Home » Uncategorized » Jurnal Psyce

Jurnal Psyce

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGY COPING

PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG

AUTIS DI LEMBAGA TERAPI KOTA PALEMBANG

Dwi Hurriyati

Dosen Universitas Bina Darma Palembang

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang

Pos-el : dee.psy2009@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan strategy coping pada ibu yang memiliki anak autis di Lembaga Terapi Kota Palembang. Hipotesis yang digunakan yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 100 ibu yang memiliki anak autis di Lembaga  Terapi Kota Palembang dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 80 ibu yang didapat melalui teknik simpel random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial dan skala strategy coping. Teknik analisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana.Berdasarkan hasil analisis data penelitian, diperoleh koefisien korelasi r = 0,983 dengan nilai p= 0,000. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

Kata Kunci : Dukungan Sosial dengan Strategy Coping

ABSTRACT

This research was purposed to know the corelation between social support and coping strategy on mothers of children with autism institutions therapy in  city Palembang. Hypothesis used was the existency of relationship between social support and coping strategy on mothers of children with autism institution therapy in city Palembang.

The Population of samples in this research was 100 subjects, with 80 subjects of them taken from simple random sampling technique.Measurement used in this research was social support scale and coping strategy scale. Data analysis used simple regression analysis

Based on research’s data analysis, correlation coeficiency was r = 0,983 and p = 0,000. It showed that there was a corelation between social support and coping strategy on mothers of children with autism at the of therapy in city Palembang.

Keywords : Social support and  coping strategy


PENDAHULUAN

Anak adalah anugerah yang bisa meneruskan regenerasi dan semangat hidup dalam suatu rumah tangga. Anak yang sehat dan cerdas itu idaman semua orang tua. Orang tua ingin selalu menjaga dan merawat dengan sebaik mungkin bahkan selalu memperhatikan perkembangan anak setiap saat. Tetapi semua itu terkadang orang tua tidak melihat kondisi anak. Kebanyakan orang tua tidak bisa terima kenyataan, dengan anak yang pola perkembangannya berbeda dengan anak-anak yang lain. Anak-anak  inilah yang disebut anak berkebutuhan khusus atau anak penyandang autisme.

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi beberapa aspek, bagaimana anak melihat dunia dan belajar dari pengalamannya. Biasanya anak-anak ini kurang minat untuk melakukan kontak sosial dan tidak ada kontak mata. Selain itu anak-anak autisme memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan terlambat dalam perkembangan bicaranya. Menurut Hogan (Yuwono, 2009) autisme merupakan gabungan cacat perkembangan terlihat sepanjang tiga tahun pertama, ini dapat berakibat dalam bentuk bahasa, komunikasi, emosi, behavior, baik keahlian motorik kasar dan sosial interaksi.

Adanya hambatan dalam emosi dan perilaku, menyebabkan anak autisme sulit untuk dirangkul secara emosional, sulit berkomunikasi karena tidak adanya kontak mata, membuat ibu berbicara pada anak, namun anak tidak mengerti dan sebaliknya. Perilaku anak autisme yang hiperaktif juga menjadi salah satu sumber masalah bagi ibu, dimana ibu mengalami kesulitan untuk mengendalikan dan mengontrol perilaku anak autisme tersebut (Nurhayati, 2003).

Beberapa keterlambatan perkembangan pada anak autisme bila di bandingkan dengan anak lain yang sebaya, menuntut adanya penanganan yang lebih intensif oleh ibu yang memiliki anak autisme. Munculnya tuntutan tersebut dapat berpotensi menimbulkan stress bagi ibu yang memiliki anak autisme dan membutuhkan adanya penanganan strategy coping.

Menurut lazarus (Davinson dkk, 2006) coping adalah: bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang ditimbulkannya. Mu’tadin, (2002) juga menambahkan bahwa strategy coping adalah: segala upaya dan usaha baik mental maupun perilaku untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, meminimalis situasi atau kejadian yang penuh tekanan.

Mu’tadin, (2002) mengatakan strategy coping dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, sebagai berikut: (a) kesehatan fisik, (b) keyakinan dan pandangan positif, (c) keterampilan memecahkan masalah, (d) keterampilan sosial, (e) social support dan materi.

Sering mengeluh pada pihak–pihak yang terkait yaitu suami, orang tua, sahabat dan tetangga seperti sulitnya punya anak autisme, lebih enak mengurusi anak yang normal. Bersikap menerima, bersabar, dan bertawakal, terkadang tanpa disadari ibu menangis sambil berdo’a saat tengah malam dalam hati, memohon kepada Allah Yang Maha Esa sehingga diberi kekuatan dalam menghadapi anak autisme dan diberi ketenangan dalam menghadapi hidup ini.

Davison dkk, (2006) Penggunaan coping dengan penghindaran meningkatkan kemungkinan efek stress terhadap emosi dan fisik. Faktor penting lain yang dapat mengurangi efek stress adalah dukungan sosial. Mu’tadin, (2002) juga mendukung bahwa strategy coping dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu dukungan sosial yang meliputi dukungan kebutuhan informasi dan emosional.

Dukungan sosial adalah bahwa suatu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial sebagai fungsionalnya mencakup dukungan emosional mendorong adanya ungkapan, perasaan, memberi nasehat atau informasi, pemberian bantuan material Smart (Kurniawati, 2007).

Sumber dukungan sosial bisa berasal dari suami atau istri, teman atau sahabat. Adapun faktor-faktor dukungan sosial menurut Marcer (Purwandari, 2008) membagi empat faktor dukungan sosial yaitu: (a) dukungan emosional: perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya diri dan mengerti, (b) dukungan informasi: membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberi informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah atau situasi,(c) dukungan fisik: pertolongan yang langsung, seperti membantu merawat anak autisme (d) dukungan penilaian informasi yang menjalankan tentang peran pelaksanaan, bagaimana menampilkan perannya, hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang barhubungan dengan penampilan peran orang lain.

Dukungan ini yang sangat diperlukan bagi seorang ibu yang memiliki anak autisme dimana dukungan sosial merupakan mediator yang penting dalam menyelesaikan masalah ibu yang memiliki anak autisme. Hal ini ibu sangat memerlukan bantuan dari keluarga, teman, terutama suami yang dapat berperan aktif dalam penanganan anak autisme baik secara langsung atau pun tidak, sehingga peran orang-orang terdekat dapat mempengaruhi ibu dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Berdasarkan penelitian Wardani, (2009) yang meneliti tentang strategy coping orang tua menghadapi anak autisme. Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui orientasi strategy coping yang digunakan oleh orang tua untuk menghadapi anak mereka yang mengalami gangguan autisme, bentuk perilaku coping yang digunakan, dan dampak perilaku coping tersebut bagi orang tua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategy coping pada orang tua yang mempunyai anak autisme berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi fokus pada masalah (problem focused coping), sedangkan bentuk perilaku coping yang muncul yaitu aksi instrumen ( instrumental action) yang termasuk dalam fokus pada masalah (problem focused coping) dan pengendalian diri (self-controlling), penolakan (denial), dan berdoa (seeking meaning) yang termasuk dalam fokus pada emosi (emotion focused coping). Dampak positif dari perilaku coping yang dilakukan oleh orang tua yaitu perhatain (exercised caution) dan berdoa (seeking meaning), sedangkan dampak negatif yang muncul diatasi orang tua dengan intropersitiv (intropersitive), negosiasi (negotiation), dan menerima (accepting responbility)

TINJAUAN PUSTAKA

Strategy Coping

Koping berasal dari kata coping yang bermakna harfiah pengatasan atau  penanggulangan mengatasi, menanggulangi (to cope with) atau dengan kata lain coping adalah: bagaimana reaksi orang ketika menghadapi stres atau tekanan. menurut (Siswanto, 2007). Suls dkk (Carole dkk, 2007) mendefinisikan bahw coping adalah mengatur diri sendiri saat sakit, atau memperbaiki situasi yang penuh stres.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi strategy coping menurut  Susman (Santrock, 2003) yaitu: Faktor fisik,  Faktor lingkungan, Faktor kepribadian,Faktor kognitif, Faktor sosial budaya, Faktor strategi penanganan stres

Adapun faktor yang mempengaruhi  strategy coping menurut Mu’tadin, (2002) yaitu: Kesehatan Fisik, Keyakinan atau pandangan positif, Keterampilan memecahkan masalah, Keterampilan social, Dukungan social, Materi

Bentuk-bentuk Strategy Coping Menurut Lazarus dan Folkman (Rustiana, 2003) coping terdiri atas strategi yang bersifat kognitif dan behavioral.

Dukungan Sosial

Menurut Neale dkk (Fausiah dkk, 2006) dukungan sosial adalah: keberadaan para saudara, teman dan kenalan dalam menghadapi stres dapat membantu seorang berhasil menggunakan pokus masalah( problem focused coping) atau pokus emosi (emotion focused coping).

Smart dkk 1994 (Kurniawati, 2007) dukungan sosial adalah: sebagai suatu diantara fungsi pertalian atau ikatan sosial sebagai fungsionalnya mencakup dukungan emosional mendorong adanya ungkapan, perasan, memberi nasehat atau informasi, pemberian bantuan material. Selain itu menurut Gottlieb dkk 1983 (Kurniawati, 2007) juga berpendapat dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasehat verbal atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima

Jocobson (Kurniawati dkk, 2007 ) membagi menjadi tiga faktor dukungan sosial yaitu: Dukungan  emosional (emotional support), Dukungan  kognitif (cognitive support)

Dan Dukungan materi (material support). Menurut Marcer ( Purwandari, 2008) membagi empat faktor dukungan sosial yaitu:  Dukungan emosional, Dukungan informasi, Dukungan fisik dan Dukungan penilain

Neale, Davison & Haag ( Fausiah, 2006) ada dua aspek dukungan sosial yaitu : Dukungan sosial stuktural dan  Dukungan sosial fungsional.  Sedangkan menurut Barrera (Suhita, 2005) terdapat lima aspek dukungan sosial yaitu: Bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, partisipasi social.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara strategy coping dengan dukungan sosial pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variable yang dipergunakan adalah : Variabel Tergantung ( dependent variable ): Strategy coping dan Variabel Bebas ( independent variabel ): Dukungan sosial

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Strategy Coping

Strategy coping adalah usaha yang dilakukan ibu yang memiliki anak penyandang autisme di Lembaga Terapi Kota Palembang dalam menghadapi masalah dengan cara mengurangi, meminimalisir, berupa tekanan yang bersumber dari stressor. Variabel Strategy coping dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala model Likert, yang dibuat sendiri oleh penulis dengan mengacu pada bentuk-bentuk Strategy coping yang dikemukakan menurut Lazarus dan Folkman (Rustiana, 2003) yang meliputi: a. fokus pada masalah (problem focused coping) yaitu: kehati-hatian (exercised caution), aksi intrumen (instrumental action), negosiasi (negotiation) b. fokus pada emosi (emotion focused coping), menghindar (escapism), pengabaian (minimization), menyalahkan diri (self blame), berdoa (seeking meaning).

Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah: pertolongan diberikan pada ibu yang memiliki anak autisme di Lembaga Terapi Kota Palembang berupa informasi, nasehat dimana berasal dari orang-orang terdekat seperti suami, tetangga, saudara dan keluarga dekat yang dapat menimbulkan perasaan dihargai, diperhatikan dan dicintai. Dukungan sosial dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala model Likert yang dibuat sendiri oleh penulis dengan mengacu pada aspek yang mempengaruhi dukungan sosial pada teori Barrera (Suhita, 2005) yaitu bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, partisipasi sosial

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Azwar, (2005) populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian, sedangkan sampel menurut Hadi, (2004) adalah sebagian individu yang diselidiki dan dapat mewakili populasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak penyandang autisme di Lembaga Terapi Kota Palembang. Populasi dalam penelitian ini yang akan dijadikan sampel dengan menggunakan teknik random sampling sederhana yaitu, setiap ibu yang memiliki anak penyandang autisme yang memenuhi karakteristik sebagai populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Usman dan Akbar, 2003).

Adapun karakteristik populasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: Ibu yang memiliki anak autisme yang di Lembaga Terapi Kota Palembang dan Usia ibu sekitar 25 tahun keatas.

Menentukan ukuran sampel table Krejcie dan Morgan (Sugiono, 2005) sebagai berikut :

Tabel 3.1

Distribusi Populasi Penelitian

No

Lembaga

Jumlah

Penelitian

Uji Coba

1

Bina Autis Mandiri

50

40

10

2

Bina Potensi

30

24

6

3

Pelita Hati

20

16

4

Jumlah

100

80

20

Berdasarkan table for determining sample size researc activities Krijcie, dkk (Sugiyono, 2005) jumlah populasi sebanyak 100 ibu yang memiliki anak penyandang autisme maka dapat di ambil sampel sebanyak 80 ibu yang memiliki anak penyandang autisme dengan uji coba 20 ibu yang memiliki anak penyandang autisme.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, adekuat, dan reliabel. Prosedur ini sangat penting karena baik buruknya penelitian tergantung pada teknik pengumpulan data ( Hadi, 2004).

Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Menurut Azwar, (2005) alasan yang digunakan dalam menggunakan metode skala ini yaitu karena subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku atribut yang bersangkutan.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik penskalaan dengan metode Likert yang telah dimodifikasi dengan menggunakan 4 alternatif jawaban,  yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju  (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Alternatif untuk jawaban ragu-ragu sengaja dihilangkan dengan maksud untuk menghindari respon tendensi central effect yaitu jawaban yang cenderung mengumpul di tengah atau kecenderungan pada satu alternatif. Pemberian skor jawaban responden dinyatakan dalam tabel di bawah ini

Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skala pengukuran yaitu skala strategy coping dan skala dukungan sosial .

1. Skala strategy coping

Skala pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala strategy coping. Skala ini disusun oleh penulis berdasarkan bentuk-bentuk strategy coping yang dikemukakan menurut Lazarus dan Folkman (dalam Rustiana, 2003) yaitu coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping)

Skala strategy coping terdiri atas 84 aitem yang terdiri dari 42 aitem Favourable dan 42 aitem Unfavourable yang harus direspon oleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin positif strategy coping yang dilakukan subjek dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin negatif strategy coping yang dilakukan subjek. Dalam tabel di bawah ini akan terlihat distribusi aitem skala strategy coping sebelum uji coba sebagai berikut :

2. Skala dukungan sosial

Skala kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial. Skala ini disusun oleh penulis berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Barrera (Suhita, 2005) terdapat lima aspek dukungan sosial yaitu: materi, fisik, bimbingan, umpan balik, partisipasi sosial.

Skala dukungan sosial terdiri atas 80 aitem yang terdiri dari 40 aitem Favourable dan 40 aitem Unfavourable yang harus direspon oleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin positif dukungan sosial yang dilakukan subjek dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin negatif dukungan sosial yang dilakukan subjek.

Pengujian Alat Ukur

Menyelesaikan penelitiaan ini, penulis terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap alat untuk digunakan dengan melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Terlebih dahulu menguji data melalui uji normalitas dan uji linieritas. Apabila hasil uji diatas menunjukan variabel penelitian memenuhi persyaratan, maka dapat dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi sederhana.. Secara keseluruhan analisis dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer dari Statistical packages for social sciences (SPSS) versi 12.00.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov melalui program Statistical packages for social sciences (SPSS) versi 12.00. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normalitas sebaran data adalah jika p>0,05 sebaran dikatakan normal atau jika p<0,05 maka sebaran dianggap tidak normal.

Berdasarkan analisis normalitas diatas, diperoleh hasil sebaran skor variabel strategy coping adalah KS-Z 0,771dengan p= 0,592 dan dikatakan berdistribusi normal karena p> 0,05. Hasil sebaran skor variabel dukungan sosial adalah KS-Z= 0,812 dengan p= 0,525 dan dikatakan berdistribusi normal karena p>0,05.

2. Uji Linieritas

Melalui uji liniearitas dapat pula diketahui taraf penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Hubungan antara variabel bebas (Y) dan variabel tergantung (X) dikatakan liniear jika tidak ditemukan penyimpangan dari liniear hubungan tersebut. Uji liniear dilakukan dengan teknik analisis varians. Kaidah uji yang digunakan adalah jika p<0,05 maka hubungan antara variabel bebas (Y) dengan variabel tergantung (X) dinyatakan liniear, atau jika p> 0,05 maka hubungan tidak liniear.

Berdasarkan uji linieritas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel strategy coping dan dukungan sosial memiliki F= 2268,094 dengan p=0,000 sehingga hubungan kedua variabel tersebut linier karena p=<0,05.

3. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini diuji dengan analisis regresi sederhana menggunakan bantuan program komputer Statistical packages for social sciences (SPSS) versi 12.00. KKoefisien korelasi antara variabel dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak autis di Lembaga Terapi Kota Palembang adalah (r=0,983;p=0,000atau p<0,01.Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah ” ada hubungan antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

Diketahui R Square R² atau sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel dukungan sosial dengan stategy coping pada ibu yang memiliki anak autis di Lembaga Terapi Kota Palembang adalah 96,7% (R²= 0,967). Hal ini berarti 96,7% strategy coping pada ibu di pengaruhi oleh dukungan sosial. Sisanya merupakan pengaruh dari faktor- faktor yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh koefisien korelasi (r) antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang yaitu sebesar 0,983 dengan p= 0,000 dimana p< 0,01. Hal tersebut menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak  penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

Sumbangan efektif dukungan sosial dengan strategy coping dapat dilihat dari koefisien determinan (R²) yaitu sebesar 0,967. Dukungan sosial dengan strategy coping memberikan sumbangan efektif sebesar 96,7% terhadap strategy coping pada ibu yang memiliki anak  penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang, sementara sisanya sebesar 3,3% lagi adalah aspek yang berasal dari luar dukungan sosial.

Kelompokan subjek dikatagorikan mempunyai strategy coping yang rendah jika skor X< 115 dan tinggi jika skor X >115. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 43 ibu (53,75%) yang memiliki strategy coping yang rendah dan 37 ibu (46,25%) yang memiliki strategy coping yang tinggi. Berdasarkan katagori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu yang memiliki  anak autis di Lembaga Trapi Kota Palembang memiliki strategy coping dengan kata gori rendah.

Selanjutnya kelompok subjek dikatagorikan dalam dukungan sosial yang kurang baik jika skor X<108 dan baik dalam mendapatkan dukungan sosial jika skor X>108. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 80 ibu yang dijadikan subjek penelitian, ada 41 ibu (51,25%) dalam dukungan sosial yang kurang baik dalam mendaptkan dukungan sosial dan 39 ibu (48,75%) yang baik dalam mendapatkan dukungan sosial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ibu kurang baik dalam mendapatkan dukungan sosial pada keluarga terdekat terutama pada suami terhadap ibu yang memiliki anak autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

Adapun hubungan antara strategy coping dengan dukungan sosial dinyatakan oleh Davison dkk, (2006) penggunaan coping dengan penghindaran meningkatkan kemungkinan efek stress terhadap emosi dan fisik. Faktor penting lain yang dapat mengurangi efek stress adalah dukungan sosial. Dukungan sosial yang dimiliki ibu yang memiliki anak  penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang berkorelasi dengan strategy coping pada ibu tersebut. Strategy coping yang dalam penelitian ini tentang dukungan sosial.

Sumbangan setiap aspek dalam dukungan sosial pada  strategy coping ,dimana pada aspek materi memberikan sumbangan sebesar 75.3%, aspek bantuan fisik sebesar 89,5%, aspek bimbingan sebesar 76%, pada aspek umpan balik sebesar 78,8%, dan aspek partisipasi sosial sebesar 78,4%. Sehingga aspek bantuan fisik dalam dukungan sosial yang memberikan sumbangan terbesar pada strategy coping yaitu 89,5%, bahwa bentuk dukungan fisik ini sejalan dengan masalah yang ada pada fenomena.

KESIMPULAN

Berdasarkan urain dan pembahasan pada data terlebih dahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: ada hubungan yang  sangat signifikan antara dukungan sosial dengan strategy coping pada ibu yang memiliki anak penyandang autis di Lembaga Terapi Kota Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.S.2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka  cipta

Azwar. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Pustaka Pelajar.

______2006. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Carole dkk. 2007.  Psikologi Ed ke-9.Jakarta: Erlangga.

Davison dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fausiah dkk. 2006. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: Universitas  Indonesia.

Gusmilizar. 2008. Hubungan Antara coping strategy dengan stres pengasuh pada    ibu yang memiliki anak autis: Bina Darma Palembang.

Hadi. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset.

Kurniawati dkk. 2007. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS Ed pertama. Jakarta: Salemba Madika.

Mitchell. 2006. Peran depresi, social support dan gender keputusan individu atas meninggalkan peran     depresi. Diunduh dalam           laman  http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/17076883 diakses pada tanggal 3 juni 2010.

Mu’tadin. 2002. Strategi Koping. Diunduh dalam laman tanggal   http/ www.e-psikologi.com/ 220702. htm. Diakses pada tanggal 16 Desaember 2009.

Nugraha. 2009. Hubungan Antara Social Support dan stres pada Panderita Penyakait Kusta Kediri :Universitas Negri Malang.

Nurhayati. 2003. Dinamika Psikologi Orang Tua Penderita Autis. Tesis. Fakultas Psikologi. Universitas Muhadiah Malang. Tidak dipublikasik.

Purwandari. 2008. Konseb kebidanaan : sajarah & profesionalisme. Jakarta: Kedokteran EGC.

Rustiana. 2003. Gambaran Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan Perilaku Coping Anak-Anak Korban Kerusuhan Maluku Utara. Tazkiya.

Santrock. 2003. Adolescence: Perkembngan Remaja Ed. 6. Jakarta: Erlangga.

Simon dkk. 2006. The child with special needs anak berkebutuhan khusus mendorong pertumbuhan intelektual & emosional. Jakarta : Yayasan Ayo Main.

Siregar. 2004. Statistik teparan untuk penelitian. Jakarta: PT Grasindo

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep Cakupan dan Perkembangan Yogjakarta: C.Vandi Offset.

Sugioyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung.

Suhita. 2005.   Apa itu Dukungan Sosial?. Diunduh          dalam laman  (http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-dukungan-sosial.html/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2010.

Taylor. 2003. Helth Psychology. 3 th  Edition Boston: Mc.Graw Hill.

Trihendradi.Kornelius.2009. Stab by stab SPSS 16 Analisis data statistik . Jogjakarta: Andi.

Usman dkk. 2003. Metode Penelitian sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Utaminingsih. 2005. Pengaruh Social Support dan Optimisme dengan kecendrungan penggunaan Emotional Focused Coping pada remaja awal (tesis).Diunduh dalam laman

http://www laptunila p-gdl-res-2006-diahutamin-396-2005- lp- pdf- adobe  reader. Lampung: Universitas Lampung. Pada  tanggal 3 juni 2010.

Wardani. 2009. Stratregy Coping orang tua menghadapi anak autis. Tesis. Diunduh          dalam  laman http://etd.eprints.ums.ac.id/6290/Surakarta:Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada  tanggal 3 juni 2010.

Willin. 2008,  Strategi, stres, aktivitas fisik dan tidur pada pasien dengan nyeri dada           tak       diterangkan.      Jurnal.        Diunduh          dalam laman.http://www.lib.umd.edu/drum//biststrem/1903/3316/1umi-umd-3153.pdf . Diakses pada tanggal  3 juni 2010.

Winarsunu. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Yuwono. 2009. Memahami Anaa Autistik (Kajian teori dan empirik). Bandung: Alfabeta, CV.

Zainudin, S.2002. Social Support pada lansia. Di unduh dalam laman. www.e- psikologi.com. Diakses pada tanggal 6 juni 2010 .

Uncategorized

No Comments to “Jurnal Psyce”

Leave a Reply

(required)

(required)