Category Archives: Penelitian

PENULISAN ILMIAH

Pengertian Penulisan ilmiah

Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu.
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol.
1.penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis / konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan.
2.penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum.
3.penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu.
4.penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik.
Jenis-jenis Penulisan Ilmiah
Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah, kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi.
•Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan. Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif.
•Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif. Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya.
•Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan.
•Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran.
•Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci.
Prinsip dalam membuat penulisan ilmiah
Suatu penulisan ilmiah harus memenuhi dan menggunakan pendekatan atau metoda ilmiah. Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan ilmiah mencakup beberapa tahapan seperti :
1.pemilihan masalah penelitian
2.pengumpulan informasi
3.pengorganisasian naskah
4.penulisan naskah
Tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, walaupun dapat juga dilakukan bersamaan.
1.Pemilihan topik masalah penelitian
Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap awal dari suatu penulisan ilmiah. Pemilihan topik masalah sangat menentukan arah kegiatan penulisan ilmiah pada tahap berikutnya.
•Sumber
Masalah penelitian yang akan digunakan dapat bersumber dari :
-penulis sendiri
-orang lain, seperti : para ahli, dosen
-buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh penulis
Masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan (gaps) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang terjadi dilapangan (praktek) berupa fakta, seperti :hilangnya informasi sehingga menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan, terdapat hasil yang berlawanan dari penerapan teori dengan fakta dilapangan (praktek), terdapat fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
•Keterbatasan
Dalam memilih dan menentuan topik masalah, sering ditemukan beberapa keterbatasan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu :
-Minat. Masalah yang dipilih sebaiknya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Masalah yang kurang sesuai dengan minat, akan menghambat konsentrasi dan keseriusan dan penyelesaian penulisan ilmiah.
-Mampu dilaksanakan, masalah yang akan dipilih harus dapat dilaksanakan denga baik, karena penulis harus mampu menguasai materi, mempunyai waktu yang cukup, mempunyai tenaga pelaksana yang terlatih dan cukup, mempunyai dana yang cukup.
-Mudah dilaksanakan, penelitian dapat dilaksanakan karena cukup faktor pendukung seperti data yang tersedia cukup, mendapat izin dari yang berwenang.
-Mudah dibuat masalah yang lebih luas, masalah yang telah dipilih sebaiknya dapat dikembangkan lagi sehingga dapat disusun rancangan yang lebih kompleks untuk penelitian berikutnya.
-Manfaat, penelitian harus bermanfaat dan dapat digunakan hasilnya oleh orang tertentu atau kelompok masyarakat dalam bidang tertentu.
•Pengumpulan informasi
Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penulisan :
-Evaluasi instrumen, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan konsisten.
Instrumen adalah alat bantu penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen harus dapat diformulasikan dan disesuaikan dengan setiap teknik pengumpulan data (seperti tes, kuisioner, wawancara, observasi, dokumentasi). Karena itu, pengujian terhadap instrumen sangat penting dan mutlak dilaksanakan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengumpulan data. Penulis harus menguji instrument dan mengetahui hasilnya terlebih dahulu, yaitu dengan pengujian keabsahan (validity) dan pengujian keterandalan (reliability). Hasil pengujian keabsahan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana kesesuaian antara konsep yang akan diteliti dengan uraian dan indicator yang digunakan pada instrumen, sedangkan pengujian keterandalan bermanfaat untuk mengetahui sejauhmmana tingkat ketepatan (akurasi) dan kemantapan (konsistensi) instrumen tersebut.
-Evaluasi sumber data. Data yang dikumpulkan dapat berasal dari data primer dan/atau data sekunder.
-Pembuatan catatan.
•Pengorganisasian naskah
Terdapat beberapa prinsip penting untuk menyusun suatu penulisan ilmiah diantaranya:
-Pola kronologis, menjelaskan setiap langkah harus dilakukan secrara bertahap dan beraturan.
-Pola perbandingan, menyajikan persamaan dan/atau perbedaan antara dua atau lebih dari dua orang, tempat, benda, keadaan.
-Pola sebab akibat, menguraikan kejadian atau kekuatan yang dapat menghasilkan sesuatu, menjelaskan bagaimana sesuatu dapat berubah bila kondisinya berbeda.
-Pola spasial, mengungkapkan bentuk fisik atau dimensi geografis dari topik masalah, sehingga dapat mengarahkan pembaca melalui topik yang membahas beberapa lokasi.
-Pola analisis, adalah suau proses memerinci suatu subjek menjadi bagian dan dapat mengklarifikasinya.
Pola-pola tersebut biasanya digunakan secara kombinasi, baik digunakan pada setiap alinea atau untuk keseluruhan isinya.
Untuk membagi dan mengklarifikasian isi naskah sangat tergantung pada panjang dan kompleksitas materinya. Judul bab harus dinyatakan secara jelas dan tepat, yang menggambarkan isi bab tersebut dan hubungan dengan penulisan secara keseluruhan. Bagian bab dapat digunakan untuk membagi bab yang panjang dan beragam isinya.
•Penulisan naskah
Pada umumnya, penulisan ilmiah terdiri atas :
-Persiapan naskah,
-Naskah pertama.
Apabila penulis telah mempunyai cukup informasi dan data untuk merumuskan idea dan menyempurnakan kerangka pemikiran, maka saatnya penulis untuk membuat naskah pertama berupa konsep (draft). Dalam penulisan naskah pertama dipusatkan pada pengembangan idea. Penulis dapat memulai tulisan dari awal hingga akhir secara berurutan
-Revisi.
Setelah naskah pertama selesai, lakukan pemeriksaaa kembali secara menyeluruh pada materi penulisan. Hal ini dilakukan dengan menyempurnakan yang kurang jelas dan perbedaan pada rangkaian tulisan, gunakan kata yang tepat dan struktur kalimat yang efektif. Upayakan agar setiap alinea hanya mengandung satu gagasan atau pokok bahasan. Revisi dapat dilakukan beberapa kali sehinga menjadi naskah kedua.
-Format.
Penggunaan format tulisan seringkali berbeda. Namun, pada kenyataannya format mempunyai prinsip yang sama, yaitu : bagian pembuka, bagian isi dan bagian penutup.
-Editing.
Editing akhir mencakup pemeriksaaan terhadap masalah dan mengaikannya dengan seluruh penulisan terutama pada pembahasan dan kesimpulan.
-Koreksi akhir.
Koreksi akhir biasanya dilakukan pada hasil cetakan tulisan. Apakah masih terdapat kesalahan cetakan, tata bahasa, pemilihan kata atau penggunaan struktur kalimat?
Langkah-langkah Pembuatan Penulisan Ilmiah
•Memilih sebuah pokok soal (topik) yang ditulis dengan minat penulis
•Mencari sumber yang autoratif
•Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik.
•Mencari buku-buku, artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
•Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan).
•Menyusun kerangka karangan yang final.
•Menulis draft pertama karangan (karangan sementara). Dalam menulis karangan sementara, kutipan, catatan kaki atau catatan akhir hendaknya diletakan pada tempatnya dan ditulis dengan jelas dan tepat.
Sistematika Penulisan Ilmiah
Hingga saat ini format penyajian penulisan ilmiah belum ada yang baku. Walaupun berbeda dalam format penulisannya, penyajian atau pemaparan suatu penulisan ilmiah tetap sama, yaitu logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan. Penulisan ilmiah harus berdasarkan kegiatan ilmiah yaitu ada latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka berpikir (konsep), hipotesis (tentative), metode penelitian, analisis dan uji hipotesis.
Bentuk laporan Penulisan Ilmiah
A.Bagian Awal, terdiri dari :
1.halaman judul, ditulis sesuai dengan cover depan sesuai aturan yang ada.
2.lembar pernyataan, merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan karya tulis ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3.lembar pengesahan, berisi daftar pembimbing atau guru pembina. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing.
4.abstraksi, berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Ilmiah dengan maksimal 1 halaman.
5.halaman kata pengantar, berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan pembuatan penulisan ilmiah.
6.halaman daftar isi, berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.
7.halaman daftar tabel (tentatif).
8.halaman daftar gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta (tentatif).
B.Bagian Tengah, terdiri dari :
1.bab pendahuluan, terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a.latar belakang masalah, menguraikan alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b.rumusan masalah, berisi masalah apa yang terjadi dan merumusan masalah dalam penelitian.
c.batasan masalah, memberikan batasan yang jelas dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak dikaji.
d.tujuan penelitian, menggambarkan hasil yang bias dicapai dari penelitian dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e.metode penelitian, menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data. Jenis-jenis metode penelitian :
-studi pustaka : semua bahan diperoleh dari buku-buku dan/atau jurnal
-studi lapangan : data diambil langsung di lokasi penelitian
-gabungan : menggunakan gabungan metode studi pustaka dan studi lapangan
f.sistematika penulisan, memberikan gambaran umum dari bab ke bab, isi dari penulisan ilmiah.
2.bab landasan teori atau bab tinjauan pustaka, menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3.metode penelitian, menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4.bab analisis data dan pembahasan, membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5.bab kesimpulan dan saran, bab ini bisa terdiri dari kesimpulan saja atau ditambahkan saran. Kesimpulan, berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis yang diperoleh dari penelitian. Saran ditujukan kepada pihak-pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian.

C.Bagian Akhir, terdiri dari :
1.daftar pustaka, berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan.
2.lampiran, penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhitungan, grafik atau tabel.

 

PERBANDINGAN TEKNOLOGI WIMAX DENGAN WI-Fi

: Beberapa teknologi yang saat ini diimplementasikan antara lain teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) dan Wireless Fidelity (Wi-Fi). Kedua teknologi ini merupakan teknologi jaringan nirkabel yang sedang marak digunakan. Saat ini bukan komputer saja yang terhubung ke internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon seluler, PDA, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membandingkan penggunaan  teknologi WiMAX dan Wi-Fi dari segi layanan, coverage, standar, frekuensi kecepatan dari kedua teknologi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dari berbagai literatur yang penulis dapatkan dari buku dan beberapa sumber dari internet . Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian komparasi untuk menemukan perbandingan-perbandingan dari kedua teknologi yang diteliti.

James A. Johnson (Vice President, Intel Communications Group/ General Manager, Wireless Networking Group) menuturkan istilah WiMAX berasal dari singkatan wireless (disingkat Wi) Microwave Access (disingkat MAX). WiMAX menyerupai Wi-Fi dalam hal penggunaan teknologi modulasi yang sama. Teknologi ini disebut OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). OFDM merupakan sebuah sistem modulasi digital di mana sebuah sinyal dibagi menjadi beberapa kanal dengan pita frekuensi yang sempit dan saling berdekatan, dengan setiap kanal menggunakan frekuensi yang berbeda. Teknologi tersebut dikembangkan dalam tahun 1960-an – 1970-an. Teknologi ini dikembangkan pada saat dilakukannya penelitian untuk mengurangi terjadinya interferensi frekuensi di antara berbagai kanal yang jaraknya saling berdekatan.

Secara sederhana perkembangan WiMAX dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Standar 802.16, Standar ini mengatur pemanfaatan di band frekuensi 10-66 GHz. Aplikasi yang mampu didukung baru sebatas dalam kondisi LOS. 2) Standar 802.16a, menggunakan frekuensi 2 – 11 GHz. Dapat digunakan untuk lingkungan NLOS. 3) Standar 802.16d Merupakan standar yang berbasis 802.16 dan 802.16a dengan beberapa perbaikan. Standar 802.16d juga dikenal sebagai 802.16-2004. frekuensi yang digunakan sampai 11 GHz.  d) Standar 802.16e Standar ini memenuhi kapabilitas untuk aplikasi portability dan mobility.

WiMAX dapat memberikan 2 format layanan tanpa kabel (wireless) yaitu Non-Line-Of-Sight (NLOS), layanan WiFi, dimana sebuah antena kecil dipasang pada komputer dihubungkan dg menara pemancar. Menggunakan frekuensi rendah antara 2 GHz sampai 11 GHz serta  Line-of Sight (LOS), dimana sebuah antena tetap dipasang pada menara WiMAX dari atap bangunan atau tiang. Koneksi LOS ini lebih kuat dan lebih stabil sehingga bisa dipergunakan untuk mengirimkan sejumlah data dengan error yang tidak banyak. Menggunakan frekuansi yang lebih tinggi hingga 66 GHz. Melalui antena LOS yang kuat, Stasiun transmisi WiMAX dapat mengirimkan data ke komputer atau router yang menggunakan WiMAX dengan radius 30 mil atau sekitar 50 Km atau coveurage 576 km persegi. (http://prabu.files.wordpress.com/2007/08/1WiMAX-sebuah-teknologi-baru.pdf)

WiFi atau Wireles Fidelity  adalah salah satu standar Wireless Networking tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan. Teknologi Wi-Fi memiliki standar, yang ditetapkan oleh sebuah institusi internasional yang bernama Institute of Electronical and Electronic Engineers (IEEE), yang secara umum sebagai berikut: 1) Standard IEEE 802.11a yaitu Wifi dengan frekuensi 5 Ghz yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 meter. 2) Standar IEEE 802.11b yaitu Wifi dengan Frekuensi 2.4 Ghz yang memiliki kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan 100 meter. 3) Standar IEEE 802.11g yaitu Wifi dengan Frekuensi 2.4 Ghz yang memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 meter (Priyambodo, 2005:1).

Terdapat empat komponen utama untuk membangun jaringan Wi-Fi yaitu 1) access Point, komponen yang berfungsi menerima dan mengirimkan data dari adapter wireless. Access point mengkonversi sinyal radio menjadi sinyal digital atau sebaliknya, 2) Wireless-LAN Device, komponen yang dipasang di mobile atau desktop PC. 3) Mobile atau Desktop PC, komponen akses untuk klien, mobile PC umumnya sudah terpasang port PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association). Sedangkan PC Desktop harus ditambah PCI  (Peripheral Componen Interconnect) Card serta USB (Universal Serial Bus) Adapter. 4) Ethernet Card, jaringan kabel yang sudah ada.

Seperti halnya WiFi, WiMAX memungkinkan koneksi internet secara nirkabel, dengan kecepatan mencapai 70 megabit per detik atau 35 kali lebih cepat dari saluran ADSL. Secara teknis standar baru yang dinamai 802.16 ini, juga memiliki daya jangkau hingga puluhan kilometer bandingkan dengan kemampuan WiFi yang hanya ratusan meter.

Dengan munculnya WiMAX secara otomatis akan menimbulkan persaingan antara pengusung WiMAX dengan vendor pengusung Wi-Fi. Masing-masing saling berlomba menunjukkan kebolehan dan keunggulan baik yang terkait dengan teknologi, layanan, investasi (nilai ekonomis) maupun dalam kemudahan penggunaan dan pemeliharaannya. (Wibisono, 2006).

RANCANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK (Studi Kasus: Penilaian Kinerja Dosen Universitas Bina Darma)

Nyimas Sopiah1 dan Muhammad Nasir2
DosenUniversitas Bina Darma
Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang
Pos-el: nyimas_sopiah@mail.binadarma.ac.id1, nasir@ mail.binadarma.ac.id2

Penelitian ini dilakukan pada Universitas Bina Darma Palembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu Universitas Bina Darma dalam melakukan pengendalian terhadap penilaian kinerja dosen. sistem pelatihan dan penilaian kinerja dosen (KIDO) diharapkan dapat memberikan rasa puas kepada dosen dan dapat meningkatkan loyalitas dosen. Tim UPMT (Unit Penjamin Mutu Terpadu) mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian kimerja dosen dikarenakan perangkat lunak pengolahan data yang ada sekarang kurang edektif atau masih banyak kekurangan, antara lain laporan yang dihasilkan hanya untuk periode saat itu, laporan yang dihasilkan hanya untuk per-dosen, laporan harus direkap kembali kedalam Microsoft excel, nilai kinerja dosen (KIDO) periode sebelumnya tidak dapat dilihat. Maka penulis melakukan analisis dan perancangan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisis dan perancangan sistem informasi ini menggunakan metode berorientasi objek dengan tools (alat bantu) Unified Modeling Language (UML).

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN OTOMATISASI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

ANALISIS  PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN OTOMATISASI SISTEM INFORMASI TERHADAP

KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Muhammad Nasir

Dosen Universitas Bina Darma, Palembang

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

Pos-el : nasir@mail.binadarma.ac.id

Abstract : This research contains a review of the use of information technology and automation of information systems analysis of the effects on the performance of human resources.Through emperis testing to be performed, the results of this study is expected to benefitin providing information and evidence regarding the effect emperis use of information technology and automation and information systems on the performance of human resources that are useful for organizations to determine the appropriate resources in the future . The results of this study is expected to provide benefit and input on the performance of human resources within the organization through innovation in technology and information. The results of processing data obtained using the SPSSregression equation obtained by regression equation is: Y = 1.159 + 0.229 + 0.490 X1X2. and the coefficient of determination of 0.526 indicates that a variable proportion of the variation of information technology and information systems in the modelsimultaneously affect the performance variables of human resources at 52.6% and the balance of 47.4% influenced by other factors outside of the research model.

Keywords: information technology, information  system,  performance HRD

Abstrak Penelitian  ini berisi tentang kajian pengunaan teknologi informasi serta otomatisasi sistem informasi yang dianalisis mengenai pengaruhnya terhadap kinerja sumber daya manusia. Melalui pengujian emperis yang akan dilakukan, hasil penelitian ini diharapkan dapat  memberikan manfaat dalam memberikan informasi dan bukti emperis mengenai pengaruh penggunaan teknologi informasi dan otomatisasi sistem informasi dan terhadap kinerja sumber daya manusia  yang berguna bagi organisasi untuk menentukan sumber daya yang tepat di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan terhadap kinerja sumber daya manusias dalam organisasi  melalui inovasi di bidang teknologi dan informasi. Hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresi diperoleh persamaan regresi yaitu: Y = 1,159 + 0,229 X1 + 0,490 X2. dan koefisien determinasi sebesar 0,526 menunjukkan bahwa proporsi variasi variabel teknologi informasi dan sistem informasi dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sumber daya manusia sebesar 52,6% dan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Sistem Informasi, Kinerja SDM


1.1  Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi  di era globalisasi mengakibatkan perubahan yang sangat berarti di berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini telah mengubah pemikiran baru di masyarakat, peran ilmu pengetahuan sangatlah menonjol yang menuntut sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Sehingga  tidak terjadi ketimpangan antara perkembangan ilmu pengetahuan yang didukung perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan  kemampuan Sumber Daya Manusia yang ada.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan inovasi baru di berbagai bidang kehidupan manusia.  Inovasi  adalah suatu kumpulan teknologi dan ilmu pengetahuan yang ada untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Banyak faktor  yang diperlukan untuk menciptakan suatu inovasi antara lain adalah pengetahuan  –  pengetahuan yang dipadukan dalam suatu cara yang unik  untuk memperoleh keuntungan diseluruh produk dan proses yang ada. Inovasi dapat meliputi inovasi bidang teknologi, Inovasi bidang ekonomi, inovasi organisasi yang saat ini banyak dilakukan perusahaan-perusahaan untuk menambah keunggulan mereka sehingga lebih kompetitif.

Dampak dari inovasi dibidang teknologi adalah terciptanya otomatisasi di berbagai kegiatan organisasi. Inovasi di bidang teknologi  menciptakan otomatisasi yang dapat memberikan perbaikan kualitas jangka panjang dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di dalam perusahaan.  Untuk melakukan sistem otomatisasi dalam perusahaan , penggunaan teknologi bagi karyawan  sangat diperlukan untuk  tercapainya keberhasilan otomatisasi  sebagai salah satu inovasi di bidang teknologi  didalam organisasi.

Seiring dengan perkembangan zaman, suatu organisasi memiliki keinginan untuk ikut berkembang  sehingga dapat tercapai kinerja organisasi yang optimal. Saat ini suatu organisasi atau perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan dan menerapkan strategi inovasi yang handal. Salah satu  startegi inovasi yang paling dominan saat ini  adalah iniovasi teknonogi dibidang komputerisasi yang dapat di manfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi melalui penghematan waktu, biaya dan te naga yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama. Inovasi dibidang teknologi yang selalu berkembang dengan pesat dapat memacu seorang pekerja di suatu organisasi untuk selalu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya di segala bidang agar dapat terus survive dalam organisasi. Hal ini sangat baik, karena dapat mendorong seorang karyawan  untuk terus mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal dengan kemajuan zaman, sehingga akan mendorong organisai untuk mendapatkan tenaga kerja yang handal  dan berkualitas.

Penggunaan teknologi yang dimiliki oleh seorang karyawan dapat  memberikan pengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia.  Patisipasi Karyawan akan menjadi penting  karena dapat membangun hubungan interpersonal sehingga terjalin hubungan saling mempercayai antara manajemen dan karyawan. Hubungan ini dapat mengarah pada perbaikan yang berkesinambungan dalam bidang kualitas, produktivitas, teknologi dan pelayanan kepada pelanggan.

Sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya baik tujuan finansial, sosial maupun budaya tanpa adanya manajemen yang baik. Oleh karena itu seorang pemimpin perusahaan harus dapat melihat kemampuan karyawan secara individual maupun berkelompok dan mengetahui sasaran organisasi yang efektif. Faktor pendidikan, jabatan, pekerjaan, sikap, hubungan dengan orang lain dan kepuasan karyawan berpengaruh terhadap kinerja manajemen organisasi. Semua ini terkait dengan adanya penggunaan teknologi informasi, penerapan sistem manajemen mutu dan budaya organisasi di dalam organisasi.

Penelitian  ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi dan otomatisasi sistem informasi, terhadap kinerja  karyawan. Melalui pengujian emperis yang akan dilakukan, hasil penelitian ini diharapkan dapat  memberikan manfaat dalam memberikan informasi dan bukti emperis mengenai pengaruh penggunaan teknologi dan otomatisasi sistem informasi dan terhadap kinerja sumber daya manusia  yang berguna bagi organisasi untuk menentukan sumber daya yang tepat di masa yang akan datang. Penelitian  ini juga dapat memberikan informasi mengenai sejauh mana dampak penggunaan teknologi tersebut mempengaruhi kinerja  karyawan, sehingga organisasi dapat menciptakan kondisi yang memberikan kepuasan kerja melalui inovasi teknologi dan pelatihan-pelatihan yang dapat membantu karyawan lebih berpartisipasi dalam penggunaan teknologi.  Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan informasi  tentang sejauh mana dampak pelaksanaan otomatisasi Sistem Informasi terhadap Kinerja sumber daya manusia, sehingga dapat di ketahui apakah pelaksanaan otomatisasi sistem informasi akan meningkatkan kinerja karyawan dan  memberikan kemajuan di dalam organisasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan terhadap kinerja sumber daya manusias dalam organisasi  melalui inovasi di bidang teknologi dan informasi.

Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis (1989) dengan bersandar pada Theory of  Reasoned Action (TRA). TAM berfokus pada sikap terhadap pemakai teknologi informasi, dimana pemakai mengembangkan berdasarkan persepsi manfaat dan kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. Sasaran dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah penjelasan dari faktor-faktor penentu penerimaan komputer secara umum.  Tujuan inti dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang mendasari pengaruh faktor-faktor eksternal terhadap kepercayaan internal, sikap dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang mendasar.

Sama dengan TRA, TAM mempostulatkan bahwa penggunaan komputer ditentukan oleh tujuan perilaku, namun perbedaannya adalah bahwa tujuan perilaku ditinjau secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap penggunaan sistem dan perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak langsung bentuk-bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan organisasi , orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang diyakini akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja yang meningkat merupakan instrumen untuk mencapai berbagai reward yang terletak di luar pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan promosi

Menurut Davis  dalam Ramdhani (2008) perilaku menggunakan IT diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan IT  (ease of use). Kedua komponen ini bila dikaitkan dengan TRA adalah bagian dari Belief. Davis mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari Technology kata  useful yaitu  capable of being used advantageously,  atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan.

2.  Metodologi Penelitian

2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Bina Darma yang beralamat di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12 Palembang. Waktu penelitian dimulai pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Januari 2012

2.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua individu yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah dosen yang mengajar di Universitas Bina Darma serta karyawan dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan Universitas Bina Darma yang dalam melaksanakan pekerjaannya menggunakan teknologi informasi.   Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel acak sederhana dengan jumlah 50 orang responden.

2.3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh penggunaan teknologi dan otomatisasi Sistem Infiormasi terhadap kinerja sumber daya manusia.  Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda survei, yaitu metoda pengumpulan data primer melalui komunikasi tertulis dengan responden sebagai sampel individual yang representatif. Survei dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan secara cepat, tidak mahal, efisien dan akurat (Sekaran, 1992).

Adapun tahapan penelitian ini meliputi : 1) Tahap  Persiapan yyang terdiri dari aktifitas menentukan sampel penelitian yang terdiri dari dosen dan karyawan yang ada di lingkungan Universitas Bina Darma Palembang, membuat kuisioner.  yang memiliki skala 1 sampai 5 2). Tahap Pelaksanaan membagikan kuisioner atau angket, untuk diisi oleh Dosen dan Karyawan.Kuisioner yang dibagikan bertujuan untuk  melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.  Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Penggunaan Teknologi (X1) dan  Otomatisasi Sistem Informasi (X2).  Sedangkan variabel terikat adalah Kinerja Sumber Daya Manusia (Y).   Penelitian ini ingin melihat pengaruh X1 secara parsial terhadap Y, pengaruh  X2 secara parsial terhadap Y dan pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y serta Besarnya hubungan didasarkan kepada koefisien korelasi. 3).Tahap Penyusunan Laporan yang meliputi analisis data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17penyusunan laporan.

2.4. Definisi Operasional

Definisi operasional sering dijelaskan sebagai suatu spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur variabel.  Definisi operasional akan mampu menjelaskan suatu fenomena secara tepat.  Tabel berikut menjelaskan tentang operasional variabel yang digunakan pada penelitian ini.

Tabel 1.  Operasional Variabel

Variabel Dimensi Skala
Penggunaan Teknologi Informasi (X1) –        Kemudahan

–        Kebermanfaatan

–        Akses

–        Interaksi

–        ketersediaan

Interval
Otomatisasi Sistem Informasi (X2) –        efisiensi

–        efektifitas

–        ketepatan waktu

–        kedisiplinan

–        kinerja sistem

–        kreatifitas

Interval
Kinerja Sumber Daya Manusia (Y) –      kualitas dan kuantitas

–      kerjasama

–      kinerja

–      tanggung jawab

–      inisiatif

–      pengambilan keputusan

–      komunikasi

–      produktifitas

–      kepuasan kerja

Interval

2.5.  Metode Analisis

Uji yang dilakukan antara lain (1) uji validitas ditujukan untuk menguji sejauhmana alat ukur yang berupa kuisioner dapat mengukur apa yang hendak diukur. (2) Uji reliabilitas ditujukan untuk menguji sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih,  (3) Uji regresi linier berganda dan  (4)  uji korelasi.

2.6.  Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian yang penulis uraikan disini disesuaikan dengan metode TAM yang penulis gunakan, dimana metode TAM berfokus pada sikap terhadap pemakai teknologi informasi serta kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi tersebut. Serta bagaimana keterkaitan dengan sistem informasi yang sudah diotomatisasi yang digunakan oleh institusi Universitas Bina Darma. Hubungan antara penggunaan teknologi informasi dan otomatisasi sistem informasi tersebut perlu diketahui apakah berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia. Untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi informasi dan otomatisasi sistem informasi terhadap kinerja sumber daya manusia penulis sajikan pada kerangka penelitian berikut ini.

H3

Gambar 1.  Kerangka Pemikiran

3.  Hasil

3.1. Deskripsi Responden

Deskripsi data ini menggambarkan beberapa kondisi responden yang ditampilkan secara statistik. Data deskriptif responden ini memberikan beberapa informasi secara sederhana tentang keadaan responden yang dijadikan objek penelitian. Responden pada penelitian ini digambarkan melalui status pekerjaan, umur, jenis kelamin, dan pengalaman menggunakan komputer.

Tabel 2

Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

No Status Jumlah Persentase
1

2

Dosen

Karyawan

30

20

60

40

Jumlah 50 100

Sumber: Penelitian Lapangan data diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 30 orang responden atau sebesar 60% berstatus sebagai dosen, sedangkan sisanya 20 orang atau sebesar 40% adalah karyawan.

Selanjutnya komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3

Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1

2

Laki – Laki

Perempuan

15

35

30

70

Jumlah 50 100

Sumber: Penelitian Lapangan data diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 15 orang responden atau sebesar 30% berjenis kelamin laki – laki, sedangkan sisanya 35 orang atau sebesar 70% adalah perempuan.

Tabel 4

Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah Persentase
1

2

3

0 ≤ 5 Thn

6 ≤ 10 Thn

Diatas 10 thn

17

22

11

34

44

22

Jumlah 50 100

Sumber: Penelitian Lapangan data diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 17 orang responden atau sebesar 34% telah bekerja antara 0 sampai 5 tahun, sebanyak 22 orang atau sebesar 44% telah bekerja antara 6 sampai 10 tahun sedangkan sisanya sebanyak 11 orang atau sebesar 22% telah bekerja di atas 10 tahun.

3.2.Rekapitulasi Jawaban Responden

Dalam melakukan analisis terhadap variabel penelitian, peneliti mengambil skor dari jawaban responden untuk masing-masing variabel, kemudian membuat perhitungan persentase dari skor masing-masing variabel. Dari proses tersebut, dengan berdasarkan hasil pengumpulan data menggunakan kuisioner, tabel-tabel berikut merupakan rekapitulasi jawaban responden dari variabel-variabel yang diteliti:

Berdasarkan jawaban responden lalu dilakukan tabulasi data didapat hasil mengenai teknologi informasi seperti yang diuraikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 5

Deskripsi Frekuensi Variabel TI

Skor Interval Frekuensi Presentase
STS

TS

RR

S

SS

1-1.8

1.9-2.6

2.7-3.4

3.5-4.1

4.2-5.0

0

6

28

182

134

0

1,71

8,00

52,00

38,29

Total 350 100

Sumber: Penelitian lapangan data diolah (2011)

Berdasarkan Tabel di atas diketahui jawaban responden untuk variabel teknologi informasi sebesar 38% responden menyatakan sangat setuju, 52% responden menyatakan setuju; 8% responden menyatakan ragu – ragu dan 1,71% menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan, responden berpendapat bahwa teknologi informasi yang ada di  Universitas Bina Darma Palembang sudah berjalan dengan baik, namun harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

3.3.Rekapitulasi Variabel Sistem Informasi

Berdasarkan hasil jawaban responden didapat jawaban mengenai sistem informasi yang diuraikan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6

Deskripsi Frekuensi Variabel Sistem Informasi

Skor Interval Frekuensi Presentase
STS

TS

RR

S

SS

1-1.8

1.9-2.6

2.7-3.4

3.5-4.1

4.2-5.0

0

5

38

322

135

0

0

10,00

62,00

28,00

Total 500 100

Sumber: diolah dari data Lampiran 2

Berdasarkan Tabel di atas diketahui jawaban responden sebesar 28% responden menyatakan sangat setuju; 62% responden menyatakan setuju; 10% responden menyatakan ragu – ragu dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan bahwa, responden berpendapat sistem informasi yang ada di Universitas Bina Darma sudah baik, namun hal ini harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

3.4.Rekapitulasi Variabel Kinerja Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil jawaban responden didapat jawaban mengenai kinerja Sumber Daya Manusia yang ada di Universitas Bina Darma Palembang seperti yang diuraikan pada Tabel 4.6

Tabel 7

Deskripsi Frekuensi Variabel Kinerja SDM

Skor Interval Frekuensi Presentase
STS

TS

RR

S

SS

1-1.8

1.9-2.6

2.7-3.4

3.5-4.1

4.2-5.0

0

2

31

342

125

0

0,40

6,20

68,40

25,00

Total 500 100

Sumber: diolah dari data Lampiran 2

Berdasarkan tabel di atas diketahui jawaban responden sebesar 25,00% responden menyatakan sangat setuju; 68,40% responden menyatakan setuju; 6,20% responden menyatakan ragu-ragu; 0,40% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan, responden berpendapat bahwa kinerja Sumber Daya Manusia Universitas Bina Darma sudah baik, namun harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

3.5.Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuisioner disebarkan, terlebih dahulu peneliti akan menguji validitas dan reliabilitas kuisioner tersebut, kemudian jika dari hasil uji tersebut diketahui bahwa semua instrumen penelitian semuanya sudah valid dan reliabel maka penelitian ini dapat dilanjutkan.

Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan mengenai perhitungan uji validitas dan reliabilitas yang akan diuraikan sebagai berikut.

3.5.1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh hasil pengujian validitas untuk variabel penelitian yaitu teknologi informasi, sistem informasi dan sumber daya manusia sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian

Item-Total Statistics
Pernya

taan

Teknologi Informasi Sistem

Informasi

Kinerja SDM Ket
1 .598 .791 .622 Valid
2 .598 .657 .443 Valid
3 .552 .591 .688 Valid
4 .317 .431 .372 Valid
5 .598 .791 .511 Valid
6 .410 .669 .379 Valid
7

8

9

10

.401

.456

.591

.548

.657

.559

.372

.622

.443

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber: diolah dari data SPSS

Berdasarkan hasil uji validitas di atas diketahui bahwa semua hasil pengujian untuk semua variabel penelitian diperoleh hasil valid dikarenakan nilai corrected item total correlation semuanya lebih besar dari nilai 0,30. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data variabel teknologi informasi, sistem informasi dan kinerja sumber daya manusia yang diperoleh mempunyai nilai yang valid.

3.5.2. Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas data yang diperoleh, dilihat dari nilai cronbach Alpha setiap variabel yang dibandingkan dengan nilai koefisien yang telah ditetapkan. Adapun hasil pengujian reliabilitas untuk variabel teknologi informasi sebesar 0,741, sistem informasi sebesar 0,872,  dan kinerja sumber daya manusia sebesar 0,803. Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa semua variabel yaitu variabel teknologi informasi, sistem informasi dan kinerja sumber daya manusia memiliki nilai yang reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai cronbach alpha yang lebih besar dari 0,6.

3.6. Pengujian Statistik

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil yang dapat diuraikan sebagai berikut:

3.6.1. Uji F

Untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependent, peneliti menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi F hitung dengan nilai alpha yang ditetapkan sebesar 0,05.

Tabel 9

Hasil uji F

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.937 2 .969 26.121 .000a
Residual 1.743 97 .037
Total 3.680 99
a. Predictors: (Constant), Sistem Informasi, Teknologi Informasi
  1. Dependent Variable: Kinerja SDM

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi F yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari level signifikansi 0,05, hal ini berarti bahwa variabel Teknologi Informasi (X1) dan Sistem Informasi (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia pada taraf keyakinan 99%. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama diterima.

3.6.2. Uji t

Untuk melihat apakah variabel independent secara sendiri-sendiri berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependent, peneliti menggunakan uji t yaitu dengan membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha yang ditetapkan sebesar 0,05. Berikut ini disajikan hasil perhitungannya.

Tabel 10

Hasil uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.159 .433 2.678 .010
Teknologi Informasi .229 .125 .242 3.831 .003
Sistem Informasi .490 .490 .545 4.132 .000
  1. Dependent Variable: Kinerja SDM

Sumber: hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai konstanta sebesar 1,159; teknologi informasi (X1) sebesar 0,229 dan sistem informasi (X2) sebesar 0,490.

Dari sini  diperoleh persamaan regresi yaitu:

Y = 1,159 + 0,229 X1 + 0,490 X2

Hal ini berarti bahwa konstanta (a) = 1,159 artinya tanpa adanya teknologi informasi dan sistem informasi, maka kinerja sumber daya manusia jika dinilai hanya sebesar 1,159. Koefisien regresi (X1) = 0,229 artinya apabila teknologi informasi lebih ditingkatkan (meningkat 1 skor) maka kinerja sumber daya manusia akan lebih meningkat (meningkat 0,229) dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan. Kemudian Koefisien regresi (X2) = 0,490 artinya apabila sistem informasi lebih ditingkatkan (meningkat 1 skor) maka kinerja sumber daya manusia akan meningkat sebesar 0,490 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh untuk variabel lingkungan kerja sebesar 0,003 lebih kecil dari level signifikansi 0,05; hal ini berarti bahwa variabel teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis kedua diterima.

Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh untuk variabel sistem informasi sebesar 0,000 lebih kecil dari level signifikansi 0,05; hal ini berarti bahwa variabel sistem informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga diterima.

3.6.3. Uji R dan Uji R2

Untuk melihat seberapa erat hubungan variabel independent terhadap variabel dependent, peneliti menggunakan uji R. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar variabel independent mempengaruhi variable dependent digunakan uji R2. Berikut ini disajikan hasil perhitungannya.

Tabel 11

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .726a .526 .506 .19256 2.275
a. Predictors: (Constant), Sistem Informasi, Teknologi Informasi
b. Dependent Variable: Kinerja SDM

Sumber: lampiran 2 (data di olah)

Berdasarkan Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,726 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara teknologi informasi (X1) dan sistem informasi (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja sumber daya manusia (Y).  Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,526 menunjukkan bahwa proporsi variasi variabel teknologi informasi dan sistem informasi dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sumber daya manusia sebesar 52,6% dan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.

  1. 4. Pembahasan

4.1.Pengaruh Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari level signifikansi 0,05; hal ini berarti bahwa variabel teknologi informasi (X1) dan sistem informasi (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia Universitas Bina Darma Palembang. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

Kemudian berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,726 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara teknologi informasi (X1) dan sistem informasi (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja sumber daya manusia (Y).  Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,526 menunjukkan bahwa proporsi variasi variabel teknologi informasi dan sistem informasi dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sumber daya manusia sebesar 52,6% dan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.

Secara umum untuk variabel kinerja diketahui rata – rata jawaban responden sebesar 25,50% responden menyatakan sangat setuju; 68,40% responden menyatakan setuju; 5,80% responden menyatakan ragu-ragu; 0,30% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan, responden berpendapat bahwa kinerja Sumber Daya Manusia Universitas Bina Darma sudah baik, namun harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

Jika diuraikan untuk setiap pernyataan, maka diperoleh rata-rata jawaban responden tertinggi sebesar 38% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Penggunaan Teknologi Informasi dan sistem informasi sumber daya manusia memperbaiki sistem evaluasi kinerja karyawan secara efektif”. Hal ini menjelaskan bahwa dengan penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi sumber daya manusia dapat memperbaiki sistem evaluasi kinerja karyawan secara efektif.

Berikutnya diperoleh jawaban responden sebesar 36% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Bekerja menggunakan Teknologi Informasi dan  sistem informasi  mendukung pencapaian kualitas dan kuantitas pekerjaan dan menyelesaikan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diemban”. Hal ini menjelaskan bahwa para pegawai merasa jika bekerja dengan menggunakan teknologi informasi dan sistem informasi sangat membantu mereka dalam pencapaian kualitas dan kuantitas pekerjaan sehingga penyelesaian tugas dapat dilakukan sesuai dengan tanggung jawab.

Selanjutnya diperoleh jawaban responden sebesar 30% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Sikap kenyamanan kerja dengan penggunaan Teknologi Informasi dan sistem informasi sumber daya manusia karena desain antarmuka (interface) portal sistem informasi tidak sulit”. Hal ini menjelaskan bahwa pegawai merasa nyaman dalam bekerja dengan penggunaan teknologi informasi dan sistem informasi karena adanya desain antarmuka portal sistem informasi yang tidak sulit atau mudah dipahami.

Berikutnya diperoleh rata – rata jawaban responden sebesar 2% dengan kategori sangat tidak setuju untuk pernyataan “Karyawan menunjukkan sikap kognitif atau presepsi bahwa Teknologi Informasi dan sistem informasi sumber daya manusia mendukung produktifitas perusahaan”. Hal ini mencerminkan bahwa masih ada pegawai yang belum dapat menggunakan teknologi informasi dan sistem informasi sehingga dengan adanya teknologi informasi dan sistem informasi tersebut tidak memberikan manfaat bagi pegawai tersebut.

Penilaian kinerja dilakukan terhadap pegawai sejak diterima bekerja. penilaian kinerja adalah kegiatan pimpinan untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja pegawai serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya, dan penilaian prestasi kerja adalah menilai hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan oleh setiap pegawai.

Tujuan penilaian kinerja menurut  Aditama (2003:115):

  1. Mengidentifikasi mereka yang perlu perhatian dan pengamatan lebih lanjut.
  2. Menilai kemungkinan promosi atau deregulasi jabatan atau pekerjaan.
  3. Kemungkinan  penempatan pegawai agar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
  4. Kemungkinan peninjauan kembali gaji serta fasilitas lain yang diberikan, apakah perlu dinaikkan atau disesuaikan.

Sedangkan ahli lain Ruky (2004, 20) menyatakan ada sejumlah tujuan yang biasanya dapat dicapai oleh sebuah   organisasi atau perusahaan dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja seperti dapat dilihat dalam daftar dibawah ini:

  1. Meningkatkan  prestasi  kerja  karyawan,  baik  secara individu  maupun  sebagai  kelompok.  sampai  setinggi-tingginya dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka  pencapaian tujuan perusahaan.
  2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara  perorangan  pada gilirannya akan  mendorong kinerja sumber  daya  manusia  secara  keseluruhan,  yang  direfleksikan dalam kenaikan produktivitas.
  3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan  tujuan meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi lain karyawan dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang prestasi mereka.
  4. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang tebih tepat guna.  Pada  gilirannya  usaha  ini  akan  membantu  perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan  terampil  yang  cukup  untuk  pengembangan  perusahaan di masa depan.
  5. Menyediakan alat sarana untuk membandingkan prestasi   kerja pegawai dengan tingkat gajinya atau imbalannya  sebagai bagian dan kebijakan dan sistem imbalan yang baik.
  6. Memberikan    kesempatan    pada    pegawai    untuk   mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal  yang ada padanya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2002) dimana hasil penelitiannya diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama – sama antara variabel budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

4.2.Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh untuk variabel teknologi informasi sebesar 0,003 lebih kecil dari level signifikansi 0,05, hal ini berarti bahwa variabel teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis kedua diterima.

Secara umum berdasarkan rekapitulasi jawaban responden untuk variabel teknologi informasi sebesar 38% responden menyatakan sangat setuju, 52% responden menyatakan setuju; 8% responden menyatakan ragu – ragu dan 1,71% menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan, responden berpendapat bahwa teknologi informasi yang ada di  Universitas Bina Darma Palembang sudah berjalan dengan baik, namun harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

Pada variabel teknologi informasi diperoleh jawaban responden tertinggi sebesar 52% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan ” Teknologi informasi yang tersedia seperti layanan internet, infrastruktur komputer, media komunikasi, sudah memadai dalam membantu pekerjaan”. Hal ini menjelaskan bahwa untuk setiap teknologi informasi yang tersedia bagi pegawai sudah memadai dalam membantu pekerjaan mereka.

Kemudian diperoleh jawaban responden sebesar 52% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Teknologi informasi yang tersedia sudah mendukung sistem informasi yang digunakan dalam penyampaian informasi dan mendukung pekerjaan”. Hal ini menjelaskan bahwa para pegawai merasa bahwa teknologi informasi yang ada telah mendukung sistem informasi yang digunakan dalam penyampaian informasi sesama pegawai atau mahasiswa dan sangat mendukung dalam proses belajar mengajar.

Selanjutnya diperoleh jawaban responden sebesar 46% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Universitas Bina Darma mendorong pemanfaatan Teknologi informasi dalam proses pelaksanaan pekerjaan”. Hal ini menjelaskan bahwa pegawai merasa Universitas Bina Darma telah mendorong para pegawai dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar seperti penyediaan fasilitas elearning dan infocus.

Kemudian diperoleh jawaban responden sebesar 12% dengan kategori tidak setuju untuk pernyataan “Orang-orang disekitar saya mempengaruhi perilaku saya dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam proses bekerja”. Hal ini menjelaskan bahwa dalam pemanfaatan teknologi ada beberapa pegawai yang merasa bahwa mereka tidak dipengaruhi oleh rekan kerja mereka dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam bekerja, pegawai tersebut merasa bahwa mereka memang benar – benar membutuhkan teknologi informasi tersebut karena dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas.

4.3.Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil perhitungan terlihat bahwa nilai signifikansi t yang diperoleh untuk variabel budaya organisasi sebesar 0,000 lebih kecil dari level signifikansi 0,05; hal ini berarti bahwa variabel sistem informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga diterima.

Kemudian jika dilihat berdasarkan jawaban responden sebesar 27% responden menyatakan sangat setuju; 64,40% responden menyatakan setuju; 7,60% responden menyatakan ragu – ragu; 1,00% responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini mencerminkan bahwa, responden berpendapat sistem informasi yang ada di Universitas Bina Darma sudah baik, namun hal ini harus tetap dipertahankan dan selalu ditingkatkan lagi.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban diperoleh jawaban responden sebesar 48% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan ”Tingginya pemanfaatan sistem informasi sangat didukung dengan tingkat peranan sistem tersebut untuk membantu karyawan menjalankan serangkaian tugas-tugasnya”. Hal ini menjelaskan bahwa pegawai merasa pemanfaatan teknologi informasi saat ini sudah sangat tinggi, namun hal tersebut tidak menjadi permasalahan karena telah didukung oleh tingkat peranan sistem tersebut dalam rangka membantu pegawai menjalankan tugas – tugasnya.

Kemudian diperoleh jawaban responden diperoleh nilai sebesar 44% dengan kategori sangat setuju untuk pernyataan “Menggunakan sistem informasi sumber daya manusia memudahkan pekerjaan”. Hal ini menjelaskan bahwa para pegawai merasa dengan menggunakan sistem informasi sangat memudahkan mereka dalam melaksanakan pekerjaan.

Selanjutnya diperoleh jawaban responden sebesar 4% untuk kategori tidak setuju untuk pernyataan “Penggunaan sistem informasi , seperti absensi, SIA kademik, e-learning, HRIS, SIKeuangan, dapat meningkatkan kedisplinan dan integritas  karyawan dalam bekerja”. Hal ini menjelaskan bahwa pegawai merasa dengan penggunaan sistem informasi tidak serta merta dapat meningkatkan kedisiplinan dan integritas pegawai dalam bekerja karena masih ditemukan ada beberapa pegawai yang terkadang datang terlambat dan mengumpulkan tugas mereka tidak tepat waktu. Sistem informasi adalah data yang sudah diproses menjadi bentuk yang berguna  bagi pemakai dan mempunyai nilai pikir yang nyata bagi pembuatan keputusan pada saat sedang berjalan  atau untuk prospek masa depan. Definisi tersebut menekankan bahwa data harus diproses dengan cara – cara tertentu untuk menjadi informasi dalam bentuk dan nilai yang berguna bagi pemakai.

6. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini di-peroleh kesimpulan sebagai berikut :

  1. Berdasarkan uji korelasi, diperoleh fakta bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel bebas, yakni Teknologi informasi (X1) dan Sistem Informasi (X2) terhadap kinerja sumber daya manusia (Y), baik secara parsial maupun secara bersama-sama.
  2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,726 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara teknologi informasi (X1) dan sistem informasi (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja sumber daya manusia (Y).  Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,526 menunjukkan bahwa proporsi variasi variabel teknologi informasi dan sistem informasi dalam model secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja sumber daya manusia sebesar 52,6% dan sisanya sebesar 47,4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian.

Referensi

[1]     Aditama. 2003. Manajemen Administrasi.  Universitas Indonesia : Jakarta

[2]      Gordon. B. Davis.(2001) Management Information Systm., PT. Prenhallindo Jakarta.

[3]      Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.  Raya Srafindo Pustaka : Jakarta

[4]      Sekaran, Uma (1992), Research Methods for Blusiness : A Skill Buiding Approach, Second Edition, New York : John Wiley and Sons.

[5]      Ramdhani, Neila. (2008), “Model Perilaku Penggunaan IT NR-2007 Pengembangan dari Technology Acceptance Model (TAM)”  http://neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-ontent/uploads/2008/02/neila_buletin-tsm.pdf.  diakses tanggal 8 Januari 2012

[6]      Ruki, Achmad. 2004. Analisis statistik. Refika Aditama: Bandung


Sinkronisasi Data User Antara Sistem Informasi Perpustakaan dengan Sistem Informasi Akademik

Muhammad Nasir

Dosen Universitas Bina Darma

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

Pos-el : nasir@mail.binadarma.ac.id

Abstract : Many ways to use the computer to be able to do remote procedure calls, one of which is using XML-RPC is a simple protocol and can support the distribution of the Internet-standard processing. XML-RPC is a phenomenon in network systems, specification and implementation can make the software work on different operating systems to make procedure calls over the Internet or an intranet. To be able to perform data queries and data transfers on the system to be built, the research done by implementing an XML-RPC on a database of academic information system that is part of university information systems at the University of Bina Darma who provide information about students who are active in the study period to transferred into the library information system, particularly on membership data. This research was done by implementing an XML-RPC by using a database of Academic Information Systems and Library Information System.

Keyword : synchronization, XML-RPC, remote procedure call, database

Abstrak : Banyak cara yang digunakan komputer untuk dapat melakukan remote procedure call, salah satunya adalah menggunakan XML-RPC yang merupakan protokol sederhana serta dapat mendukung distribusi pemrosesan berstandar internet. XML-RPC merupakan fenomena dalam sistem jaringan, spesifikasi dan implementasinya dapat membuat software bekerja pada sistem operasi yang berbeda untuk melakukan procedure call melalui internet atau intranet. Untuk dapat melakukan permintaan data dan transfer data pada sistem yang akan dibangun, dilakukan penelitian dengan mengimplementasikan XML-RPC pada database sistem informasi akademik yang merupakan bagian dari sistem informasi perguruan tinggi di Universitas Bina Darma yang memberikan informasi tentang mahasiswa yang aktif pada masa studi untuk dapat ditransfer ke dalam sistem informasi perpustakaan khususnya pada data keanggotaan. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengimplementasikan XML-RPC dengan menggunakan database Sistem Informasi Akademik dan Sistem Informasi Perpustakaan.

Kata Kunci : sinkronisasi, XML-RPC, remote procedure call, basis data


1.  PENDAHULUAN

Saat ini perangkat lunak sudah dapat tersebar skala dunia lewat internet, dimana terdapat jutaan pemakai yang potensial yang dapat terkoneksi antar pemakai dan aplikasi tersebut memungkinkan dalam melakukan interaksi dengan aplikasi yang telah ada yang berada di platform yang berbeda.

Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Universitas Bina Darma adalah perpustakaan. Dalam menjalankan aktivitasnya, perpustakaan dibantu dengan

pemanfaatan teknologi informasi berupa sebuah sistem otomatisasi layanan, yang dapat membantu dalam proses pengolahan keanggotaan, pengolahan koleksi bahan pustaka serta proses sirkulasi bahan pustaka. Pendataan keanggotaan merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan oleh staf pengolahan data perpustakaan. Pada aktivitas ini dilakukan proses entry data anggota ke dalam sistem sistem informasi perpustakaan, dimana data anggota didapat dari proses pendaftaran mahasiswa menjadi anggota.

Namun pada perkembangannya, pihak manajemen Universitas Bina Darma mengeluarkan kebijakan bahwa pada setiap periode penerimaan mahasiswa baru. Mahasiswa yang melakukan registrasi akan otomatis terdaftar menjadi anggota perpustakaan, sehingga perpustakaan perlu memasukkan semua data mahasiswa baru untuk diregistrasi kedalam sistem perpustakaan. Hal ini berdampak pada banyaknya data yang akan di entry , serta penanganan data dalam jumlah banyak.

Semenjak diberlakukan kebijakan tersebut, langkah yang diambil perpustakaan adalah berkoordinasi dengan pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) selaku pengelola sistem informasi akademik. Disini pihak perpustakaan bekerjasama dengan pihak UPT dalam penyediaan data mahasiswa yang selanjutnya menjadi bahan untuk melakukan entry data kedalam data Keanggotaan. Hal ini dilakukan karena adanya kesamaan beberapa elemen data antara data Mahasiswa di sistem Informasi Akademik dengan data Anggota di sistem informasi perpustakaan. Setelah terdaftar menjadi anggota perpustakaan barulah mahasiswa dapat menjadi anggota dan dapat melakukan transaksi peminjaman bahan pustaka.

Beberapa permasalahan yang muncul dari aktifitas yang dijalankan saat ini antara lain  (1) Bagian pengolahan data perpustakaan melakukan pengisian data keanggotaan dalam jumlah yang banyak serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit. (2) Dalam proses pendataan anggota perpustakaan, dilakukan dengan melakukan entry data yang berasal dari Sistem Informasi Akademik. (3) Tidak adanya sinkronisasi data antara Sistem Informasi Akademik dan Sistem Informasi Perpustakaan, hal ini sangat diperlukan karena adanya beberapa persamaan data yang digunakan pada kedua sistem tersebut.

Agar dapat saling berkomunikasi antara mesin dan sistem operasi yang berbeda diperlukan suatu interface. Salah satu sarana interface yang dipakai adalah dengan menggunakan Remote Procedure Call (RPC), dimana suatu client dapat mengakses program atau web service secara remote pada server. RPC merupakan suatu request dari client ke server aplikasi untuk melakukan operasi atau proses pertukaran data dan server akan mengirimkan kembali informasi yang diminta ke client.

RPC merupakan suatu tehnologi  message-passing programming yang dikembangkan oleh Sun Microsystems dan secara luas dikembangkan oleh Open Software Foundation (OSF) yang mengizinkan melakukan remote aplikasi untuk  mengeksekusi prosedur dan berinteraksi dengan servis yang ada  pada jaringan komputer. Remote Procedure Call (RPC)  merupakan metode yang memungkinkan  pemrosesan client/server pada  platform Microsoft Windows 2000,  Windows NT dan variannya maupun Linux. Implementasi pada Microsoft’s menggunakan kekompatibelan RPC  dengan implementasi-implementasi lain seperti pada IBM AIX, HP-UX, dan Sistem operasi Sun Solaris. (Johnston, 2001)

Dengan diterapkannya proses sinkronisasi data ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu membantu pihak perpustakaan dalam mempercepat proses pendataan keanggotaan perpustakaan melalui aplikasi yang dihasilkan dari penelitian ini khususnya pada proses sirkulasi dan pendataan pengunjung perpustakaan.

Sinkronisasi antar basis data dimulai dengan memproses dokumen XML hasil representasi suatu basis data sumber kemudian membandingkan hasilnya dengan basis data tujuan. Terdapat dua buah dokumen yang akan diproses, yaitu dokumen yang berisi informasi skema basis data dan dokumen yang berisi data itu sendiri. (Riskadewi & Gede Karya, 2004)

Sinkronisasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap sisterm basis data yang digunakan. Sistem manajemen basis data adalah aplikasi perangkat lunak yang menyimpan struktur basis data, hubungan antardata dalam basis data, serta berbagai formulir dan laporan yang berkaitan dengan basis data. Basis data yang dikendalikan oleh sistem manajemen basis data adalah satu set catatan data yang berhubungan dan saling menjelaskan. (Simarmata, 2006)

2. MODEL, ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI

2.1  Model Penelitian

Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model terapan  (action research). Metode ini merupakan metode penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lainnya.

Aktifitas yang dilakukan yaitu melakukan sinkronisasi data antara sistem informasi akademik dan sistem informasi perpustakaan dimana Sinkronisasi antar basis data dimulai dengan memproses dokumen XML hasil representasi suatu basis data sumber kemudian membandingkan hasilnya dengan basis data tujuan. Terdapat dua buah dokumen yang akan diproses, yaitu dokumen yang berisi informasi skema basis data dan dokumen yang berisi data itu sendiri (Riskadewi & Gede Karya, 2004)

Untuk melakukan sinkronisasi tersebut dibutuhkan sebuah software yang diposisikan sebagai software tengah (middleware) yang fungsinya menghubungkan kedua software sistem yang digunakan. Dengan menggunakan middleware ini memungkinkan aplikasi-aplikasi dan pemakai mempertukarkan informasi lewat jaringan-jaringan. Layanan- layanan ini berada di tengah (Middle) diatas sistem operasi dan perangkat lunak jaringan serta dibawah aplikasi tersebar. (Hariyanto, 2004 : 611)

Model Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan berorientasi objek, dimana terdapat beberapa tahapan meliputi spesifikasi kebutuhan, analisis, perancangan dan implementasi sistem. (Hariyanto, 2004:417-419)

Pengembangan sistem sinkronisasi data pada penelitian ini dimulai dengan melakukan kajian terhadap spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Hal ini dilakukan melalui observasi terhadap sistem yang akan disinkronisasi dengan mempelajari  beberapa aktifitas yang dilakukan terhadap sistem tersebut serta  mengetahui data apa saja yang dibutuhkan dalam proses sinkronisasi tersebut.

Dari kegiatan observasi yang dilakukan terhadap sistem informasi perpustakaan yang diterapkan saat ini, sistem tersebut mencakup beberapa aktifitas layanan antara lain pengolahan koleksi bahan pustaka, pengolahan keanggotaan dan pengolahan layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku).

Untuk pengolahan data keanggotaan, diperlukan data yang didapat dari formulir yang diisi oleh mahasiswa, kemudian diverifikasi oleh staf perpustakaan dan selanjutnya memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Data keanggotaan selanjutnya akan berelasi pada aktifitas sirkulasi, dan pada sub sistem presensi kunjungan.

2.2 Analisis

Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis Analisis berorientasi objek, yaitu suatu tahapan dimana kita berusaha mengenali segenap permasalahan yang muncul pada pangguna dengan mendekomposisi use case diagram lebih lanjut, mengenali komponen sistem, objek-objek, hubungan antarobjek, dan sebagainya. (Sutopo, 2005)

Sistem yang dikembangkan penulis pada penelitian ini merupakan komunikasi antara beberapa objek yaitu : server sistem informasi akademik sebagai sumber data dengan client sebagai pengelola proses sinkronisasi serta terhadap sistem informasi perpustakaan sebagai penerima data hasil sinkronisasi. Dengan demikian dapat dideskripsikan aktor dan use case yang terlibat pada sistem ini sebagai berikut :

  1. Aktor, terdiri dari Client sebagai pengelola sistem sinkronisasi, Sistem Informasi Akademik sebagai sumber penyedia data Sistem Informasi Perpustakaan sebagai sistem yang dikoneksikan dengan sistem akademik dan penerima data hasil sinkronisasi
  2. Use Case, terdiri dari Koneksi ke Server SIA (Login), Kirim Request data Mahasiswa Aktif, Menerima Hasil Request, Sinkronisasi Data, Mengirim (Update) data ke Sistem Perpustakaan

Adapun use case diagram untuk sinkronisasi data user antara sistem informasi akademik dengan sistem informasi perpustakaan dapat dilihat pada gambar berikut ini

2.3 Perancangan

Setelah mengidentifikasi aktor dan use case diatas, analisis mulai memfokuskan pada pemodelan struktur antar kelas-kelas. Struktur merupakan ekspresi dari kompleksitas domain masalah, berkaitan dengan tanggung jawab sistem.

Dari diagram use case dan skenario yang dibuat sebelumnya, maka dapat diketahui terdapat beberapa kelas yang terlibat pada sistem ini yang terdiri dari kelas-kelas sebagai berikut :

  1. Kelas Sistem Informasi Akademik (SIA)
  2. Kelas Mahasiswa, yang merupakan pewarisan dari kelas SIA
  3. Kelas KRS, yang merupakan pewarisan dari kelas SIA
  4. Kelas Mahasiswa aktif (MHS_AKTIF)
  5. Kelas Sistem Informasi Perpustakaan (SIPerpus)
  6. Kelas Patron, yang merupakan pewarisan dari kelas SIPerpus

Dari kelas-kelas yang terbentuk pada analisis diatas selanjutnya masing-masing kelas akan berelasi terhadap kelas yang lain. Relasi ini adalah koneksi semantik antar kelas yang memungkinkan suatu kelas mengetahui atribut-atribut, operasi-operasi serta relasi-relasi yang dimiliki kelas yang lainnya. Dengan tujuan saling mengirim pesan (message) antar kelas.

Jika digambarkan, relasi antar kelas yang terbentuk pada sistem sinkronisasi ini sebagai berikut :

Dari gambar diatas terdapat enam kelas, dimana masing-masing kelas berelasi dengan kelas lainnya. Kelas MHS dan KRS berelasi terhadap kelas SIA, dimana keduanya merupakan agregasi dari kelas SIA. Begitu juga dengan kelas patron yang merupakan agregasi dari kelas SIPerpus. Sedangkan kelas MHS_AKTIF berelasi dengan kelas SIA dimana kelas ini memberikan pesan berupa informasi data mahasiswa aktif dan kelas MHS_AKTIF akan mengirimkan pesan kepada kelas SIA berupa data mahasiswa aktif untuk selanjutnya dijadikan sebagai data anggota perpustakaan pada kelas Patron

Pada proses perancangan basis data, terdapat beberapa tabel yang diperlukan untuk melakukan sinkronisasi data user. Tabel tersebut meliputi tabel mahasiswa dan tabel KRS yang berasal dari database akademik, tabel mhs_aktif yang digunakan untuk menampung data sementara hasil request data pada server akademik, dan tabel patron yang berasal dari database perpustakaan.

Berikut ini merupakan struktur tabel-tabel yang berkaitan dengan sistem ini, beberapa tabel tersebut untuk tabel mahasiswa dan krs sudah mengalami penyederhanaan dimana struktur yang disebutkan merupakan item data yang diperlukan dalam proses sinkronisasi.

  1. struktur tabel Mahasiswa
No Field Type Size
1 nim varchar 13
2 nama varchar 30
3 sex Enum
4 temp_lahir varchar 25
5 Tgl_lahir date
6 gol_darah enum
7 institusi varchar 6
8 fakultas char 1
9 Progstudi Char 3
10 alamat varchar 250
11 kd_pos varchar 5
12 kota varchar 25
13 no_telp varchar 12
14 email varchar 25
  1. struktur tabel KRS
No Field Type Size
1 Nim Char 13
3 Sms Char 1
4 Th_akademik Char 9
  1. struktur tabel Mhs_Aktif
No Field Type Size
1 nim varchar 13
2 nama varchar 30
3 sex Enum
4 temp_lahir varchar 25
5 tgl_lahir date
6 gol_darah enum
7 institusi varchar 6
8 fakultas char 1
9 progstudi Char 3
10 alamat varchar 250
11 kd_pos varchar 5
12 kota varchar 25
13 no_telp varchar 12
14 email varchar 25

Struktur tabel Patron

No Field Type Size
1 Id int 11
2 Barcode varchar 13
3 Reg_num varchar 14
4 First_name varchar 50
5 Last_name varchar 50
6 Membership_type TinyInt 4
7 Quota TinyInt 4
8 Status Varchar 15
9 Expired_date Date
10 Sex Char 1
11 Birth_place Varchar 25
12 Birth_date Date
13 Blood_type Char 2
14 Institution Char 1
15 Dept Char 3
16 Major Char 3
17 Acacemic_year Varchar 9
18 Religion Char 1
19 Address Varchar 255
20 Postal Code Varchar 5
21 Phone Varchar 12
22 Email Varchar 50
23 Address_other Text
24 Notes Text

3.  HASIL

Hasil penelitian ini berupa sebuah percobaan penggunaan XML-RPC pada sistem client server, untuk membuktikan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh XML-RPC yaitu dapat diterapkan pada pendistribusian client-server dengan mudah, dikarenakan penggunaan HTTP sebagai transportasi data dan XML sebagai encodingnya, sehingga sistem tidak tergantung pada koneksi yang terus menerus antara client dan server. Client tidak perlu mengetahui di server mana method yang melayani permintaan tersebut berada, karena semua permintaan layanan method tersebut diatur oleh web service. Client hanya perlu mengetahui alamat penyedia layanan web service. Hal ini menunjukan kemampuan interoprabilitas yang dimiliki XML-RPC tinggi dan dapat dilakukan pendistribusian dengan baik.

Sinkronisasi data dilakukan dengan menghubungkan dua aplikasi server web service, yaitu server akademik dan server perpustakaan. Langkah awal dalam proses tersebut dilakukan sesuai dengan permintaan layanan yang dilakukan oleh client yang dikirim melalui http dalam bentuk html (PHP) yang selanjutnnya akan dikelola oleh web server (client  web server). Selanjutnya permintaaan akan dikirimkan ke server akademik melalui http dalam format XML-RPC (PHP).

Dari pesan permintaan layanan tersebut selanjutnya server akademik akan menindaklanjuti permintaan dengan mengambil data dari database melalui perintah query yang selanjutnya akan dikirimkan ke aplikasi web service (middleware). Kemudian aplikasi ini akan mengirimkan data tersebut ke server perpustakaan melalui perintah query.

Dalam penelitian ini juga dilakukan percobaan penggunaan XML-RPC pada sistem client server, untuk membuktikan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh XML-RPC yaitu dapat diterapkan pada pendistribusian client-server dengan mudah, dikarenakan penggunaan HTTP sebagai transportasi data dan XML sebagai encodingnya, sehingga sistem tidak tergantung pada koneksi yang terus menerus antara client dan server. Client tidak perlu mengetahui di server mana method yang melayani permintaan tersebut berada, karena semua permintaan layanan method tersebut diatur oleh web service. Client hanya perlu mengetahui alamat penyedia layanan web service. Hal ini menunjukan kemampuan interoprabilitas yang dimiliki XML-RPC tinggi dan dapat dilakukan pendistribusian dengan baik.

Untuk semua transaksi permintaan client ke server dan respon dari server ke client proses kerjanya sama, yaitu setiap selesai satu transaksi akan selalu kembali ke aplikasi client. Karena itu analisis dan hasil pada penelitian ini tidak dilakukan pada keseluruhan method yang ada, tetapi akan dilakukan pada beberapa proses yang mewakilinya.

Saat client meminta atau mengambil data dari server maka diperlukan inisialisasi objek xmlrpc_client ke XML-RPC server yang akan digunakan. Untuk menganalisis hasil pembacaan data dari server ke client dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi client dan sisi server. Adapun gambaran arsitektur dari sistem sinkronisasi data ini sebagai berikut :

3.1  Pembacaan Data dari Server Melalui XML-RPC

Untuk dapat masuk ke dalam sistem, user harus melakukan login dan memasukan password. Form userid yang dibuat dengan HTML akan dihubungkan ke aplikasi client yang kemudian akan mengirimkan message ke server apakah userid dan password tersebut sesuai. Di bawah ini adalah contoh message client ke server untuk user login.

if ($userid!=”” && $passwd!=””) { $msg=new xmlrpcmsg(‘server.login’,array(new xmlrpcval($userid,”string”), new

xmlrpcval($passwd,”string”)));

Untuk semua transaksi permintaan client ke server dan respon dari server ke client proses kerjanya sama, yaitu setiap selesai satu transaksi akan selalu kembali ke aplikasi client. Karena itu analisis dan hasil pada penelitian ini tidak dilakukan pada keseluruhan method yang ada, tetapi akan dilakukan pada beberapa proses yang mewakilinya.

Saat client meminta atau mengambil data dari server maka diperlukan inisialisasi objek xmlrpc_client ke XML-RPC server yang akan digunakan. Untuk menganalisis hasil pembacaan data dari server ke client dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi client dan sisi server.

3.2  Pembacaan dari Sisi Client

Untuk dapat koneksi client harus mengirimkan requestnya ke server dengan mengirimkan message, xmlrpc_client harus dibentuk untuk melakukan koneksi ($client) ke server seperti contoh berikut :

$msg=new xmlrpcmsg(‘server.carimhsaktifnim’, array(new xmlrpcval($nim, “string”)));

$client=new xmlrpc_client(‘/sinkronisasi/server1.php’, $Lokasi, 80);

Baris pertama merupakan message pelayanan yang diinginkan oleh client. Sekali objek client dibuat, maka harus dapat melewatkan message objek dengan mengirimkannya ke server yang dituju. Message ini dibentuk dalam paket yang berisikan nama dari method yang digunakan (methodcall) dan parameternya. Objek yang digunakan untuk melakukan permintaan ini adalah xmlrpcmsg.

Sedangkan pada baris kedua contoh di atas menunjukan bahwa objek target client pada server pada URL http://lokasi:80/sinkronisasi/server1.php; Jika koneksi berhasil maka client akan mendapatkan respon dari server. Begitu juga jika ada kesalah client akan menerima pesan kesalahan yang dikirimkan server dari paket xmlrpc.inc sebagai library XML-RPC PHP.

Pada contoh di atas nama method xmlrpcmsg yang dikirimkan ke server adalah “server.cariMHSAKTIFnim” yang digunakan untuk mencari nim ($nim) dengan tipe data string pada database. Nama method tersebut harus sesuai dengan method yang ada pada server. Sedangkan objek xmlrpcval berfungsi sebagai tempat semua member dari parameter array misalnya $Valnim yang menunjukan nilai (value) yang diberikan dengan tipe string.

Data yang baca dikirimkan oleh server ke client objek juga dalam bentuk format XML.. Saat data diterima oleh client objek dalam maka data tersebut harus diubah kembali kedalam bentuk semula. Dimana bentuk format XML harus diubah menjadi value dengan menggunakan xmlrpcval dan dimasukan ke dalam form yang telah disediakan pada client.

3.3 Pemanfaatan Data Hasil Sinkronisasi

Setelah proses sinkronisasi data berhasil selanjutnya data yang diperoleh akan dipergunakan pada beberapa modul aplikasi yang ada pada sistem informasi perpustakaan.Adapun beberapa modul tersebut terdiri dari proses registrasi anggota perpustakaan, proses  pendataan pengunjung perpustakaan, proses sirkulasi atau peminjaman dan pengembalian buku serta proses pengurusan surat keterangan bebas pustaka bagi mahasiswa yang akan mengikuti yudisium dan wisuda dimana modul tersebut saat ini sedang dikembangkan oleh staf perpustakaan.

  1. 4. KESIMPULAN

Berdasarkan data serta pembahasan hasil yang dilakukan dalam penelitian ini, berikut ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :

  1. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi sinkronisasi basis data antara sistem informasi akademik dan sistem informasi perpustakaan yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP, DBMS MySQL serta menggunakan teknologi middleware XML Remote Procedure Call
  2. Aplikasi yang dihasilkan mampu melakukan sinkronisasi data sehingga dapat mengatur transformasi data dari kedua sistem yang berbeda dengan menggunakan format XML saat data dikirimkan dan saat diterima data tersebut ditrasformasikan kembali ke bentuk semula, tetapi hal ini tidak signifikan dengan keluwesan dan kemampuan yang dimiliki XML-RPC.

c. Implementasi aplikasi menggunakan XML-RPC pada sistem client server, dapat dibuat menjadi suatu web service yang melayani permintaan client ke server pada sistem yang berbeda serta dapat saling terkoneksi dan menukarkan datanya dengan mudah.

REFERENSI

[1]  Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem

Manajemen Basis Data. Informatika : Bandung

[2]  Johnston, J., 2001., Using XML-RPC, http://www.oreilly.com/catalog /progxmlrpc. Diakses tanggal 25 Oktober 2010.

[3]  Riskadewi.,  Gede Karya.  2004. Representasi dan Sinkronisasi Basis Data Relasional Dengan Dokumen XML. Jurnal Integral. Vol. 9 No. 1, Maret 2004 : Bandung

[4]  Simarmata, Janner, Iman Paryudi., 2006.  Basis Data. Yogyakarta :  Andi Offset

[5]  Sutopo, Ariesto, Hadi, 2005. Analisis & Desain Berorientasi Objek. Jakarta : J&J Learning