BERBAGI DALAM ISLAM

INDAHNYA BERBAGI

INDAHBERBAGI“Kesejahteraan” tidak saja dimaknai atas sejahteranya pribadi seseorang dalam menjalani hidup ini, akan tetapi kesejahteraan yang sesungguhnya adalah terlihat dalam kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk peduli terhadap sesama. Karena dalam nilai-nilai kemanusiaan, kebahagiaan yang di dapatkan oleh manusia tidak hanya dari sesuatu yang bersifat materi, tetapi ada yang lebih membahagiakan dari itu, yaitu kepuasan hati. Ada kepuasan tersendiri dalam diri kita saat kita dapat berbagi kepada orang lain dengan memberi dari apapun yang kita miliki. Namun, jangan sampai kepuasan hati itu membawa diri kita terjatuh dalam lembah kesombongan. Pada titik akhirnya kita harus menyadari dengan hati nurani yang terdalam bahwa semua yang kita miliki dan kita berikan itu adalah titipan Allah semata, bukan sebenarnya milik kita. Maka hati kita pun tertunduk kepada Allah dengan segala kerendahan. Kemahamuliaan Allah-lah yang membuat kita mendapatkan balasan yang terbaik di sisi-Nya atas segala amal shalih kita. Di situlah letak indahnya keikhlasan.

Allah SWT mengingatkan kita dalam Al-Qur’an bahwa keshalihan pribadi seseorang dalam kekhusyu’an beribadah kepada Allah belum bisa membuatnya mendapatkan keberuntungan sebelum kita mau peduli terhadap sesama kita. Hal ini bisa kita renungkan dalam firman-Nya, “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makanan orang miskin. Maka kecelakaanlah untuk orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan menolong dengan barang yang berguna.” (QS. Al-Ma’un ayat 1 – 7).

Oleh karena itu, dalam Islam Allah SWT mensyariatkan Zakat, Infak dan Shodaqoh. Dalam banyak ayat Al-Qur’an Allah SWT seringkali menggandengkan antara ibadah sholat dengan kewajiban zakat, terhitung ada 82 ayat. Salah satunya adalah, “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 110). Betapa pentingnya kesejahteraan sosial untuk ditegakkan dengan terlaksananya kewajiban zakat dan tentu dengan pengelolaan yang baik, sampai-sampai Khalifah Abu Bakar Shiddiq ra. memerangi orang yang enggan membayar zakat pada masanya, begitulah seharusnya peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

Di samping kewajiban zakat, Allah SWT menggugah hamba-Nya untuk melakukan Infak dan Shadaqoh sebagai penopang kesejahteraan dan keseimbangan sosial masyarakat. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah saw mengajak kita untuk peduli terhadap sesama. “Barangsiapa meringankan kesusahan seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim).Harta kita yang merupakan titipan Allah, tentu kita tidak menginginkan jika ia menjadi adzab dan pembakar kita di neraka sebagaimana diterangkan dalam surat At-Taubah ayat 34 – 35. Jika kita menyadari bahwa harta kita itu sesungguhnya milik Allah semata, maka semestinya kita pergunakan harta itu sesuai petunjuk Allah SWT. Allah SWT mengingatkan bahwa pada harta kita itu ada hak bagi mereka yang tidak mampu, “Dan pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariyat : 19).

Namun, mesti kita yakini bahwa apapun yang kita berikan dengan ikhlas pada hakikatnya ia akan kembali kepada diri kita sendiri, sebagaimana Allah janjikan dalam ayat-Nya, “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS.Al-Baqarah : 272).

Harta yang kita zakatkan, yang kita infakkan atau yang kita shodaqohkan, pada hakikatnya ia bagi diri kita sendiri, manfaatnya akan kembali kepada kita baik berupa kebaikan-kebaikan di dunia maupun pahala surga yang Allah sediakan di Akhirat. Di antara manfaat dan keutamaan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) yang dijelaskan dalam hadits-hadits adalah : menghapuskan kesalahan seorang hamba, orang yang besedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat, sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani, sebagai penolak berbagai macam bencana dan musibah, orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari, orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, Shadaqah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Shadaqah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran, dll.

Dari sederet manfaat dan keutamaan yang dijelaskan oleh Allah dan Rasulnya, barangkali ayat berikut ini dapat mewakilinya :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang  yang menafkahkan  hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan bagi orang yang Ia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Qs. al-Baqarah: 261).

Ketika kita menyadari dan tergugah dengan manfaat dan keutamaan Zakat, Infak dan Shodaqoh tersebut kemudian kita melakukannya dengan sadar dan ikhlas, maka pada saat itulah kita akan merasakan indahnya berbagi dengan yang lain.(Sumber:Segarkan Iman.nn)

 

This entry was posted in AGAMA. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *