ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PT PUSRI PALEMBANG

ABSTRAK. PT Pupuk Sriwidjaja telah mengemban misi sebagai produsen pupuk yang akan memproduksi dan memasarkan pupuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional, produk-produk petrokimia dan jasa-jasa teknik di pasar nasional dan global dengan memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh. Pengendalian terhadap biaya produksi merupakan salah satu bagian dari langkah – langkah intern yang dilakukan perusahaan dalam usaha meningkatkan efisiensi. PT Pusri dalam memproduksi pupuk urea menggunakan unsur-unsur biaya produksi berupa (1) biaya bahan baku, yang terdiri dari gas bumi, air baku, dan off gas; (2) biaya tenaga kerja langsung, yang terdiri dari gaji dan kesejahteraan: dan (3) biaya overhead pabrik yang terdiri dari bahan penolong yang terdiri dari kimia dan katalis serta pelumas, pemeliharaan pabrik, suku cadang pabrik, asuransi, biaya jasa, pajak dan kontribusi, administrasi dan umum, penyusutan, amortisasi, dan kantong dan pengantongan.

Kata Kunci : Biaya Produksi,Pengendalian Biaya Produksi, Laba.

ABSTRACT. PT Pupuk Sriwidjaja have mission as manure producer to produce and market manure to support national food resilience, petrochemical product and technique service in national market and global by paying attention aspect quality of by totally. Operation to production cost represent one part of the step conducted intern is company step in effort improve efficiency. PT Pusri in producing urea manure use production cost elements in the form of ( 1) standard material cost, consisting of earth gas, standard water, and gas off; ( 2) direct labor cost, what consist of prosperity and salary: and ( 3) factory overhead cost which consist of benefactor materials which consist of katalis and chemistry and also Iubricant, conservancy of factory, factory access, insurance, expense of service, contribution and Iease, public and administration, decrease, amortization, and pocketing and sack;bag.

Keyword : Expense Of Produksi,Pengendalian Production Cost, Profit.

PENDAHULUAN

Kehidupan suatu negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor perekonomian. Perekonomian yang baik dari suatu negara salah satu nya ditandai dengan berkembangnya banyak perusahaan – perusahaan dan industri –industri. Perusahaan – perusahaan dan industri – industri inilah yang nantiya akan memegang peranan yang strategis didalam menggerakkan usaha guna terciptanya landasan yang kokoh bagi tahapan pembangunan industri nasional.

Proses industrilisasi hingga kini telah berlangsung diseluruh tanah air, dimana hasil keseluruhanya didalam pembangunan tersebut adalah berkembangnya industri besar maupun industri kecil, dengan semakin banyaknya perusahaan industri yang tumbuh, maka situasi persaingan cenderung semakin meningkat, sehingga didalam dunia usaha tiap pimpinan perusahaan industri berusaha agar perusahaan yang dikelolahnya memperoleh laba yang layak sesuai dengan tujuan perusahaan secara umum, salah satu cara bagi para industriawan untuk mengatasi ini adalah dengan cara mengendalikan biaya – biaya untuk keperluan produksi sehingga dapat dicapai efisiensi.

Pengendalian terhadap biaya produksi merupakan salah satu bagian dari langkah – langkah intern yang dilakukan perusahaan dalam usaha meningkatkan efisiensi. Pengendalian biaya terutama harus diselaraskan terhadap tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal dengan mengeluarkan biaya yang serendah – rendahnya, oleh karena itu dengan mengendalikan biaya produksi perusahaan berharap akan mendapatkan laba yang besar.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan biaya yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Pada perusahaan industri, biaya produksi dapat dibedakan menjadi biaya utama dan biaya konversi. Biaya utama terdiri dari bahan langsung dan upah langsung, sedangkan biaya konversi terdiri dari upah tidak langsug dan biaya tidak langsung. Biaya produksi ini juga biasanya terdiri dari tiga unsur yaitu  bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.dimana bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dan produk jadi dan dimasukkan secara ekspilit dalam perhitungan  biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead pabrik merupakan semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.  Biaya produksi ini juga merupakan unsur penting dalam perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi yang dihasilkan ini bertujuan untuk menetapkan besarnya laba yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

Oleh karena itu bagi perusahaan industri, biaya produksi merupakan faktor penting dalam berhasil atau tidaknya perusahaan ditinjau dari segi finansial. Biaya produksi ini merupakan pos biaya yang besar dibanding dengan pos biaya lainnya. Jadi tujuan utama dalam pengendalian biaya produksi adalah untuk dapat mempergunakan sumber – sumber ekonomi untuk berproduksi secara efektif, sehingga tidak terjadi pemborosan biaya dalam berproduksi, dengan demikian laba yang akan diperoleh akan lebih optimal.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba di PT. Pusri.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba suatu perusahaan.

Manfaat Penelitian

Bagi perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai kembali biaya – biaya produksi sehingga perusahaan bisa berproduksi lebih efisien.

Bagi akademisi

Biaya dunia akademisi penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi pada penelitian serupa dimasa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian biaya produksi

Menurut Riwayadi (2006:64), biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Menurut mulyadi (2000:18), biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method) dan produksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost method).

Pengendalian Biaya

Nasehatun (1999:214) mengatakan bahwa pengendalian biaya berarti serangkaian langkah-lankah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya. Pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut:

a.       mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya;

b.      membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya;

c.       mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan, dan

d.      melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan.

Pengendalian biaya yang efektif berarti pengendalian biaya dalam waktu yang sangat pendek, tetapi karena tidak dilakukan secara hati-hati dan cermat serta kurang melihat rangkaian jangka panjang bagi perusahaan, hasil dari penekanan biaya itu tidak lama. Pengendalian biaya mencakup satu pekerjaan bimbingan dan pengarahan atas unsur biaya dari barang yang dihasilkan. Pengendalian biaya pada satu tahap dalam prosesnya, akhirnya akan membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya.

Tabel 1 Perbandingan Antara Pengendalian Biaya Dan Penekanan Biaya

Pengendalian biaya Penekanan biaya
1.            Mempertahankan biaya pada standar yang telah ada 1.            Mau menurunkan biaya dan mengusahakan penurunan
2.            Standar merupakan sasaran 2.            Standar masih diragukan
3.            Terbatas pada kegiatan-kegiatan yang ada standarnya 3.            Meliputi semua bagian perusahaan
4.            Mencoba mencapai biaya yang terendah menurut keadaan tertentu 4.            Tidak ada keadaan yang tetap, dan terus mencoba penurunan biaya
5.            Tanpa akhir 5.            Dapat berakhir

Sumber : Nasehatun ( 1999:215 )

Hal – Hal Yang Diperlukan Dalam Pengendalian Biaya

Menurut Nasehatun (1999:216), terdapat dua hal yang diperlukan dalam pengendalian biaya yaitu:

1.      Tempat pertanggungjawaban organisasi pada pembukuan

Tempat pertanggung jawaban itu dapat merupakan satu departemen, asal dipenuhi syarat pokoknya, yaitu ada orang yang bertanggung jawab. Tiap tempat pertanggung jawaban boleh dipecah-pecah lagi atas tempat biaya lebih kecil, dengan dipergunakannya cara ini, semua biaya baik standar maupun sesungguhnya dapat ditelusuri ke bagian organisasi yang paling kecil, dimana masih terdapat satu pertanggung jawaban. Kebutuhan penelusuran kebagian-bagian kecil organisasi itu digabungkan dengan sistem pembukuan yang berlaku, yaitu dengan menciptakan catatan atau bentuk laporan yang sesuai.

2.      Penggunaan biaya standar

a.       Biaya standar dan macam-macam standar

Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan lebih dahulu setelah mempertimbangkan semua faktor yang menentukan dan setelah mengadakan penilaian atas hal-hal yang mungkin menyebabkan perubahan baik dalam jumlah maupun harga dari bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lain yang diperlukan.

Biaya ini merupakan sasaran dan digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi. Biaya standar berbeda dengan biaya yang ditaksir (estimated cost). Biaya standar menunjukkan biaya yang seharusnya, sedangkan yang ditaksir biasanya mengandung unsur cara perhitungan biaya yang baik.

Biaya standar biasanya digunakan untuk bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Untuk biaya tidak langsung (biaya overhead), standar tidak disiapkan untuk satu satuan hasil produksi, tetapi untuk seluruh jumlah produksi yang meliputi jangka waktu tertentu.

Menurut Nasehatun (1999:218), terdapat tiga macam standar yaitu: (1) standar dasar, (2) standar teoritis, (3) standar yang dapat dicapai.

a)      Standar dasar

Standar ini adalah tetap,dan merupakan dasar dalam memperbandingkan antara biaya sesungguhnya selama beberapa tahun. Tujuan memperbandingkan untuk melihat trend. Standar ini jarang dipergunakan.

b)      Standar teoritis

Standar teoritis ini adalah standar efisiensi yang maksimum. Dengan menggunakan standar ini, akan diketahui biaya minimum yang bisa dicapai, dalam pengertian teknis yang paling ketat.

c)      Standar yang dapat dicapai

Standar ini adalah standar yang dapat dicapai dalam keadaan kerja yang sesungguhnya. Standar ini diadakan berdasarkan kemampuan perusahaan sekarang, atas dasar tingkat prestasi yang mau dicapai oleh pimpinan perusahaan. Tiga penyimpanan negatif atas standar ini berarti ketidak efisienan, kecuali ada faktor-faktor diluar kekuasaan perusahaan.

b.      Menetapkan standar

Ada tiga langkah dalam menetapkan standar, yaitu sebagai berikut:

a)      mempelajari dan menetapkan spesifikasi dan metode produksi. Yang dipergunakan adalah metode yang paling efisien. Dengan mempelajari metode itu, akan ditemukan standar yang diperlukan baik tentang bahan, cara pengerjaan dan tenaga yang diperlukan.

b)      penetapan harga bahan dan upah buruh langsung.

c)      penetapan biaya standar, yaitu jumlah standar di kalikan dengan harga standar.

c.       Analisis penyimpangan dan tindakan perbaikan

Yang dimaksud dengan penynimpangan adalah perbedaan antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya, bisa positif ataupun negatif. Ada tiga macam penyimpangan yang dapat terjadi yaitu:

a)      Penyimpangan dalam jumlah dan harga bahan;

b)      Penyimpangan dalam jumlah dan tingkat upah; dan

c)      Penyimpangan dalam biaya overhead.

Pengertian laba

Menurut Supriono ( 2000:331 ), laba merupakan surplus atau kelebihan pendapatan penjualan atas seluruh biaya dalam suatu periode akuntansi tertentu. Pendapatan penjualan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan usahanya, sedangkan biaya keseluruhan adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan usahanya tersebut. Sedangkan menurut Harahap (1997:147 ), laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu di hadapkan dengan biaya–biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang menginterpretasikan data yang diperoleh berdasarkan data – data yang diperoleh dalam penelitian. pengungkapan permasalahan mengenai pengendalian biaya produksi dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis, sehingga didapat suatu kesimpulan.

Sumber dan teknik pengumpulan data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1.      Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri langsung dari objek yang diteliti yang berupa data mentah yang masih harus diolah seperti data- data biaya produksi dan laporan laba rugi.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik wawancara kepada pihak perusahaan PT Pusri. Wawacara adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan tatap muka secara langsung dengan pimpinan dan karyawan yang dianggap memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai biaya produksi.

2.      Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia di perusahaan, seperti laporan keuangan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas, aktivitas perusahaan, teori – teori yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Dalam metode analisis data, digunakan metode analisis deskriptif.Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan pengaruh pengendalian biaya terhadap laba perusahaan.

Lokasi dan waktu penelitian

Objek penelitian ini adalah di  PT. Pusri Palembang yang beralamat di Jln. Mayor zen Palembang. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Januari 2007 sampai dengan selesainya penelitian ini dilakukan.

PEMBAHASAN

Proses Produksi

Pupuk urea merupakan kebutuhan pokok bagi para petani di Indonesia karena dalam senyawa urea terdapat zat Nitrogen (N) yang merupakan unsur hara utama bagi tanaman. Pupuk urea yang dibuat di PT Pusri merupakan hasil reaksi kimia antara karbon dioksida (CO2) dan amoniak (NH3), dimana kedua senyawa ini berasal dari dari bahan baku gas bumi, air dan udara.

Oleh sebab itu maka untuk pembuatan pupuk urea diperlukan: (1) pabrik utilitas, (2) pabrik amoniak, dan (3) pabrik urea.

1.   Pabrik Utilitas

a.       Pengolahan Air Sungai menjadi Air Bersih (AB), Air Minum (AM) dan Air Pendingin (AP)

b.      Pengolahan udara menjadi Udara Instrumen (UI), Udara Pabrik (UP) dan Nitrogen (N2)

c.       Pengolahan Gas Bumi dan Air Murni menjadi listrik dan Uap Air.

2.   Pabrik Amoniak

  1. Pemurnian gas bumi dan pembuatan gas sintesa, pembuatan amoniak dan pemurnian amoniak
  2. Pabrik ini menghasilkan Karbon Dioksida (CO2) dan Amoniak (NH3).

3.   Pabrik Urea

Pembuatan urea, dekomposisi, daur ulang, kristalisasi dan pembutiran, pabrik ini menghasilkan urea.

Secara garis besarnya, proses pembuatan urea dapat digambarkan seperti gambar

Gas Bumi                    Amoniak (NH3)

Udara                                                                              Urea

Air                               Carbon dioksida (CO2)

Gambar 1 Proses Pembuatan Urea

Klasifikasi biaya dan pengendalian biaya produksi

Klasifikasi Biaya Produksi

Pada laporan harga pokok produksi Pupuk Urea PT Pusri terdapat beberapa biaya produksi yaitu: (1) biaya bahan baku, (2) biaya tenaga kerja langsung, dan (3) biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku yang terjadi untuk memproduksi pupuk urea pada PT. Pusri Palembang adalah gas bumi, air baku, dan off gas.

Tabel 2 Biaya Bahan Baku

Keterangan

2005

(000)

2006

(000)

Gas Bumi

–          Amoniak

–          Carbon dioksida

1.299.082.929

1.330.287.470

Air Baku

803.126

845.461

Konsumsi Off Gas

33.431.794

48.064.958

Total

1.333.317.849

1.379.197.889

Sumber : Data diolah, 2007.

(1).  Konsumsi Gas Bumi

Adalah biaya yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan urea dimana gas bumi ini diubah dahulu menjadi amoniak dan karbon dioksida dibagian amoniak kemudian dikirim ke bagian urea.

(2). Konsumsi Air Baku

Adalah biaya pemakaian air yang digunakan untuk proses pembuatan urea.

(3). Konsumsi off gas

Adalah biaya yang dipakai untuk menampung biaya pemakaian off gas dan hasil daur ulang limbah (PET) yang digunakan di pabrik urea.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Untuk biaya tenaga kerja langsung, biaya-biaya yang timbul dalam proses biaya produksi pupuk urea adalah (1) gaji, dan (2) kesejahteraan.

Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Keterangan

2005

(000)

2006

(000)

Gaji dan Kesejahteraan

209.349.808

206.850.135

Sumber : Data diolah, 2007.

(1). Gaji

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar karyawan setiap bulannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2). Kesejahteraan

Biaya yang dipakai untuk kesejahteraan karyawan, seperti bonus, insentif dan lain-lain.

3.   Biaya overhead pabrik

Untuk biaya overhead pabrik, biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi pupuk urea adalah : (1) bahan penolong yang terdiri dari kimia dan katalis serta pelumas, (2) pemeliharaan pabrik, (3) suku cadang pabrik, (4) asuransi, (5) biaya jasa, (6) pajak dan kontribusi, (7) administrasi dan umum, (8) penyusutan, (9) amortisasi, dan (10) kantong dan pengantongan.

Tabel 4 Biaya Overhead Pabrik

Keterangan

2005

(000)

2006

(000)

Bahan Penolong

28.935.258

32.090.652

Pemeliharaan dan suku cadang

135.955.690

124.883.892

Asuransi

5.870.441

5.628.979

Jasa

3.723.640

13.011.944

Pajak dan Kontribusi

1.196.588

1.342.591

Administrasi dan Umum

16.803.782

15.090.199

Penyusutan dan Amortisasi

46.106.491

42.523.623

Kantong dan Pengantongan

58.020.211

58.484.768

Total

295.612.101

292.786.649

Sumber : Data diolah, 2007.

(1). Bahan Penolong, yang terdiri dari Kimia dan Katalis, serta Pelumas.

a. Kimia dan katalis

Biaya yang dipakai untuk menampung pemakaian bahan kimia dan katalis yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun yang digunakan pada proses produksi maupun yang digunakan sebagai bahan penolong antara lain kaporit, chlorin, nitrogen, gas helium Freon, methane dan urea shoft. Sedangkan untuk pemakaian bahan kimia dan katalis yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun ditangguhkan dan dibebankan ke perkiraan amortisasi bahan kimia dan katalis. Tahun 2005 biaya Kimia dan Katlis sebesar Rp 27.897.340.000,00 sedang tahun 2006 sebesar Rp 30.816.014.000,00.

b. Minyak pelumas

Biaya yang dipakai untuk menampung pemakaian minyak pelumas di pabrik  seperti regal oil, kompen oil dan lain-lain. Biaya minyak pelumas untuk tahun 2005 sebesar Rp 1.037.918.000,00 sedang tahun 2006 sebesar Rp 1.274.638.000,00.

(2). Pemeliharaan pabrik

Biaya yang juga dikeluarkan perusahaan untuk kelancaran jalannya proses produksi seperti pembersihan pada alat-alat yang dilakukan sesuai dengan ketentuan perusahaan biasanya dilakukan tiap minggu atau tiap bulan.

(3). Suku cadang pabrik

Biaya yang digunakan untuk memperlancar proses produksi seperti bila ada kerusakan pada suatu alat maka biaya ini dikeluarkan untuk memperbaiki atau mengganti alat yang rusak tersebut.

(4). Asuransi

Biaya yang digunakan untuk asuransi pekerja bagian pabrik dan asuransi pabrik-pabrik yang memproduksi pupuk. Biaya asuransi ini dibebankan untuk jangka waktu satu tahun.

(5). Biaya jasa

Biaya penunjang yang dipakai untuk memperlancar proses produksi di pabrik urea, seperti listrik, air demin, air pendingin dan lain-lain.

(6). Pajak dan kontribusi

Biaya ini dimaksudkan untuk pembayaran pajak bumi dan bangunan pabrik.

(7). Administrasi dan Umum

Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan dalam penyusunan kebijaksanaan, pengembangan, mengatur, mengawasi dan pengarahan secara keseluruhan.

(8). Penyusutan

Biaya yang disusutkan atas pemakaian aktiva tetap, aktiva penyangga, aktiva sewa guna.

(9). Amortisasi

Biaya yang digunakan untuk menampung pembebanan biaya amortisasi.

(10). Kantong dan Pengantongan

Biaya yang dikeluarkan untuk kantong dan pengantongan pupuk urea.

Analisis pengendalian biaya produksi

Proses penyusunan anggaran dan penetapan anggaran

Proses penyusunan anggaran pada PT, Pusri dilaksanakan atas dasar dari manajemen puncak ke manajemen tingkat bawah, namun data yang diperlukan untuk penuysunan anggaran itu sendiri berasal dari masing – masing unit produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Dilihat dari pelaksanaan proses penyusunan anggaran tersebut dapat dikatakan efektif dan terkoordinir dengan baik dan masing – masing bertangung jawab terhadap tugas mereka.

Berdasarkan anggaran produksi yang telah dibuat oleh kepala operasi, kepala keuangan, kemudian menyusun anggaran biaya produksi yang meliputi anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran biaya ini berlaku  untuk jangka waktu satu tahun yang diperinci lagi kedalam jangka waktu yang lebih kecil dan tiap enam bulan ditinjau kembali dan dilakukan perubahan – perubahan jika memungkinkan.

Rencana anggaran yang telah ditetapkan dan dibuat oleh bagian keuangan yang bersama – sama dengan anggaran lainnya dikirim untuk disetujui oleh pimpinan atas kemudian dikembalikan lagi ke komisi anggaran untuk dilaksanakan.dibawah ini merupakan anggaran biaya produksi pada PT Pusri tahun 2004, 2005, 2006.

Tabel 5 Anggaran biaya produksi tahun 2004, 2005, 2006

keterangan

Anggaran (Rp.000)

2004

2005

2006

Biaya produksi:

Biaya bahan baku dan penolong:

Bahan baku

–          gas bumi

–          air baku

konsumsi off gas

bahan penolong

jmlh biaya bahan baku dan penolong

biaya tetap:

gaji & kesejahteraan

pemeliharaan dan suku cadang

–          asuransi

–          jasa

–          pajak dan kontribusi

–          aministrasi dan umum

–          penyusutan dan amortisasi

1.001.406.226

991.455

48.648.806

35.383.838

1.086.430.325

129.169.716

186.680.270

2.879.986

6.753.951

357.944

15.737.992

43.831.120

1.123.846.531

2.028.102

22.139.516

40.441.566

1.188.455.715

192.237.964

223.702.688

14.028.574

2.508.456

12.024.137

30.540.229

1.346.587.453

1.040.290

29.301.563

32.800.971

1.409.730.277

212.365.977

185.738.014

8.202.786

6.454.803

1.952.788

26.667.876

44.387.216

Jumlah biaya tetap 385.410.979 475.042.048 441.382.244
Jumlah biaya produksi pupuk curah 1.471.841.304 1.663.497.763 1.895.499.737
Kantong dan pengantongan 40.006.307 55.918.161 61.430.853
Jumlah biaya produksi pupuk kantong:

Sebelum penyusutan dan amortisasi

Sesudah penyusutan amortisasi

1.468.016.491

1.511.847.611

1.688.875.695

1.719.415.924

1.912.543.374

1.956.930.590

Sumber: PT Pusri.

Dilihat dari uaraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penetapan anggaran pada PT. Pusri berdasarkan periode tahunan dimana anggaran ini mendukung tujuan perusahaan jangka waktu panjang yang mengarah ke anggaran  operasional. Walaupun penetapan anggaran berdasarkan jangka waktu satu tahun akan tetapi dirincikan kedalam periode yang lebih kecil lagi dan setiap semester dapat dilakukan koreksi.

Dengan demikian penetapan anggaran tersebut dapat memberikan suatu pengendalian atau pengawasan kegiatan akan lebih baik dan teliti karena didalam pelaksanaan selama periode yang bersangkutan dapat diadakan perubahan – perubahan dan dengan segera dapat diketahui penyimpangan yang terjadi.

Wewenang dan tanggung jawab anggaran

Tujuan organisasi adalah untuk membina suatu rangka dimana kegiatan – kegiatan dapat dilakukan dengan cara sebaik mungkin. Dengan adanya “Delegation of authority” dapat diharapkan bahwa masing – masing akan menjalankan tugasnya tanpa instruksi yang terus – menerus dari pihak atasan, agar supaya terdapat pengendalian budget yang efektif, maka masing – masing manajemen harus tahu dengan persis luas kekuasaan dan tanggung jawabnya.

Pada PT. Pusri wewenang dan tanggung jawab terhadap mekanisme penyusunan anggaran yang ditetapkan sudah cukup baik, hal ini terlihat bahwa didalam persiapan, pelaksanaan dan pengawasan anggaran telah melalui prosedur yang baik dan adanya pembagian tugas yang jelas dan dari masing – masing bagian tersebut terkoordinir satu sama lain dan saling mendukung.

Wewenang dan tanggung jawab anggaran pada PT. Pusri terletak pada direktur produksi dan keuangan yang pelaksanaanya dilimpahkan kepada masing – masing kepala bagian yang hasil dari pengumpulan data – data dari masing – masing unit dirumuskan oleh komisi anggaran.

Perbandingan laporan anggaran biaya produksi dan laporan realisasi biaya produksi

Perbandingan antara anggaran dengan realisasi biaya prduksi yang terjadi pada PT Pusri seperti tampak pada kedua tabel berikut.

Tabel 6 Perbandingan antara anggaran dan realisasi biaya produksi tahun 2005

keterangan

Tahun 2005

Anggaran

(Rp.000)

Realisasi

(Rp.000)

Selisih

(Rp.000)

%

Biaya produksi:

Biaya bahan baku dan penolong:

Bahan baku

–          gas bumi

–          air baku

konsumsi off gas

bahan penolong

jmlh biaya bahan baku dan penolong

biaya tetap:

gaji & kesejahteraan

pemeliharaan dan suku cadang

–          asuransi

–          jasa

–          pajak dan kontribusi

–          aministrasi dan umum

–          penyusutan dan amortisasi

1.123.846.531

2.028.102

22.139.516

40.441.566

1.188.455.715

192.237.964

223.702.688

14.028.574

2.508.456

12.024.137

30.540.229

1.299.082.929

803.126

33.431.794

28.935.258

1.362.253.107

209.349.808

135.955.690

5.870.441

3.723.640

1.196.588

16.803.782

45.106.491

175.236.398

1.224.976

11.292.278

11.506.308

173.797.392

17.111.844

87.746.998

8.158.133

1.215.184

1.196.588

4.779.645

14.566.262

15,59

60,40

51,01

28,45

14,62

8,90

39,22

58,15

48,44

39,75

47,69

Jumlah biaya tetap 475.042.048 418.006.440 57.035.608 12,01
Jumlah biaya produksi pupuk curah 1.63.497.763 1.780.259.547 116.761.784 7,02
Kantong dan pengantongan 55.918.161 58.020.211 2.102.050 3,75
Jumlah biaya produksi pupuk kantong:

Sebelum penyusutan dan amortisasi

Sesudah penyusutan amortisasi

1.688.875.695

1.719.415.924

1.793.173.267

1.838.279.758

104.297.572

118.863.834

6,17

6,91

Sumber : Data diolah, 2007.

Tabel  7 Perbandingan antara anggaran dan realisasi biaya produksi tahun 2006

keterangan

Tahun 2006

Anggaran

(Rp.000)

Realisasi

(Rp.000)

Selisih

(Rp.000)

%

Biaya produksi:

Biaya bahan baku dan penolong:

Bahan baku

–          gas bumi

–          air baku

konsumsi off gas

bahan penolong

jmlh biaya bahan baku dan penolong

biaya tetap:

gaji & kesejahteraan

pemeliharaan dan suku cadang

–          asuransi

–          jasa

–          pajak dan kontribusi

–          aministrasi dan umum

–          penyusutan dan amortisasi

1.346.587.453

1.040.290

29.301.563

32.800.971

1.409.730.277

212.365.977

185.738.014

8.202.786

6.454.803

1.952.788

26.667.876

44.387.216

1.330.287.470

845.461

48.064.958

32.090.652

1.411.288.542

20.850.135

124.883.892

5.628.979

13.011.944

1.342.591

15.090.199

42.253.623

16.299.983

194.829

18.763.395

710.319

1.558.265

5.515.842

60.854.122

2.573.807

6.557.141

610.197

11.577.677

75.149.832

1,01

18,73

64,03

2,17

0,11

2,60

32,76

31,37

101,58

31,25

43,41

4,80

Jumlah biaya tetap 441.382.244 409.061.363 32.320.881 7,32
Jumlah biaya produksi pupuk curah 1.895.499.737 1.820.349.905 75.149.832 3,96
Kantong dan pengantongan 61.430.853 58.484.768 2.946.085 4,79
Jumlah biaya produksi pupuk kantong:

Sebelum penyusutan dan amortisasi

Sesudah penyusutan amortisasi

1.912.543.374

1.956.930.590

1.836.581.050

1.878.834.673

75.962.324

78.095.917

3,97

3,99

Sumber : Data diolah, 2007.

Analisis biaya produksi terhadap laba pada PT Pusri

Biaya – biaya produksi yang terjadi pada tiap periode selalu mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Biaya –biaya produksi tersebut digunakan untuk kepentingan perusahaan guna memperlancar kegiatan opersional perusahaan.oleh karena itu biaya-biaya yang terjadi perlu dianalisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap laba yang didapat. Analisis ini dapat digunakan dengan menggunakan data – data sebagai berikut:

Tabel 8 Data – data biaya produksi dan laba tahun 2004, 2005, 2006

(Rp.000)

Tahun

Biaya produksi

laba

2005

1.838.279.758

215.865.963

2006

1.878.834.673

96.736.883

Sumber : Data diolah. 2007.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah biaya produksi dengan laba yang diperoleh pada tahun 2004,2005, 2006. pada tahun 2004, jumlah biaya produksi sebesar Rp.1.624.798.391,00. naik sebesar Rp. 213.481.367,00 ditahun 2005 menjadi sebesar Rp. 1.838.279.758,00.. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah biaya produksi yang terjadi sebesar Rp. 1.878.834.673,00. hal ini berarti ada kenaikan biaya produksi sebesar Rp. 40.554.915,00 dari tahun 2005.

Pada tahun 2004 laba yang diperoleh sebesar Rp.140.890.980,00 dan meningkat sebesar Rp. 74.974.983,00 ditahun 2005 menjadi Rp. 215.865.963,00. sedangkan ditahun 2006, terjadi penurunan laba sebesar Rp. 119.129.080,00 sehingga laba yang didapat pada tahun 2006 hanya sebesar Rp. 96.736.883,00. pada tahun 2004 dengan jumlah biaya produksi sebesar Rp. 1.624.798.391,00 maka laba yang diperoleh pada tahun 2004 sebesar Rp. 140.890.980,00. ditahun 2005, jumlah biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.838.279.758,00 dengan laba yang diperoleh sebesar Rp. 215.865.963,00. kenaikan biaya produksi ari tahun 2004 ke 2005 diiringi juga dengan kenaikan laba yang diperoleh. Tetapi pada tahun 2006, jumlah biaya produksi yang dikeluarkan meningkat menjadi Rp. 1.878.834.673,00. sedangkan laba yang diperoleh sebesar Rp. 96.736.883,00. pada tahun 2006 ini terjadi penurunan laba yang cukup signifikan sedangkan jumlah produksi yang dikeluarkan meningkat dengan jumlah yang signifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat sebagai berikut :

1.      Berdasarkan pada hasil analisis yang penulis lakukan,  untuk tahun 2005 harga pokok penjualan sebesar Rp Rp 897,14 / kg sedangkan untuk tahun 2006 sebesar Rp Rp 911,99 / kg, berarti ada kenaikan sebesar Rp 14,85 / kg.

2.      Proses penyusunan anggaran pada PT, Pusri dilaksanakan dari manajemen puncak ke manajemen tingkat bawah, namun data yang diperlukan untuk penuysunan anggaran itu sendiri berasal dari masing – masing unit produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Dilihat dari pelaksanaan proses penyusunan anggaran tersebut dapat dikatakan efektif dan terkoordinir dengan baik dan masing – masing bertangung jawab terhadap tugas mereka.

3.      penetapan anggaran pada PT. Pusri berdasarkan periode tahunan dimana anggaran ini mendukung tujuan perusahaan jangka waktu panjang yang mengarah ke anggaran  operasional. Walaupun penetapan anggaran berdasarkan jangka waktu satu tahun akan tetapi dirincikan kedalam periode yang lebih kecil lagi dan setiap semester dapat dilakukan koreksi.

4.       Pada PT. Pusri wewenang dan tanggung jawab terhadap mekanisme penyusunan anggaran yang ditetapkan sudah cukup baik, hal ini terlihat bahwa didalam persiapan, pelaksanaan dan pengawasan anggaran telah melalui prosedur yang baik dan adanya pembagian tugas yang jelas dan terkoordinir satu sama lain serta saling mendukung.

5.      Dalam pelaksanaan anggaran biaya produksi masih terdapat penyimpangan yang cukup besar, disebabkan kurangnya pengendalian biaya produksi pada perusahaan PT Pusri

Saran

1.  Penelitian secara kontinue untuk mendapatkan PT. Pusri hendaknya melakukan standar produksi yang baik, seperti malakukan penilaian dan pengawasan tehadap pemakaian sumber – sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi dengan memperoleh standar produksi yang baik akan memudahkan perusahaan dalam pengendalian biaya produksi.

2. Karyawan yang terlibat dalam penyusunan anggaran hendaknya diberikan peningkatan kemampuan baik melalui seminar maupun job training untuk dapat meningkatkan pengetahuan mereka terhadap anggaran yang disusun mencapai sasarannya sebagai alat pengendalian.

3.  Dalam menentukan target produksi hendaknya disesuaikan dengan situasi pasar dan keadaan perekonomian yang terjadi serta kondisi yang ada didalam perusahaan, sehingga diharapkan dapat memberikan suatu hasil yang diinginkan dalam arti terhindar kelebihan produk yang tidak menguntungkan.

4.  Perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan pengendalian biaya produksi terhadap laba dengan cara menyusun laporan kegiatan berkala sehingga perusahaan bisa mendapatkan laba yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Mahmud M & Halim Abdul. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP YKPN Yogyakarta.

Kholmi, Masiyah & Yuningsih. 2002. Akuntansi Biaya. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang..

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.

Nasehatun. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Ke-2. Salemba Empat. Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Usry, Carter. 2004. Akuntansi Biaya.. Jakarta: Salemba Empat.

Usry, Milton F & Lawrence Hammer. 1999. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga.

Riwayadi. 2006.  Akuntansi Biaya. Andalas University Press. Padang.

Supriyono, R.A. 2000. Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. BPFE. Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *