Corporate social responsibility concept for university can be creative

By Rahma Santhi. Filed in artikel seputar komunikasi  |  
TOP del.icio.us digg

SERIBU BUKU UNTUK ADIKU CONCEPT

SERIBU BUKU UNTUK ADIKKU

SERIBU BUKU UNTUK ADIKKU


Analisis PEST
“Buku adalah jendela dunia”. Kalimat ini tentu sudah biasa terdengar. Dengan membaca, akan diperoleh pengetahuan. Wawasan dan keterampilan pun akan bertambah. Jika buku adalah jendela dunia, berarti kedudukannya penting dalam hidup. Meski sudah diakui sebagai sumber ilmu, membaca buku bagi masyarakat Indonesia belum menjadi kebutuhan.
Kesadaran pentingnya membaca memang masih rendah. Membaca buku wajar dilakukan di sekolah-sekolah. Di luar itu, membaca belum dirasa penting. Masyarakat lebih akrab dengan televisi ketimbang buku. Lihat saja, hampir tiap keluarga memiliki televisi, namun belum tentu mereka memiliki buku-buku bacaan, kecuali pelajaran sekolah. Masyarakat Indonesia lebih banyak membiarkan waktu terbuang. Misalnya, di dalam perjalanan dari rumah ke kantor atau tempat lain sebenarnya banyak peluang untuk membaca, tetapi lebih banyak memainkan telepon genggam atau tidur
Akses untuk mendapat buku terbatas. Kemampuan ekonomi menjadi alasan. Perpustakaan umum bisa dikunjungi oleh para pelajar namun bagi masyakarakat biasa yang tidak / belum bersekolah belum akrab dengan yang namanya perpustakaan.
Dengan melibatkan mahasiswa UMB juga keikut sertaan masyarakat dalam penggalangan buku ini diharapkan dapat menimbulkan rasa solidaritas bersama, saling membangun dan menimbulkan moralitas yang mendalam serta membangun semangat kecintaan akan membaca.

Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
Salah satu faktor suatu bangsa dapat maju adalah tingginya minat baca masyarakat .Dengan adanya minat baca yang tinggi maka seseorang akan selalu merasa haus akan informasi-informasi yang belum diketahuinya
Weakness
Minimnya budaya membaca Bangsa kita adalah persoalan yang sangat krusial, karena menyangkut kualitas kita sebagai manusia yang beradab,berkepribadian,berpendidikan dan berwatak.Rendahnya mutu sumber daya manusia di Indonesia adalah salah satu akibat dari rendahnya minat baca masyarakat.
Selain masih kentalnya budaya lisan bagi masyarakat kita, faktor keterbatasan buku bacaan yang baik dan menarik, keterjangkauan daya beli masyarakat, serta keterbatasan penyebaran bahan-bahan bacaan juga menjadi titik pemicu rendahnya minat baca bangsa Indonesia. Selain itu, slogan untuk menumbuhkan minat baca buku yang dibuat pemerintah seperti: ”Budayakan membaca buku”, ”Buku adalah jendela dunia”, ”Biasakan memberi hadiah buku”, dapat dikatakan masih belum sepenuhnya menjangkau masyarakat, khususnya masyarakat di lapisan bawah, baik yang berada di daerah perkotaan maupun perdesaan, kecuali anak-anak sekolah yang kebetulan mendapat pinjaman buku-buku paket pelajaran dari sekolah. Hal ini berarti bahwa pemasyarakatan minat dan kebiasaan membaca melalui berbagai slogan saja tak cukup, masih perlu dilanjutkan dengan berbagai aksi atau kegiatan-kegiatan konkrit.
Opportunity ( Peluang)
Dari masalah di atas, maka penggalangan “seribu buku untuk adikku” sangat tepatlah dilakukan untuk menambah ketersediaan buku dan mempermudah masyarakat yang kurang mampu dalam memperoleh buku-buku secara gratis yang pada akhirnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan juga diharapkan bagi mereka yang berkelebihan secara ekonomi dapat turut serta berpartisipasi dengan cara menukarkan buku-buku yang ada dengan penggantian berupa merchandise dari pihak UMB.

Threat (Ancaman)
Membaca tidak hanya dipahami memaknai rangkaian huruf, kata, frasa, dan kalimat, namun juga “membaca” dalam arti memaknai rangkaian peristiwa kehidupan multi-dimensi. Akibat intervensi teknologi televisi, bangsa ini melompat dari budaya tutur, ke budaya menonton. Kita tidak sempat membangun budaya membaca. Banyak orang membeli produk-produk teknologi terbaru, namun tidak pernah membaca manual produk-produk tersebut. Banyak instruksi tertulis disebarkan (seperti “dilarang merokok”, atau “dilarang membuang sampah di sembarang tempat”) tidak “terbaca” sama sekali, tidak dipahami, lalu tidak terimplementasikan dengan baik, karena kita menganggap membaca dllaksanakan pada saat ada tugas,ujian dan lain-lain. Menurut Daniel Rosyid’s World berpendapat bahwa bangsa yang miskin adalah bangsa yang miskin gagasan. Dengan kata lain, kurangnya membaca membuat kita menjadi bangsa yang tertinggal di bandingkan bangsa yang lain.

FOR DETAILED PLANING PLEASE UPLOAD THIS FILE :

SERIBU BUKU UNTUK ADIKKU

THANK U AND ENJOY THE CONCEPT

sbua

sbua

Leave a Reply