 

Email: meiraniwirawan@ymail.com 1), yuliasmaratriputra@yahoo.com 2)

 

ABSTRAK

 

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengontrol emosi atau keseimbangan antara emosi dan cara mengungkapkannya.  Sebagai pendidik, guru perlu memiliki kecerdasan emosional terkait dengan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.  Kecerdasan emosional bagi seorang pendidik memegang peranan penting dalam pencapaian karir di bidang pendidikan.  Beberapa cara untuk menguasai kecerdasan emosional adalah 1) pemahaman terhadap macam-macam kecerasan anak, 2) pemahaman terhadap macam-macam gaya belajar anak, dan 3) pemahaman terhadap hak asasi anak sebagai bagian dari perlindungan hak asasi manusia. Dengan pemahaman terhadap keberagaman kecerdasan anak, guru diharapkan akan lebih empati terhadap keterbatasan kemampuan siswa sehingga dapat lebih sabar menghadapi siswa. Dengan pemahaman terhadap keberagaman gaya belajar anak, guru diharapkan dapat lebih bijaksana dalam merespon tingkah laku siswa yang kurang baik selama mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya, dengan pemahaman terhadap hak asasi anak sebagai bagian dari perlindungan hak asasi manusia, guru diharapkan akan dapat lebih mampu mengontrol emosi untuk tidak melakukan tindakan pelanggaran hukum.

 

Kata Kunci: kecerdasan, emosional, guru, siswa, pembelajaran

 

AKURASI HASIL TERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA PADA GOOGLE TRANSLATE

AKURASI HASIL TERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA PADA GOOGLE TRANSLATE

AKURASI HASIL TERJEMAHAN TEKS

BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA PADA

GOOGLE TRANSLATE

Margareta Andriani dan Ahmad Luthfi

1. Pendahuluan

Saat ini, implikasi perkembangan teknologi informasi sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi informasi yang mengalami perkembangan signifikan hingga dapat mempengaruhi pola kehidupan dan cara berkomunikasi manusia di era global ini adalah teknologi informasi yang dikenal sebagai internet. Internet pada awalnya merupakan teknologi informasi yang hanya dimanfaatkan oleh kalangan tertentu seperti kepentingan militer di Amerika pada eranya, dan baru bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik pada tahun 80-an.

Dengan menggunakan internet setiap orang dapat mencari serta memperoleh informasi yang dia butuhkan dengan cepat tanpa harus meninggalkan tempat duduknya. Dahulu komunikasi lebih banyak dilakukan secara langsung (face to face), Sedangkan, saat ini kontak personal secara tatap muka perlahan telah tergantikan dengan kemudahan berkomunikasi melalui internet dan telepon seluler. Internet adalah kumpulan atau jaringan komputer yang ada diseluruh dunia.

Dalam hal ini komputer yang dahulunya berdiri sendiri dapat berhubungan langsung dengan host-host atau komputer-komputer yang lainnya. Dengan kemampuannya untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya, membuat internet dapat dimanfaatkan untuk mengakses atau mentransfer data/ informasi dari komputer satu ke komputer lainya. Schonherr (1998:712) menyebutkan internet dengan segala perangkatnya layaknya sebuah perpustakaan raksasa, yang dapat diakses oleh siapapun. Namun untuk menelusuri perpustakaan virtual tersebut dengan efektif tidaklah mudah. Orang akan dapat dengan mudah “tersesat”. Salah satu cara yang paling mudah untuk membantu kita menemukan informasi secara cepat adalah dengan memanfaatkan search engine (mesin pencari). Salah satu mesin pencari yang paling popular adalah Google. Mesin pencari ini pertama kali dikembangkan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada tahun 1996.

Dalam perkembangannya, Google tidak hanya sebuah mesin pencari yang membantu pengguna internet menemukan link ke suatu halaman web, namun juga menyediakan mesin penerjemah. Para pengembang Google jelas menyadari bahwa informasi yang ada dalam suatu halaman web bisa tampil dalam berbagai bahasa. Beragamnya bahasa yang ada di dunia bisa menjadi penghalang bagi seseorang untuk menemukan dan memahami informasi penting yang dicarinya. Mesin penerjemah yang melekat pada Google akan membantu menerjemahkan sebuah teks atau halaman web dari satu bahasa ke bahasa lain secara otomatis, sehingga pembaca terbantu ketika berusaha memahami isi sebuah halaman web tersebut. Och (2006) dalam www.googleresearch.blogspot.com mengatakan “because we want to provide everyone with acces to all the world’s information, including information in every language, one of the exciting projects at Google Research is machine translation. Mesin penerjemah yang melekat pada Google bisa digolongkan pada terminologi Machine Translation (MT). MT is to computerized system responsible for the production of translations with or without human assistance (Hutchins, 1995).

Mesin penerjemah dari Google saat ini mampu menerjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa, salah satunya adalah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dan sebaliknya. Hasil terjemahan dari mesin penerjemah perlu dikaji lebih jauh terutama untuk melihat kesalahan akurasi dan kebahasaan yang ada, karena banyak pihak yang meragukan validasinya. Dalam usulan penelitian ini akan disajikan sebuah kajian awal mengenai beberapa variabel ilmu tata bahasa yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana keabsahan hasil terjemahan teks menggunakaan teknologi Google Translate.

MENGOLAH SAYURAN MENJADI PEMPEK BERGIZI TINGGI

MENGOLAH SAYURAN MENJADI PEMPEK BERGIZI TINGGI

MENGOLAH SAYURAN MENJADI PEMPEK BERGIZI TINGGI Dosen Pembimbing : Margareta Andriani.,M.Pd * SITI KHODIJAH LESTARI (KETUA) NIM 08132037. ANGKATAN 2008 * MIRAWATI (ANGGOTA) NIM 09132026. ANGKATAN 2009 * SUMIATI (ANGGOTA) NIM 10132030. ANGKATAN 2010 RINGKASAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sayur. Hal ini dikarenakan, keadaan geografis yang mendukung dan kesuburan tanahnya sehingga sangat cocok untuk ditanami beraneka macam sayuran. Namun, melimpahnya sayuran di Indonesia tidak membuat masyarakatnya cukup akan asupan gizi yang berasal dari sayuran. Dari data Kemtam, tingkat konsumsi sayuran penduduk Indonesia tahun 2005 sebesar 35,30 kg/kapita/tahun, kemudian tahun 2006 34,06 kg/kapita/tahun, dan tahun 2007 meningkat sebesar 40,90 kg/kapita/tahun. Sedangkan, standar kecukupan untuk sehat sebesar 91,25 kg/kapita/tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih jauh di bawah standar angka kecukupan gizi. Karya tulis ini bertujuan untuk meningkatkan keinginan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi sayur-sayuran. Berdasarkan rekomendasi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), masyarakat Indonesia yang mengonsumsi sayuran masih rendah. Untuk itu, kami mempunyai pemikiran bagaimana mengolah sayuran menjadi pempek bergizi tinggi sebagai alternatif agar masyarakat tertarik untuk mengonsumsi sayuran. Apalagi warnanya yang beranega ragam sehingga menarik perhatian dan keinginan untuk mencoba, terutama anak-anak yang tidak suka sayuran. Berdasarkan survei Kementrian Pertanian, bahwa masyarakat Indonesia masih kurang mengonsumsi sayuran. Hal ini disebabkan karena, masyarakat belum banyak mengetahui cara mengolah sayuran menjadi makanan yang enak dan bergizi tinggi, sehingga mereka malas bahkan jarang mengonsumsi sayuran. Melihat dari permasalahan tersebut, kami menawarkan variasi makanan yang terbuat dari sayur kepada masyarakat yang kurang/tidak menyukai sayuran dengan inovasi baru yaitu memvariasikan sayur menjadi sebuah penganan yang enak dan bergizi tinggi melalui pempek. Pempek tersebut terbuat dari beraneka sayuran seperti bayam, wortel, jamur, rumput laut, jagung, dan lain sebagainya. Seperti telah kita ketahui, mengonsumi sayur sangat berguna untuk kesehatan tubuh, karena sayur banyak mengandung serat yang bermanfaat untuk pencernaan, vitamin, protein, mineral, kalsium, karbohidrat dan kandungan lainnya yang diperlukan tubuh. Pempek yang terbuat dari sayuran yang bergizi tinggi juga bisa dikonsumsi bagi siapa saja termasuk vegetarian dan mereka yang tidak bisa bahkan alergi dengan makanan yang dikelola dari daging ikan. Jadi, olahan sayuran menjadi pempek bergizi tinggi adalah sebagai alternatif bagi masyarakat untuk mengonsumsi sayur-sayuran. untuk lebih detailnya silakan download di link berikut PKM-GT PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UNSUR PENOKOHAN DALAM NOVEL ISTANA KEDUA KARYA ASMA NADIA : SEBUAH PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

UNSUR PENOKOHAN DALAM NOVEL ISTANA KEDUA KARYA ASMA NADIA : SEBUAH PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA

Enny Hidajati dan Margareta Andriani

Abstrak
Tulisan ini akan membahas analisis penokohan pada tokoh utama novel Istana Kedua karya Asma Nadia. Pendekatan yang dipergunakan adalah analisisstruktur kepribadian Sigmund Freud yang membagi kepribadian dalam id, ego, dan superego. Tokoh-tokoh utama yang terlibat dalam sebuah bingkai pernikahan yang menjalani poligami, mempunyai kedinamisan dalam struktur kepribadian tersebut.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa tokoh Mei Rose, Prasetyo, dan Arini mengalami pergerakan tataran struktur kepribadian yang dipengaruhi oleh tekanan dan hal-hal lain di luar dirinya.

Kata kunci : penokohan, struktur kepribadian