Sebuah Blog dari if002
RSS icon Email icon
  • PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS MINYAK KEMIRI YANG DIHASILKAN

    Posted on July 31st, 2013 renilaili No comments

    PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS MINYAK KEMIRI YANG DIHASILKAN

    Renilaili

    Dosen Universitas Bina Darma

    Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang

    Pos-el : renilaili@mail.binadarma.ac.id

    Abstract : Pecan oil is one seed products that can be produced from the seeds of valuable pecan, walnut oil but the quality factor is strongly influenced from harvesting and post-harvest of the pecan nut. There are 3 ways to generate them with walnut oil hydraulic compression process, as well as the threaded compression using solvent extraction. This research is taking hazelnut oil by extraction using a solvent, and the solvent used is alcohol. In the extraction process, the extraction temperature was 70 ° C with 3 times ie, 75oC and 80oC, as well as the extraction time is done with the variation time of 2 hours, 3 hours and 4 hours. The results are mixed with alcohol selanjudnya distilled to separate the oil and oil obtained alcohol.Selanjudnya quality tested to determine saponification number, acid number and density as well ..

    Key word: Extraction, alcohol , distilation, temperature , time , aleutites molucana oil.

    Abstrak : Minyak Kemiri adalah salah produk Unggulan yang bisa dihasilkan dari biji kemiri yang bernilai ekonomis, tetapi kualitas minyak kemiri sangat dipengaruhi dari factor pemanenan dan pasca panen dari biji kemiri tersebut . Ada 3 cara untuk menghasilkan minyak kemiri diantaranya dengan proses pengempaan hidrolik, pengempaan berulir serta ekstraksi yang menggunakan pelarut. Penelitian ini adalah pengambilan minyak kemiri dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut, dan pelarut yang dipakai adalah alcohol. Dalam proses Ekstraksi ini , temperature ekstraksi dilakukan dengan 3 kali yaitu 70oC, 75oC serta 80oC, begitu juga dengan Waktu Ekstraksi dilakukan dengan variasi waktu 2 jam , 3 jam dan 4 jam. Hasil yang didapat masih bercampur dengan alcohol yang selanjudnya didistilasi untuk memisahkan antara minyak dan alcohol.Selanjudnya minyak yang didapat diuji kualitasnya untuk mengetahui angka penyabunan, bilangan asam dan juga berat jenis.

    Kata kunci :Ekstraksi, alcohol, distilasi, temperatur ,waktu, minyak kemiri


    1. PENDAHULUAN

    Kemiri atau dalam bahasa latin lebih dikenal dengan Aleutites molluccana, dahulu lebih dikenal sebagai salah satu bahan bumbu masak atau rempah rempah. Namun zaman telah berkembang , saat ini kemiri juga dimanfaatkan untuk bidang kesehatan dan bidang kecantikan wanita. Dalam pemanfaatannya , kemiri tidak langsung dipakai melainkan diambil sarinya yang berupa minyak, yang dikenal dengan minyak kemiri. Minyak kemiri ini dihasilkan dari biji kemiri yang telah melalui tahapan tertentu.

    Tanaman kemiri tumbuh dan berkembang subur didaerah tropis, jadi tanaman kemiri dapat tumbuh diseluruh wilayah Indonesia.Kemiri adalah tumbuhan yang sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae.Tumbuhan kemiri merupakan pohon yang besar dengan tinggi mencapai 40 meter, dengan lingkar batang sampai 1,5 meter, daun muda , ranting dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat , pendek dan berwarna perak mentega seolah bertabur tepung. Dari kejauhan tajuk pohon ini Nampak keputihan atau keperakan.

    Tanaman Kemiri adalah salah satu tanaman yang bernilai Ekonomi tinggi , karena selain menghasilkan kayu, juga menghasilkan biji yang banyak kegunaannya . Biji kemiri merupakan bagian dari tanaman kemiri yang paling tinggi nilai ekonomis nya. Dalam rangka meningkatkan nilai tambah kemiri tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan menjadi produk lain bernilai ekonomis , seperti minyak kemiri. Minyak kemiri tidak bisa dicerna oleh tubuh, oleh karena itu biasanya digunakan untuk bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak juga untuk pembuatan sabun, kosmetik dan pengawet kayu ( Ketaren ,1986). Pengolahan minyak kemiri dari biji kemiri dapat dilakukan dengan cara pengepressan hidrolik, pengepressan berulir dan juga ekstraksi dengan pelarut, sedangkan penelitian yang dilakukan sekarang adalah dengan cara ekstraksi dengan pelarut.

    Menurut Ruspandi (1994) , faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu dari minyak kemiri yaitu cara pemanenan dan penanganan pasca panen. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap mutu minyak yang didapat, yaitu dengan melakukan pengujian terhadap berat jenis minyak, pengujian terhadap bilangan penyabunan dan pengujian terhadap bilangan asam. Dengan demikian akan didapatkan suatu pedoman dalam melakukan ekstraksi untuk mendapatkan minyak kemiri yang bermutu baik. Minyak kemiri ini banyak mengandung asam oleostearat tetapi minyak ini lekas mengering , oleh karena itu minyak ini sering digunakan untuk mengawetkan kayu, bisa juga digunakan untuk campuran vernis atau cat atau sering dipakai untuk melapisi kertas agar anti air.

    1.1.Tanah dan Iklim

    Tanaman kemiri ini tidak sulit untuk dibudidayakan, karena tanaman ini senang tumbuh didaerah tropis jadi bisa tumbuh disetiap wilayah Indonesia. Jika dirawat tanaman kemiri bisa dipanen tiga kali dalam setahun. Tanaman kemiri menyenangi lokasi yang suhu udara nya cukup panas antara 21oC sampai 42oC dengan kelembaban rata-rata 75% juga pada ketinggian 0 – 1200 meter dari permukaan laut kemiri dapat tumbuh dan berbuah tetapi hasil terbaik jika ditanam pada ketinggian 0 – 800 meter dari permukaan laut. Tanaman kemiri tidak memilih jenis tanah .Ditanah yang kurang subur pun tanaman ini bisa tumbuh, dan menghasilkan, namun ditanah yang subur hasilnya akan lebih banyak.

    http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTo9qKShQwR8TGV4DELEGalazaK3S9dOocF4DOYXgMO0ZhXQ67UXvRZ5w

    Gambar 1. Tanaman Kemiri

    1.2.Pemilihan Bibit

    Bibit yang baik untuk tanaman kemiri adalah bibit hasil cangkok, okulasi atau sambungan. Ada 3 cara pemilihan benih , yang pertama benih disemaikan dulu lalu dipindahkan dalam polybag, setelah keeping biji nya terangkat . Cara berikutnya benih disemai , setelah berkecambah dipindahkan lagi ke persemaian kedua, Cara ketiga benih langsung disemaikan di polybag. Bibit siap ditanam apabila umurnya telah mencapai antara 7- 10 bulan atau tinggi nya rata-rata 25-40 cm.

    http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRoH3wbtXvrG-t7ZCatz-8ux28RRR7BFWeg2ZLxMF9BotfQhMMZCf0ZwQ

    Gambar 2. Bibit Tanaman Kemiri

    Ilustrasi kemiri abad ke-19 dari Blanco.

    Gambar 3. Daun dari pohon kemiri

    http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8QMhOw0prxAtr8waztgMZjwQMoqKxApFqd5zTmP3PMptuEcCcsOllBQ

    Gambar 4. Buah Kemiri

    Kemiri ditanam untuk diambil bijinya , yang setelah diolah sering digunakan dalam masakan sebagai rempah penyedap. Dipulau Jawa kemiri juga dijadikan sebagai saus kental yang dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hamper sama. Kemiri juga dibakar dan dicampur dengan pasta dan garam untuk membuat bumbu masak has Hawai yang disebut inamona. Inti biji kemiri mengandung 60-66% minyak.Di Hawaii, pada masa kuno , kemiri dibakar untuk menghasilkan cahaya kemiri disusun berbaris memanjang pada sehelai daun Palem , dinyalakan salah satu ujungnya dan akan terbakar satu demi satu setiap 15 menit atau lebih, ini juga berguna untuk mengukur waktu. Di Tonga , sampai sekarang kemiri yang sudah matang dinamai tuitui dijadikan pasta dan digunakan sebagai sabun dan shampoo.

    Saat ini penanaman kemiri secara modern hanya untu memperoleh minyaknya dalam sekali penanaman masing-masing pohon akan menghasilkan 30-80 kg kacang kemiri dan sekitar 15 sampai 20 % dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat. Kebanyakan minyak yang dihasilkan digunakan secara local , tidak diperdagangkan secara internasional. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat, minyak ini lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai vernis atau cat atau dipakai juga sebagai pelapis kertas agar kertas tersebut anti air, juga minyak kemiri ini dipakai untuk bahan sabun atau bahan campuran isolasi. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah dari dari pada tung oil.Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar kayu kemiri dianggap terlalu ringan dan tidak bagu serta tidak awetsebagai kayu bangunan. Kayu ini berwarna keputihan , amat ringan dan mudah diserang jamur. Kayu kemiri ini banyak digunakan untuk membuat korek api dan juga untuk pulp pembuatan kertas. Pohon kemiri juga sering ditanam sebagai pohon serbaguna, untuk menghijaukan lahan, sebagai peneduh pekarangan dan juga untuk pohon hias. Biji kemiri juga mengandung bahan beracun dengan kekuatan ringan. Karena itu sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi biji kemiri secara mentah. Penggunaan kemiri harus diawali dengan menyangrai atau dipanaskan tanpa minyak dan air, sehingga biji kemiri menjadi hangat , pemanasan ini akan menguraikan toksin.

    Menurut Sunanto (1994) Kandungan Giz yang terdapat pada inti biji kemiri adalah protein 4,9% lemak 16,3% Karbohidrat 2% , Kalsium 20,7%, kandungan posfor 51,8% zat besi 0,05%

    Selain dari itu kulit bijinya atau cangkang batoknya dapat dimanfaatkan bahan obat nyamuk bakar atau arang sebagai bahan bakar.Disamping itu ampas dari pengolahan minyak dapat digunakan untuk pakan ternak dan pupuk tanaman sebab mengandung unsure NPK yang cukup tinggi. Kulit batang dari kemiri juga berfungsi sebagai obat diare.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu ekstraksi dan pengaruh Temperatur ekstraksi terhadap mutu minyak kemiri yang dihasilkan.

    1.4. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini hanya dilakukan ekstraksi terhadap minyak kemiri dengan menggunakan pelarut alcohol, sedangkan pengujian kualitas hanya dilakukan terhadap berat jenis minyak yang dihasilkan, juga bilangan penyabunan dan bilangan asam.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Apabila mutu minyak yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, maka kita akan mendapatkan minyak kemiri sesuai standart.

    2.METODOLOGI PENELITIAN

    2.1 Pengertian Ekstraksi

    Ekstraksi dengan menggunakan pelarut pada prinsipnya adalah melarutkan minyak dalam bahan kedalam pelarut organic yang sesuai , mekanisme yang terjadi pada proses leaching adalah sebagai berikut , Perpindahan pelarut kepermukaan padatan , plarut berdifusi kedalam padatan, zat yang dilarutkan berdifussi melalui campuran pelarut dan zat padat kepermukaan partikel. Waktu ekstraksi harus cukup agar pelarut dapat melarutkan zat yang dilarutkan sampai mencapai kesetimbangandulu Pada percobaan ini minyak diekstraksi dari buah kemiri, kemiri yang akan diekstraksi harus digerus hingga halus, karena untuk mempermudah minyak nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan, ini ada hubungannya dengan ukuran partikel yang semakin kecil, sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalag alcohol. Alkohol digunakan sebagai pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang relative sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar. Kemiri yang telah halus dibungkus dengan kertas saring bagian atas dan bawahnya dilapisi kapas. Kemudian dimasukan kedalam soxhlet dan ditambahkan dengan pelarut. Pada labu godok atau labu pemanasan perlu ditambahkan dengan batu didih untuk menghindari letupan saat pemanasan karena akan terjadi pemanasan karena akan terjadi tumbukan akibat adanya perbedaan tekanan uap pada suhu dengan tekanan atmosfir dan tekanan kolom cairan.Setelah itu memulai pemanasan dan mengekstraksi larutan hingga bebrapa kali sirkulasi, semakin banyak jumlah sirkulasi , maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak setelah proses ekstraksi dilakukan, proses selanjutnya adalah pemisahan pelarut dari minyak yang diperoleh dengan cara distilasi, dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah. Sebelum sirkulasi berlangsung pemanasan dihentikan, kemudian pelarut yang terpisah dikeluarkan dari alat soxhlet. Residu yang diperoleh yang agak pekat diuapkan agar pelarut pada minyak benar-benar sudah habis. Minyak yang tidak berbau alcohol lagi , kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Minyak yang diperoleh berwarna kuning , kadar minyak yang diperoleh dalam percobaan ini adalah sekitar 15%.

    2.2 Ukuran Partikel

    Kecepatan transfer massa berbanding lurus dengan luas permukaaan partikel-partikel , oleh karena itu semakin kecil ukuran partikel, menyebabkan luas permukaan partikel semakin besar, sehingga pelarut yang berdifussi bertambah banyak

    2.3 Jenis Pelarut

    Pelarut yang dipilih harus selektif untuk pemisahan solute yang bersangkutan dan viskositas nya rendah , supaya lebih mudah tersirkulasi. Koefisien difussi dalam partikel akan naik , dengan kenaikan suhu, sehingga kecepatan leaching bertambah.

    2.4 Kecepatan Aliran pelarut

    Dengan kecepatan aliran pelarut yang tinggi dapat mengurangi konsentrasi pada boundary layer permukaan partikel yang menyebabkan laju ekstraksi dapat bertambah .

    Pelarut yang digunakan harus n memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    1. Dapat melarutkan zat seperti minyak, lemak, asam lemak, dan lain-lain dengan cepat dan sempurna serta sedikit melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, dan senyawa albumin.

    2. Mempunyai titik didih yang cukup rendah , agar dapat diuapkan , namun titik didih pelarut tidak boleh terlalu rendah , karena hal ini mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut akibat penguapan.

    3. Pelarut tidak dapat larut dalam air , karena sifat pelarut yang non polar.

    4. Bersifat iner sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak.

    5. Harga murah, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.

    2.5 Asam Lemak Bebas ( FFA)

    FFA atau yang lazimnya disebut asam lemak bebas adalah asam lemak seperti asam Oleat, asam Linoleat, asam Stearat dan sebagainya yang tidak diikat oleh molekul gliserida. FFA juga dapat meng indikasikan suatu kualitas minyak , kandungan asam lemak yang tinggi biasanya dikaitkan degradasi minyak yang disebabkan oleh hidrolisis dan proses oksidasi.

    Tabel 2. 1. Komposisi asam lemak dalam minyak kemiri

    Sumber: Ketaren S, 1986

    2.6 Ketengikan ( Rancidity)

    Ketengikan suatu minyak menunjukkan adanya kerusakan atau perubahan bau dan rasa dalam minyak atau lemak, kemungkinan kerusakan atau ketengikan ini dapat disebabkan oleh reaksi hidrolisa , reaksi oksidasi dan kerusakan oleh enzim

    Tabel 2. 2. Sifat Kimia dan sifat fisika dari minyak kemiri

    2.7Bilangan Penyabunan

    Bilangan Penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya milligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram lemak atau minyak , bilangan penyabunan juga merupakan ukuran dari berat molekul rata-rata dari Trigliserida yang menyusun komponen minyak. Minyak yang mempunyai berat molekul relative kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai bilangan penyabunan relative kecil.

    ………………………(1)

    Tabel 2.3. Komposisi biji kemiri tiap 100 gram

    Sumber:Hasenhuttl G,2005

    2.8Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Industri Universitas Bina Darma Palembang, selama 2 Minggu ( Bulan Mei 2013).

    2.9. Alat dan Bahan yang digunakan

    -Kemiri

    -Alat Ekstraksi

    -Alat distilasi

    -Air Pendingin

    -Alkohol

    -Thermometer

    -timbangan

    -Erlemeyer

    -Beaker glass

    -Gelas ukur dll

    Gambar 5. Alat Ekstraksi Soxhlet

    http://perlutahu.org/wp-content/uploads/2012/12/manfaat-kemiri.jpeg

    Gambar 6. kemiri

    Kemiri termasuk bumbu dapur yang banyak dicari karena member manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat masakan.

    Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah rempah.. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong . Minyak yang diekstraks dari bijinya berguna dalam industry untuk digunakan dalam campuran cat dan dikenal sebagai tung oil.

    Dibalik permukaan daging kemiri tersimpan manfaat yang sangat besar bagi rambut.

    Peerawatan rambut dengan bahan alami dari kemiri membuat rambut sehat, tebal dan kemilau. Biji yang terdapat didalamnya juga memiliki lapisan pelindung yang mengandung minyak cukup banyak yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lilin, adapun manfaat kemiri yaitu kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hamper sama.

    Kemiri sering juga digunakan dalam masakan Indonesia dan masakan Malaisia. Di pulau Jawa kemiri juga digunakan sebagai saus kental yang dimakan bersama sayuran dan nasi.Ada beberapa bagian dari tanaman ini yang sudah digunakan untuk obat-obatan tradisional didaerah pedalaman, minyaknya digunakan sebagai bahan tambahan perawatan rambut untuk menyuburkan rambut sedang bijinya untuk digunakan sebagai pencahar. Disumatera , biji kemiri dibakar dengan arang dan digunakan untuk penyembuhan penyakit perut dengan cara dipolesi dibagian perut, sedangkan dinegara Jepang , kulit kayunya telah digunakan untuk obat penyakit tumor.

    Gambar 7. Blok Diagram Proses Ekstraksi

    http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSY48mVhoUObA7UcY3t9l_AfaV5XpawW3FyYo44gB1r8pbxhpYc

    Gambar 8. Minyak kemiri

    Pada gambar terlihat bahwa minyak kemiri berwarna bening.

    2.10 Bilangan Yodine

    Bilangan Yodin merupakan jumlah gram yodine yang diikat oleh 100 gram minyak atau lemak. Bilangan yodine menyatakan ketidak jenuhan asam lemak yang menyusun minyak dan lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat yodine membentuki senyawa yang jenuh. Banyaknya yodine yang diikat , menunjukkan banyaknya ikatan rangkap.

    3.HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1.Bilangan asam

    adalah ukuran jumlah asam bebas yang dihitung berdasar b obot molekul asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak. Bilangan asam ini menyatakan jumlah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak, dan biasanya dihubungkan dengan telah terjadinya hidrolisis minyak berkaitan dengan mutu minyak.

    ……………(2)

    Tabel 3.1.Pengaruh Temperatur Ekstraksi terhadap Berat jenis Bilangan penyabunan dan bilangan asam.

    Dari tabel terlihat bahwa berat jenis minyak tertinggi terjadi pada temperature 80oC, bilangan penyabunan maksimum pada temperature 75oC dan juga bilangan asam maksimum pada temperature 75oC

    Grafik 3.1 Temperatur Ekstraksi Vs Berat

    Jenis

    Dari Grafik terlihat bahwa berat jenis Optimum terjadi pada temperature 75oC

    Grafik 3.2. Temperatur Ekstraksi Vs Bilangan penyabunan

    Dari grafik terlihat bahwa bilangan penyabunan yang paling optmum terjadi pada temperature 75oC

    Grafik 3.3. Temperatur Ekstraksi Vs Bilangan Asam

    Dari grafik terlihat bahwa bilangan asam yang paling optimum terjadi pada temperatur 75oC

    Tabel 3.2.Pengaruh Waktu Ekstraksi terhadap Berat jenis,bilangaan penyabunan dan bilangan asam

    Dari tabel terlihat bahwa berat jenis maksimum minyak kemiri terjadi pada waktu ekstraksi 3 jam, bilangan penyabunan maksimum terjadi pada waktu ekstraksi 4 jam, sedang bilangan asam yang maksimum terjadi pada waktu ekstraksi 3 jam.

    Grafik 3.4. Waktu Ekstraksi Vs Berat jenis

    Dari grafik terlihat bahwa berat jenis optimum terjadi pada waktu ekstraksi 3jam.

    Grafik 3.5. Waktu Ekstraksi Vs Bilangan penyabunan

    Dari grafik terlihat bahwa bilangan penyabunan yang paling maksimum terjadi pada waktu ekstraksi 4 jam.

    Grafik 3.6. Waktu Ekstraksi Vs Bilangan Asam

    Disini terlihat bahwa bilangan asam paling optimum terjadi pada waktu ekstraksi 3 jam.

    1. SIMPULAN

    1.Dari Hasil percobaan di Laboratorium Ternyata Perubahan Temperatur tidak begitu mempengaruhi berat jenis dan bilangan Penyabunan, tetapi sangat berpengaruh terhadap bilangan asam, makin tinggi temperatur, maka makin tinggi bilangan asam yang didapat.

    2.Waktu Ekstraksi ternyata tidak berpengaruh terhadap berat jenis dan bilangan asam, tetapi berpengaruh terhadap bilangan penyabunan, makin lama waktu ektraksi maka makin tinggi bilangan penyabunan

    DAFTAR RUJUKAN

    Hasenhuttl G, Fats and Fatty oils, Kirk- Othmer Encyclopedia of Chemical Technology, John Wiley & Sons, Inc., New York, 2005.

    Ketaren , S 1986 Pengantar Teknologi Minyak dan lemak pangan .Penerbit UI Jakarta

    Ruspandi , F 1994 Kemiri Budidaya dan Prospek Bisnis Penebar Swadaya Jakarta

    Sunanto, H 1994 Budidaya Kemiri Komoditas Eksport Penrbit Kanisius Yogyakarta

    Standart Nasional Indonesia, minyak kemiri, SNI 01 – 4462 – 1998, 2006

    Uncategorized
  • PEMANFA’ATAN KEMASAN PLASTIK BEKAS DALAM CAMPURAN BETON POLIMER

    Posted on July 31st, 2013 renilaili No comments

    PEMANFA’ATAN KEMASAN PLASTIK BEKAS DALAM CAMPURAN

    BETON POLIMER

    Renilaili

    Dosen Universitas Bina Darma

    Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

    Pos-el: renilaili@mail.binadarma.ac.id


    Abstrak : Air minum kemasan banyak sekali dipakai oleh masyarakat kita sa’at ini untuk memenuhi kebutuhan akan air minum, akan tetapi kemasan plastik ini setelah dipakai biasanya langsung dibuang , belum banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan lain , akibatnya menjadikan sampah dimana-mana. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah plastik bekas air minum kemasan, yang digunakan dalam campuran beton sebagai bahan pengganti semen , disini plastik bekas air mjnum kemasan dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan kimia yaitu NaOH, kemudian setelah setelah semua plastik menjadi larut baru diaduk bersama pasir dan krikil dengan komposisi tertentu , selanjutnya setelah campuran merata kemudian dimasukkan kedalam cetakan untuk selanjudnya didinginkan sampai mengeras. Hasil cetakan beton polimer yang didapat mempunyai kuat tekan yang bervariasi dan didapat kuat tekan yang optimum terjadi pada campuran dengan penggunaan NaOH 60% komposisi berat 350 gr , dengan kuat tekan optimum 184,48 kg/cm2

    Kata Kunci : Kemasan air minum, zat kimia NaOH, kuat tekan optimum

    Abstract : Bottled water used by a lot of our society Sa’at to meet the need for drinking water, but the plastic is usually disposed of after use, has not been used for other needs, consequently making garbage everywhere. This study aims to utilize waste scrap plastic bottled water, which is used in the concrete mix as a replacement for cement, scrap plastic here mjnum bottled water dissolved in advance using chemicals namely NaOH, then once after all the plastic into a new soluble mixed with sand and gravel with a specific composition, then after the mixture evenly then put into molds to selanjudnya cooled to harden. The results obtained polymer mold concrete compressive strength has acquired a varied and optimum compressive strength occurs in mixtures with the use of NaOH 60% composition by weight 350 gr, with optimum compressive strength kg/cm2 184.48.


    Keywords : Bottled water, chemicals NaOH, optimum compressive strength



    1. PENDAHULUAN

    Air minum kemasan banyak tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum dalam tubuh sebagai sumber mineral dan sangat dibutuhkan kan oleh tubuh dalam kondisi apapun, tetapi sayangnya setelah airnya habis kemasannya dibuang begitu saja secara sembarangan. Tentu saja hal ini menimbulkan dampak berupa limbah padat kemasan bekas, disamping itu kemasan yang dibuang tadi menimbulkan kesan kota yang kurang nyaman dan menjadikan sampah dimana-mana. Kemasan air minum tersebut terbuat dari plastik jenis polipropilen. Polipropilen merupakan suatu polimer yang larut dalam bahan kimia tertentu, seperti Sodium Hidroksida dalam berbagai konsentrasi.

    Akibat banyaknya bahan kemasan plastik yang dibuang maka sa’at ini menjadi kan pekerjaan bagi pemulung untuk memungut bekasan plastik yang untuk selanjudnya akan dijual kepada pengumpul bahan bekas , ini menjadi penghasilan setiap hari bagi pemulung dalam mencari nafkah keluarganya, apabila bahan ini dimanfaatkan, maka dampak yang ditimbulkan oleh adanya sampah dapat diatasi dengan cara mengolah bahan tersebut menjadi bahan yang lebih berguna seperti untuk perhiasan dinding ,tas mainan dan sebagainya tetapi bisa juga bahan bangunan , seperti halnya batubata, bahan penutup lantai semen dan beton. Polimer adalah salah satu bahan rekayasa bukan logam ( non-metalic material)

    Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan sebagai bahan substitusi untuk logam terutama karena sifat-sifatnya yang ringan , tahan korosi dan kimia, dan murah khususnya untuk aplikasi-aplikasi pada temperatur rendah, hal lain yang banyak menjadi pertimbangan adalah daya hantar listrik dan panas yang rendah, kemampuan , untuk meredam kebisingan, warna dan tingkat transparasi yang bervariasi, keseuaian desain dn manufaktur.

    Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul raksasa atau rantai yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit terkecil yang berulang-ulang

    Sebagai blok-blok penyususunnya.

    Molekul-molekul tunggal penyusun polimer, dikenal dengan istilah monomer, polimer.Poliethylene misalnya adalah salah satu jenis bahan polimer dengan rantai linear yang sangat panjang yang tersusun atas unit-unit terkecil yang tersusun berulang ulang sebagai monomer molkul ethylene.

    1.1. Daur Ulang Plastik Bekas

    Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku imfor.. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia , pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumahtangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda. Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri, secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah dapat diperoses oleh suatu industri , antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan misalnya dalam bentuk pellet, serbuk atau dalam bentuk pecahan, limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut , sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan , pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya. Hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju, hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan dinegara maju, dapat dilakukan dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi, kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia. Pemanfaatan plastic daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastic telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastic (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula, walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Di Indonesia, plastic daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastic daur ulang sebagai bahan kontruksi, masih sangat jarang ditemui. Di Inggris dan Italia plastic daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telpon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi, sedangkan di Swedia plastic daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastic untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai.
    Kemasan plastik tidak selalu berakhir menjadi sampah, kemasan plastik bisa dirangkai jadi tas cantik , kita semua tahu bahwa sampah plastik adalah jenis sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah. Jika anda membuang sampah plastik hari ini , hingga 80 tahun mendatang pun sampah plastik ini penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak buruknya, salah satunya dengan memanfaatkan kembali, sampah plastik bisa diolah menjadi barang- barang bermanfaat, seperti tas atau dompet. Hasilnya tak kalah cantik dengan tas-tas berbahan kain, dengan membuat tas berbahan kemasan plastik ini, kita mendapat dua manfaat yaitu selain mendapat kan tas cantik juga sudah turut berpartisifasi menyelamatkan lingkungan dari ancaman sampah plastik.

    Plastik bekas baik bekas kemasan , maupun bekas tali setelah dipakai, kemudian dibuang ke bak sampah sepertinya tidak ada gunanya lagi, apalagi bekas kantong plastik yang setelah dipakai selanjudnya menjadi sampah dan dibuang kemana-mana , tidak berharga lagi bahkan mengancam kebersihan lingkungan baik sungai ,selokan karena sering menyumbat selokan air dan menjadi penyebab banjir dimana-mana. Sekarang sudah sa’atnya kita perlu untuk memikirkan bagaimana usaha kita agar plastik bekas kemasan yang sudah dibuang untuk bisa dimanfaatkan lagi dan didaur ulang kembali menjadi barang yang masih mempunyai nilai jual dan mempunyai manfaat kembali apabila didaur ulang. dibuang untuk bisa dimanfaatkan lagi dan didaur ulang kembali menjadi barang yang masih mempunyai nilai jual dan mempunyai manfaat kembali apabila didaur ulang.

    Gambar 1.Tas Plastik daur ulang

    1.2. Kemasan Bekas

    Gambar 2. Kumpulan plastik kemasan bekas.

    Plastik adalah senyawa monomer, yaitu rantai karbon yang pendek, sedangkan kalau monomer ini banyak dan bergabung maka akan menjadi polimer. Plastik ada yang bersifat termoplastik dan ada juga yang bersifat thermosetting.

    Plastik yang bersifat thermoplastik adalah jenis plastik yang mana polimernya nya linier dan membentuk rantai lurus yang sifatnya dapat melunak jika dipanaskan dan mengeras apabila didinginkan,sifat ini yang disebut bersifat reversibel oleh karena sifat itulah yang mengakibatkan banyak nya plastik yang bisa didaur ulang dan d seapat dibentuk kembali sesuai dengan keinginan kita.

    Thermosetting adalah jenis plastik yang monomernya berbentuk tiga dimensi yang apabila sudah mengeras tidak bisa dilebur lagi menjadi bentuk lain dan sifat ini yang disebut irreversibel.

    Gambar 3. Jenis Plastik Thermosett

    Gambar 4. Jenis Plastik Thermoplast

    1.3. Keunggulan Sifat Plastik

    -Kuat dan ringan

    -Inert ( tidak bereaksi dengan

    oksigen)

    -Tidak karatan

    -Transfaran

    -Bersifat thermoplastis

    ( heat seal).

    -Dapat diberi warna

    1.4. Jenis dan Sifat-sifat plastik

    1.4.1. Polyethylene Terephtalate

    Mempunyai sifat Kuat,,tahan pelarut, kedap gas dan air, berwarna jernih tetapi melunak pada suhu 80oC.

    Contohnya: botol minuman , botol minyak goring, botol kecap dan lain lain.

    1.4.2..High Density Polyethylene

    Mempunyai keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban permeabelterhadap gas , permukaan berlilin (waxy), mudah diwarnai, mudah melunak pada suhu 75 oC.

    Contohnya: Botol susu cair, tutup plastic , tempat es krim dan lain lain.

    1.4.3.Polyvinyl ,chloride/High Density Poly Ethylene(HDPE)

    Mempunyai sifat kuat, keras, lebih jernih , tetapi bisa dibentuk dengan melarutkan, melunak pada suhu 80oC.
    contohnya : Botol air mineral,botol minyak sayur, dan lain-lain.

    1.4.4.Low Density Poly Ethylene

    Mempunyai sifat mudah diproses, kuat , fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, kurang jernih.

    Contoh : Pot Yoghurt, kantong kresek an lain-lain.

    1.4.5. Polypropylene

    Mempunyai sifat keras tapi pleksibel, kuat , permukaan berlilin, tidak jernih tetapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan bias melunak pada suhu 140oC

    Contohnya : kantong chips , sedotan

    1.4.6. Polystyrene

    Mempunyai sifat jernih seperti kaca , kaku getas, , mudah larut , mudah dibentuk pada suhu 95oC

    Contohnya: Tempat makanan, sendok dan garpu, styre busa disebut styroform,bersifat , getas , kaku, biasanya berwarna putih.

    Zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam plastik yang dapat melakukan migrasi kedalam bahan kemasan lain, asan lunak seperti polietilen, polipropilene, nilon poliester dan film vinil, bahan ini dapat secara tunggal untuk membungkus makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan yang lain yang direkatkan bersama, kombinasi ini disebut laminasi.

    -Inert ( tidak bereaksi dengan

    oksigen)

    -Tidak karatan

    -Bersifat thermoplastis

    (heat seal).

    -Dapat diberi warna

    1.5. Polyethylen

    Senyawa Polyethylen merupakan senyawa polimer yang bersifat transfaran dan fleksibel,juga mempunya kekuatan bentukan dan kekuatan sobek yang baik. Dengan temperatur yang tinggi akan menjadi lunak , mempunyai titik cair pada temperatur 110oC, berdasarkan sifat permiabelitas nya yang reendah serta sifat-sifat mekanik yang baik polyethylen mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01 inchi, polyethylen ini banyak sekali diugunakan untuk kemasan makanan dan barang-barang lain,seperti untuk bungkus (kantong), banyak juga digunakan untuk plapisan bagian dalam karung beras atau gandum dan sebagainya agar kedap udara dan uap air sehingga tidak merusak komposisi bahan yang dikemas.

    Konversi etilen menjadi polietilen dapat dilakukan dengan cara memberikan temperatur dan tekanan yang tinggi, tetapi ada juga proses polimerisasi addisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara.

    Low Density Polyethylene (LDPE) ,sifat mekanis jenis plastik ini adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu dibawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

    High Density Polyethylen (HDPE),jenis plastik ini lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan kurang terasa berlemak. Pada HDPE jumlah molekul rantai cabang lebih sedikit, dengan demikian high density memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram , dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul juga berperan dalam

    Menentukan titik leleh plastik.

    1.6. Polypropilena

    Polypropilen mempunyai sifat yang hampir sama dengan polyetilen dan sering dipakai secara bersama-sama , bedanya polypropilen lebih kuat dan lebih ringan dari polyethylena , juga ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap temperatur yang tinggi dan cukup mengkilap. Biasanya polypropilene ini diperoleh dengan cara cracking (pemecahan rantai carbon) dengan temperatur tinggi minyak berat atau naphtha yang selanjutnya didistilasi pada tberupa temperatur rendah.

    Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk memanfa’atkan Kemasan plastik bekas yang berupa senyawa polypropilen dan polyethilene sebagai bahan pengganti semen dalam campuran beton polimer.

    1.7. Beton

    Beton sejak dahulu dikenal sebagai bahan konstruksi bangunan dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara local, relatif kaku dan ekonomis. Disisi lain beton masih sangat bergantung dengan material alam sebagai bahan bakunya (Murdock dkk, 1991). Dipandang perlu difikirkan dan diambil suatu tindakan penggantian semen sebagai bahan perekat/pengikat agregat. Salah satu bahan pengganti tersebut adalah plastic jenis polipropilen. Sifat bahan ini yang diproses seperti aspal digunakan untuk jalan raya (aspal beton), melalui proses pemanasan menghasilkan pemadatan yang baik dan mampu memikul beban, sehingga dapat diupayakan pemanfaatannya sebagai bahan pengganti semen dalam pembuatan beton. Upaya pemanfaatan ini akan memberikan beberapa keuntungan antara lain : sebagai salah satu alternative penanganan limbah, penghematan sumber material alam,

    Sebenarnya pengertian beton adalah suatu campuran yang berisi pasir , krikil, batu pecah dan agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu, juga dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok , plat cangkang , plat lantai dan lain-lain.

    Beton bermutu baik adalah beton yang mempunyai kekuatan tertentu dan tahan lama serta direncanakan kekuatannya dan memiliki niai ekonomis dalam pemakaian materialnya. Agregat tidak memainkan peranan kimia dalam struktur beton, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat mencegah perubahan-perubahan volume setelah selesai pengecoran. Pada awalnya penambahan polimer kedalam beton dimaksudkan untuk mereduksi porositas yang dapat mengurangi kekuatan beton. Hal ini dilakukan setelah cara-cara konvensional meminimalkan pori yang terbentuk pada saat pengerjaan, kurang memberikan hasil yang memuaskan. Saat ini tujuan penambahan polimer sudah berkembang pesat yaitu untuk meningkatka kinerja beton dengan perekat semen portlandBahkan menggantikan keseluruhan semen dengan polimer sebagai bahan perekat. Dalam kehidupa sehari hari , sampah dianggap sebagai hal yang merepotkan karena menimbulkan berbagai macam masalah dari bau tak sedap hingga penyakit. Hal ini disebabkan karena perawatan sampah yang tidak optimal. Jenis pemilihan bahan polimer yaitu resin lateks sebagai matriks atau pengganti semen sebagai bahan Pengganti untuk membuat beton semen polimer.

    2. METODOLOGI PENELITIAN

    2.1. Metodologi Penelitian

    Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan percobaan , dengan cara mengambil komposisi yang berbeda pada bahan baku plastik yang digunakan ,setelah campuran beton polimer selesai dicetak , kemudian dikeringkan selama beberapa hari , selanjudnya akan dilakukan beberapa macam pengujian antara lain pengujian untuk kuat tekan dan kuat tarik terhadap beton polimer.

    2.2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan didalam laboratorium Teknik industri Universitas Binadarma Palembang.

    Plastik, serat, film dan sebagainya yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari mempunyai berat molekul diatas 10.000. Bahan dengan berat molekul yang besar itu disebut Polimer, memiliki struktur dan sifat-sifat yang rumit disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa yang berat atomnya rendah.

    Umumnya suatu polimer dibangun oleh satuan struktur tersusun secara berulang diikat oleh gaya tarik menarik yang kuat disebut Ikatan Kovalen, dimana setiap atom dari pasangan terikat menyumbangkan satu electron untuk membentuk sepasang electron untuk membetuk sepasang electron (Tata Surdia, 1985).

    2.3. Klasifikasi polimer berdasarkan sifat fisik adalah sebagai berikut

    • Termoplastik, merupakan polimer rantai lurus atau sedikit bercabang, larut dalam pelarut, lunak oleh panas dank eras oleh pendingin, dapat dilelehkan berulang. Contoh : Vinil, Polietilen dan Propilen.
    • Thermosetting, merupakan polimer rantai silang atau bercabang, sebagian besar tidak larut dalam pelarut, isolator panas yang baik, tidak dapat dilelehkan setelah pembentukan. Contoh : Fenol-Formal Dehida, Silikon, Alil.
    • Elastomer, merupakan polimer sangat padat dengan kuat tarik tinggi. Contoh : Butadiena dan turunannya, Etilen – Propilen, Kapolimer Stercospesifik, Poliuretan.
    • Serat, merupakan polimer berbentuk benang dengan kuat tarik tinggi. Contoh : Poliamida, Polikarbonat, Selulosa dan turunannya (Dryden, 1985).

    Sifat-fisik polimer jenis termoplastik, seperti kekuatan tarik, kelenturan, modulus, perpanjangan regangan dan temperature pemakaian maksimum dapat dilihat pada Tabel.1, sedangkan daya tahannya terhadap bahan kimia dengan pemanasan pada temperature maksimum disajikan dalam tabel.

    Polipropilen memiliki struktur polimer sangat kristalin, titik leleh 165oC, merupakan plastic paling ringan dengan berat jenis 0,905, mempunyai kuat tarik tinggi, kaku dan keras, memiliki kilap yang baik, jernih, sangat tahan terhadap kotoran, perubahan pH , kelembatan dan tidak tahan terhadap goresan. Polipropilen dibentuk oleh n-satuan monomer propilen dengan rumus bangun sebagai berikut (Billmeyer, 1984) :

    Gambar.5

    Struktur Molekul Polypropilene

    Tabel 1. Sifat-sifat fisik polimer jenis Thermoplastik

    Sumber : Mc Ketta,1991

    Tabel 2. Daya tahan berbagai polimer terhadap bahan kimia pada temperatur maksimum.

    Sumber : Mc Ketta, 1991

    Tabel 3. Klasifikasi jenis beton berdasarkan kekuatannya

    Sumber : Sumardi, 1998

    Sebagian struktur beton tidak tahan terhadap agresi larutan zat kimia aktif dan perubahan keadaan di sekitarnya. Perlu direncanakan suatu tindakan untuk mencegah/memperkecil pengaruh agresi larutan zat kimia aktif. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan semen Sulfat Aktif untuk mengantisipasinya, tetapi akan lebih praktis dan sederhana dengan melapisi struktur beton tersebut dengan selaput plastic (Mudock, 1991).

    2.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian inii antara lain adalah yang pertama ingin mengetahui apakah plastik jenis polypropilene dapat berfungsi sebagai bahan perekat yang baik untuk pasir dan koral layaknya seperti bahan bangunan semen dan yang kedua adalah untuk mengetahui berapa besar kekuatan tekan bila kita menggunakan plastik dalam campuran beton.

    2.5. Manfa’at Penelitian

    Manfa’at yang ingin didapat dalam penelitian adalah sebagai salah satu alternativ penanganan limbah padat, dan juga dapat dijadikan sebagai penghematan sumber daya material alam lain seperti pasir dan koral , juga semen serta menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama bidang teknologi. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu Teknologi.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 4. Penggunaan NaOH (25%)

    No

    Berat plastik (gram)

    Berat campuran

    (gram)

    Kuat tekan

    (kg/cm2)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    58,7

    66,0

    88,8

    108,8

    113,6

    76,6

    Sumber : Laboratorium Teknik Industri

    Gambar.6

    Grafik Kuat tekan (kg/cm2 ) Vs Berat komposisi plastic (gram)

    Tabel 5. Penggunaan NaOH (45%)

    No

    Berat plastik

    (gram)

    Berat campuran

    (gram)

    Kuat tekan

    (kg/cm2)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    102,7

    114,0

    128,8

    152,4

    157,6

    120,0

    Sumber : Laboratorium Teknik industri

    Gambar.7

    Grafik Kuat tekan (kg/cm2) Vs Berat Kompoisisi plastik(gram)

    Tabel.6 Penggunaan NaOH (60%)

    No

    Berat plastik

    (gram)

    Berat campuran

    (gram)

    Kuat tekan

    (kg/cm2)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    2500

    129,3

    152,0

    163,2

    184,8

    164,0

    126,7

    Sumber : Laboratorium Teknik Industri

    Gambar.8

    Grafik Kuat Tekan (kg/cm2) Vs Berat Komposisi (gram)

    4. SIMPULAN

    Dari penelitian ini dapat disimpulkan oleh peneliti yaitu:

    1. Pada Pemakaian campuran plastik 3500 gram didapatkan tekanan Optimum yaitu 184,8 kg/cm2

    2. Ternyata pengaruh pemakai campuran NaOH dalam pelarutan plastic cukup berpengaruh significan terhadap kuat tekan campuran beton polimer.

    DAFTAR RUJUKAN

    Billmeyer, Fred W. Jr. 1984. Textbook of Polymer Science. John Wiley & Sons Inc. New York.

    Dryden, Charles E. 1985. Outlines of Chemical Tecnology. Affiliated East-West Press PVT LTD. New Delhi.

    Murdock, LJ, Brook, KM, Hindarko, Stephanus, Ir, 1991. Bahan dan Praktek Beton.Edisi 4. Erlangga. Jakarta.

    Mc Ketta, John J. 1991. Encyclopedia of Chemical Processing and Design. Vol. 38. Marcel Dekker Inc. New York.

    Sumardi, K. 1998. Teknologi Beton dan Bahan Beton. Politeknik Negeri Bandung. Bandung.

    Tata Surdia, Prof, Ir, MSME, Shinroku Saito, Prof, DR. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya TeknologParamita. Jakarta.

    Uncategorized