Nazar

Nazar

Petuah bijak mengatakan janji harus ditepati. Jika dilanggar maka akibatnya bisa macam-macam. Kalau berjanji pada kawan pengaruhnya tidak akan lebih buruk daripada dijadikan objek gossip. Kalau berjanji dengan partner kerja yang menguntungkan, bisa jadi lenyap semua kemakmuran yang sudah didepan mata. Kalau tidak menepati janji pada Allah SWT, sepertinya biasa-biasa saja. Tidak ada yang berubah dari hidup ini. Itu menurut manusia awam. Menurut para kyai dan ahli agama, jangan sekali-sekali melanggar nazar pada Allah SWT, kalau sampai dilanggar rasakan sendiri, lho ya!

Janji kepada Allah SWT, istilah kerennya nazar sering kali dilakukan oleh orang-orang yang bisa dibilang perhitungan. Jika lulus ujian akan puasa Daud satu tahun, jika anak ke lima laki-laki maka akan mengaqeqahi semua anaknya, Jika bisa naik haji tahun ini akan menghafalkan surat Al-Baqarah. Kata-kata “jika” sudah menunjukkan betapa perhitungannya orang-orang yang membuat nazar. Dia akan melakukan sesuatu jika keinginannya dipenuhi oleh Allah SWT. Kalau Allah tidak memenuhi maka sudah dipastikan dia tidak akan melakukan apa yang telah dia nazarkan.

Memang lidah tak bertulang. Hati manusiapun hanya menggunakan perasaan. Kita sering kali dengan mudahnya berjanji. Gampang hati kita bernazar demi kebaikan diri kita. Namun saat mengalami sebuah kesulitan, begitu mudah kita melanggar janji yang kita ikrarkan sendiri. Nazar bukanlah sebuah hal yang bisa kita main-mainkan. Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang. Bukan berarti jika kita tidak sanggup menyelesaikan nazar yang telah kita ikrarkan artinya Allah SWT akan memaklumi kita. Karena pada dasarnya sifat manusia itu pelupa dan punya kemampuan terbatas, nazar sering kali tidak terlaksanakan karena satu dan lain hal. Sering kita dengar dalam ceramah agama ada jamaah bertanya apa hukumnya tidak memenuhi nazar? Jawaban para ulama tentu saja harus seberat apapun cobaannya. Dari pertanyaan tersebut pastilah sebuah nazar yang sepertinya mudah pun bisa jadi susah dilaksanakan karena memang namanya nazar. Hubungan yang langsung kepada Allah SWT. Selalu ada syaitan yang akan berusaha menghalang-halangi hati kita untuk menunaikan kewajiban kita kepada Allah.

Kita mungkin pernah coba-coba untuk bernazar dengan sebuah hal yang kita rasa mampu ditunaikan. Ketika sudah terjadi, bagaimana rasanya? yang dulunya mudah, sepertinya syaitan memang membuatnya jadi mudah. Puasa senin kamis yang biasa dilakukan dengan istiqomah. Tapi saat harus konsekuen puasa Daud selama setahun penuh malah jadi sakit-sakitan. Begitulah iseng-nya syaitan. Dia akan mencari celah dimana manusia bisa dirangkul menuju neraka bersamanya. Begitulah nazar, kalau sudah diikrarkan coba saja dilanggar. Tapi tanggung sendiri akibatnya.

Nazar adalah janji langsung kepada Allah SWT, Sang Pemilik Hidup Manusia. Kalau berjanji kepada manusia balasannya akan langsung kita rasakan di dunia. Kalau berjanji kepada Allah maka balasannya bisa di dunia atau di akhirat, itu tergantung pada Allah SWT

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *