Archive for November, 2012

SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI INDONESIA

Wednesday, November 28th, 2012

Yth teman-teman dosen dan mahasiswa ilmu komunikasi
di seluruh Indonesia.

Universitas BIna Darma, Puskombis Uiv.Mercu Buana Jakarta dan ASPIKOM menyelenggarakan SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI SERIAL 1 PALEMBANG yang akan diselenggarakan pada tanggal 26 februari 2013 di aula kampus universitas BIna Darma Palembang.
keynote speaker :PROF. Dr. H. Burhan Bungin, S.Sos, M.Si

ditunggu partisipasi dan kehadiran teman-teman sekalian..

sensinasi

sensinasi

government relations menurut para ahli

Wednesday, November 28th, 2012

Beberapa asumsi Frank Jenkisn tentang hal yang terkait dengan Government Relations :

q DPR (anggota Dewan juga mempunyai kelompok pe lobby)
q Penting untuk mengadakan pertemuan serta mengenal para anggota DPR terutama yang berkaitan dengan bisnis perusahaan
q Anggota DPR adalah pembentuk opini
q Kalau Anda tidak tahu mereka, jangan salahkan mereka tidak tahu Anda

Definisi Government Relations menurut H. Frazier Moor (1987) :
q Pemerintah, apabila kebijakannya tidak tepat, misalnya di bidang regulasi seperti peraturan peundang-undangan, maka perusahaan akan mengalami perubahan biaya peningkatan yang tidak terduga, perpajakan yang mencekik. Akibatnya perusahaan jatuh pailit. Perubahan undang-undang bisa diprediksi, bisa tidak. Memerlukan keterampilan khusus untuk itu.

Beberapa asumsi Relations menurut H. Frazier Moor (1987) :
q Pemerintah dengan undang-undangnya, bisa melakukan banyak pembatasan bagi perusahaan, misal dengan kebijakan upah minimum, isu monopoli, pengekangan perdagangan, persaingan harga yang tidak sehat, transportasi, promosi dan aspek bisnis lainnya.
q Hampir di setiap jalan bisnis dipengaruhi pemerintah yang menetapkan dan memaksakan peraturan bisnis dan menentukan iklim dimana bisnis harus berfungsi.

packaging produk dan faktor-faktornya

Sunday, November 18th, 2012

FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN

Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

* Faktor pengamanan. Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapatmenjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.

* Faktor ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.

* Faktor pendistribusian. Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

* Faktor komunikasi. Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

* Faktor ergonomic. Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

* Faktor estetika. Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.

* Faktor identitas. Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

* Faktor promosi. Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untukmenarik perhatian konsumen-konsumen baru.

* Faktor lingkungan. Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly), dapat didaur ulang (recyclable) atau dapat dipakai ulang (reusable).

Faktor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapai apbila secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan.

TEORI DAN PENJELASAN MENGENAI SPECIAL EVENT (AJANG KHUSUS)

Thursday, November 8th, 2012

Dalam melaksanakan event / ajang khusus, diperlukan keahlian tertentu dan imajinasi para pelaksananya. tujuannya adalah untuk memberikan kesan yang mendalam bagi setiap khalayak yang terlibat, baik itu audience, oemberi sponsor, maupun si pelaksananya.

banyak perusahaan yang memanfaatkan ajang khusus ini sebagai sarana memperkenalkan produknya kepada khalayak, baik sebagai penyelenggara acara, peserta acara maupun sponsor penyelenggara acara.
Joe Goldblat 2002 dalam (Pujiastuti, 2010) mendefinisikan event sebagai situasi istimewa yang dirayakan dengan rangkaian upacara (perayaan) dan ritual untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tertentu.

Yaverbaum (2000) juga mengemukakan bahwa ajang khusus adalah media publisitas yang efektif karena dpat membantu dalam memasarkan perusahaan dan produk jasa kepada publik. sangat bersifat promosi, serta mampu mendapatkan publisitas banyak dari pihak media massa.

Jim Macnamara (1996) dalam Ruslan (1999) memberikan pengertian mengenai event adalah sebuah ajang yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian dari media, klien, perusahaan, atau produk.

Dorothy (1990) dalam Pudjiatusi (2010) mengatakan bahwa special event is an effective tools of publicity to keep the name of your company ,product, or services before the public. special event used for special purposes such as to increase traffic in your store, to increase product sales, and to improve your company image within your community ir industry.

Davidson’s Theory of event
Davidson and Lemmon proposed a theory of events that had two major conditions, respectively: a causal criterion and a spatiotemporal criterion.
The causal criterion defines an event as two events being the same if and only if they have the same cause and effect.
The spatiotemporal criterion defines an event as two events being the same if and only if they occur in the same space at the same time. Davidson however provided this scenario; if a metal ball becomes warmer during a certain minute, and during the same minute rotates through 35 degrees, must we say that these are the same event? However, one can argue that the warming of the ball and the rotation are possibly temporally separated and are therefore separate events.

INCENTIVE IN MICE means..

Thursday, November 8th, 2012

Since human beings are purposeful creatures, the study of incentive structures is central to the study of all economic activity (both in terms of individual decision-making and in terms of co-operation and competition within a larger institutional structure). Economic analysis, then, of the differences between societies (and between different organizations within a society) largely amounts to characterizing the differences in incentive structures faced by individuals involved in these collective efforts. Ultimately, incentives aim to provide value for money and contribute to organizational success.

aintain fair standards. Even after a piece rate or other incentive standard is fixed, workers may be hesitant to show farmers their full performance potential. A call from a grower will best illustrate what I mean. He expressed the frustration that his employees were earning too much. “I have been thinking of reducing what I pay per grapevine from 32 cents per vine to 28,” he explained. I explained to the grower that the piece rate should not be diminished, that half his crew was apt to leave–the better half–and the other half would never trust him again. “I was just putting you to the test,” the grower retorted. “I reduced the piece rate last week, and half the crew already left …”

Crew members sometimes exert pressure on overly productive coworkers to have them slow down. They fear standards will be increased (i.e., they will have to put in more effort to make the same amount) either now or in future years. A worker described how on a previous job he had been offered $1 per box of apricots picked. When he picked 100 boxes for the day within a few hours the rate was suddenly changed to 50 cents per box. Another worker explained, “If we are making too much on piece rate we are told to also weed, and that reduces our earnings.

Incentives can be classified according to the different ways in which they motivate agents to take a particular course of action. One common and useful taxonomy divides incentives into four broad classes:

Remunerative incentives : are said to exist where an agent can expect some form of material reward — especially money — in exchange for acting in a particular way.
financial incentives
Moral incentives : are said to exist where a particular choice is widely regarded as the right thing to do, or as particularly admirable, or where the failure to act in a certain way is condemned as indecent. A person acting on a moral incentive can expect a sense of self-esteem, and approval or even admiration from his community; a person acting against a moral incentive can expect a sense of guilt, and condemnation or even ostracism from the community.
Coercive incentives : are said to exist where a person can expect that the failure to act in a particular way will result in physical force being used against them (or their loved ones) by others in the community — for example, by inflicting pain in punishment, or by imprisonment, or by confiscating or destroying their possessions.
Natural Incentives : such as curiosity, mental or physical exercise, admiration, fear, anger, pain, joy, or the pursuit of truth, or the control over things in the world or people or oneself.