Beasiswa Luar Negeri

Beasiswa Luar Negeri

Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri


Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri

Latar belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan dosen sebagai tenaga pendidikan di perguruan tinggi harus mempunyai kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajarnya.
Selanjutnya, Permen Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifkasi Dosen, secara tegas menyebutkan bahwa dosen harus memiliki strata pendidikan minimal S2 untuk Program S1/Diploma dan minimal S3 untuk Program Pascasarjana.


Dosen sebagai salah satu komponen SDM perguruan tinggi mempunyai peran sentral dan strategis. Kualitas dosen akan menentukan tinggi-rendahnya kualitas suatu perguruan tinggi.
Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi memiliki peran yang besar dalam peningkatan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan daya saing bangsa. Agar peran perguruan tinggi yang strategis ini berjalan dengan baik, haruslah ditunjang oleh dosen-dosen dengan kualitas unggul. Untuk memperoleh dosen berkualitas unggul, perencanaan yang terarah dan matang perlu disusun dengan baik.
Menurut data tahun 2003/2004 dosen perguruan tinggi di Indonesia dengan strata S2 dan S3 baru mencapai 55%, dan persentase ini mengalami penurunan menjadi 50.6 % untuk tahun 2007. Sementara itu target dalam Rencana Strategis Ditjen Pendidikan Tinggi pada tahun 2009 sekurang-kurangnya 70%.
Di samping itu, dengan semakin ketatnya persaingan di era globalisasi dan untuk meningkatkan daya saing bangsa, peningkatan kualitas dosen berskala internasional merupakan suatu keniscayaan. Untuk itu, sejak tahun 2000 berbagai skema bantuan pendanaan program pengiriman dosen untuk studi lanjut ke luar negeri telah dilakukan, antara lain melalui perguruan tinggi masing-masing. Namum demikian, proses itu berjalan sangat lamban dan sulit mencapai critical mass dosen yang berpendidikan kualitas internasional.
Mulai tahun 2008, yang rintisannya dilakukan sejak 2007, Ditjen Pendidikan Tinggi menganggarkan pemberian beasiswa pendidikan lanjut S2 dan S3 ke luar negeri melalui skema pendanaan APBN-Depdiknas. Kesempatan memperoleh beasiswa diberikan kepada para dosen tetap perguruan tinggi Indonesia, baik negeri maupun swasta. Program ini merupakan pengejawantahan dari pilar peningkatan mutu pembangunan pendidikan Depdiknas.
Direktorat Ketenagaan selaku pengelola Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri telah melaksanakan program tersebut secara maksimal dan mencapai target yang telah ditetapkan. Berbagai tahapan dari program beasiswa dilaksanakan oleh staf Ditnaga bekerjasama dengan Tim akhli dengan sungguh-sungguh, berkesinambungan, dan dedikasi tinggi. Kegiatan pemantauan (monitoring) tentang pelaksanaan program di PTN dan Kopertis juga dilaksanakan untuk memperoleh masukan dan umpan balik tentang penyelenggaraan mau pun kendala-kendala yang dihadapi masing-masing institusi dalam menjalankan program beasiswa ini.
Berbagai kegiatan pelaksanaan Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri tersebut dilaporkan secara rinci dalam laporan ini.

Tujuan
Tujuan dari Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri untuk tahun 2008 adalah:
1. Meningkatkan kualitas dosen menjadi tenaga pendidik berkualitas internasional;
2. Memberi beasiswa S2 atau S3 bagi dosen tetap PTN mau pun PTS untuk menempuh pendidikan pascasarjana di luar negeri;
3. Membentuk critical mass di bidang akademik yang memadai di perguruan tinggi Indonesia.

Sasaran
Sasaran dari Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri untuk tahun 2008 adalah mengirimkan sebanyak 1850 dosen tetap dari PTN dan PTS di Indonesia ke berbagai perguruan-tinggi ternama di luar negeri untuk menempuh program S2 atau S3.

Kegiatan yang Dilaksanakan

1. Persiapan
Direktorat Ketenagaan (Ditnaga) sejak bulan Oktober 2007 telah melakukan persiapan-persiapan terutama di bidang teknis untuk menangani Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri.
Ditnaga membentuk Tim Seleksi Beasiswa Luar Negeri, terdiri dari para dosen dari berbagai perguruan tinggi yang telah berpengalaman dalam proses seleksi calon karyasiswa luar negeri, dan telah mengenyam pendidikan pascasarjana di luar negeri.

a. Tim Seleksi Beasiswa Dikti tersebut menyusun pedoman pelaksanaan untuk proses seleksi calon penerima beasiswa Dikti. Komponen penilaian yang digunakan dalam proses seleksi tersebut meliputi:
(1) Perguruan tinggi yang dituju: apakah termasuk ranking dunia?
(2) Data dari calon pelamar: umur, status kepegawaian, surat ijin pimpinan
(3) Jejak akademik: bidang studi, publikasi ilmiah di jurnal, jumlah publikasi yang relevan;
(4) Kemampuan bahasa: Nilai TOEFL/IELTS, strata sertifikasi, bahasa pengantar lainnya;
(5) Komunikasi dengan universitas tujuan: apakah sudah mempunyai Loa (Letter of Acceptance), masa waktu dari LoA, kesediaan dari calon pembimbing, kesesuaian dari calon pembimbing dengan bidang ilmu yang akan diambil;
(6) Proposal penelitian (khusus bagi calon S3 atau Masters by research): apakah sudah didiskusikan dengan calon pembimbing, metodologi, bobot penelitian, originalitas topik penelitiannya, prioritas topik penelitian di Indonesia, bahasa pengantar yang digunakan dalam penulisan proposal;
(7) Waktu studi: lama waktu studi yang diperlukan
(8) Kepribadian calon: kemampuan adaptasi studi di luar negeri, motivasi dari calon, pengaruh keluarga.

Tim Dikti juga mempersiapkan draf Kontrak yang nantinya akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan beasiswa dan pencairan dana dari KPKN. Dalam proses penyusunannya, Dikti mengundang para pakar dari berbagai instansi, seperti Biro Keuangan Diknas, BKLN, dan lainnya.

2. Pengumuman Pendaftaran
Untuk tahun anggaran 2008, pendaftaran dilakukan empat tahap, yaitu:
(1) Tahap 1 dibuka pada bulan September-November 2007;
(2) Tahap 2 dibuka pada bulan Desember 2007 – Januari 2008;
(3) Tahap 3 dibuka pada bulan Februari – April 2008;
(4) Tahap 3A dibuka pada bulan Mei – Juli 2008.

Pengumuman tentang pendaftaran beasiswa Dikti dilakukan kepada seluruh PTN, PTS, dan Kopertis di Indonesia. Pengumuman pendaftaran disebar-luaskan melalui berbagai media, seperti surat dan fax, internet, dan telepon.
Di samping itu, pengumuman tersebut menyampaikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peminat, seperti beasiswa untuk strata S2 adalah 24 bulan; dan untuk strata S3 adalah 36 bulan.

3. Proses Penjaringan
Proses penjaringan/seleksi dilakukan setelah penutupan pendaftaran. Proses penjaringan ini dilakukan dua tahap, yaitu Seleksi Berkas yang disusul dengan Proses Wawancara.
Berkas-berkas yang diterima di Ditnaga diseleksi oleh staf dan Tim Seleksi Beasiswa Dikti. Kriteria seleksi berkas meliputi:
(1) Kelengkapan dokumen yang diserahkan oleh calon, meliputi Form-A, Ijasah, Letter of Offer atau Letter of Acceptance (LoA) dari PT luar negeri, Surat ijin dari pimpinan PT atau Kopertis, hingga Tes Bahasa Inggris;
(2) Adanya surat dari Profesor di luar negeri yang bersedia membimbing;
(3) Nilai tes bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya) apakah sesuai dengan batasan yang disyaratkan oleh PT luar negeri;
(4) Proposal penelitian terutama bagi yang akan menempuh program S3 atau Master by Research.

Proses wawancara dilakukan setelah para calon lolos dari seleksi berkas untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan sang calon penerima beasiswa untuk belajar di luar negeri. Proses wawancara ini meliputi:
(1) Dilakukan oleh anggota Tim Seleksi Beasiswa Dikti;
(2) Calon penerima beasiswa diwawancarai satu per satu oleh anggota Tim Seleksi, menggunakan bahasa Inggris;
(3) Mencari tahu apakah bidang studi yang akan diambil untuk program pascasarjana di luar negeri linier dengan bidang studi pada jenjang sebelumnya;
(4) Memeriksa LoA apakah masih berlaku atau sudah kadaluwarsa, dan mendiskusikan langkah-langkah untuk memperbaharuinya;
(5) Memeriksa hasil tes bahasa yang ditempuh bertaraf internasional /institusional/lokal; masih berlaku atau sudah kadaluwarsa;
(6) Memeriksa proposal penelitiannya (bagi yang akan menempuh S3 atau Masters by Research) apakah sesuai standar yang disyaratkan;
(7) Memeriksa apakah calon pembimbing di PT yang dituju ada dan bersedia untuk membimbing;
(8) Mencari tahu apakah calon penerima beasiswa mempunyai potensi yang baik, dan mampu menyelesaikan studinya sesuai dengan jangka waktu yang diberikan oleh Dikti (24 bulan untuk S2, atau 36 bulan untuk S3).

Proses wawancara dilaksanakan di berbagai sentra yang tersebar di seantero nusantara dengan tujuan agar kesempatan untuk memperoleh beasiswa terbuka seluas mungkin bagi para calon yang berminat di seluruh Indonesia.

Selain menjaring calon baru untuk beasiswa, Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Dikti juga mendanai program beasiswa dari Proyek TPSDP yang telah usai tetapi sejumlah karyasiswanya masih studi di luar negeri. Jumlah karyasiswa TPSDP yang ditanggung oleh program beasiswa Dikti berjumlah 69 orang.

4. Pengumuman Hasil Seleksi
Pengumuman hasil seleksi dilaksanakan oleh Ditnaga melalui berbagai media, yaitu lewat surat dan fax, internet, dan pemberitahuan melalui telepon, kepada pimpinan PT dari para calon karyasiswa.

Pengumuman hasil seleksi untuk masing-masing tahap dilakukan dua kali:
(1) Pengumuman calon yang lolos seleksi berkas yang kemudian akan diundang untuk mengikuti proses seleksi berikutnya (wawancara);
Pengumuman calon yang lolos seleksi proses wawancara. Para calon yang lolos dari tahap ini adalah calon penerima beasiswa luar negeri Dikti.

5. Penanda-tanganan Kontrak
Strategi pendanaan Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri yang dijalankan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi cq. Ditnaga, adalah dengan membuat Kontrak Pelaksanaan Kegiatan Program Beasiswa dengan PTN dan dengan Kopertis Wilayah sebagai perwakilan dari PTS di wilayahnya.
Dalam kontrak tersebut disajikan secara rinci komponen beasiswa yang dibiayai, besaran nilai untuk masing-masing komponen, lamanya beasiswa diberikan, untuk tiap-tiap karyasiswa.

Komponen Beasiswa yang dibiayai adalah sebagai berikut:

1. Biaya hidup (living allowance): Standar Dikti, 24 bln untuk S2; atau 36 bln utk S3
2. Biaya Kedatangan (settling-in allowance): Diberikan sekali sebesar satu bulan biaya hidup
3. Biaya kuliah (tuition fee): (at cost)
4. Biaya pendaftaran (admission fee): (at cost) dan sekali di awal program
5. Biaya buku: Standar Dikti, dan diberikan per semester
6. Asuransi Kesehatan (health insurance): (at cost), strata standar dan diberikan per tahun
7. Biaya program khusus (untuk menghadiri seminar): Standar Dikti, diberikan sekali selama studi
8. Biaya penulisan tugas akhir: Standar Dikti, diberikan sekali selama studi
9. Biaya perjalanan dengan pesawat (pp): (at cost) dari bandara internasional hingga tempat tujuan dan sebaliknya
10. Biaya kelebihan bagasi Standar Dikti: diberikan sekali ketika kembali, dengan max 20 kg

6. Persiapan Keberangkatan Karyasiswa

Persiapan keberangkatan dari karyasiswa dijalankan oleh karyasiswanya masing-masing, mulai dari proses pembuatan paspor, surat ijin SEKAB, dan Visa dari Kedutaan Besar Negara yang dituju.
Bantuan dari Ditnaga dalam proses ini berupa:
(1) Membantu proses pembuatan paspor dinas bagi karyasiswa yang berstatus PNS. Paspor untuk dosen non-PNS diurus oleh karyasiswa masing-masing;
(2) Membuatkan surat jaminan (Guarantee Letter) bagi semua karyasiswa yang memerlukan dalam proses pengurusan visa pelajarnya. Contoh surat jaminan diberikan pada Lampiran 4.
(3) Melakukan proses pembekalan bagi seluruh penerima beasiswa Dikti di sentra-sentra yang ditetapkan. Pembekalan kepada para calon karyasiswa tersebut agar siap untuk belajar dan hidup di lingkungan baru di luar negeri.

7. Pemantauan

Proses pemantauan (monitoring) kegiatan dilakukan oleh Ditnaga setelah para karyasiswa berada di perguruan tinggi tujuan. Untuk tahun 2008, pemantauan dilakukan dengan mendatangi PTN-PTN dan Kopertis untuk mengetahui kinerja para pengelola karyasiswa di tiap-tiap perguran tinggi, dan kendala yang dihadapinya.
Komponen-komponen Program Beasiswa yang dipantau oleh Ditnaga adalah:

(1) Aspek Administratif, yang meliputi ada tidaknya tim pengelola; ada tidaknya kontrak antara institusi dengan karyasiswa; apakah ada perubahan tempat atau jenjang studi; pelaksanaan keberangkatan; mekanisme pemantauan kemajuan studi; dan kedala-kendala yang dihadapi oleh institusi pengelola;

(2) Aspek Keuangan, yang meliputi mekanisme pembayaran ke karyasiswa; apakah ada pemotongan pajak; bukti pembayaran; dibayarkan dalam mata uang apa; pelaksanaan beasiswa yang berangkat setelah Desember 2008; serta kendala-kendala yang dihadapi oleh pengelola mau pun oleh karyasiswanya;
(3) Aspek Akademik, yang meliputi tahapan program yang diikuti; apakah telah memasuki program studi pascasarjananya; apakah sudah melakukan penelitian; laporan kemajuan dari karyasiswa mau pun dari dosen pembimbingnya; serta kendala-kendala yang dihadapi oleh para karyasiswa.
Para pengelola beasiswa Dikti diwajibkan mengisi borang pemantauan yang telah disiapkan oleh Dikti. Kegiatan pemantauan dilakukan di sepuluh (10) sentra.

Hasil pemantauan sedang disusun dan akan digunakan untuk mengevaluasi kegiatan program beasiswa Dikti tahun 2008.

8. Evaluasi dan Pelaporan
Setelah melakukan kegiatan pemantauan, Ditnaga beserta seluruh anggota tim akan melakukan evaluasi guna meningkatkan kinerja dari Ditnaga dalam pelaksanaan kegiatan Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri Dikti, agar lebih sangkil dan mangkus.

Luaran

Luaran (output) dari kegiatan Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri Dikti dapat ditinjau dari indikatornya. Indikator luaran dari program beasiswa ini meliputi:
i. Karyasiswa diterima di perguruan tinggi di luar negeri sebagai kandidat S2 atau S3;
ii. Karyasiswa mampu menyelesaikan studi S2 atau S3nya;
iii. Karyasiswa memperoleh gelar kesarjanaannya;
iv. Karyasiswa kembali ke kampus masing-masing setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, dan mengembangkan dirinya dalam melaksanakan Tridharma perguruan tinggi.
Dari keempat indikator luaran tersebut, baru indikator yang pertama yang dapat dikuantifikasikan luarannya, yaitu jumlah karyasiswa yang diterima sebagai kandidat S2 atau S3 di PT luar negeri.

1. Luaran Tahap Pendaftaran
Jumlah calon yang mendaftar untuk setiap angkatan (batch) adalah sebagai berikut:
(1) Pada Angkatan (Batch)-1 sebanyak 518 calon mendaftar, lolos seleksi sebanyak 280 orang. Di samping itu Dikti menerima limpahan sebanyak 69 orang berasal dari Proyek TPSDP yang sedang menyelesaikan studinya di luar negeri;
(2) Pada Angkatan-2 sekitar 260 calon yang melamar, dan yang lolos seleksi sebanyak 135 orang;
(3) Pada Angkatan-3 sebanyak 2381 staf dosen yang melamar, dimana 772 calon yang lolos untuk diwawancarai, dan sebanyak 614 orang yang mendapat beasiswa Dikti;
(4) Pada Angkatan-3A sebanyak 121 melamar, sedangkan yang berhasil memperoleh beasiswa untuk tahun anggaran 2008 berjumlah 13 orang.

2. Luaran Hasil Seleksi
Dari proses seleksi berkas dan wawancara yang dilaksanakan pada empat tahapan, dimulai dari bulan Desember 2007 hingga September 2008; jumlah calon penerima beasiswa Dikti berjumlah 1111 orang, yaitu sebanyak 1042 dari proses seleksi (seperti tersaji pada Tabel) ditambah 69 orang berasal dari Proyek TPSD.
Dari 1042 orang tersebut, 192 menempuh program S2 dan 844 menempuh program S3, dan 69 orang dari proyek TPSDP semuanya sedang menempuh S3. Dengan demikian dari total 1111 orang, sebanyak 913 calon mengambil program S3. Ini berarti 82 % dari beasiswa Dikti digunakan untuk program S3, dan 18 % untuk program S2. Fakta ini menunjukkan fenomena yang menggembirakan karena dalam jangka panjang pendidikan tinggi di Indonesia membutuhkan banyak lulusan S3 jika ingin meningkatkan mutu pendidikannya ke taraf internasional.

Perlu disampaikan bahwa jumlah karyasiswa yang memperoleh beasiswa menurut kontrak yang telah ditanda tangani antara Dikti dengan PTN/Kopertis adalah 1104 orang (dibanding dengan jumlah semula sebanyak 1111 orang). Perbedaan ini disebabkan ada calon-calon penerima beasiswa Dikti mengundurkan diri karena berbagai alasan, seperti telah memperoleh beasiswa dari sponsor lain; kondisi keluarga (akan melahirkan) atau kesehatan; atau menunda keberangkatannya ke tahun 2009.
Negara tujuan studi dari para penerima beasiswa Dikti sesuai dengan kontrak yang ada tersebar ke 27 negara, dengan rincian seperti tertera pada Tabel berikut. Untuk tahun 2008, lima negara teratas sebagai tujuan studi pascasarjana adalah: Australia (262 orang); Malaysia (260 orang); Jepang (146 orang); Inggris (120 orang); dan Belanda (93 orang).

Ada hal-hal yang khas yang dapat dijadikan catatan khusus, yaitu:
(1) Satu orang diterima di MIT di Amerika Serikat, dimana biaya Tuition nya sangat tinggi, sehingga pendanaannya ditanggung oleh tiga institusi yaitu Dikti, Fulbright, dan MIT sendiri;
(2) Satu orang diterima di University of Oxford di Inggris. Oxford seperti halnya dengan MIT merupakan universitas top dunia, dan tidak sembarang karyasiswa bisa diterima di perguruan-perguruan tinggi tersebut.

3. Luaran Persiapan Keberangkatan Karyasiswa
Dalam upaya membantu persiapan keberangkatan para karyasiswa ke luar negeri, Ditnaga memberikan pembekalan kepada para karyasiswa seperti yang disampaikan pada sub-bab 4.6. Kegiatan pembekalan tersebut dilakukan di 8 sentra, yaitu di Bandung; Denpasar; Jakarta; Makassar; Medan; Padang; Surabaya; dan Yogyakarta.
Pada pembekalan diberikan penjelasan mengenai berbagai aspek, yang meliputi: administrasi; status kepegawaian selama bertugas belajar di luar negeri; persiapan pada hari-hari pertama kedatangan; kiat-kiat belajar agar sukses; kondisi sosial di tempat belajar; dan bagaimana hidup di lingkungan yang berbeda budayanya dan kondisi iklim yang berlainan.

4. Luaran Kontrak
Proses penanda tanganan kontrak antara Dikti dengan PTN atau Kopertis merupakan proses yang memerlukan ketelitian tinggi agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan salah satu pihak, terutama para karyasiswa yang terkait. Oleh sebab itu, proses ini memerlukan waktu yang panjang. Bahkan dalam proses penyelesaiannya, ada banyak kontrak yang harus dilakukan adendum, karena berbagai kesalahan/kekurangan seperti:
(1) Nama yang tidak sesuai dengan paspor, mau pun salah ketik;
(2) Besaran nilai kontrak yang berbeda;
(3) Nomor rekening bank yang tidak sesuai;
(4) Adanya pergantian pimpinan dari PT terkait.

Untuk tahun 2008, jumlah kontrak yang ditanda tangani oleh Dikti sebanyak 80 kontrak untuk 1104 karyasiswa. Untuk tahun 2008, belum ada karyasiswa penerima beasiswa Dikti yang berasal dari Kopertis Wilayah XI dan XII.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bagian terbesar dari karyasiswa berasal dari perguruan tinggi. Karyasiswa dari PTN menyerap 71 % dari seluruh beasiswa yang dikeluarkan, PTS (yang diwakili oleh Kopertis Wilayah masing-masing) menyerap 23.5 % dari jumlah beasiswa, sedangkan Politeknik (negeri dan swasta menjadi satu) menyerap selebihnya yaitu sekitar 5.5 %.

5. Luaran Pemantauan
Pemantauan yang dilakukan di sepuluh sentra (lihat di sub-Bab 4.7) telah dilaksanakan dengan baik oleh Tim Dikti. Pemantauan dilakukan di sentra-sentra yang padat karyasiswanya, sedangkan untuk PTN/Kopertis wilayah yang tidak dikunjungi, borang pemantauan dikirimkan untuk diisi dan dikirm kembali ke Dikti. Borang pemantauan juga dapat diunduh dari internet.
Jumlah PTN/Kopertis wilayah yang dipantau dapat dilihat dari Tabel 6 berikut. Seluruh Kopertis Wilayah (100 %), 14 Politeknik (66.7 % dari total 21 Politeknik), dan 33 PTN (67.3 % dari total 49 PTN) yang dipantau untuk tahun 2008.

Secara umum, hasil pemantauan mendapatkan bahwa para pengelola Beasiswa Dikti tidak/belum mendapatkan kendala-kendala yang berarti. Kendala yang dirasakan secara umum adalah lambatnya pencairan dana; ketidak jelasan tentang potongan pajak; dan perubahan nilai tukar mata uang asing dari negara tertentu yang melebihi nilai tukar yang tertera di Kontrak.

Kendala
Kendala yang dihadapi oleh para pengelola Beasiswa Dikti di PTN/Kopertis dikelompokkan ke dalam aspek administrasi, keuangan, dan akademik.
1. Kendala Di Aspek Administrasi
Kendala yang dihadapi pengelola di aspek administrasi ini meliputi:
(1) Terjadi perpindahan tempat studi dari satu negera ke negera lain. Keadaan ini menyulitkan pengelola karena harus melakukan adendum kontrak yang memerlukan waktu yang tidak sedikit;
(2) Terjadi perpindahan tempat studi dari satu PT ke Pt lain di negera yang sama. Kendala yang dihadapi pengelola tidak separah dibanding butir (1);
(3) Terjadi penundaan keberangkatan dari beberapa karyasiswa karena visa yang belum beres, sehingga ada yang harus berangkat pada bulan Januari 2009 dari rencana keberangkatan di bulan Desember 2008;
(4) Beberapa pengelola daerah belum membuat kontrak dengan karyasiswa yang dikelolanya, padahal mereka sudah berada di luar negeri;
(5) Adendum kontrak belum diterima oleh beberapa PTN.

2. Kendala Di Aspek Keuangan
Kendala yang dihadapi pengelola di aspek keuangan meliputi:
(1) Mekanisme pembayaran dari pengelola kepada karyasiswa bervariasi dengan pengelola lainnya. Walau pun tidak menimbulkan masalah, para pengelola mengharapkan agar Dikti membakukan mekanismenya;
(2) Terjadi kesimpang-siuran tentang pemotongan pajak untuk PPN. Ada pengelola yang tidak memotong pajak, dan ada pengelola yang langsung memotongnya;
(3) Komponen beasiswa yang dipotong seyogyanya ada 3 (tiga), yaitu biaya hidup, biaya kedatangan (settling-in allowance), dan biaya buku. Akan tetapi ada pengelola yang memotong seluruh komponen beasiswa, termasuk biaya sekolah (tuiton fee) dan asuransi kesehatannya. Keadaan ini menimbulkan masalah dalam proses pengembaliannya kepada para karyasiswa;
(4) Adanya gejolak dalam nilai tukar mata uang asing, menimbulkan masalah bagi karyasiswa tertentu yang bertugas belajar ke negera AS misalnya. Hal ini disebabkan karena pengelola membayarkan dalam mata uang IDR, dan tidak langsung ditukarkan oleh karyasiswa ke mata uang asing yang diperlukan.

3. Kendala Di Aspek Akademik
Belum ada kendala yang dihadapi pengelola di aspek akademik berhubung para karyasiswa baru berangkat pada pertengahan hingga akhir tahun 2008.
Bagi karyasiswa yang telah berada di luar negeri (on-going), tidak ditemui masalah yang berarti. Mungkin karena mereka telah memasuki tahun terakhir dari studinya, sehingga permasalahan-permasalahan substansial sudah dapat diatasi sebelumnya oleh karyasiswa yang terkait.

Penutup

Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan Program Beasiswa Pendidikan S2/S3 Luar Negeri Dikti dapat dikatakan berhasil dengan baik. Di awal tahun 2008 target yang dicanangkan untuk program Beasiswa Luar Negeri adalah 1850 orang, terdiri dari sekitar 1100 program S2/S3, dan sekitar 750 untuk program Sandwich. Ternyata di akhir tahun 2008 Dikti berhasil memberikan beasiswa kepada 1104 orang.
Karyasiswa yang mendapat beasiswa Dikti tersebar ke berbagai PT di 27 negara. Hal ini menunjukkan bahwa para karyasiswa sudah bisa mencari dan menentukan pilihannya sendiri.

Sumber :http://ditnaga-dikti.org/ditnaga/index.php

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *