Metode Pembelajaran Peer Teaching dan Problem Based Learning Untuk Memotivasi Sosialisasi dalam Kelas Pada Pembelajaran Statistika Di Universitas Bina Darma Palembang

Dina Mellita, S.E., M.Ec

Abstract

In this paper, author presented two activities that evoke student involvement in the learning process. They are both easy to implement in a very large class and improve learning. Peer teaching activity simulates the small group exercise section of the course in the better-endowed departments. At the end of an entity which may be a whole part or even a section students are given a worksheet as a practice assignment. This corresponds to the material covered and must be done by students individually outside the class. Its purpose is to facilitate learning and it has no association with grades. Students who can complete the worksheet and feel confident that they can explain it to their peers subscribe as volunteer teachers. Then authors arrange a preparatory meeting in order to organize the teaching teams and answer any questions they may have on the worksheet material. Then, form teams of 2 or 3 members and undertake the task of explaining the worksheet material to a group of their peers. Team members arrange their own meeting in which they agree upon their teaching style and undertake tasks before class begin. Problem based learning method is apply within the peer teaching method. At the end of the semester students are asked to answer a questionnaire also containing questions about the peers teaching activity. The result showed that student have positive perspective concerning this method and the grade distribution for this subject is increase from the previous semester.

Key words: Peer Teaching, Problem Based Learning

1. Pendahuluan

Didalam kurikulum Program Studi Manajemen Universitas Bina Darma (UBD) terdapat satu mata kuliah prasyarat yaitu mata kuliah Statistika (PB.5122). Mata kuliah ini diberikan dalam tujuannya untuk menghasilkan lulusan manajemen yang profesional dan memiliki integritas tinggi, mandiri dan berjiwa kepemimpinan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa jurusan manajemen pada fakultas ekonomi Universitas Bina Darma. Mata kuliah ini dijadikan prasyarat untuk mengambil mata kuliah Manajemen Strategi, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, Studi Kelayakan Bisnis dan Metodelogi Penelitian. Karena dijadikan prasyarat pada mata kuliah inti yang berada pada program studi manajemen, maka mata kuliah ini diberikan pada semester II.

Pada dasarnya mata kuliah ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana mengolah informasi statistik untuk memecahkan berbagai permasalahan ekonomi dan keuangan modern. Statistika meliputi pengumpulan data, pengorganisasian data, penyajian data, analisis data, dan interpretasi data (Suharyadi, 2003 hal.3). Berdasarkan pengertian tersebut perkuliahan mata kuliah ini terbagi menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. Materi dari statistik deskriptif dimulai dari pengumpulan data, mengolah dan menyajikan data. berupa tabel, diagram, ukuran dan gambar agar lebih mudah dipahami. Tujuan dari pembelajaran statistik deskriptif ini adalah untuk menyajikan data menjadi informasi yang berguna dalam berbagai bentuk diagram dan gambar. Sedangkan yang menjadi perhatian utama dalam statistika induktif adalah untuk mengetahui suatu hal dari suatu populasi berdasarkan sampel yang ditarik dari populasi tersebut dengan cara penganalisisan dan interpretasi data.

Setiap semesternya, terdapat 3 kelas statistika pada program studi manajemen fakultas ekonomi yang terbagi 100 mahasiswa kelas pagi dan 50 mahasiswa untuk kelas malam. Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan menggunakan metode teaching-exercising, dimana dosen menerangkan materi perkuliahan dan mahasiswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang diajarkan kemudian mengerjakan latihan soal. Dengan jumlah mahasiswa yang demikian banyaknya, penggunaan metode yang ada menyebabkan kurangnya motivasi mahasiswa untuk bersosialisasi dalam kelas. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang memiliki kemampuan untuk berdiskusi, menganalisa permasalahan serta mengambil keputusan. Dengan demikian target yang telah ditetapkan pada misis dan kompetensi perkuliahan tidak akan tercapai.

Walaupun dosen telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya dan mengerjakan latihan soal namun hanya sebagian kecil yang menggunakan kesempatan tersebut sehingga pada saat ujian akhir banyak mahasiswa yang mendapat nilai rendah. Permasalahannya terletak pada besarnya volume kelas yang menyebabkan terciptanya gap antara dosen dan mahasiswa. Hal tersebut berakibat pada keengganan mahasiswa untuk bertanya mengenai materi yang ada, sehingga nyata sekali hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif sedangkan yang lainnya pasif.

Peirish&Beh (2006, hal. 21) menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya peningkatan dalam kemampuan memecahkan permasalahan. Salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah adalah dengan adanya belajar secara berkelompok.

Dengan menggunakan teknik pembelajaran ”incorporating active and cooperative learning”. Reitmeier (2002, hal. 41) mendeteksi kenaikan skor menjadi 85,6% dari 81,5% sebelumnya pada pembelajaran praktkum, kenaikan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah materi-materi yang ada, meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis kritik.

Dengan menggunakan teknik ’Peer Teaching dan Hands on Simulation” Zacharopoulou (2006) mendeteksi kenaikan kenaikan nilai pada mata kuliah dan matematika dan statistika sebesar 74%, kenaikan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi di dalam kelas dan meningkatkan jiwa kepemimpinan mahasiswa.

Duffrin (2003, hal. 23) menerapkan PBL pada kuliah Pengantar Ilmu Pangan dan Gizi mengamati adanya peningkatan komunikasi, problem-solving, self-directed learning dan beberapa keterampilan lainnya. Kulih dapat berlangsung dengan sagat menyenangkan dan memberikan pengalaman menantang bagi peserta didik dan dosen.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dikermbangkan metode yang inovatif, sederhana, biaya relatif murah dan tingkat keberlanjutannya tinggi, dan memberikan tingkat efektivitas yang maksimal dalam pencapaian target perkuliahan untuk mata kuliah statistika.

Kegiatan ini bertujuan untuk menggabungkan metode pembelajaran ”Peer Teaching dan Problem Base Learning dalam perkuliahan kelas besar untuk memberdayakan kemandirian, kewirausahaan dan Kepemimpinan. Manfaat dari kegiatan ini nantinya adalah dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan untuk kelas yang bervolume besar, merupakan media bagi mahasiswa untuk memunculkan sifat-sifat unggulnya dan bagi institusi kegiatan ini merupakan track record yang positif yang perlu dipupuk dan dilestarikan oleh karena dapat digunakan untuk lebih mengeksistensikan institusi ke khalayak umum.

2. Tinjauan Pustaka

Seperti dikemukakan sebelumnya, Peirish&Beh (2006, hal.21) menyatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran adalah adanya peningkatan dalam kemampuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan. Salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah adalah dengan adanya belajar secara berkelompok.

Metode ”Hands-on Activities dan cooperative learning” meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan memotivasi suatu kelas untuk bersosialisasi (Johnson and Johnson 1985 hal. 22-66, Giraud 1997, Gourgey 2000). Hal ini disebbkan metode tersebut dapat mengatasi efek negative dari kelas bervolume besar dalam proses pembelajaran. Namun untuk subjek-subjek tertentu, kelas besar memerlukan asisten atau tenaga bantu dalam metode ini (e.g. Magel 1996 hal. 55). Dan pemakaian tenaga asisten tidak dapat dilaksanakan pada semua institusi, oleh karena itu instruktur pada kelas besar menggunakan metode belajar yag standar yaitu dengan ceramah dan pemberian latihan. Penggunaan metode yang standar ini lebih mudah dan aman (Magel 1998 hal. 51-56) dan untuk kelas yang besar hanya metode inilah yang paling memungkinkan.

Cooperative learning activity merupakan suatu strategi dalam pembelajaran dimana mahasiswa belajar dalam suatu kelompok kecil untuk meningkatkan pemahaman mereka akan materi (Cooper, KCKinney dan Robinson 1991 hal. 240). Pada metode ini, beberapa porsi pengajaran misalnya saja pada bagian latihan untuk mahasiswa, kelas yang besar dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan latihan yang biasanya dilakukan di laboratorium komputer. Kelompok-kelompok ini dibimbing oleh mahasiswa yang lebih senior sehingga mahasiswa lebih mudah untuk bertanya. Laboratorium komputer membuka kesempatan untuk meningkatkan proses pengajaran.

Melalui dua aktivitas yaitu dengan Peer Teaching dan Hands-on Simulation,Zachaopoulou (2006) mengamati peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Metode ini mengatasi masalah ketiadaan asisten dalam pengajaran untuk kelas besar.

Dengan menggunakan teknik pembelajaran ”incorporative learning and cooperative learning” Reitmeier (2002 hal. 42) mendeteksi kenaikan skor menjadi 85,6% dari 81,5%, kenaikan kemampuan peserta didik memecahkan permasalahan, meningkatkan keberanian berbicara dan menulis kritik hasil-hasil penelitian. Duffrin (2003 hal. 23) setelah menerapkan Problem Based Learning mengamati adanya peningkatan komunikasi, problem solving, self-dircted learning, dan beberapa keterampilan lainnya. Selain itu, beliau menemukan bahwa perkuliahan menjadi ”enjoyable” dan memberikan pengalaman yang menantang bagi mahasiswa dan dosen.

Suwedo, Kapti Rahayu, Djagal Wiseso (2004, hal. 96) memadukan metode Problem Based Learning, Kuliah Umum, dan Ceramah pada Kuliah Pengantar Tekhnologi Pertanian menyimpulkan bahwa perpaduan metode tersebut menunujukan peningkatan prestasi akademik serta tingkat kehadiran kuliah dan diskusi dengan sangat signifikan. Metode pembelajaran juga mendorong mahasiswa lebih berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya, yang berarti memunculkan jiwa kemandirian, kepemimpinan dan entrepreneurship. Inovasi metode pembelajaran ini juga dapat dapat diimplementasikan untuk kelas besar dengan bantuan asisten yang terlatih.


3. Metode Pengembangan dan Strategi Pelaksanaan

Perkuliahan akan dibagi menjadi dua bagian sesuai materi yang dibahas dalam statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik induktif. Untuk Pembahasan statistik deskriptif dimulai dari awal perkuliahan sampai dengan ujian tengah semester (UTS).

1. Metode ”Peer-Teaching”

Metode ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang memiliki mahasiswa dalam jumlah banyak. Aktivitas ini memberikan simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih baik.

Aktivitas yang akan dideskripsikan disini merupakan ”cooperative learning activity” yang merupakan suatu strategi dimana mahasiswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan tujuan untuk memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang ada didalamnya (Cooper, KcKinney dan Robinson 1991). Metode tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan proses belajar.

Metode Peer-Teaching ini diberikan sebagai berikut:

  1. Pada akhir suatu bagian, misalnya akhir suatu bab, mahasiswa diberikan latihan yang berhubungan dengan materi yang telah dibahas sebelumnya. Latihan ini harus dikerjakan oleh mahasiswa diluar jadwal. Materi pada latihan tersebut merupakan pertanyaan yang terstruktur dari prosedur yang mudah sampai prosedur yang bersifat konseptual. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dan tidak berhubungan dengan nilai. Mahasiswa bebas untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan latihan tersebut. Mahasiswa yang dapat menyelesaikan latihan tersebut dan merasa percaya diri untuk menerangkan kepada temannya dijadikan volunteers teacher.
  2. Dosen kemudian mengadakan prepatory meeting dengan tujuan untuk menyusun tim pengajar (teaching teams) yang terdiri dari mahasiswa yang bersedia untuk menjadi volunteers teachers kemudian mendiskusikan semua pertanyaan yang timbul dari latihan yang telah mereka kerjakan sebelumnya.
  3. Setelah semua pertanyaan didiskusikan, mahasiswa dari teaching teams masing-masing membentuk suatu kelompok dari diluar teaching teams untuk dijadikan ”peer”.
  4. Mahasiswa dari teaching teams bertindak sebagai instruktur kepada anggotanya untuk menerangkan latihan yang telah diberikan sebelumnya (peer-teaching).
  5. Partisipasi student-students ataupun teacher-student merupakan kegiatan yang bersifat optional dan tidak berhubungan dengan nilai mahasiswa. Penilaian disini berasal dari indiviual assignment ataupun dari hasil ujian.

Esensi dari aktivitas ini adalah untuk mencari tempat dan waktu yang tepat baik untuk prepatory meeting ataupun peer teaching. Namun kuncinya adalah jika mahasiswa yang dijadikan volunteers teachers telah menyelesaikan latihan yang diberikan, maka prepatory meeting tersebut dilakukan dengan efektif tanpa membuang waktu.

Keuntungan untuk mahasiswa yang berperan sebagai mahasiswa adalah remoteness yang menyebabkan mahaiswa enggan untuk bertanya pada kels reguler dapat diminimalisir. Bukan hanya karena adanya jumlah anggota kelompok yang sedikit, adanya kesamaan usia dan gaya diantara peers membuat para anggota kelompok nyaman untuk bertanya mengenai materi yang ada sehingga memudhkan pembelajaran.

Sedangkan untuk mahasiswa yang berperan sebagai teacher adanya metode ini akan semakin meningkatkan pemahaman mahasiswa tersebut akan materi yang ada. Selain itu dengan adanya kompetisi antara kelompok mendorong mahasiswa yang berperan sebagai pengajar akan menngkatkan kualitas kelompoknya.

2 . Metode Problem Based Learning (PBL)

Metode ini disisipkan pada pelaksanaan peer teaching tersebut. Kelompok ”teaching teams” ini pada setiap akhir bab akan mencari data-data statistik yang harus diolah berdasarkan materi yang dibahas. Misalnya setelah mendapat materi mengenai ukuran nilai sentral, setiap kelompok harus mencari data-data ekonomi yang terbaru dan diukur nilai sentralnya kemudian akan dibahas dan hasilnya dibuat laporan tertulis.

4. Hasil Implementasi dan Pembahasan

4.1. Pelaksanaan Perkuliahan

Tingkat kehadiran mahasiswa bervariasi antara 83,27 – 100%. Hal ini menunjukkan bahwa semangat, antusias, dan keingintahuan mahasiswa pada metode-metode pengumpulan, penyajian dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan terhadap suatu data sangat besar. Adanya volunteers teacher yang terdiri dari rekan-rekan mahasiswa itu sendiri meningkatkan motivasi mahasiswa lain untuk bertanya mengenai materi yang ada.

Tabel 1 menunnjukkan tanggapan para mahasiswa terhadap perkuliahan yang dismpaikan oleh tim dosen. Dari tabel tersebut terlihat secara umum perkuliahan yang dilakukan oleh dosen dan tim ’volunteers’ telah sesuai dengan perancangan. Rata-rata yang didapat dari tanggapan mahasiswa terhadap nilai perkuliahan adalah 8,26 yang menandakan bahwa perkuliahan yang dilaksanan oleh dosen berserta timnya telah sangat memadai sebagai proses belajar mengajar yang baik.

Tabel 1.

Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan

No.

Item Pertanyaan

Nilai

1

Materi perkuliahan disampaikan secara sistematik

8,23

2

Materi perkuliahan sesuai dengan isi standar (silabus)

8,16

3

Dosen menguasai materi perkuliahan

9,20

4

Dosen menunjukkan perhatian jika ada masalah yang disampaikan baik oleh mahasiswa ataupun oleh para volunteer

8,59

5

Tersedia handout sebelum kegiatan perkuliahan

8,33

6

Terlalu banyak tugas individual

6,48

Rata-rata

8,36

Nilai: 10 = sangat setuju; 8 = setuju; 6 = ragu-ragu; 4= tidak setuju; 2= sangat tidak setuju

Namun dari beberapa indikator pelaksanaan perkuliahan diatas, mahasiswa menganggap bahwa perkuliahan terlalu banyak memberikan tugas individual selama kegiatan perkuliahan. Keberatan tersebut mungkin hanya dirasakan secara fisik oleh mahasiswa. Akan tetapi jika dipahami bahwa tugas-tugas tersebut terkait dengan pelaksanaan diskusi kelompok dan manfaat perkuliahan mungkin saja mahasiswa tidak akan mengemukakan keberatan tersebut. Ini terbukti dari jawaban mahasiswa terhadap pernyataan ”saya tidak suka dengan tugas-tugas pada mata kuliah ini” berkisar pada nilai 5, 29 (lihat tabel 4 butir 7) yang menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan tersebut, atau dengan kata lain mahasiswa menyukai tugas-tugas perkuliahan yang harus dilakukan. Oleh karena itu, untuk perkuliahan yang akan datang bukan berarti menghilangkan tugas-tugas individual melainkan perlu penyesuaian saja.

Berdasarkan evaluasi diri (Tabel 2) terlihat bahwa materi perkuliahan sangat memberi manfaat besar. Mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan merasakan memperoleh tambahan pengetahuan yang banyak, mengerti dan memahami bagaimana mengumpulkan, menyajikan dan menganalisa data secara benar, serta memiliki keberanian untuk menanyakan hal-hal yang kurng dimengerti sehingga mendapat penjelasan.

Tabel 2

Tanggapan mahasiswa terhadap manfaat perkuliahan

No.

Pernyataan

% Jumlah mahasiswa

Nilai rata-rata

10

8

6

4

2

1

Saya merasa memperoleh banyak tambahan pengetahuan

36,03

59,31

4,66

8,97

2

Saya telah paham semua isi materi perkuliahan

21,72

70,66

7,62

6,24

3

Saya senang dengan cara pembelajaran yang dilakukan dosen

5,41

56,81

34,39

3,39

7,61

4

Sebelumnya saya tidak tahu ruang lingkup statistika

30,06

40,21

20,26

8,45

1,02

7,35

5

Setelah mengikuti perkuliahan ini, saya menjadi tahu manfaat dari mempelajari statistika

43,67

52,31

4,02

8,73

6

Selama perkuliahan saya pernah bertanya hal yang tidak jelas dari materi perkuliahan

28,41

33,29

25,47

9,76

3,07

7,88

7

Saya tidak suka dengan tugas-tugas statistika

3,61

10,96

45,24

27,80

12,39

5,29

Nilai: 10 sangat setuju; 8 setuju; 6 ragu-ragu; 4 tidak setuju; 2 sangat tidak setuju

4.2. Pelaksanaan Peer Teaching

Metode peer teaching dilaksanakan di luar jadwal kuliah. Mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing beranggotakan 9-10 mahasiswa yang dipandu oleh seorang volunteers teacher. Materi dalam peer teaching ini terdiri atas materi kebidangan dan materi problem based learning. Materi kebidangan bertujuan menjabarkan silabi statistika dengan memberikan contoh-contoh kasus ekonomi dan perbankan. Dengan demikian mahsiswa menjadi paham ruang lingkup statistika. Materi problem based learning, bertujuan untuk menghidupkan berbasis pada ”student centerred learning” untuk mem ”back up” materi perkuliahan. Dengan demikian wawasan statistika tidak hanya dipahami secara teoritis saja melainkan secara nyata melalui studi kasus di lapangan. Materi khusus terdiri dari membuat makalah mengenai data-data ekonomi dan perbankan.

Dalam diskusi kelompok tingkat kehdiran mahasiswa rata-rata 100% setiap kali dilaksanakan yang terlihat dari laporan kehadiran mahasiswa dalam ”peer teaching”. Hal ini meunjukkan betapa menariknya diskusi kelompok yang dijalankan dengan materi yang telah dirancang untuk memberikan wawasan yang luas dan mendalam tentang statistika. Melalui evalusi diri metode peer teaching (Tabel 3) nilai 8 secara umum sudah tercapai meski pun beberapa masih sedikit rendah. Dalam metode peer teaching ini, para mahasiswa secara aktif berpartisipasi dalam kelompoknya masing-masing. Tugas-tugas yang diberikan dirasakan menyenangkan karena mahasiswa menganggap pekerjaan ataupun tugas tersebut tidak memberatkan sementara materi yang didiskusikan sangat menarik.

Tabel 3

Tanggapan mahasiswa terhadap metode peer teaching

No

Item Pertanyaan

Nilai Per Kelompok

Rata-rata

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

1

Saya berpartisipasi aktif dalam kelompok seperti anggota lainnya

7,72

8,37

7,28

7,81

7,28

8,87

8,62

8,51

8,06

2

Tugas yang dibrikan untuk tim tidak memberatkan saya

7,38

7,82

8,91

8,18

7,73

6,97

8,11

6,00

7,64

3

Materi diskusi menarik dan menambah pemahaman saya tentang statistika

8,37

9,18

9,03

9,03

9,09

9,12

9,23

8,13

7,18

4

Para anggota tim dapat menerima dan mempercayai saya

7,87

8,37

7,27

7,55

7,27

9,39

8,44

8,88

8,13

5

Saya banyak berkomunikasi dengan anggota tim dan bersemangat

8,64

7,91

8,37

7,82

7,09

8,03

8,27

8,63

8,11

6

Saya senang bekerja dalam tim

8,64

7,91

8,37

7,82

7,09

8,03

8,37

8,63

8,11

7

Saya merasa para anggota akan senang bekerjsama lagi dengan saya

7,61

8,19

7,27

7,97

6,82

9,52

8,19

7,37

7,94

Nilai: 10 sangat setuju; 8 setuju; 6 ragu-ragu; 4 tidak setuju, 2 sangat tidak setuju

Evaluasi diri diskusi kelompok sekaligus dapat digunakan untuk mengetahui jiwakepemimpinan dn kemandirian sertakemampuan bekerja sebagai tim. Jiwa kepemimpnan ditunjukkan dari kemampuan mahasiswa berkomunikasi dengan anggota timnya (butir 5) dan kesediaan anggota tim untuk bekerja sama selanjutnya (butir 7) serta kepercayaan anggota kelompok terhadap dirinya (butir 4). Nilai pada butir 7 rata-rata adalah 7,94 dan butir 4 adalah 8,13 mengindikasikan bahwa mahasiswa cukup mampu untuk mempengaruhi dan memberi keyakinan pada anggota tim lainnya, dimana hal tersebut menunjukkan ciri dari kepemimpinan. Butir-butir tersebut juga sekaligus menunjukkan kemampuan mahasiswa bekerja dalam tim. Jiwa kemandirian ditunjukkan terutama dari butir 1 yang memiliki nilai cukup tinggi Hal tersebut mencerminkan bahwa mahasiswa berani mengemukakan pendapatnya yang mendorong tumbuhnya jiwa kemandirian.

4.3. Tanggapan Mahasiswa terhadap ”Volunteer Teacher”

Hampir semua VT memperoleh skor rata-rata diatas 8,0 (table 4) dari panilaian mahasiswa. Ini berarti bahwa mahasiswa merasa mendapat bimbingan yaang baik untuk meningkatkan pengetahuan mengenai statistika. Mahasiswa sangat setuju dengan kesiapan dan kinerja VT dalam memotivasi anggota tim untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran peer teaching.

4.4. Pemberian Tugas Mahasiswa

Selain tugas-tugas yang harus didiskusikan dalam tim, beberapa tugas individual juga diberikan kepada mahasiswa, yaitu tugas yang dikerjakan sendiri-sendiri oleh mahasiswa. Tugas individual terdiri atas browsing data-data statistika mengenai ekonomi dan perbankan yang kemudian diolah dan dianalisa untuk diambil kesimpulan mengenai data tersebut. Tugas ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan analisa data dan menuangkan keputusannya dalam bentuk resume.

Untuk dapat melksanakan tugas tersebut dengan baik, diberikan panduannya. Dari laporan yang terkumpul tidk adanya kesulitan dari para mahasiswa untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Semua tugas dilakukan dengan baik sesuai dengan panduan yang diberikan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mahasiswa kebanyakan sudah menguasai penggunaan internet sehingga potensi ini dimanfaatkan untuk keperluan kegiatan belajar mengajar.

5. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan indikator nilai akhir dari perkuliahan. Nilai akhir kuliah statistika merupakan gabungan dari beberapa nilai, yaitu nilai tugas browsing data dari internet yang kemudian diolah dan dan dianalisa kemudian dibuat resume (TM=15%). Nilai presentasi kelompok (UH=15%), nilai ujian tengah semester (UTS=30%) dan nilai ujian akhir semester (UAS=40%). Berdasarkan bobot masing-masing permasalahan yang diberi nilai kemudian digabungkan untuk mendapatkan nilai akhir. Adapun penggabungn nilai dengan formulasi sebagai berikut:

NA=0,15(TM)+0,15(UH)+0,3(UTS)+0,4(UAS)

dimana;

NA = Nilai akhir

TM = Tugas Mandiri dari tugas browsing data

UTS = Ujian tengah semester

UAS = Ujian akhir semester

Setelah dilakukan penilaian semua item, hasil rekapitulasi nilai akhir (NA) diberikan pada tabel berikut.

Tabel 4

Rekapitulasi Nilai akhir mata kuliah Statistika Semester 3 2006/2007

No

Kriteria

Nilai

Jumlah Mahasiswa

Persentase

1

Amat Sangat Baik (Excelent)

A

29

36,71

2

Sangat Baik(very Good)

B

42

53,16

3

Baik (Good)

C

8

10,12

4

Biasa (Fair)

D

0

0

5

Gagal (Fail)

E

0

0

Total

79

100

Sumber: data sudah diolah

Dibandingkan dengan nilai akhir kuliah statistika dua tahun sebelumnya (semester 3 2005/2006 dan semester 3 2004/2005, lihat tabel 3) terlihat bahwa dengan adanya innovasi perkuliahan, yaitu memadukan metode peer teaching dan problem based learning dapat meningkatkan hasil (output) dengan sangat signifikan. Perlu diketahui bahwa perkuliahan sebelumnya hanya menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja untuk pelaksanaan perkuliahan.

Tabel 6

Rekapitulasi Nilai akhir Statistika pada semester 3 2004/2005 dan semester 3 2005/2006

No

Kriteria

Nilai

2004/2005

2005/2006

Jml Mhs

%

Jml Mhs

%

1

Amat sangat Baik (Excelent)

A

6

8,11

11

12,94

2

Sangat Baik (Very Good)

B

20

27

19

22,35

3

Baik (Good)

C

38

51,35

51

60

4

Biasa (Fair)

D

10

13,51

4

4,70

5

Gagal (Fail)

E

0

0

0

0

Total

74

100

85

100

Sumber: data sudah diolah

Dari kedua metode yang digunakan, metode peer teaching mendominasi peranan dalam perolehan nilai. Dengan demikian metode perkuliahan ini cocok untuk digunakan untuk kelas besar. Dengan perpaduan metode tersebut selain dapat meningkatkan prestasi akademik, mahasiswa didorongpada karakter mandiri dan jiwa kepemimpinannya untuk lebih menonjol. Dengan kerja tim pada metode peer teaching akan dapat membangun karakter-karakter tersebut karena tim yang dipimpin dengan baik akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat dan beragumentasi dengan anggota kelompoknya. Kesalahan dalam berdiskusi dalam suatu kelompok atau tim merupakan semangat untuk mencari kebenaran. Materi diskusi dalam tim jika dicarikan bahan yang tepat dapat membuka wawasan kewirausahaan pada mahasiswa. Materi-materi yang bersifat problem based learning sangat tepat untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan. Oleh karena itu, metode ini dapat dilanjutkan untuk mata kuliah yang sama atau diimplementasikan pada pelaksanaan kuliah untuk mata kuliah lain.

6. Hambatan, Kekurangan dan Kemungkinan Perbaikan

Selama pelaksanaan metode ini, hambatan yang dihadapi adalah kurangnya ruangan dengan kapasitas yang kecil untuk melaksanakan diskusi pada tiap tim. Oleh karena itu diperlukan perencanaan jadwal waktu diskusi dan jadwal penggunaan ruangan yang harus dikoordinasikan dengan bagian pengajaran. Untuk mengatasinya, metode pembelajaran dari tahun ke tahun dilaksanakan bervariasi dengan menyesuaikan ketersediaan waktu dan ruang diskusi

7. Kesimpulan

Dari hasil monitoring serta analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal. Prestasi akademik mahasiswa meningkat sangat nyata dari jumlah perolehan nilai A masing-masing 8,11% dan 12,94% dari jumlah mahasiswa dan peserta kuliah pada tahun akademik 2004/2005 dan 2005/2006 menjadi 36,71% pada tahun ajaran 2006/2007. Inovasi pembelajaran juga meningkatkan jumlah nilai B dari masing-masing 27% dan 22,35% pada tahun akademik 2004/2005 dan 2005/2006 menjadi 53,16% pada tahun akademik 2006/2007; sedangkan jumlah perolehan nilai C menurun, nilai D dan E tidak ada pada tahun 2006/2007.

Inovasi pembelajaran dapat memunculkan sifat kemandirian, kepemimpinan dan enterpreneurship pada mahasiswa dan dapat diimplementasikan pada kelas bervolume besar. Selain itu tingkat kehadiran mahasiswa dalam kuliah dan diskusi peer teaching tinggi, dan mahasiswa merasa nyaman selama mengikuti kuliah dan diskusi tim.

Dengan adanya hambatan yang telah diterangkan sebelumnya serta catatan komentar tertulis dari mahasiswa selama pembelajaran, perlu perhatian beberapa hal berikut ini untuk perbaikan. Yaitu perlu perencanaan matang sebelum melaksanakan inovasi pembelajaran mengingat tersedianya fasilitas ruang dan fasilitas pendidikan lainnya yang tersedia yang dapat digunakan terutama untuk pelaksanaan diskusi kelompok.

Daftar Pustaka

Cooper, J., McKinney, M., and Robinson, P (1991), ”Cooperative/Collaborative Learning: Part II”, The Journal of Staff Program and Organizational Development, 9(4), 239-52.

Duffin, M.W., 2003, Integrating Problem Based Learning In an Introductory College Food Science Course, J. Food, Sci. Edu., 2:2-6

Gourgey, A.F. ( 2000), “A Classroom Simulation Based on Political Polling to Help Students Understand Sampling Distributions”, Journal of Statistics Education [On-line], 8(3). www.amstat.org/publications/jse/secure/v8n3/gourgey.cfm

Giraud, G. (1997), “Cooperative Learning and Statistics Instruction”, Journal of Statistics Educatin [On-line], 5(3)

www. amstat.org/publication/jse/y3n3/giraud.html

Johnson,R.T., and Johnson, D.W. (1985), “Student-Student Interactin: Ignored but Powerful”, Journal of Teacher Education, 34(36), 22-66.

Magel, R. (1996), “Increasing Student Participation in Large Introductory Statistics Classes” The American Statistician, 50(1), 51-56.

Magel, R. (1998), “Using Cooperative Learning in Large Introductory Statistics Class”. Journal of Statistics Education [On-line], 6(3).

www. Amstat.org/publication jse/v6n3/magel.html.

Peiris, S. and Beh, E. (2006), Where statistics teaching can go wrong, CAL-laborate, UniServe Science, 21-23 (ISSN 1443-4482 or 1443-4490).

Reitmeier. C.A., 2002., Active Learning in The Experimental Study of Food, J. Food Sci. Edu. 1:41-44

Suharyadi, Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku 1, Jakarta, Salemba 4, 2003.

Suwedo, S., Kapti, R.K., Djagal, W.M.,(2004) “Perpaduan Metode Problem Based Learning, Kuliah Umum dan Ceramah Pada Kuliah Pengantar Tekhnologi Pertanian Sebagai Wahana Pemula Untuk Pemberdayaan Jiwa Mandiri, Kewirausahaan dan Kepemimpinanyang Bertanggung Jawab Pada Mahasiswa”, Lontar Gajah Mada, 1(2), 91-96.

Wega, T.S., Triyono., Ria, A., (2005), “Penerapan Metode Diskusi, Pemodelan Komputer dan Praktek Penentuan Keasaman dan Karakterisasi Porosimetri Padatan Untuk Peningkatan Kualitas Mata Kuliah Kimia Permukaan dan Mahasiswanya”

Zacharopoulou, H., (2006)., “Two Learning Activities for a Large Introductory Statistics Class”., Journal of Statistics Education, [On-line], 5(3)

www. amstat.org/publication/jse/v14n1/zacharpoulou.html

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dina Mellita

Jl. Balayudha Dalam No. 1047 Rt. 11

Palembang 30128

Phone. 0711-411230

Hp. 08127110923

Email: dina@mail.binadarma.ac.id

dmellita@yahoo.com

Data Pribadi

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Tempat Lahir

:

Surakarta

Tanggal Lahir

:

6 Juli 1977

Agama

:

Islam

Status

:

Menikah

Latar Belakang Pendidikan

2000-2001

:

Master of Economic, National University of Malaysia

1995-1999

:

Sarjana Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sriwijaya

Pengalaman Kerja

Maret – Juli 2000

:

Asisten pada mata kuliah Ekonomi Moneter di Universitas Sriwijaya, Palembang

Mei – Oktober 2000

:

Public Relation Officer, PT. Berlian Maju Motor, Palembang

Januari 2002

:

Research Assistance, Quality of Life Project, Universiti Kebangsaan Malaysia

Februari – Maret 2002

:

Survey Conduct, LESTARI, Universiti Kebangsaan Malaysia

Penelitian Yang Pernah Dilakukan

  • Pengaruh Bunga Deposito Berjangkan dan IHSH Terhadap Nilai Transaksi Saham Di Bursa Efek Jakarta
  • Risk-Based Capital And Risk Taking Behaviour at Commercial Banks: A Case in Malaysia ( JKEB, Vol. 3 No. 1410-8038, Feb 2001)
  • The Financial System and Monetary Policy In An Islamic Economy (Jurnal MBIA, Vol.5 No. 1 April 2005)
  • The Distribution of Realized Stock Return And Volatility
  • Did Malaysia Capital Controls Works?
  • Krisis Ekonomi di Negara-negara Asia (perbandingan Indonesia dan Malaysia)
  • Young Entrepreneurship: Studi Eksploratif Mengenai Sikap dan Tujuan Menjadi Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Teknik Universitas Bina Darma Palembang)
  • Gender dan Cara Penilaian Ujian Akhir Mata Kuliah Mikroekonomi Melalui Pengujian Run Wald – Wolfowitz (Kopertis, 2008)

PALEMBANG, 22 September 2008

DINA MELLITA

This entry was posted in Penelitian. Bookmark the permalink.

One Response to Metode Pembelajaran Peer Teaching dan Problem Based Learning Untuk Memotivasi Sosialisasi dalam Kelas Pada Pembelajaran Statistika Di Universitas Bina Darma Palembang

  1. mega says:

    nice article..
    tapi kalau bisa bu jangan pakai bahasa inggris supaya lebih dimengerti pembaca

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *