PENDERITAAN

PENDERIATAAN

Kita ketahui bahwa hidup ini tidak mudah, sebagian orang merasa lebih banyak sedih daripada senang dan bahagia. Apakah lebih menguntungkan banyak sedih ataukah banyak bahagia? Pandangan orang awam, lebih menguntungkan banyak bahagia ketimbang menderita. Padahal dalam tuntunan islam lebih menguntungkan banyak mendapatkan penderitaan daripada banyak mendapatkan kebahagiaan. Mengapa?

Karena orang yang menderita, saat itu sedang mendapatkan limpahan pahala tanpa harus beramal. Tanpa beramal kecuali amalan batin dan amalan lahir yang ringan. Amalan batin yang ringan adalah sabar sedangkan amalan lahir yang ringannya adalah berdoa.

Keuntungan yang diperoleh oleh orang yang menderita adalah:

  1. Gugurnya dosa, tanpa harus taubat dari dosa tersebut

Dosa itu berguguran hanya dengan menderita, baik penderitaan lahir ataupun batin.
Contoh penderitaan batin: sedih, resah, gelisah, dihina orang, kecewa.

Walaupun penderitaannya hanya seperti itu, dosa-dosa kita berguguran dengan jumlah yang sama dengan kadar penderitaan kita.Makin menderita makin banyak dosa yang gugur. Darimana kita tahu?

Berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim yang artinya :

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah menimpa seorang mukmin kelelahan, sakit, keresahan, kesedian dan penderitaan sampai ada duri yang melukai kulitnya,  kecuali semua itu Allah mengampuni dosa orang tersebut karena penderitaannya tadi.

Abdullah bin Mas’ud ra berkata:

Aku masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau saat itu sedang mengalami sakita kepala, pusing pening. Lalu aku berkata, ya Rasul kelihatannya engkau sedang sangat-sangat pening, kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ya aku merasakan pening kepala seperti rasa pening yang dialami dua kali lipat yang biasa engkau alami. Lalu Abdullah bin Mas”ud berkata, kalau begitu engkau (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) mendapatkan dua pahala ya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau menjawab, ya seperti itu, tidaklah seorang muslim ditimpa suatu penyakit atau tertusuk duri bahkan yang lebih kecil daripada itu kecuali dengan hal itu Allah akan mengampuni dosanya dan digugurkan kesalahan-kesalahanya sebagaimana sebatang pohon menggugurkan daun daunnya. Hadist ini diriwayatkan oleh imam Bukhary dan Muslim dengan sanad yang shahih.

Jadi berdasarkan penjelasan hadist tadi maka, setiap penderitaan hidup, kesulitan, kesengsaraan, kemiskinan akan menggugurkan dosa-dosa kita.

  1. Pahala yang besar, tanpa harus berbuat, tanpa harus beramal, cukup dengan bersabar menerima penderitaan ini, maka pahala mengalir dengan jumlah yang tidak terkira.

Allah berfirman, dalam surat Az-Zumar ayat 10 yanga artinya:

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Terlebih musibah tersebut berupa kehilangan kedua matanya yang sangat dicintai.

Dalam hadist qudsi Allah berkata:

Kalau Aku menguji seorang hamba dengan kedua matanya, (maksudnya dibutakan) lalu dia bersabar maka aku ganti kedua mata tersebut dengan surga.

Jadi ternyata selain dosa gugur, pahala juga nambah. hal itu diberikan jika seseorang menderita, yang hal ini tidak diberikan kepada orang yang senang.

  1. Doa makbul.

Ketika menderita kita berdoa, jangankan orang mukmin, orang kafirpun akan dikabulkan doanya oleh Allah.

Dalam Al Quran disebutkan ketika orang-orang musyrik berlayar di lautan dan diombang ambingkan oleh gelombang, dalam keadaan seperti itu mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan doa tersebut hanya kepada Allah. dan ketika Kami selamatkan mereka kembali ke darat, tiba2 mereka musyrik lagi.

Ayat ini menunjukkan bahwa doa orang musyrik ketika ditimpa musibah akan dikabulkan, apalagi orang muslim.

Dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:  Doa orang yang didholimi, dianiaya itu makbul meskipun orang tersebut banyak dosa.

Dalam hadist lain juga disebutkan bahwa: Takutlah kamu kepada doanya  orang-orang yang didholimi karena tidak ada penghalang antara dia dan Allah ‘Azza wa Jalla meskipun dia orang kafir.

Ternyata dari keterangan-keterangan tadi kita ketahui bahwa orang yang sedang menderita doanya dikabulkan oleh Allah

Berdasarkan hal-hal tersebut kita mengetahui keuntungan yang dialami oleh orang yang menderita, dosa diampuni, pahala nambah dan doa makbul

  1. Penderitaan merupakan bukti Allah mencintai orang itu

Dalam hadist hasan berikut yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi disebutkan: Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya ujian. Semakin besar ujian, semakin besar pahala. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai seseorang maka Allah akan memberikan ujian kepada hamba tersebut. siapa yang ridho dengan ujian tersebut maka Allah akan ridho kepadanya dan siapa yang marah, murka dan kecewa dengan ujian tersebt maka Allah akan marah kepada orang tersebut.

Hadist ke 2 riwayat imam Bukhary.Siapa orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memberikan musibah kepada orang tersebut.

Jadi musibah tersebut merupakan tanda bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada orang yang menerima musibah tersebut.

sholeh Hadist dari imam Ahmad, Orang yang paling hebat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang orang, kemudian orang-orang dibawah itu dan kemudian dibawah itu. Seseorang diuji berdasarkan kadar agamanya, jika agamanya kuat dan mantap maka akan ditambah hebat ujiannya, dan jika agamanya kurang maka kurang pula penderitaanya.

Karena penderitaan itu mengurangi dosa, Allah banyak memberikan penderitaan kepada orang-orang yang dicintainya, dengan penderitaan itu dosa orang-orang tersebut hilang dan menghadap Allah dalam keadaan bersih dari dosa

Oleh karena itu sebelum meninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menderita, para sabahat dan para ulama juga menderita waktu sakaratul maut. Banyak orang kafir matinya enak, orang-orang menyatakan bahwa orang tersebut kembali dengan tenang.

Kalau orang kafir tersebut tidak menderita sebelum meninggal berarti dosanya utuh, tidak terhapus sedikitpun. Nanti di alam kubur dan akhirat dibalas dengan tambah dasyat.

Maka kesabaran merupakan sesuatu yang menghasilkan pahala yang besar dan menggugurkan dosa dengan jumlah yang besar sebanding dgn penderitaan yang dialami.

  1. Orang yang menderita dan sabar akan memperoleh ma’iyyatullah (penyertaan Allah)

Allah menyertai orang yang sabar. InnAllaha ma’a shobiriin. Penyertaan disini maksudnya adalah menolong, membantu, melindungi, menguatkan, mengokohkan.

Menyertai disini ada 2:

  1. Menyertai secara umum, (maiyyah ‘ammah)  seperti dalam ayat “wahuwa ma’akum aina ma kuntum”

Menyertai disini artinya melihat, mengawasi, mengetahui, termasuk terhadap orang-orang kafir. Allah juga menyertai orang-orang kafir.

  1. Menyertai secara khusus kepada orang-orang sabar, orang-orang beriman. Allah menyertai dengan menolong, membantu, melindungi, menguatkan, mengokohkan (InnaAllaha ma’a shobiriin)
  2. Orang yang sabar akan memperoleh sholawat, rahmat dan hidayah dari Allah

Dalam surat Al Baqarah ayat 156 dan 156 yang artinya:

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (hidayah)

Yang dimaksud sholawat dari Allah kepada seorang hamba maksudnya pujian Allah kepada orang tersebut dihadapan para malaikat. Ini menunjukkan bahwa sabar adalah amalan yang hebat, oleh karena itu dipuji oleh Allah.

Keuntungan kesabaran dalam menerima musibah adalah: gugur dosa, pahala bertambah, doa dikabulkan, dicintai Allah, disertai Allah, mendapatkan sholawat, rahmat, hidayah dan lain-lain

Dan pada hari kiamat kesabaran akan menjadi cahaya yang meneranginya.

Dalam hadist diriwayatkan oleh imam muslim:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, kebersihan adalah setengah dari keimanan, Alhamdulillah memenuhi timbangam, Subhanallah dan Alhamdulillah dua-duanya akan memenuhi antara langit dan bumi, sholat adalah cahaya, shodaqoh adalah penjelas, sabar yang akan menerangi (dengan cahaya yang terang benderang)

Dalam surat At-Tahrim ayat 8:

“Cahaya-cahaya orang-orang mukmin menerangi di depan dan dibelakang mereka. mereka berkata sempurnakan cahaya-cahaya kami

Dalam kegelapan Akhirat, kesabaran akan menjadi cahaya bagi mereka (orang-orang beriman).

Maka jika ada orang yang selama di dunia senang terus maka dosanya akan utuh, tidak digugurkan, pahala tidak ada tambahan.

Banyak sahabat lebih memilih menderita daripada bahagia. Seorang sahabat pernah berdoa “Ya Allah sakitkan saya seumur hidup, tetapi jangan sampai sakit yang saya alami menghalangi untuk 3 hal: berjama’ahh ke masjid, jihad di jalan Allah dan haji”

Suatu saat Abdullah bin Abbas sedang berkumpul dengan sabahat-sahabatnya.

Dia berkata: Maukah kalian aku tunjukan wanita ahli surga? wanita yang hitam ini dulu  datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wanita tersebut berkata, ya Rosul aku adalah seorang yang mempunyai penyakit epilepsi, pada saat kambuh auratku sering terbuka, tolong doakan aku agar Allah menyembuhkan aku. maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, kalau engkau mau sabar dengan penyakitmu ini, maka engkau akan mendapat surga, tetapi kalau engkau mau, aku akan mendoakanmu untuk sembuh. Wanita tersebut memilih sabar dan meminta didoakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar saat penyakitnya kambuh tidak terbuka auratnya.

Hal ini menunjukan bahwa dalam penderitaan ada jaminan surga asalkan bersabar.

Contoh ke -3: Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu’anhu suatu ketika sakit, dijenguk oleh teman-temannya. Mereka berkata,maukah aku panggilkan bagimu seorang thobiib (dokter)?, Abu Bakar menjawab sang thobiib telah melihat aku. Kawan-kawannya bertanya, apakah yang dikatakan thobib tersebut? Abu Bakar menjawab, Thobiib itu mengatakan, Aku maha pelaksana apapun yang Aku kehendaki. (yang dimaksuh thobib oleh abu bakar adalah Allah)

Orang-orang sholih lebih memilih menderita daripada senang. Karena dalam penderitaan banyak sekali keuntungan yang Allah tidak berikan kepada orang yang senang. Asal dengan syarat sabar bagi yang mengalaminya penderitaan tersebut.

Bagaimana manisnya dari sebuah kesabaran dapat kita simak dalam kisah berikut yang dikutip oleh iman adz dzahabi dalam kitab Al kabaair dalam bab nuzuznya seorang istri

Seorang laki-laki sholeh memiliki istri yang tidak sholeh (yang bawel, cerewet, tidak qonaah, tidak sabar, banyak menuntut, mencela, menghina dan berani kepada suami).

Orang laki-laki tersebut mempunyai saudara laki-laki yang tinggal di kota lain yang setiap tahun menjenguknya. Suatu hari saudara tersebut ingin berziarah kepada orang laki-laki tersebut, setelah mengetuk pintu, terdengar suara istri laki-laki tersebut dari dalam pintu yang mencela dan mendoakan kejelekan suaminya. Tiba-tiba dari atas bukit suaminya terlihat membawa kayu bakar diatas punggung seekor singa.

Tahun berikutnya si tamu datang lagi dengan mengetuk pintu. Terdengar dari dalam pintu sambutan dari istri laki-laki tersebut dengan ramah, lembut dan ucapan doa-doa kebaikan untuk suaminya. Si tamu merasa takjub dengan keramah tamahan wanita tersebut. Kemudian datangnya suaminya dari atas bukit dengan menggendong kayu bakar tanpa seekor singa.

Sebelum tamu tersebut pulang dia bertanya kepada laki-laki tersebut. wahai saudaraku, tahun yang lalu ketika aku datang aku mendengar wanita yang buruk lisannya dan banyak mendoakan kejelekan kepadamu dan aku melihat engkau datang dengan kayu bakar dipunggung singa yang singa tersebut tunduk kepadamu dan engkau tunduk kepada istrimu. Dan tahun ini ada sesuatu yang ajaib, aku melihat seorang wanita yang berakhlak mulia tetapi aku melihat engkau datang dengan memikul kayu bakar di punggungmu tanpa seekor singa.

Laki-laki tersebut menjawab, wahai saudaraku, istriku yang buruk akhlaqnya tersebut sudah mati. Dulu aku sangat menderita dengan keburukan akhlak istriku dan aku sabar atasnya lalu Allah menaklukan singa besar untukku seperti yang engkau lihat di tahun yang lalu. kemudian aku menikah lagi dengan seorang wanita yang berakhlak mulia, aku tidak perlu bersabar dengan kejelekan akhlaq istriku yang sekarang, karena itu pula singa yang dulu tunduk kepadaku, sekarang pergi entah kemana sehingga aku harus memikul sendiri kayu bakar dipunggungku tetapi aku berbahagia dengan istriku yang sekarang ini.

Oleh karena itu kesabaran akan berbuah manis di dunia apalagi di akhirat. Inilah penjelasan kiat menjalani problema hidup yaitu sabar yang akan melahirkan banyak kebaikan yang tidak Allah berikan kepada orang yang berbahagia.( Sumber :Ditulis dari kajian Ustadz Abu Haidar 18 October 2012 – KBRI muscat Oman)

 

 

This entry was posted in BUDAYA ORGANISASI. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *