ESTIMASI NILAI KEDALAMAN HUJAN DALAM PENENTUAN DEBIT BANJIR KOTA PALEMBANG
Achmad Syarifudin1
Idrisen, Amelga Citra, Agus Purwanto2
1) Dosen Program Studi Teknik Sipil
2) Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Bina Darma
Palembang
ABSTRACT
Most hydrologic design problems require usually the estimation of rainfall at sites where data records are limited or not available. At these location such as Palembang it is therefore necessary to estimate rainfall quantiles using the nonlinear regression analysis.
The regression can give consistent estimates of the parameters provided that explanatory variables are not highly correlated between themselves. However, by doing so, information contained fainfall depth with return period.
The result obtained from the study have confirmed the importance of common phenomenon the rainfall-depth such as rainfall intensity value of any time and return period smaller than any variable. Determinant of duration value was 99% with overflow coefisient and evaporation value.
Keywords : Rainfall-depth, duration, intensity
I. LATAR BELAKANG
1.1. Latar Belakang
Analisis frekuensi merupakan probabilistik statistik teknis yang sering dipakai untuk peluang kejadian banjir. Analisis tersebut membutuhkan data puncak banjir maksimum tahunan sesaat secara kontinu dan mempunyai seri data yang cukup panjang.
Hal ini sulit diperoleh terutama di luar Jawa. Bila terjadi hal tersebut diatas, mau tidak mau kita harus menggunakan seri data hujan tercatat yang relatif mempunyai data tahunan yang seadanya dan relatif lebih mudah diperoleh.
Untuk itu perlu mengestimasi besaran hujan rencana dengan periode ulang yang dikehendaki dengan menggunakan sebaran peluang yang sesuai dengan populasinya serta perlu dipilih sebaran peluang yang cocok atau lebih baik dari sebaran peluang yang ada.
1.2. Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya merupakan analisa statistik data curah hujan terbatas dengan menggunakan analisa frekuensi standar error dan probabilitas sebaran peluang empiris.
1.3. Maksud dan Tujuan
Sesuai dengan ruang lingkup seperti diatas, maka diperlukan suatu analisia empiris berdasarkan data hujan dari berbagai model limpasan hujan tercatat dengan harapan akan diperoleh sebaran peluang yang cocok untuk dipakai sebagai data perhitungan debit banjir rencana ( Qr ).
II. METODOLOGI
Nilai kedalaman hujan dipengaruhi oleh durasi (lama hujan), jumlah seri data, dan nilai intensitas curah hujan. Secara empiris, rumus estimasi nilai kedalaman hujan yang ada hanya mempertimbangkan jumlah seri data hujan tercatat, ada yang hanya mempertimbangkan hujan maksimum, dan ada juga yang mengkombinasikan keduanya.
Metode yang lajim digunakan dalam menentukan nilai hujan rencana seperti :
1. Metode Gumbel
Rtr = R + K +Sx …………………………………………… (1)
K = ( Ytr – Yn ) / Sn …………………………………………… (2)
Ytr = -Ln Ln T / (T-1) …………………………………………. (3)
Sx = √ (R-R)1/2 / (n-1) ……………………………………. (4)
I = (Xtr/24) x (24 / tc )2/3 ………………………………………………….. (5)
dimana :
Rtr = curah hujan pada periode ulang tertentu (mm)
R = curah hujan maksimum rerata selama tahun pengamatan (mm)
Sx = standar deviasi
T = periode ulang (tahun)
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
Tc = waktu konsentrasi (menit, jam)
2. Metode Haspers
Rtr = R + S . μ ………………………………………………… (6)
S = ½ ( R1 – R ) / μ + ( R2 – R ) / μ2 ……………………….. (7)
Dengan :
R1 = nilai hujan urutan pertama terbesar (mm)
R2 = nilai hujan urutan kedua terbesar (mm)
S = Standar deviasi
Μ = standar variabel
3. Metode Weduwen
Rtr = ( Mt x R2 ) / Mn …………………………………. (8)
Dengan :
R2 = nilai hujan maksimum kedua (mm)
Mt, Mn = koefisien standar pada masing-masing periode ulang
4. Data hujan
Data hujan diperoleh dari stasiun BMG Kenten dengan panjang seri data selama 20 tahun dari tahun 1981 s/d 2000 dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis frekuensi untuk memperoleh kedalaman / jumlah hujan rencana pada periode ulang tertentu.
5. Analisis data
Untuk mendapatkan rumus empiris estiamasi kedalaman hujan rencana dilakukan dengan analisis regresi terhadap variabel pengaruh dari nilai hujan tersebut.
Analisis regresi mengaktualisasikan bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih yang menjadi bahan kajian, sedangkan untuk menguji ketepatan model dicari dengan menggunakan koefisien determinasi.
III. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Analisa
Hasil analisa kedalaman curah hujan dengan berbagai metode seperti terdapat pada tabel 3.1. dibawah ini :
Tabel 3.1. Nilai kedalaman hujan masing-masing metode
No. |
R (tahun) |
|
METODE |
|
|
GUMBEL |
HASPER |
WEDUWEN |
|
1. 2. 3. 4. 5. |
5 10 20 50 100 |
88,2688 88,9745 89,6510 90,5279 91,1894 |
117,9855 134,2464 150,7696 173,2508 191,5964 |
109,7934 127,3663 147,9967 172,9547 191,5638 |
Sumber : hasil analisa, 2012
Curah hujan efefktif diambil sebesar 60% dari nilai curah hujan pada tabel 3.1. diatas.
Analisa perhitungan Intensitas curah hujan dengan lama hujan dihitung masing-masing dalam 5, 10, 15, 30, 60, dan 120 menit adalah sebagai beikut :
Tabel 3.2. Nilai intensitas curah hujan
I |
t (menit) |
|||||
(mm/jam) |
5 |
10 |
15 |
30 |
60 |
120 |
5 |
122,42 |
88,60 |
73,10 |
52,41 |
37,42 |
26,65 |
10 |
144,62 |
105,49 |
87,35 |
62,92 |
45,09 |
32,19 |
20 |
166,01 |
121,98 |
101,36 |
73,36 |
52,75 |
37,75 |
50 |
196,68 |
145,10 |
120,86 |
87,75 |
63,25 |
45,35 |
100 |
213,86 |
159,63 |
133,62 |
97,70 |
70,79 |
50,94 |
Sumber : Hasil analisa, 2012
Analiisa regresi berdasarkan pendekatan fungsi data transformasi log dengan bentuk kurva : Y = a.xb yang memperlihatkan gambaran hubungan antara kedalaman hujan (efektif) dengan lama hujan.
3.2. Pembahasan
Analisa perhitungan kedalaman curah hujan, hasilnya memperlihatkan bahwa metode gumbel masih sesuai untuk dipakai dalam desain rencana dan diperlukan suatu optimasi nilai perbandingan masing-masing metode yang dipakai.
Dilihat dari hasil yang didapatkan, kecenderungan hasil dari intensitas curah hujan hujan pada waktu dan periode ulang tertentu, dimana semakin lama hujan semakin kecil intensitasnya. Hal ini disebabkan pengalihragaman hujan menjadi aliran mengalami proses alamiah yang dikenal dengan siklus hidrologi.
Hasil regresi yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor durasi (lama hujan) sangat dominan mempengaruhi besarnya nilai hujan rencana, seperti diperlihatkan oleh masing-masing metode dan periode ulang (gambar pada lampiran). Dari gambar tersebut terlihat bahwa semakin lama hujan, semakin besar nilai hujan rencananya dengan koefisien determinasi (R2) = 0,99, artinya bahwa 99% hujan rencana sangat dipengaruhi oleh durasi (lama hujan), sedangkan hanya 1% saja dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu koefisien limpasan air hujan dan penguapan.
IV. SIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
- Nilai intensitas hujan pada waktu dan periode ulang tertentu semakin lama semakin kecil dan berbanding terbalik dengan lama hujan;
- Durasi (lamanya hujan) sangat mempengaruhi besaran nilai hujan rencana, yang ditunjukkan dalam koefisien determinasi R2 sebesar 99%;
- Faktor koefisien limpasan hujan hanya sedikit berpengaruh terhadap besarnya nilai hujan rencana. Begitu juga dengan penguapan (evaporasi) hanya sedikit mempengaruhi besarnya nilai hujan rencana;
4.2. Saran
- Dalam analisa perhitungan statistik perlu memasukkan veriabel hidrologi lainnya, seperti evaporasi, infiltrasi dalam pengalihragaman hujan menjadi aliran;
- Perlu dikoreksi data sekunder yang tercatat dengan data lapangan, agar didapat hasil yang lebih akurat;
- Perlu analisis frekuensi data hujan gabungan dari curah hujan yang ada, sehingga di dapat perbandingan hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo, 1992, “Metode Numerik”, Beta Offset, Yogyakarta.
Joersoen Lubis, 1993, “ Hidrologi Sungai “, Departemen PU, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta.
Ray K. Linsley, 1986, “ Hidrologi Untuk Insinyur “ Penerbit Erlangga.
Sri Harto, 1989, “ Analisa Hidrologi “ , PAU IT UGM, Yogyakarta.
Shie-Yu Liong, 1991, “ Introduction to Urban Hydrology “, Kursus singkat Hidrologi Perkotaan I, Yogyakarta.
Suyono S dan Takeda K, 1987, “Hidrologi untuk Pengairan“, Pradnya Paramita, Jakarta.
_________, 1989, “ Metode Perhitungan Debit Banjir “, Dept. PU Yayasan LPMB, Jakarta.
Soemarto, CD, 1987, “Hidrologi Teknik “, Usaha Nasional, Surabaya.
Syafrin Tiaif, I Sigit ,1999, “ Hubungan Curah Hujan dan Debit Sungai “,
Prosiding PIT XVI, Bengkulu.
Ven Te Chow, DR. Maidment, 1988, “ Applied Hydrology “, Mc. Graw-Hill
Book Company.