Semua Tidak Ada Yang Kebetulan

daun gugurSEORANG teman mengirimi saya pesan lewat WA. Semoga kiriman tulisan yang entah siapa penulisnya ini bisa menjadi sebuah jalan agar semakin erat iman kita kepada Allah.

Saudaraku,
Pernahkah saat kau duduk santai dan menikmati harimu, tiba-tiba terpikirkan olehmu ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang?

Itu adalah Allah yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk pintu hatimu.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan,” (QS. 28:77).

Pernahkah saat kau sedang sedih, kecewa tetapi tidak ada orang di sekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati?

Itulah adalah Allah yang sedang rindu padamu dan ingin agar kau berbicara pada-NYA.

Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya,” (QS 12:86).

Pernahkah tanpa sengaja kau memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba orang tersebut muncul, atau kau bertemu dengannya atau kau menerima telepon darinya?

Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu. Tidak ada yang namanya kebetulan.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka,” (QS 3:190-191) (Sumber : www:Islampos.com)

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Semua Rezeki Dari Allah SWT

Allah SWT Menjamin Rezeki Pada Setiap Makhluk

Ayat-ayat Al- Qur’an menceritakan tentang rezeki semoga kita yakin, bahwa semua rezeki itu adalah datang dari Allah Ar Razaq.

Firman Allah SWT:

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“…… dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya” (Surah Hud, ayat 6).

Jaminan rezeki dari Allah SWT pada mahkluk-Nya adalah jaminan yang pasti lagi benar untuk menunjukkan betapa Maha Kaya Allah yang memiliki segala sifat kebesaran-Nya.

Firman Allah SWT:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ
“Dan kepunyaan Allah kepemilikan segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan” (Surat Ali Imran, ayat 109).

Selain dari Allah SWT siapa lagi yang bisa mencukupkan sumber rezeki yang tidak pernah putus-putus untuk menghubungkan siklus kehidupan di alam ini. Bukan satu atau dua hari tetapi ribuan bahkan mungkin jutaan tahun hingga lebih. Hanya Dia saja yang berhak dan layak untuk menurun dan mengeluarkan segala rezeki dari sumber mana yang Dia kehendaki.

Inilah antara makna “ilah” yang terkandung di dalam kalimat syahadat yaitu “la ilah haillallah”. Dalam permasalahan rezeki, kalimat syahadat ini mengajar kita i’tiqad “Tidak ada yang memberi rezeki selain Allah”. Jika seseorang mengakui bahwa ada makhluk yang memberi selain Allah berarti dia telah beri’tiqad dengan i’tiqad yang salah dan berakibat syirik.

Majikan atau tempat kita kerja adalah ibarat tukang pos yang mengirim surat kepada seseorang. Bukannya surat itu darinya sendiri, karena rezeki yang berada ditangannya itu juga datang dari Allah. Bagaimana jika Allah menahan rezeki kepadanya?

Firman Allah SWT:

أَمَّنْ هَٰذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ ۚ
“Siapakah yang dapat memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki” (Surah Al-Mulk, ayat 21).

Pada waktu pagi kita dianjurkan membaca doa ini:

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ ، لا شَرِيكَ لَكَ ، فَلَكَ الْحَمْدُ ، وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya Allah, pada pagi ini apakah ini nikmat yang ada padaku atau setiap makhluk-Mu, semuanya dari-Mu.Tidak ada sekutu bagi-Mu. Milik-Mu segala pujian dan kepada-Mu terima kasih kami “(Zikir al-Ma’surat. Riwayat Imam an-Nasai dari Abdullah bin Ghannam ra).

Ini membawa pengertian agar akidah tauhid kita diperbaiki sebelum kita memulai aktivitas mencari rezeki di awal-awal pagi. Manusia hanyalah makhluk yang sangat lemah sehingga tidak mampu membuat sebuah nasi pun di atas bumi ini dan tergantung pada pohon padi dari ciptaan Allah SWT

Allah SWT menjamin rezeki pada semua mahluk tetapi kenapa ada yang mati kelaparan. Hal ini dijelaskan Allah dalam firmanNya:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah timbul berbagai kerusakan dan bencana di darat dan di laut, karena yang telah dilakukan oleh tangan manusia; (timbulnya yang demikian) karena Allah merasakan kepada mereka sebagian dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka telah lakukan, agar mereka kembali (insaf dan bertobat) “(Surat ar-Rum, ayat 41).

Kematian dan kelaparan 26 ribu orang di Euthopia bukti sebuah kebinasaan akibat dari pendurhakaan manusia. Bumi dirusak oleh tangan-tangan manusia seperti tubuh yang dirusak oleh obatan kimia yang bernama drugs. Tubuh yang disertakan dengan sistem kekebalan juga hancur akibat dari narkoba yang diambilnya pada setiap hari. Inilah sebabnya Allah menurunkan aturan hidup yang sempurna untuk kesinambungan rezeki dan hidup di dunia ini.

Untuk penyelamatan dunia yang kian hancur ini hanya satu saja yaitu agama Allah. Agama yang harus ditegakkan sebagai “dienulhayah” untuk kesejahteraan ummat di muka bumi ini jika tidak, maka terimalah akibatnya yaitu penderitaan dan kehancuran.

Hal kedua dari ayat awal pada dipahami bahwa rezeki itu juga perlu dicari sebagaimana Allah menyatakan dengan kalimat “makhluk bergerak” bukan hanya menanti yang bulat datang bergolek dan yang pipih datang melayang. Lihatlah rezeki seekor burung yang setiap hari keluar dari sarangnya dan kembali ke sarangnya dengan membawa makanan (rezeki).Kemalasan berusaha sehingga membuat periuk nasi kosong bukan karena tidak ada jaminan dari Allah tetapi karena ia yang memilih untuk itu.

Ini terkecuali dengan tes/ujian dari Allah yang berupa kekurangan makanan dan buah-buahan seperti firman Allah:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasakan) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar “(QS Al-Baqarah, ayat 155).

Ujian adalah hak Allah sama seperti rezeki. Hikmah dari ujian akan menjadikan suatu ummat itu bertambah kuat bukannya melemah. Ia tergantung bagaimana sikap yang diambil terhadap ujian yang menimpanya. Ibarat anak sekolah yang mau naik kelas harus ada tes/ujian. Jika ujian itu mematikan jiwa dan semangatnya, itu tandanya Allahlah yang mempersempit kehidupannya seperti asma ‘Allah yang bernama “Al Qobidh”.

 وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Allah-lah yang menyempit dan yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepada kamu dikembalikan” (Surah al-Baqarah, ayat 245).

Bangsa-bangsa yang terus “bergerak” telah menguasai dunia dibandingkan dengan bangsa yang suka berpeluk tubuh. Mereka menguasai semua bidang keilmuan pada pokok perubahan yang dilakukan pada setiap detik. Rezeki itu kuncinya ilmu karena itulah ia harus bergerak untuk mencarinya.

Berkata Imam Syafi’i :

من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم
“Barang siapa yang menginginkan dunia, ia membutuhkan ilmu. Barang siapa yang menghendaki akhirat, ia juga membutuhkan ilmu …”.

Nasib itu tidak terletak pada telapak tangan tetapi terletak pada tangan dan kaki. Keluar dari zona statis ke zona dinamis untuk mengubah nasib yang menimpa diri sendiri.

Firman Allah SWT:

إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri” (Surat ar-Ra’du, ayat 11).

Masalah rezeki terlalu panjang pembahasannya tetapi singkatnya yaitu semuanya rezeki itu adalah datang dari Allah Ar Razzaq. Dan semoga sedikit uraian di atas dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin (Inspirasi,Mediadanperaga.wordpress.com)

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

Jurnal

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AKI GS ASTRA PADA SHOP & DRIVE ASTRA OTOPARTS

 R.M. Alfian Dwi Yansyah1),  Wiwin Agustian2), Andrian Noviardy3)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bina Darma

dwiyansyahalfian@yahoo.co.id, Wiwinagustian@binadarma.ac.id, Andrian.Noviardy@binadarma.ac.id

Abstrak

R.M. Alfian Dwi Yansyah Pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan AKI GS Astra pada CV. Shop & Drive Astra Otoparts dibimbing oleh Wiwin Agustian, S.EM.Si dan Andrian Noviardy SE.,M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengrtahui Pengaruh biaya promosi (X) dan volume penjualan (Y). Data yang di gunakan adalah data sekunder. Alat analisis data menggunakan regresi sederhan, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji T. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa persamaan regresi adalah Y = 170.593 + 0.77(x) dengan nilai a sebesar 170.593. Hal ini berarti bahwa jika biaya promosi (X) = 0, maka volume penjualan (Y) sebesar nilai konstan yaitu 170,593. Nilai koefisen b = 0,77 mengandung arti bahwa setia peningkatan biaya promosi (X) sebesar 1% maka variabel volume penjualan (Y) akan naik sebesar 0,77% dengan asumsi bahwa variabel dependent yang lain model regresi adalah tetep. Kemudian di dapat biaya promosi (X) dengan nilai T hitung = 4.468 dengan probabilitas sebesar 0.000 < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh secara signifikan dari biaya promosi (X) terhadap volume penjualan (Y). Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya promosi terhadap volume penjualan Aki GS Astra pada CV. Shop & Drive Astra Otoparts

Kata Kunci : Biaya Promosi, Volume Penjualan

Abstract

R.M. Alfian Dwi Yansyah Influence promotion costs to sales volume AKI GS Astra at CV. Shop & Drive Astra Otoparts guided by Wiwin Agustian, S.E.M.Si and Andrian Noviardy SE., M.Si. This study aims to Influence promotional costs (X) and sales volume (Y). Data The one in use is a secondary data . Data using regression analysis tools simpler, correlation coefficient, coefficient determination and test T. From the results of this study show that the regression equation is Y = 170.593 + 0.77 (x) with a value of 170.593 ein. This means that if the cost of sale (X) = 0, then the sales volume (Y) at a constant value, namely 170 593. The value of coefficient b = 0.77 implies that increase in promotional costs (X) by 1%, the sales volume variable (Y) will be increased by 0.77%, assuming that the variable Other Modell regression is tetep. Later in the campaign can cost (X) with a value T count = 4.468 with a probability of 0.000 <0.05 means Ho rejected and Ha accepted. It showed no effect Significantly From promotional costs (X) on sales volume (Y). So we can conclude there is an influence that is significant between promotion costs to sales volume Aki GS Astra at CV. Shop & Drive Astra Otoparts

Keywords: Campaign Costs, Sales Volume

jurnal R.M

Posted in JURNAL EKONOMI | Leave a comment

JURNAL

ANALISIS CITRA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KOPERASI MITRA SEJATI (SAMPOERNA SAHABAT UKM) KECAMATAN BANYUASIN III

SUMATERA SELATAN

 Sonata Agung Bramasta. Dibimbing oleh Wiwin Agustian dan Fitriasuri.

Email : abubakar11151009@gmail.com, wiwinagustian@binadarma.ac.id, Fitriasuri@binadarma.ac.id

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Analisis Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan ”. Target populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Kecamatan Banyuasin III Sumatera Selatan. yang merupakan konsumen PT. Koperasi Mitra Sejati (Sampoerna Sahabat UKM). Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 60 orang responden. Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh hubungan antara variabel satu dan lainnya dan juga menggunakan Uji Hipotes yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel Citra Perusahaan terhadap Kepuasan Pelanggan pengaruhnya secara parsial. Regresi Linear Sederhana yang dihasilkan adalah Y = 1.091 + 0.553X. Hasil Koefisien Korelasi R sebesar 0.911 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang SANGAT KUAT antara variabel. Koefisien Determinasi R2 sebesar 0.830 yang berarti bahwa Citra Perusahaan mampu mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dengan persentase nilai 83%, sedangkan sisanya 17 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Citra Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.

Kata Kunci : Citra Perusahaan. Kepuasan Pelanggan

 

ABSTRACT

This study was conducted to determine the “Effect Image Perusaan Customer Satisfaction”. The target population in this study were residents in the area Banyuasin III which are customers of PT. Koperasi Mitra Sejati. This study took a sample of 60 respondents. The analytical tool used is a simple linear regression which aims to measure the extent of the relationship between variables influence one another and also using the t test statistics that aims to see the influence of Corporate Image variables of customer satisfaction partially. Simple Linear Regression produced is Y = 1,091 + 0.553X. Results The correlation coefficient R of 0911 which showed that the image of the company is able to affect customer satisfaction very strong. The coefficient of determination R2 of 0.830, which means that the image of the company is able to affect customer satisfaction with a percentage value of 83%, while the remaining 17% is influenced by other variables that are not described in the study. The conclusion from this study is the image of the Company has a significant influence on customer satisfaction pad PT Koperasi Mitra Sejati (Friends Sampoerna UKM) Banyuasin III..

 Keywords: Corporate Image, Customer Satisfaction

JURNAL

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Allah Menyayangi Hambanya

Allah Menyayangi Hamba-Nya

  • Kadang manusia tidak memahami bentuk KASIH SAYANG Allah,DIBUKAnya pintu  RIZKI dan KESENANGAN dari Allah….,Dianggap PEMULIAAN dirinya dan KASIH SAYANG dari Allah. Sebaliknya PEMBATASAN RIZKI dan UJIAN dari Allah…Dianggap PENGHINAAN dirinya dan KEBENCIAN dari Allah.

”Adapun manusia apabila Tuhannya mengUJInya lalu diMULIAkan-Nya dan diberi-Nya keSENANGan, maka dia berkata: “Tuhanku telah meMULIAkanku”.

”Adapun bila Tuhannya mengUJInya lalu memBATASi RIZKInya maka dia berkata: “Tuhanku mengHINAkanku”.(QS Al-Fajr: 15-16)

Orang yang memahami DUNIA adalah arena UJIAN, Mereka akan menyikapi KEBAIKAN dan KEBURUKAN adalah UJIAN Allah.Mereka tidak menganggap KEBAIKAN dari Allah sebagai PEMULIAAN.Dan Mereka tidak menganggap KEBURUKAN dari Allah sebagai PENGHINAAN,Mereka memahami apa yang dibutuhkan di DUNIA sebagai KEBAIKAN,Dan mereka memahami apa yang dibutuhkannya di DUNIA sebagai KEBURUKAN,

Bagaimanakah cara Allah menCINTAi dan menSAYANGi hamba-Nya ?

Imam Ja’far al-Shadiq as berkata,

”Jika Allah menCINTAi seorang hamba, Allah ilhamkan kepadanya ketaatan, Allah biasakan ia dengan qana’ah (menerima apa yang ada), Allah karuniakan baginya pemahaman agama, Allah menguatkannya dengan keyakinan, Allah cukupkan baginya dengan sifat al-kafaf (merasa cukup dengan rezeki yang memadai) , Allah memakaikannya dengan sifat al-‘afaf.

 Sebaliknya jika Allah memBENCI seorang hamba maka Allah jadikan dia menCINTAi  HARTA dan Allah MUDAHkan baginya untuk memPEROLEHnya, Allah iILHAMkan kepadanya DUNIAnya, Allah serahkan dia pada HAWA NAFSUnya, maka ia mengendarai al-‘inaad (keras kepala), ia mudah berbuat fasad (kerusakan), dan menzhalimi hamba-hamba (Tuhan)” (Bihar al-Anwar 103 : 26.)

  1. Allah mengILHAMkan kepadanya keTAATan dan selalu meberinya PETUNJUK.

Sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada jiwa semua manusia ketaatan dan maksiat, namun beruntunglah orang yang mengambil ilham ketaatan dan merugilah orang yang mengambil ilham kemaksiatan.

“Maka Allah ilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya.” (QS Al-Syams [91] : 8-9)

Dan Allah mencintai orang yang terilhami oleh ketaatan dan ketakwaan, lalu ia bersegera menyucikan jiwanya dengan melakukan ketaatan dan ketakwaan sehingga Allah akan selalu memberinya petunjuk dengan NUR (cahaya) dan FURQAN (pembeda).

”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berIMANlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan RAHMAT (KASIH SAYANG)-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu NUR (cahaya) yang dengan NUR (cahaya) itu kamu berjalan dengannya dan Dia mengAMPUNi kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al Hadid :28)

 ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu FURQAAN (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Anfal :29)

  1. Allah membiasakan kepadanya sifat QANA’AH (ridlo menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya)

Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)

Seseorang mengeluh kepada Imam Ja’far al-Shadiq as tentang ketamakannya yang kian hari bertambah. Imam as menasihatinya, ”Jika engkau merasa beruntung dengan memiliki apa yang mencukupimu, maka engkau akan merasa cukup dengan kebutuhan terkecil dunia ini. Sebaliknya jika engkau tidak merasa puas dengan memiliki kebutuhan-kebutuhan minimum dunia ini, maka seluruh kesenangan duniawi takkan bakal mencukupimu.”  

  1. Allah memberikannya AL-HIKMAH (kefahaman yang mendalam  (FAQIH) dalam ilmu agama)

” Allah menganugrahkan al HIKMAH (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al HIKMAH itu, ia benar-benar telah dianugrahi KARUNIA yang BANYAK. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS Al Baqarah :269)

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka dijadikannya FAQIH (kefahaman  yang mendalam)  terhadap ilmu  agama” (HR.Bukhari-Muslim)

  1. Allah akan memberikan SAKINAH dan meneguhkan keIMANanya. 

” Dia-lah yang telah menurunkan keTENANGan (SAKINAH) ke dalam hati orang-orang mu’min supaya keIMANan mereka berTAMBAH di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana…” (QS Al-Fah :4)

  1. Allah memberikan UJIAN dan COBAAN.

 “Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujian padanya.”  (HR. Bukhari)

Rasulullah saww bersabda : Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah akan mengujinya.” Para sahabat Nabi bertanya : ”Apakah ujiannya?” Rasulullah saww menjawab : Tidak sedikit pun Allah tinggalkan baginya harta dan anak.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 81 : 188 ;Kanz al-‘Ummal hadits ke : 30793)

Imam Muhammad al-Baqir as berkata, ”Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan UJIAN dan COBAAN kepada seorang mukmin sebagaimana seorang suami menjanjikan kepada isterinya dengan HADIAH yang diRAHASIAkan (disembunyikan)-nya.” (Bihar al-Anwar 15 : 56.)

Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah menCINTAi seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam COBAAN.” (Bihar al-Anwar 15 : 55)

Suatu hari, Rasulullah shalallahu wa sallam diundang ke rumah salah seorang muslim. Sewaktu beliau tiba di rumahnya, beliau melihat seekor ayam sedang bertelur di sebuah sarang di samping rumah. Beliau melihat telor ayam tersebut tidak jatuh, dan kalaupun jatuh ternyata tidak pecah. Betapa takjubnya Rasullah saww melihat kejadian tersebut. Karena itu, pemilik rumah tersebut bertanya kepada beliau, “Engkau heran melihatnya, ya Rasullah? Demi Allah yang telah memilih Anda sebagai Nabi, sesungguhnya saya selama ini tidak pernah sakit

Rasulullah segera meninggalkan rumah tersebut, seraya berkata, Barangsiapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 15 : 1 : 53)

6.      Allah akan menjaganya dari apa yang diharamkan-Nya

Dari Abu Hurairah Ra: Bersabda Rasulullah Saw,” Sesungguhnya Allah CEMBURU, dan cemburu Allah adalah menCEGAH seseorang mengerjakan apa yang diHARAMkan-Nya” (HR.Bukhari-Muslim)

  1. Allah memberikannya sifat  al-‘Afaf ( sifat menjaga kehormatan diri dari perbuatan-perbuatan hina)

 Diriwayatkan oleh Imam Ja’far al-Shadiq as bahwa Imam Ali as berkata, ”Seutama-utama ibadah adalah al-‘afaf” (Al-Kulayni, Al-Kafi 2 : 79)

Dan sabda Rasulullah saww, ”Sesungguhnya Allah mencintai seorang yang pemalu, yang menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang hina (al-hayya al-muta’affif)”( Bihar al-Anwar 71 : 270)

  1. Allah memasukkannya kedalam Kaum PILIHAN.

 ”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan menDATANGkan suatu kaum yang Allah menCINTAi mereka dan merekapun menCINTAi-Nya, yang bersikap LEMAH LEMBUT terhadap orang MU’MIN, bersikap TEGAS terhadap orang-orang KAFIR, berJIHAD di jalan Allah, dan TIDAK TAKUT kepada CELAan orang yang suka mencela. Itulah KARUNIA Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah:54)

  1. Allah akan memberikannya KHUSNUL KHOTIMAH

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS Al Fajr: 27-30)

Firman Allah :

“Dan katakanlah: “KeBENARan itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang INGIN (berIMAN) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang INGIN  (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (QS Al Kahfi : 29)

Sumber:http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com/2010/10/cara-allah-menyayangi-hambanya.html.http://wp.me/p16iwm-64

 

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Strutural Equation Modeling (SEM) Dalam Meningkatkan Ekuitas Merek (Brand Equity) Universitas Bina Darma

STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) DALAM MEMBANGUN EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) UNIVERSITAS BINA DARMA

 

Wiwin Agustian1, Dina Mellita2

Dosen Universitas Bina Darma

Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang

Sur-el: wiwinagustian@binadarma.ac.id1, dinamellita@binadarma.ac.id2

 

Abstract: This study purposes a brand equity at Bina Darma University from their student perspective and it uses structural equation model to analyze the model’s appropriateness. This study proceeds with random sampling along with face-to-face questionnaire to the 103 student as a sample. Brand equity employed with 5 indicators, there are brand awareness, perceived quality, brand loyalty, brand reliability and brand feeling. Descriptive statistics shows respondents highly agree with the BDU brand equity.  But from the result it is shows that there is room from continuous improvement especially on curriculum improvement. Moreover, the proposed model displays the rigorous and robust method of SEM and the statistically significant level of the model fits into the likert scales (from GFI and CFI). It reveals that management should focus on brand equity that will reflect BDU performance.

 Keywords: Brand Equity, Structural Equation Modeling

 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ekuitas merek Universitas Bina Darma melalui analisis Structural Equation Modeling (SEM). Dengan menggunakan teknik random sampling terhadap 103 mahasiswa UBD data diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan ekuitas merek yang dilihat dari responden yang merupakan mahasiswa UBD cukup tinggi. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan ditingkatkan khususnya pada perbaikan dan peningkatan kurikulum. Model yang disajikan melalui analisis SEM memperlihatkan model yang sesuai dengan data, yang dilihat dari indeks GFI dan CFI. Hal ini berarti bahwa pihak-pihak terkait harus memperhatikan indikator-indikator pada ekuitas merek dalam meningkatkan mutu agar dapat bersaing dengan perguruan tinggi lain.

Kata Kunci: Ekuitas Merek, Structural Equation Modeling

Jurnal MBIA

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

ARTI KEMERDEKAAN

Arti Kemerdekaan Bagi Buya Hamka dan Kita

Oleh : Beggy R Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB)

Indonesia sebentar lagi akan merayakan kemerdekaannya. Mengecap 69 tahun kemerdekaannya.69 tahun ini mengingatkan untuk berkaca kembali, apa makna kemerdekaan bagi kita? Apa harga yang harus dibayar untuk kemerdekaan yang kita rasakan saat ini?

Memutar kembali waktu, membuka kembali lembaran-lembaran sejarah bangsa kita, maka kita akan menemukan jejak islam di setiap lembar sejarah bangsa Indonesia. Bahkan perjuangan kemerdekaan sejatinya telah ada bahkan jauh sebelum terbayang sebuah komunitas bernama Indonesia.

Perjuangan kemerdekaan bangsa ini berurat dan berakar kepada perjuangan Islam. Perjuangan para pendahulu kita untuk merdeka bertolak dari agama Islam yang menentang penindasan. Yang mengagungkan nama Islam. Merentang dari barat hingga timur nusantara. Untuk menegakkan hukum Allah. Semangat jihad rakyat aceh yang seringkali disebut perang sabil menghujam dalam dada rakyat aceh.

Maka kita dapat melihat meleburnya jihad ke dalam budaya masyarakat aceh, sehingga didengungkanlah syair-syair hikayat perang sabil dalam kehidupan rakyat. Hikayat Perang Sabil sering dibacakan ditengah masyarakat.Di dengarkan turun temurun.Maka tak heran Aceh mampu menghadapi perang dengan penjajah hingga 40 tahun lamanya. Bahkan ketika kesultanan Aceh runtuh, rakyat aceh tak pernah benar-benar berhenti berperang.

Penulis Belanda, Zentgraaf, mencatat wanita-wanita aceh adalah wanita-wanita paling pemberani dalam kancah peperangan. “Vrouwen als deze waren er bij honderden, wellicht duizenden (wanita aceh yang seperti ini ada ratusan, mungkin ribuan).” Di lain kesempatan Zentgraaff mengatakan, “en dat de vrouwen van dit volk alle andere overtreffen in moed en doodsverachting,” yang dalam terjemahan bebasnya berarti; wanita bangsa ini melampaui orang lain dalam keberanian dan berani mati[1].

Keberanian para pejuang aceh ini juga dapat kita temukan pada perlawanan kaum paderi melawan kolonial Belanda. Kaum Paderi tak lain ingin menjadikan wilayah mereka sesuai dengan ajaran agama. Pun ketika Akhirnya harus menempuh jalan peperangan dengan penjajah maka Islamlah yang menjadi daya dorong para kaum paderi di Sumatera Barat.

Steyn Parve, salah seorang mantan residen Padangsche Bovenlanden, memberikan kesaksiannya mengenai Kaum paderi.

“Tetapi sekte Paderi tidak muncul sebentar saja. Sebaliknya, sekte ini laksana cahaya yang muncul dan bertahan lama, terus menerus memperlihatkan sinarnya kepada kita.”[2]

Hal yang sama kita temukan di Jawa. Pangeran Diponegoro yang ingin menegakkan Islam di tanah Jawa, mendapat dukungan dari kaum ulama seperti Kiyai Mojo. Sang Pangeran memiliki kehendak merdeka, dan melawan penjajahan dan mengembalikan kemuliaan Islam di tanah Jawa.[3]

Di Makassar, Sultan Alauddinberdiri tegak mempertahankan kesultanannya.Ketika VOC untuk meminta Makassar untuk menghentikan perdagangannya ke kepulauan Maluku, dijawab oleh Sultan dengan sangat mengesankan.

“Tuhan telah menciptakan bumi dan lautan, (dan telah) membagikan bumi di antara manusia, (begitu pun) Dia memberi lautan sebagai milik bersama. Tidak pernah kami mendengar bahwa pelayaran di lautan dilarang bagi seseorang. Jika engkau melakukan larangan itu, berarti engkau seolah-olah mengambil roti dari mulut orang (lain).”[4]

Jawaban ini tentu saja memicu peperangan bertahun-tahun. Meskipun akhirnya Makassar menderita kekalahan, namun sejarah tetap mengenangnya sebagai peperangan umat Islam melawan orang kafir, seperti terekam dalam Syair Perang Mengkasar, yang di tulis oleh Enci’ Amin, seorang juru tulis Sultan Hasanuddin.

Lima tahun lamanya perang

Sedikit pun tidak hatinya bimbang

Sukacita hati segala hulubalang

Melihat musuh hendak berperang.

 

Mengkasar sedikit tidak gentar

Ia berperang dengan si Kuffar

Jikalau tidak ra’yatnya lapar

Tambahi lagi Welanda kuffar.[5]

Berbagai peperangan telah mewarnai perjuangan kemerdekaan bangsa kita. Bertumpuk-tumpuk badan menjadi syahid. Bersahut-sahut takbir memanggil. Panggilan yang oleh M. Natsir disebut Panggilan Allahu Akbar. Seperti tercatat dalam Syair Perang Menteng melawan penjajah di Palembang.

Haji berteriak Allahu Akbar

Datang mengamuk tak lagi sabar

Dengan tolong Tuhan Malik Al-Jabbar

Serdadu Menteng habislah bubar[6]

Semua perjuangan itu adalah kehendak untuk merdeka, bebas dari segala penindasan. Bagi para pemimpin kita,segala perjuangan diatas, menjadi inspirasi untuk meneruskan perjuangan. Pun ketika perjuangan beralih ke zaman modern, Islam tetap menjadi sumbu dari berputarnya usaha-usaha menuju kemerdekaan.

Sarekat Islam adalah contoh nyata bagaimana Islam dapat menyatukan bangsa ini. Organisasi keagaman seperti Nadhlatul Ulama, diwakili para kiyai telah mendambakan kemerdekaan sebagai jalan untuk kemaslahatan umat Islam. KH Wahab Hasbullah ketika ditanya mengenai kemerdekaan, sehari sebelum NU berdiri tahun 1926, menjawab, ”Tentu, itu syarat nomor satu, umat Islam menuju ke jalan itu, umat Islam kita tidak leluasa sebelum Negara kita merdeka.”[7]

Menurut M. Natsir, ajaran Islamlah yang menyebabkan dorongan-dorongan untuk merdeka. Ia menyatakan:

“Pada hakikatnya, ajaran Islam itu merupakan suatu revolusi, yaitu revolusi dalam menghapuskan dan menentang tiap-tiap eksploitasi. Apakah eksploitasi itu bernama, kapitalisme, imperialism, kolonialisme komunisme atau fascism, terserah kepada yang hendak memberikan.

Demikianlah semangan kemerdekaan yang hidup dan dibakar dalam jiwa kaum muslimin di Indonesia. Semenjak berabad-abad semangat itu menjadi sumber kekuatan bangsa kita dan semangat itu pulalah yang menghebat dan mendorong kita memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, pada tahun 1945 itu.”[8]

Maka tak mengherankan jika para ulama dan tokoh Islam, ketika memiliki kesempatan untuk mewarnai lahirnya Republik Indonesia, mereka memanfaatkannya dengan memperjuangkan Islam sebagai pondasi negara. Melalui Piagam Jakarta (Jakarta Charter), umat Islam dapat menyalurkan citanya untuk menjadikan Indonesia negara merdeka yang bertauhid.

Menurut Buya Hamka, tidak mungkin tauhid dilepaskan dalam perjuangan bernegara. Sebab pangkal pokok pandangan Islam adalah dua kalimat syahadat. Menurut beliau:

“Akibat dua kalimat syahadat itu bagi kehidupan Islam sangat besar dan sangat jauh. Karena kalimat itu, tidaklah ada yang mereka sembah, melainkan Allah. Tidak ada peraturan yang mereka akui, atau undang-undang yang mereka junjung tinggi, melainkan peraturan dan undang-undang dari Allah.”[9]

Namun sayang. Piagam Jakarta tak terlaksana hingga saat ini.Kalimat“Dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” malah dihapuskan. Buya Hamka, sangat menyesalkan peristiwa ini.

“Pendeknya, sesudah sehari maksud berhasil (maksudnya proklamasi kemerdekaan-pen), partner ditinggalkan, dan orang mulai jalan sendiri. Pihak Islam dibujuk dengan janji-janji bahwa kepentingannya akan dijamin. Bersama dengan tujuh kalimat itu, dihapuskkan pulalah kata yang diatas sekali, kata pembukaan yang termasuk kalimat sakti dalam jiwa orang yang hidup dalam Islam, yaitu kalimat, ‘Dengan Nama Allah Tuhan Yang Rahman dan Rahim. Sampai begitunya!”,sesal Buya Hamka.[10]

 

Kita, generasi saat ini memang patut menyesalkan peristiwa ini. Padahal, dengan kalimat Allahu Akbar-lah, para syuhada merelakan jiwanya untuk melawan penjajah. Kalimat Allahu Akbar-lah ucapan terakhir para pahlawan kita, sebelum nyawa mereka bercerai dari badannya. Dengan kalimat takbirlah, mereka mempertanggungjawabkan jihad mereka dihadapan Allah.

 

Hingga kini, piagam Jakarta yang disebut undang-undang menjiwai Undang-undang Dasar 1945 dan satu kesatuan dengan konstitusi nyatanya hanyalah teks belaka tanpa realisasi nyata. Atas perkara ini, Buya Hamka melemparkan pertanyaan menohok bagi kita.

 

“Sekarang Indonesia telah merdeka. Merdeka Buat apa?”

“Bagi kita kaum muslimin adalah merdeka buat melakukan syariat Islam, dalam pengakuan dan pangkuan negara, bagi penduduknya yang memeluk Islam.

Sebab menjalankan syariat Allah dan Rasul bagi kita kaum Muslimin adalah bagian dari iman. Sebab dalam ajaran Islam, Islam itu bukanlah semata-mata hubungan dengan Allah, tetapi hubungan juga dengan masyarakat.

Bukan semata-mata ibadat, tetapi mencakup juga bernegara dan bermasyarakat.Percuma jadi orang Islam, percuma mendirikan partai-partai Islam, kalau dengan iman terpotong-potong kita hendak tampil ke muka.

Negara kita berdasar Pancasila; dalam negara berdasar Pancasila itu, kita kaum muslimin wajib mengisinya dengan cinta yang telah kita terima dari langsung dari Allah dan Rasul.

Namun tidak!-demi Tuhanmu-tidaklah mereka beriman, sebelum engkau jadikan hakim, pada barang yang mereka perselisihkan diantara mereka, kemudian itu tidak mereka dapati dalam diri mereka sendiri rasa keberatan pada apa yang engkau putuskan, dan mereka menyerah sebenar-benar menyerah.

Itulah dia iman, dan itulah dia hidup.

Kalau tidak, sama dengan artinya mati, walaupun nafas masih turun naik.”[11]

 

Lantas jika begini, apakah arti kemerdekaan bagi kita? Agaknya penulis sepakat, sekali lagi, dengan [12]Buya Hamka,

 

“Mari kita berpahit-pahit, kaum muslimin belum pernah merasa puas dalam kemerdekaan negeri ini kalau kewajiban menjalankan syariat Islam dalam kalangan pemeluknya seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 belum menjadi kenyataan.”

 

Sumber:

[1] Talsya, T. Alibasjah. (1982). Cut Nyak Meutia, Srikandi yang Gugur di Medan Perang Aceh. Jakarta: Mutiara

[2] Amran,Rusli. (1981). Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan.

[3] Carey, Peter. (2011). Kuasa Ramalan.Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

[4] Sewang, Ahmad M. 2005.Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai abad XVII. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

[5] Amin, Enci’. (2008). Syair Perang Mengkasar, C. Skinner (ed). Makassar: Ininnawa.

[6] Alfian, Ibrahim. (1992). Sastra Perang. Sebuah Pembicaraan Mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

[7] Feillard, Andree. (1999). NU Vis-à-vis Negara, Pencarian Isi, Bentuk dan Makna.Yogyakarta : LKiS.

[8] Natsir, M. (2008). Revolusi Indonesia dalam Capita Selecta Jilid 2. Jakarta: PT Abadi dan Yayasan Capita Selecta.

[9] Hamka. (2002). Mengapa Mereka Masih Ribut?dalamHati ke Hati, Tentang Agama, Sosial Budaya, Politik. Jakarta: Pustaka Panjimas.

[10] Ibid

[11] Hamka. (2002). Cintakan Rasul SAW dalam Hati ke Hati, Tentang Agama, Sosial Budaya, Politik. Jakarta: Pustaka Panjimas.

[12] Hamka. (2002). Mengapa Mereka Masih Ribut?dalamHati ke Hati, Tentang Agama, Sosial Budaya, Politik. Jakarta: Pustaka Panjimas

Leave a comment

17 AGUSTUS 2016

MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 2016.

MENGINGATKAN KELAHIRAN KU PADA 17 AGUSTUS 1969

SEMOGA ALLAH SWT, SELALU MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN KEBERKAHAN PADA SETIAP LANGKAKHKU. AMIN.

17 agustus

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

PENDERITAAN

PENDERIATAAN

Kita ketahui bahwa hidup ini tidak mudah, sebagian orang merasa lebih banyak sedih daripada senang dan bahagia. Apakah lebih menguntungkan banyak sedih ataukah banyak bahagia? Pandangan orang awam, lebih menguntungkan banyak bahagia ketimbang menderita. Padahal dalam tuntunan islam lebih menguntungkan banyak mendapatkan penderitaan daripada banyak mendapatkan kebahagiaan. Mengapa?

Karena orang yang menderita, saat itu sedang mendapatkan limpahan pahala tanpa harus beramal. Tanpa beramal kecuali amalan batin dan amalan lahir yang ringan. Amalan batin yang ringan adalah sabar sedangkan amalan lahir yang ringannya adalah berdoa.

Keuntungan yang diperoleh oleh orang yang menderita adalah:

  1. Gugurnya dosa, tanpa harus taubat dari dosa tersebut

Dosa itu berguguran hanya dengan menderita, baik penderitaan lahir ataupun batin.
Contoh penderitaan batin: sedih, resah, gelisah, dihina orang, kecewa.

Walaupun penderitaannya hanya seperti itu, dosa-dosa kita berguguran dengan jumlah yang sama dengan kadar penderitaan kita.Makin menderita makin banyak dosa yang gugur. Darimana kita tahu?

Berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim yang artinya :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah menimpa seorang mukmin kelelahan, sakit, keresahan, kesedian dan penderitaan sampai ada duri yang melukai kulitnya,  kecuali semua itu Allah mengampuni dosa orang tersebut karena penderitaannya tadi.

Abdullah bin Mas’ud ra berkata:

Aku masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau saat itu sedang mengalami sakita kepala, pusing pening. Lalu aku berkata, ya Rasul kelihatannya engkau sedang sangat-sangat pening, kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ya aku merasakan pening kepala seperti rasa pening yang dialami dua kali lipat yang biasa engkau alami. Lalu Abdullah bin Mas”ud berkata, kalau begitu engkau (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) mendapatkan dua pahala ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menjawab, ya seperti itu, tidaklah seorang muslim ditimpa suatu penyakit atau tertusuk duri bahkan yang lebih kecil daripada itu kecuali dengan hal itu Allah akan mengampuni dosanya dan digugurkan kesalahan-kesalahanya sebagaimana sebatang pohon menggugurkan daun daunnya. Hadist ini diriwayatkan oleh imam Bukhary dan Muslim dengan sanad yang shahih.

Jadi berdasarkan penjelasan hadist tadi maka, setiap penderitaan hidup, kesulitan, kesengsaraan, kemiskinan akan menggugurkan dosa-dosa kita.

  1. Pahala yang besar, tanpa harus berbuat, tanpa harus beramal, cukup dengan bersabar menerima penderitaan ini, maka pahala mengalir dengan jumlah yang tidak terkira.

Allah berfirman, dalam surat Az-Zumar ayat 10 yanga artinya:

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Terlebih musibah tersebut berupa kehilangan kedua matanya yang sangat dicintai.

Dalam hadist qudsi Allah berkata:

Kalau Aku menguji seorang hamba dengan kedua matanya, (maksudnya dibutakan) lalu dia bersabar maka aku ganti kedua mata tersebut dengan surga.

Jadi ternyata selain dosa gugur, pahala juga nambah. hal itu diberikan jika seseorang menderita, yang hal ini tidak diberikan kepada orang yang senang.

  1. Doa makbul.

Ketika menderita kita berdoa, jangankan orang mukmin, orang kafirpun akan dikabulkan doanya oleh Allah.

Dalam Al Quran disebutkan ketika orang-orang musyrik berlayar di lautan dan diombang ambingkan oleh gelombang, dalam keadaan seperti itu mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan doa tersebut hanya kepada Allah. dan ketika Kami selamatkan mereka kembali ke darat, tiba2 mereka musyrik lagi.

Ayat ini menunjukkan bahwa doa orang musyrik ketika ditimpa musibah akan dikabulkan, apalagi orang muslim.

Dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:  Doa orang yang didholimi, dianiaya itu makbul meskipun orang tersebut banyak dosa.

Dalam hadist lain juga disebutkan bahwa: Takutlah kamu kepada doanya  orang-orang yang didholimi karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah ‘Azza wa Jalla meskipun dia orang kafir.

Ternyata dari keterangan-keterangan tadi kita ketahui bahwa orang yang sedang menderita doanya dikabulkan oleh Allah

Berdasarkan hal-hal tersebut kita mengetahui keuntungan yang dialami oleh orang yang menderita, dosa diampuni, pahala nambah dan doa makbul

  1. Penderitaan merupakan bukti Allah mencintai orang itu

Dalam hadist hasan berikut yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi disebutkan: Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Semakin besar ujian, semakin besar pahala. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai seseorang maka Allah akan memberikan ujian kepada hamba tersebut. siapa yang ridho dengan ujian tersebut maka Allah akan ridho kepadanya dan siapa yang marah, murka dan kecewa dengan ujian tersebt maka Allah akan marah kepada orang tersebut.

Hadist ke 2 riwayat imam Bukhary.Siapa orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memberikan musibah kepada orang tersebut.

Jadi musibah tersebut merupakan tanda bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada orang yang menerima musibah tersebut.

sholeh Hadist dari imam Ahmad, Orang yang paling hebat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang orang, kemudian orang-orang dibawah itu dan kemudian dibawah itu. Seseorang diuji berdasarkan kadar agamanya, jika agamanya kuat dan mantap maka akan ditambah hebat ujiannya, dan jika agamanya kurang maka kurang pula penderitaanya.

Karena penderitaan itu mengurangi dosa, Allah banyak memberikan penderitaan kepada orang-orang yang dicintainya, dengan penderitaan itu dosa orang-orang tersebut hilang dan menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa

Oleh karena itu sebelum meninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menderita, para sabahat dan para ulama juga menderita waktu sakaratul maut. Banyak orang kafir matinya enak, orang-orang menyatakan bahwa orang tersebut kembali dengan tenang.

Kalau orang kafir tersebut tidak menderita sebelum meninggal berarti dosanya utuh, tidak terhapus sedikitpun. Nanti di alam kubur dan akhirat dibalas dengan tambah dasyat.

Maka kesabaran merupakan sesuatu yang menghasilkan pahala yang besar dan menggugurkan dosa dengan jumlah yang besar sebanding dgn penderitaan yang dialami.

  1. Orang yang menderita dan sabar akan memperoleh ma’iyyatullah (penyertaan Allah)

Allah menyertai orang yang sabar. InnAllaha ma’a shobiriin. Penyertaan disini maksudnya adalah menolong, membantu, melindungi, menguatkan, mengokohkan.

Menyertai disini ada 2:

  1. Menyertai secara umum, (maiyyah ‘ammah)  seperti dalam ayat “wahuwa ma’akum aina ma kuntum”

Menyertai disini artinya melihat, mengawasi, mengetahui, termasuk terhadap orang-orang kafir. Allah juga menyertai orang-orang kafir.

  1. Menyertai secara khusus kepada orang-orang sabar, orang-orang beriman. Allah menyertai dengan menolong, membantu, melindungi, menguatkan, mengokohkan (InnaAllaha ma’a shobiriin)
  2. Orang yang sabar akan memperoleh sholawat, rahmat dan hidayah dari Allah

Dalam surat Al Baqarah ayat 156 dan 156 yang artinya:

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (hidayah)

Yang dimaksud sholawat dari Allah kepada seorang hamba maksudnya pujian Allah kepada orang tersebut dihadapan para malaikat. Ini menunjukkan bahwa sabar adalah amalan yang hebat, oleh karena itu dipuji oleh Allah.

Keuntungan kesabaran dalam menerima musibah adalah: gugur dosa, pahala bertambah, doa dikabulkan, dicintai Allah, disertai Allah, mendapatkan sholawat, rahmat, hidayah dan lain-lain

Dan pada hari kiamat kesabaran akan menjadi cahaya yang meneranginya.

Dalam hadist diriwayatkan oleh imam muslim:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, kebersihan adalah setengah dari keimanan, Alhamdulillah memenuhi timbangam, Subhanallah dan Alhamdulillah dua-duanya akan memenuhi antara langit dan bumi, sholat adalah cahaya, shodaqoh adalah penjelas, sabar yang akan menerangi (dengan cahaya yang terang benderang)

Dalam surat At-Tahrim ayat 8:

“Cahaya-cahaya orang-orang mukmin menerangi di depan dan dibelakang mereka. mereka berkata sempurnakan cahaya-cahaya kami

Dalam kegelapan Akhirat, kesabaran akan menjadi cahaya bagi mereka (orang-orang beriman).

Maka jika ada orang yang selama di dunia senang terus maka dosanya akan utuh, tidak digugurkan, pahala tidak ada tambahan.

Banyak sahabat lebih memilih menderita daripada bahagia. Seorang sahabat pernah berdoa “Ya Allah sakitkan saya seumur hidup, tetapi jangan sampai sakit yang saya alami menghalangi untuk 3 hal: berjama’ahh ke masjid, jihad di jalan Allah dan haji”

Suatu saat Abdullah bin Abbas sedang berkumpul dengan sabahat-sahabatnya.

Dia berkata: Maukah kalian aku tunjukan wanita ahli surga? wanita yang hitam ini dulu  datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wanita tersebut berkata, ya Rosul aku adalah seorang yang mempunyai penyakit epilepsi, pada saat kambuh auratku sering terbuka, tolong doakan aku agar Allah menyembuhkan aku. maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, kalau engkau mau sabar dengan penyakitmu ini, maka engkau akan mendapat surga, tetapi kalau engkau mau, aku akan mendoakanmu untuk sembuh. Wanita tersebut memilih sabar dan meminta didoakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar saat penyakitnya kambuh tidak terbuka auratnya.

Hal ini menunjukan bahwa dalam penderitaan ada jaminan surga asalkan bersabar.

Contoh ke -3: Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu suatu ketika sakit, dijenguk oleh teman-temannya. Mereka berkata,maukah aku panggilkan bagimu seorang thobiib (dokter)?, Abu Bakar menjawab sang thobiib telah melihat aku. Kawan-kawannya bertanya, apakah yang dikatakan thobib tersebut? Abu Bakar menjawab, Thobiib itu mengatakan, Aku maha pelaksana apapun yang Aku kehendaki. (yang dimaksuh thobib oleh abu bakar adalah Allah)

Orang-orang sholih lebih memilih menderita daripada senang. Karena dalam penderitaan banyak sekali keuntungan yang Allah tidak berikan kepada orang yang senang. Asal dengan syarat sabar bagi yang mengalaminya penderitaan tersebut.

Bagaimana manisnya dari sebuah kesabaran dapat kita simak dalam kisah berikut yang dikutip oleh iman adz dzahabi dalam kitab Al kabaair dalam bab nuzuznya seorang istri

Seorang laki-laki sholeh memiliki istri yang tidak sholeh (yang bawel, cerewet, tidak qonaah, tidak sabar, banyak menuntut, mencela, menghina dan berani kepada suami).

Orang laki-laki tersebut mempunyai saudara laki-laki yang tinggal di kota lain yang setiap tahun menjenguknya. Suatu hari saudara tersebut ingin berziarah kepada orang laki-laki tersebut, setelah mengetuk pintu, terdengar suara istri laki-laki tersebut dari dalam pintu yang mencela dan mendoakan kejelekan suaminya. Tiba-tiba dari atas bukit suaminya terlihat membawa kayu bakar diatas punggung seekor singa.

Tahun berikutnya si tamu datang lagi dengan mengetuk pintu. Terdengar dari dalam pintu sambutan dari istri laki-laki tersebut dengan ramah, lembut dan ucapan doa-doa kebaikan untuk suaminya. Si tamu merasa takjub dengan keramah tamahan wanita tersebut. Kemudian datangnya suaminya dari atas bukit dengan menggendong kayu bakar tanpa seekor singa.

Sebelum tamu tersebut pulang dia bertanya kepada laki-laki tersebut. wahai saudaraku, tahun yang lalu ketika aku datang aku mendengar wanita yang buruk lisannya dan banyak mendoakan kejelekan kepadamu dan aku melihat engkau datang dengan kayu bakar dipunggung singa yang singa tersebut tunduk kepadamu dan engkau tunduk kepada istrimu. Dan tahun ini ada sesuatu yang ajaib, aku melihat seorang wanita yang berakhlak mulia tetapi aku melihat engkau datang dengan memikul kayu bakar di punggungmu tanpa seekor singa.

Laki-laki tersebut menjawab, wahai saudaraku, istriku yang buruk akhlaqnya tersebut sudah mati. Dulu aku sangat menderita dengan keburukan akhlak istriku dan aku sabar atasnya lalu Allah menaklukan singa besar untukku seperti yang engkau lihat di tahun yang lalu. kemudian aku menikah lagi dengan seorang wanita yang berakhlak mulia, aku tidak perlu bersabar dengan kejelekan akhlaq istriku yang sekarang, karena itu pula singa yang dulu tunduk kepadaku, sekarang pergi entah kemana sehingga aku harus memikul sendiri kayu bakar dipunggungku tetapi aku berbahagia dengan istriku yang sekarang ini.

Oleh karena itu kesabaran akan berbuah manis di dunia apalagi di akhirat. Inilah penjelasan kiat menjalani problema hidup yaitu sabar yang akan melahirkan banyak kebaikan yang tidak Allah berikan kepada orang yang berbahagia.( Sumber :Ditulis dari kajian Ustadz Abu Haidar 18 October 2012 – KBRI muscat Oman)

 

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

ALLAH MEMBERIKAN PAHALA SESUAI DENGAN NIAT

Pahala Sesuai dengan Kadar Niatnya…

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment