Pengaruh Pemberitaan Berita Konflik di Televisi terhadap Prilaku Penonton (Studi pada Mahasisw/i Komunikasi Internasional Fakultas Komunikasi Tahun Ajaran 2008-2009 Universitas Bina Darma terhadap Program Berita Televisi: Konflik Indonesia dan Malaysia.)

By Rahma Santhi. Filed in gado-gado komunikasi  |  
TOP del.icio.us digg

Oleh Ema Apriyani S. I. Kom

Dosen Universitas Bina Darma, Palembang

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

Kindaichiema@yahoo.com

ABSTRAK

Conflict is a sensitive issue around society, that is why mass media must have their own ethic for spreading the conflict news to the people. In Bilateral realtionship like Indonesian and Malaysian case, the conflict issue have a big influences for their country and society. If they cannot managing this issue, it will bring both of country to the chaos condition. Television as a part of mass media have a role to influence they audiences. This research is aim to prove the influence of Conflict News in Television due to Audience Behavior. This is quantitative descriptive research using approach Product Moment that at a final give score 2,57. This value proved that the influence of Conflict News in Television has a strong corellation due to Audience Behavior.

Keyword: News, Conflict, Audience Behavior

ABSTRAK

Konflik merupakan isue yang sangat sensitif disekitar lingkungan masyarakat kita akhir-akhir ini, hal itulah yang menjadi sebab mengapa media harus memiliki etika sendiri dalam hal penyabaran mengenai berita konflik kepada masyarakat. Seperti pada kasus hubungan bilateral antara indonesia dan malaysia,kasus ini memberikan dampak yang amat besar kepada dua negara ini. Apabila masyarakatnya tidak bisa mengkontrol isu tersebut, akan menyebabkan kedua negara dalam pertengkaran. TV sebagai bagian dari media massa memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi penontonnya. Penelitian ini untuk membuktikan mengenai pengaruh isue konflik di televisi terhadap perilaku masyrakat penontonnya, ini adalah penelitian kuantitatif  menggunakan analisa product moment dengn hasil akhir 2,75. hasil akhirnya membuktikan bahwa pemberitaan isu konflik di televisi memiliki korelasi yang besar terhadap perilaku dan sikap penontonnya.

Kata Kunci : Berita, konflik, perilaku penonton


1. PENDAHULUAN

Malaysia dan Indonesia merupakan saudara serumpun yang memiliki keterikatan karakteristik yang sangat kuat dimasa lalu. Sayangnya kini hubungan Indonesia dan Malaysia yang tadinya bagaikan saudara jauh menjadi renggang di picu oleh berbagai macam konflik dan isu. Sekilas memang, seolah-olah konflik yang timbul lebih disebabkan karena kesalahan di antara keduanya dalam membangun dan membina hubungan diplomatik yang konstruktif. Namun jika ditinjau secara lebih komprehensif, muncul dugaan bahwa ada upaya sistematis dan teroganisir untuk menghadapkan kedua negara pada situasi konflik.

Menariknya, perkembangan konflik kedua negara, sedikit banyak disebabkan karena perilaku aktor non-negara (non state actor). Di luar masalah Sipadan-Ligitan, akar masalah konflik seperti Ambalat, pelecehan produk budaya, penghinaan tenaga kerja Indonesia, bahkan sampai dengan pemicu terakhir yakni pelecehan lagu kebangsaan kedua negara merupakan sulutan yang datang dari aktor privat.

Lalu dimana peran media massa sendiri dalam konflik ini. Bedanya iklim bermedia antara Indonesia dan Malaysia juga menjadikan konflik ini disikapi dengan berdeda oleh masyarakat masing masing negara. Malaysia misalnya, dengan pengaturan regulasi yang sangat ketat, maka dengan sendirinya perekembangan atau pemberitaan konflik antara Indonesia dan Malaysia yang sedang terjadi disebarluaskan ke masyarakat dengan takaran tertentu yang tidak memancing reaksi berlebihan.

Hal ini tentu berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Pasca reformasi kebebasan berpendapat dan bermedia memang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Regulasi pemberitaan di masyarakat berjalan dalam hitungan detik. Munculnya banyak media online, dan tehnologi-tehnologi lain yang tak kalah canggihnya dalam menunjang pemberitaan media makin memudahkan masyarakat Indonesia mengakses berita. Kondisi yang sama juga berlaku untuk akses terhadap berita konflik antara Indonesia dan Malaysia.

Mau tidak mu kita harus mengakui peranan Media Massa khususnya Televisi dalam menyebarluaskan berita konflik Indonesia dan Malaysia ke masyarakat luas. Pemberitaan ini tentunya akan mengundang berbagai respon, dari mulai pendapat sampai ke perubahan prilaku atau sikap. Dalam penelitian ini peneliti akan menjelasakan seberapa besar Pengaruh Pemberitaan Berita Konflik di Televisi terhadap Prilaku Penonton.

1.1       Rumusan Masalah

Penelitian ini memfokuskan kepada pembuktian seberapa besar bagaimana Pengaruh Pemberitaan Berita Konflik di Televisi terhadap Prilaku Penonton. Penonton dalam penelitian ini akan diwakilkan oleh Mahasisw/i Komunikasi Internasional Fakultas Komunikasi Tahun Ajaran 2008-2009 Universitas Bina Darma.

1.2 Tinjauan teoritis

Teori Komunikasi

Proses komunikasi adalah sebuah proses sederhana tetapi melibatkan kompleksitas yang tinggi. Semakin besar proses komunikasi yang dialami atau dilakukan maka akan begitu banyak pula pihak pihak yang terkait didalamnya.

Seorang ahli komunikasi Everet M. Rogers yang juga merupakan seorang pakar sosiologi Amerika mengungkapkan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka (Cangara 2008, h:19). Berdasarkan dari pernyataan yang sama maka Rogers kemudian membagi fungsi komunikasi dan tujuan komunikasi menjadi empat yaitu:

  1. to inform
  2. to educate
  3. to entertaint
  4. to persuate

Televisi sebagai Media Massa

“Mass media” atau Media Massa yang merupakan singgkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2008:189).  Lasswell (Effendy, 2005:27) merumuskan tiga fungsi media massa yaitu:

1)            Pengamatan terhadap lingkungan

2)            Korelasi unsur-unsur masyarakat

ketika menanggapi lingkungan

3)            Penyebaran warisan sosial

Kebanyakan orang cenderung mengecilkan dampak dari media massa. Hal ini mungkin di timbulkan oleh perkembangan media massa yang terus mengalami pasang surut selama 50 tahun. Namun pada 50 tahun terakhir, dalam dunia komunikasi terjadi kemajuan komunikasi yang jauh lebih cepat daripada apa yang terjadi selama puluhan ribu tahun sebelumnya.

Seorang peneliti Elihu Katz (Rakhmat, 2005:199) menyatakan :

“Penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai”. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “uses and gratification” (penggunaan dan pemuasan).”

Prilaku

Menurut Freud dalam buku Psikologi Komunikasi (Rakhmat, 2008: 19)

Prilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam keperibadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia pusat instink (hawa nafsu dalam kasus agama).

1.3       Kerangka Pemikiran

Maraknya pemberitaan mengenai konflik Indonesia dan Malaysia disepanjang tahun 2008 tentunya sedikit banyak sudah menimbulkan keresahan di masyarakat. Tak jarang keresahan ini menimbulkan kericuhan yang akan berakhir dengan konflik dan perseteruan. Kondisi ini bertambah buruk dikarenakan kondisi psikologi orang Indonesia sebagai audiens media massa masing sangat pasif dan konsumtif. Mereka mudah dicekoki apa saja terutama oleh isu-isu yang bersifat sensitif.

Oleh karena itu peneliti merancang penelitian ini. Penelitian ini suatu studi korelasional tentang pengaruh tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton. Korelasi adalah metode statistik yang dipakai untuk mengukur asosiasi atau hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif, metode ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2008 :27). Dimana tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia dapat mempengaruhi prilaku penonton, baik prilaku yang negatif dan positif.

Berdasarkan teori disonasi kognitif penelitian yang dilakukan Leon Festinger bahwa jika seseorang mempunyai beberapa keyakinan dan keyakinan tersebut tidak menyenangkan bagi dirinya sendiri, dan mempunyai motivasi untuk menghindari hal tersebut, maka mereka berusaha untuk tidak menghiraukan pandangan mereka yang berlawanan dan mengambil keputusan (West Richard dan Lynn H. Turner, 2008: 136).

Berdasarkan teori diatas maka disusunlah alur pemikiran sebagai berikut:

Prilaku Mahasiswa/i Komunikasi Internasional Fakultas Komunikasi Tahun Ajaran 2008-2009 Universitas Bina Darma

1.4       Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan (Usman & Akbar, 2008: 38).

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :

  1. Ada pengaruh yang cukup kuat antara tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton secara negatif
  2. Tayangan tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi prilaku penonton baik secara positif maupun negatif.

2.         METODOLOGI PENELITIAN

2.1       Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahi keeratan hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel yang bersangkutan (Azwar, 2005:8). Peneliti menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengatahui keeratan hubungan antara tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia dan prilaku penonton.

2.2       Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi 2 (dua) variabel yang terdiri dari 1 variabel bebas (independent variable) dan 1 variabel terikat (dependent variable) , variabel bebas yaitu suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain, variabel terikat yaitu variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar, 2005, 62). Variabel bebas dan terikat pada penelitian ini sebagai berikut:

  1. Variabel bebas                 :

Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia.

  1. Variabel terikat                :

Prilaku mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Universitas Bina Darma Palembang Angkatan 2006.

Tabel 2.1

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator
Tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia  (X)
  1. Emosi (X1)

2. Simpati  (X2)

3. Empati (X3)

  1. Mengetahui emosi penonton saat setelah menonton tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia
    1. Bereaksi dan bertindak setelah menonton.
      1. Menganalisis isi program acara tersebut.

1.  Merasakan keadaan  masyarakat Indonesia saat menonton tayangan tersebut

2. Simpati : menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain.

3. Membayangkan posisi orang lain kepada diri sendiri.

  1. Memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita.
  2. Mengetahui rasa empati penonton setelah menonton tayangan tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia.
Perilaku (Y) 1. Positif

2. Negatif

1. Mampu menganalisa isi dari tayangan tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia

2. Timbul rasa cinta dan ingin mempertahankan budaya bangsa.

3. Lebih bisa menghargai budaya lokal Indonesia

  1. Menunjukkan emosi secara berlebihan karena  ketidaksetujuan kepada perilaku Malaysia.
  2. Kecewa karena dalam tayangan tersebut pemerintah terkesan cuek dan tidak tegas.
  3. 3. Merasa tidak puas dengan kesimpulan pemberitaan televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia.

2.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut :

  1. Kuesioner (angket): Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melalui suatu daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya secara sistematis mengenai suatu masalah yang akan diteliti.
  2. Studi kepustakaan dan dokumentasi, dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat bahan-bahan dan data tertulis berupa buku, artikel internet dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan variabel penelitian.

2.4       Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini  adalah product moment dari Karl Pearson dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 12.00. Dalam penelitian ini, item yang terdapat dalam kuesioner berjumlah 24 item atau pertanyaan, dimana item dari variabel tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia berjumlah 12 item, sedangkan item dari variabel perilaku (Y) berjumlah 12 item.  Adapun hasil yang di dapat dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2  Hasil Uji Validitas Variabel Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia

Butir Instrumen Koefisien

Korelasi

Keputusan
1. 0,507

Valid

2. 0,456

Valid

3. 0,354

Valid

4. 0,399

Valid

5. 0,437

Valid

6. 0,622

Valid

7. 0,511

Valid

8. 0,728

Valid

9. 0,518

Valid

10. 0,334

Valid

11. 0,399

Valid

12. 0,448

Valid

Sumber            :  SPSS versi 12.00

Tabel 2.3 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku (Y)

No.Butir

Instrumen

Koefisien

Korelasi

Keputusan

1 0,572 Valid
2 0,653 Valid
3 0,881 Valid
4 0,881 Valid
5 0,540 Valid
6 0,851 Valid
7 0,775 Valid
8 0,544 Valid
9 0,643 Valid
10 0,757 Valid
11 0,584 Valid
12 0,627 Valid

Sumber : SPSS versi 12.0

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bila koefisien korelasi mencapai 0,3 atau lebih, maka butir instrumen dinyatakan valid.  Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka semua butir dari instrumen variabel X dan variabel Y dinyatakan valid.

Setelah menguji validitas dari 24 item yang telah dinyatakan valid, maka dilakukan uji reliabilitas item. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach pada program komputer SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 12.  Apabila nilai Alpha Cronbach lebih besar daripada 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel.  Adapun hasil yang didapat dari Uji Reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Item Nilai

Alpha

cronbach

Keputusan
Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia. 12 0,717 Reliabel
Perilaku 12 0,751 Reliabel

Sumber            :  SPSS versi 12.00

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,  item  dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar daripada 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas Variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia. (X) menghasilkan koefisien korelasi alpha sebesar 0,717. Sedangkan, uji reliabilitas variabel perilaku mahasiswa (Y) menghasilkan koefisien korelasi alpha sebesar 0,751. Dengan demikian variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan perilaku mahasiswa dapat dikatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat ukur untuk pengambilan data dalam penelitian.

2.5 Teknik Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan rumus korelasi product-moment. Korelasi product-moment ini biasanya digunakan untuk menganalisis hasil penelitian tentang hubungan antara dua variabel dengan gejala ordinal atau gejala interval buatan (Arikunto, 2006: 170) Rumus yang dipakai yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

rxy adalah koefisien korelasi dari product X dan Y

XY adalah product x dan y

X adalah variabel bebas

Y adalah variabel terikat

N adalah jumlah responden

Sumber : metode statistik nonparametrik (Arikunto,2006 : 170).

Metode ini digunakan untuk menentukan besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Besaran variabel itu antara lain :

Kurang dari 0,20 :

Hubungan rendah sekali, lemah sekali

0,21-0,40 :

Hubungan rendah tapi pasti

0,41-0,70 :

hubungan yang cukup berarti

0,71-0,90 :

Hubungan yang tinggi dan kuat

Lebih dari 0,90            :

Hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.

2.5.1    Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2004: 72) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Banyaknya sampel untuk dijadikan respoden studi dialkukan dengan menggunakan rumus Slovin (Kriyantono, 2008:162) yaitu rumus sebagai berikut :

N
1 + N . e²

n =

n = 31

Keterangan :

n    :  Ukuran sampel

N   : Ukuran populasi

e : kelonggraan ketidaktelitian (dalam hal ini 10%)

Maka dari perhitungan rumus di atas terhadap populasi dari seluruh mahasiswa kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma sebanyak 45 orang diperoleh ukuran sampel sebanyak 31 orang.

2.5.2 Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Tipe jawaban yang disediakan disusun dalam bentuk Skala Likert dengan lima alternatif jawaban. Masing-masing alternatif jawaban diberi nilai skala sebagai berikut:

a. Sangat setuju                        : 5

b. Setuju                      : 4

c. Ragu-ragu                : 3

d. Tidak setuju             : 2

e. Sangat tidak setuju   : 1

Apabila pertanyaan merupakan pertanyaan negatif, maka pemberian skor dilakukan secara terbalik.

2.6 Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

  1. Data Primer      : yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek tempat penelitian melalui dari hasil penyebaran angket
  2. Data Sukender : data yang diperoleh tidak secara langsung dan merupakan data pendukung penelitian ini. Yaitu artikel-artikel di berbagai media massa mengenai pemberitaan konflik antara Indonesia dan Malaysia.

3.      PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian ini berada di Universitas Bina Darma dimana Universitas Bina Darma yang merupakan salah satu Universitas swasta di kota Palembang. Universitas Bina Darma memiliki lima lokasi kampus. Lima lokasi kampus yang semuanya berada di jalan Jend. Ahmad Yani, Plaju. Data utama berasal dari mahasiswa Fakultas ilmu komunikasi yang tercatat sebagai mahasiswa kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 orang, Deskripsi data ini dapat dilihat pada tabel, sekaligus interpretasi terhadap data yang ada pada tabel tersebut.

Tabel 3.1 Jenis kelamin responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1

2

Laki-laki

Perempuan

13

18

42

58

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer

Tabel 3.2 Responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi Persentase
1

2

20-22

23-25

45

5

90

10

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

3.2 Analisa Product Moment

Teknik analisa product moment dipergunakan untuk mengetahui dan memastikan apakah terdapat korelasi antara variabel bebas Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan variabel terikat perilaku Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Universitas Bina Darma Palembang.

Berdasarkan hasil tabulasi data seperti pada halaman lampiran, dapat diketahui nilai dari masing-masing adalah sebagai berikut :

X   = 1648

Y  = 1367

X2 = 87534

Y2 = 60805

XY = 2.252.816

Setelah nilai dari kedua variabel diketahui, berikutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel pengaruh Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan variabel Perilaku mahasiswa/i

rxy =

rxy =

=

= 2,57

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi product moment yang diperoleh adalah sebesar 2, 57. Angka ini menunjukkan bahwa korelasi antara varibel pengaruh Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan prilaku penonton lebih dari 0,90. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan antara Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton.

3.3 Kategorisasi Variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan Varibel Perilaku Penonton

.

Tabel  3.3 Emosi

No

Kategorisasi

Frekuensi

(per155 pertanyaan)

Persentase

(per 155 pertanyaan)

1 Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

SangatTidak Setuju

60

85

7

3

0

39

55

5

3

0

2 Jumlah 155 100

Sumber : Data primer

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 155 pertanyaan yang mewakili Emosi (X1) terdapat 39% responden menyatakan sangat setuju, 55% responden menyatakan setuju dan sebaliknya tidak terdapat persentase atau 0% yang menyatakan sangat tidak setuju, hanya 3% yang menyatakan tidak setuju. Di kategori ragu-ragu hanya ada 5% responden.

Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi emosi mereka setelah menonton.

Tabel 3.4 Simpati

No

Kategorisasi

Frekuensi

(per149 pertanyaan)

Persentase

(per149 pertanyaan)

1 Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

62

72

6

3

1

43

48

5

2

1

2 Jumlah 149 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 149 pertanyaan yang mewakili Simpati (X2) terdapat 48% responden menyatakan setuju, 43% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 1% yang menyatakan sangat tidak setuju, hanya 2% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu hanya ada 5% responden.

Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden  lebih dari 80% setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi pembentukan rasa simpati pada mereka.

Tabel 3.5 Empati

No

Kategorisasi

Frekuensi

(per83 pertanyaan)

Persentase

(per83 pertanyaan)

1 Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

14

40

16

10

3

17

48

19

12

4

2 Jumlah 83 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 83 pertanyaan yang mewakili Empati (X3) terdapat 48% responden menyatakan setuju, 17% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 4% yang menyatakan sangat tidak setuju, ada 12% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu terdapat 19% responden.

Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi pembentukan rasa empati mereka. Walaupun jumlah yang setuju tidak sebesar komponen X lainnya, responden yang menunjukkan perubahan empati setelah menonton tayang berita masih lebih banyak dari pada yyang tidak mengalami perubahan empati.

Tabel 3.6 Perilaku Mahasiswa/i (Y)

No

Kategorisasi

Frekuensi

(per364 pertanyaan)

Persentase

(per364 pertanyaan)

1 Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

116

127

48

46

27

32

35

13

13

7

Jumlah 364 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 364 pertanyaan yang mewakili Perubahan Prilaku (Y) terdapat 35% responden menyatakan setuju, 32% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 7% yang menyatakan sangat tidak setuju, ada 13% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu terdapat 13% responden.

Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi prilaku mereka. 20% menyatakan hal sebaliknya dan 13% responden masih ragu akan pengaruh tayangan berita konflik Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku mereka.

Dari beberapa tabel diatas dapat disimpulkan dari jawaban responden bahwa Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan perilaku mahasiswa.

4. KESIMPULAN

  1. Score atau nilai variabel bebas Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan variabel terikat perubahan perilaku mahasiswa/i Kelas Komunikasi Internasional Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma angkatan 2008, berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan perilaku baik secara positif maupun negatif yang ditunjukkan secara signifikan oleh responden.
  2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisa product moment diketahui bahwa korelasi yang terjadi antara pengaruh penayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia terhadap perubahan perilaku mahasiswa/i yaitu hubungan tinggi atau kuat dan dapat diandalkan. Ini mengartikan bahwa tingkat korelasi tinggi dan ada perubahan sikap atau prilaku penonton.
  3. Pada variabel X (emosi, simpati dan empati) responden juga rata-rata menunjukkan nilai yang tinggi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pemberitaan mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia melalui tayangan berita Televisi mengarahkan perubahan emosi, simpati dan empati penonton.
  4. Hipotesa penelitian yang berbunyi “ tayangan program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia mempengaruhi perilaku penonton secara positif dan negatif”, terbukti kebenarannya. Karena dari hasil penelitian dari semua jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden perubahan perilaku yang terjadi setelah responden menonton tayangan Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia begitu tinggi.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Canggara, Hafied, H. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bhakti.

Kuswandi, Wawan. 1996.  Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta Rineka Cipta.

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rahkmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2004.  Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Usman, H & Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.

West, Richard & Lynn, Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Leave a Reply