BISNIS

  • Lingkungan Bisnis Kontemporer

Wahjudi Prakarsa (1994) menyatakan bahwa perubahan lingkungan usaha yang berlangsung sejak dasawarsa 1980-an telah membawa dampak yang sangat besar terhadap misi dan strategi perusahaan. Perubahan yang didorong revolusi informasi dan komunikasi membuat para konsumen menjadi makin menuntut.

Selanjutnya, perubahan ini telah megubah fungsi obyektif perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tidak lagi ditentukan oleh fungsi obyektif yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, karena fungsi obyektif tersebut pada hakekatnya hanya merupakan akibat, bukan sebab, dari aktivitas penciptaan nilai tambah. Fungsi obyektif perusahaan kini diarahkan pada kepuasan pelanggan.

Perubahan Paradigma Organisasi dan Manajemen

Pada era revolusi industry, kemajuan teknologi produk dan proses menyebabkan terjadinya perubahan sifat produksi dari produk satuan menurut pesanan berturut-turut ke small batch products, large batch product dan akhirnya ke commodity products. Sejalan dengan perkembangan teknologi produk dan proses terjadi pula perubahan secara bertahap terhadap konsumen. Konsumen secara bertahap pula menjadi makin rewel walaupun belum pada tingkatan yang relative tinggi. Dengan kata lain terjadi perubahan dominasi pasar secara bertahap dari sellers market ke buyers market.

Pada era revolusi informasi perubahan dominasi pasar akan berlanjut karena pasar akan makin didominasi oleh para konsumen yang makin demanding aau cerewet, yang tidak puas dengan barang produksi missal. Dengan demikian terdapat kecenderungan proses produksi masa berbalik arah berturut-turut ke large batch product, small batch product, bahkan ke custom product.

Beberapa perbedaan penting tentang perubahan pasar dan sifat produksi pada Era Revolusi Industri dan Era Revolusi Informasi, tampak pada table sebagai berikut :

 

Perubahan Pasar Dan Sifat Produksi Pada Era Revolusi Industry Dan Era Revolusi Informasi

Era Revolusi Industri Era  Revolusi Informasi
Evolusi dan custom product, small batch products, large batch products dan akhirnya commodity products. Perubahan dari commodity products ke large batch products, small batch products dan akhirnya kembali ke custom products.
Kecenderungan untuk melakukan vertical integration (administrative hierarchies) Kecenderungan kea rah mekanisme pasar (market mechanism)
Konsumen belum begitu cerewet Konsumen cenderung makin cerewet
Big is beautiful Small is beautiful
Product life cycle relative panjang Product life cycle makin pendek
Persaingan dalam skala nasional dan internasional Persaingan dalam skala global GATT, APEC

Teknik Manajemen Kontemporer

Para manajer biasanya menggunakan teknik-teknik berikut ini untuk mengimplementasikan strategi perusahaan dalam mencapai keberhasilan pada faktor-faktor keberhasilan kritis seperti :

  • Benchmarking,adalah proses identifikasi factor keberhasilan kritis (critical success factors),mempelajari tentang praktik-praktik yang pernah dilakukan oleh perusahaan lain dan kemudian mengimplementasikan perbaikan dalam proses perusahaan untuk kinerja yang sama dengan para pesaingnya.
  • Total Quality Management (TQM),adalah teknik manajemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan.Upaya ini meliputi peningkatan funsional produk,kehandalan,ketahanan dan kemudahan produk untuk diperbaiki
  • Continous Improvement,adalah konsep kaizen di Jepang yang dilakukan manajemen untuk melakukan perbaikan kuaitas dan factor-faktor keberhaasilan kritis.PErgeseran paradigm ke perbaikan berkelanjutan disebabkan oleh semakin terbulennya lingkungan bisnis dan persaingan semakin ketat yang dihadapi perusahaan.Oleh karena itu,personel perusahaan dituntut untuk senantiasa memiliki keyakinan dasar yang membimbing mereka untuk melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap system dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi costumer.
  • Activity-Based Costing (ABC),adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas guna meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya .Teknik manajemen dengan paradigm baru (ABC) didesain untuk semua jenis perusahaan, baik perusahaan manufaktur,perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Di masa mendatang, ABC akan mejadi system informasi yang berpotensi besar sebagai alat pemantau rencana yang efektif karena informasinya dijadikan dasar untuk mengelola aktivitas.
  • Activity-Based Management (ABM),adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas gna meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen.ABM memiliki dua dimensi yaitu :
  • Dimensi biaya,bermanfaat memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas ,produk dan pelanggan.
  • Dimensi proses,bermanfaat memberikan informasi tentang aktivitas apa saja yang dilakukan,mengapa aktivitas itu dilakukan dan seberapa baik dilakukan.
  • Reengineering,adalah teknik manajemen untuk melakukan rekayasa ulang fungsi organisasi dan manajemennya untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Di era kompetisi global,banyak perusahaan melakukan rekayasa ulang sebagai paya untuk menurunkan biaya operasional dan biaya manajemen.
  • Theory of Constraint (TOC),adalah strategi untuk membantu perusahaan scara efektif meningkatkan factor keberhasilan kritis yang sangat penting seperti identifikasi dari eliminasi kesenjangan dalam proses produksi
  • Mass Custimization,adalah manajemen dimana pemasaran dan proses produksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari pengiriman produk pemesanan dan jasa kepada pelanggan.
  • Target Costing,adalah teknik manajemen untuk melakukan reduksi biaya produk agar harga kompetitif dan perusahaan sudah mendapatkan laba yang diinginkan. Formula untuk target biaya = harga yang ditentukan pasar-laba yang diinginkan.
  • Life-Cycle Costing,adalah teknik manajemen untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selamasiklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi :
  • Riset dan pengembangan
  • Desain produk termasuk membuat prototype, menerapkan target costing dan pengujian
  • Produksi,inspeksi,pengepakan dan penggudangan
  • Pemasaran, promosi, dan distribusi
  • Pelayanan pelanggan

 

  • Balanced Scorecard,adalah teknik manajemen untuk melaporkan informasi stratejik baik yang bersifat keangan dan non keuangan yang memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kompetitif. Ada empat pespektif dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yaitu :
  • Perspektif keuangan
  • Perspektif pelanggan
  • Perspektif proses bisnis internal
  • Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

 

This entry was posted in BISNIS. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *