Jurnal MBIA

SENTUHAN KEMANUSIAAN DALAM BUDAYA KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN  MOTIVASI KERJA PADA

STAFF AKADEMIK UNIVERSITAS BINA DARMA

Wiwin Agustian

Dosen Universitas Bina Darma

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

Pos-el: wiwinagustian@gmail.com

________________________________________________________________________________

Abstract: This research is the conducted to identity the level of understanding towards values in quality culture among Universitas Bina Darma  academic staff, to investigate the implementation of human touch aspects in Universitas Bina Darma quality culture, to identify the relation between the human touch aspects in quality culture and motivation to work, and lastly to identify the most dominance factors. The analisys technique used were descriptive and multiple linier regression. The findings of this study showed that the level of perceptions among academicians towards the human touch of quality culture is at the level of average. This reveals that UBD academic staff still believes the existing of human touch aspects in order to implement the quality culture in UBD that including team working, sharing information and communication, empowerment, job design, creativity and innovation. touch aspects for the implementation of quality culture in UBD.


Keywords: Human Touch, Quality Culture, Motivation

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman staff akademik akan budaya kualitas di UBD, implementasi pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD, tingkat motivasi kerja staff akademik UBD, perbedaan antara variabel demografi (gender dan jenjang akademik) dengan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dan motivasi kerja di UBD, hubungan antara pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas terhadap motivasi kerja berdasarkan aspek, Minat kerja di kalangan staf akademik, Pengembangan diri, Kesetiaan dan komitmen staff  dan mengidentifikasi faktor sentuhan kemanusiaan yang paling mempengaruhi pelaksanaan budaya kualitas di UBD. Dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda hasilnya ditemukan bahwa pelaksanaannya sudah cukup namun dalam beberapa aspek masih perlu ditingkatkan.


Kata kunci:
Sentuhan Kemanusiaan, Budaya Kualitas, Motivasi


I.               PENDAHULUAN

Budaya kualitas (quality culture) merupakan suatu agenda utama dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. TQM (Total Quality Management) merupakan suatu strategi perbaikan yang dipakai dalam budaya kerja organisasi di seluruh dunia dan dijadikan sebagai alat untuk bersaing dengan orientasi keandalan kecanggihan dan keunggulan yang optimum. Konsep TQM bukan saja diaplikasikan dalam sektor produksi, tapi juga di sektor pemerintahan, pendidikan dan jasa. Untuk mewujudkan budaya kualitas dalam suatu organisasi memerlukan waktu yang tidak singkat, dalam hal ini untuk mewujudkan TQM diperlukan proses yang panjang, memerlukan biaya dan investasi yang tidak sedikit (Besterfield, 1995). Karena itu, pihak manajemen harus lebih memiliki kesabaran dalam melaksanakan TQM karena TQM memiliki falsafah yang tidak mungkin dapat dibangun sehari, tetapi memiliki jangka waktu yang cukup panjang dan perkembangannya secara bertahap (continous improvement). Selain itu pihak pekerja atau pegawai perlu diberi waktu yang cukup untuk memahami manfaat yang dapat diambil dari adanya pelaksanaan TQM.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik dibindang manajemen maupun teknik, TQM memberi manfaat lebih terhadap seluruh organisasi. TQM adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, kerja tim, produktivitas, komunikasi dan efisiensi. Selain itu TQM akan mendatangkan manfaat seperti meningkatkan keuntungan, mengurangi biaya, mendatangkan inovasi baru, tanggung jawab dan mewujudkan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Penelitian yang dilakukan oleh Radovilski., (1996) membuktikan bahwa TQM memberi manfaat dimana 235 perusahaan yang telah melaksanakan TQM menunjukkan peningkatan profit (21%), saham (9%) dan produksitivitas  (20%) dengan kecacatan (24%) serta biaya yang dikeluarkan (20%). Selain itu TQM berpengaruh terhadap prestasi perusahaan, hubungan pekerja dan kepuasan kerja.  Selain itu, pelaksanaan TQM juga memberi manfaat bagi organisasi yang melaksanakannya dalam hal mengurangi pertengkaran dan pengulangan kerja, meminimalkan biaya, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan semangat dan motivasi pekerjaserta mengurangi kecacatan produk.

Untuk merealisasikan tujuan TQM diseluruh bidang, institusi pendidikan merupakan saluran utama untuk melahirkan generasi yang berwawasan. Institusi pendidikan dari peringkat sekolah dasar hingga pendidikan tinggi diminta oleh pemerintah untuk menjadi global, berprestasi dan berkualitas dunia. Salah satu cara ntuk institusi pendidikan bergerak kearah tujuan ini adalah dengan menitikberatkan budaya kerja dalam organisasi agar mendapat sertifikat kualitas menyeluruh bertaraf internasional seperti ISO 9000. Oleh sebab itu, pengembangan system pendidikan yang ada pada saat ini adalah produktivitas dan kualitas menyeluruh organisasi pendidikan, termasuk didalamnya Universitas Bina Darma (UBD).

Sejalan dengan perkembangan UBD dan stafnya, penulis tertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas dilaksanakan dan diterapkan pada staff akademik UBD.Melalui penelitian ini, penulis mengasumsikan bahwa dengan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh staff akademik UBD menunjukkan bahwa UBD telah berhasil menerapkan budaya kualitasnya sebagai salah satu budaya kerja. Sejalan dengan prestasi yang staff akademiknya juga, penulis mengasumsikan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas terhadap motivasi kerja di UBD.

Penulis tertarik untuk meneliti topik ini karena para peneliti di bidang budaya organisasi seperti Deal dan Kennedy (1982) berpendapat bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam organisasi terutama yang berhubungan dengan prestasi dan produktivitas. Selain itu Dale dan Laceless (1997) juga berpendapat bahwa disebabkan oleh kondisi lingkungan yang selalu berubah, maka TQM merupakan suatu strategi yang berfokus pada pembangunan sebuah budaya dalam suatu organisasi karena setiap pekerja akan mencoba untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini akan membahas tingkat pengetahuan staff akademik UBD terhadap konsep nilai dalam budaya kualitas, persepsi mereka dalam pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di Universitas Bina Darma dan tingkat motivasi kerja staff akademik UBD. Selain itu penelitian ini juga akan membahas  Bagaimana perbedaan antara variabel demografi (gender dan jenjang akademik) dengan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dan motivasi kerja di UBD serta hubungan antara pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas terhadap motivasi kerja berdasarkan aspek, Minat kerja di kalangan staf akademik, Pengembangan diri, Kesetiaan dan komitmen staff.

  1. 2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh sentuhan kemanusiaan yang tercermin dalam budaya kualitas terhadap motivasi kerja pada staf akademik UBD adalah penelitian survey yang bertempat di Universitas Bina Darma Jl. Jend A. Yani Palembang. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

2.2 Kerangka Penelitian

Berdasarkan teori-teori dan penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa dengan diterapkannya TQM akan berdampak positif pada organisasi. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini cenderung untuk melihat persepsi staff akademik terhadap pelaksanaan TQM dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja.

Sumber: Peneliti

Gambar 1. Kerangka Penelitian

2.3 Desain Penelitian

Penelitan diawali dengan adanya identifikasi permasalahan penelitian, setelah diidentifikasi tujuan dan manfaat penelitian dideskripsikan sebagai pedoman penelitian. Untuk mempermudah proses penelitian selanjutnya, ruang lingkup penelitian juga akan dideskripsikan agar langkah selanjutnya yaitu populasi serta komponen-omponen lain dalam aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas dan hubungannya dngan motivasi kerja dapat ditentukan yang pada akhirnya akan mempermudah penentuan jumlah dan teknik sampling yang akan digunakan.

Penentuan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas ditentukan berdasarkan kajian pustaka, teori-teori serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk selanjutnya dijadikan kuesioner yang kemudian akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah diuji, kuesioner dibagikan kepada staff akademik yang selanjutnya akan dianalisis dan dibuat kesimpulan.

2.4 Deskripsi Variabel

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sentuhan kemanusiaan yang dilihat dari 5 aspek budaya kualitas, yaitu: 1) Kerja tim. 2) Pembagian Informasi (Information sharing). 3) Pemberdayaan (Empowerment). 4) Kreativitas. 5) Inovasi.

Variabel terikat adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul atau tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, merubah atau mengganti variable bebas (Best, J.W., 1982). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi yang dilihat dari 4 aspek, yaitu: 1) Pengembangan diri. 2) Minat untuk bekerja. 3) Kesetiaan. 4) Komitmen

2.5 Deskripsi Data

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari penyebaran kuisioner kepada responden. Penggunan kuisioner ini ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai sentuhan kemanusiaan melalui budaya kualitas terhadap motivasi kerja. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok (cluster) pada Universitas Bina Dara Palembang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staff akademik UBD yang tersebar di 6 fakultas sebnyak 127 orang staff akademik. Dalam penarikan sampel menggunakan metode sample berkelompok. Dalam penelitian ini sampel yang diambil secara proporsional dari masing-masing kelompok fakultas.

Sampel digunakan untuk menggambarkan keseluruhan populasi penelitian., Sample merupakan cara mengumpulkan sebagian unsure-unsur yang dikaji, semakin mendekati antara sample terhadap populasinya maka semakin baik hasil yang akan diperoleh. Dari populasi staff akademik sebesar 127 orang, maka jumlah sampel yang sesuai untuk populasi tersebut adalah 97 orang. Dari sample tersebut peneliti akan mengambil sample tiap fakultas secara proporsional dengan formula berikut:

Dimana:

= ukuran sample berkelompok, N = Jumlah populasi keseluruhan,= Populasi kelompok, n = ukuran sample keseluruhan populasi. Berdasarkan formula di atas, maka pembagian sample yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Sampel Staff Akademik UBD

Fakultas

Jumlah Populasi ()

Jumlah Sampel ()

Fakultas Ekonomi

40

31

Fakultas Ilmu Komputer

50

38

Fakultas Teknik

18

14

Fakultas Psikologi

10

5

Fakultas Komunikasi

2

1

Fakultas Bahasa & Sastra

7

5

Jumlah Populasi Keseluruhan

N = 127

n = 97

Sumber  : Bagian Administrasi Umum Universitas Bina Darma, Oktober 2008

Kuesioner terdiri tiga bagian, yaitu bagian A, B, C dan D, sebagai berikut: (1) Bagian A adalah kuisioner mengeai latar belakang responden. Tujuannya adalah untuk mendapat informasi mengenai responden itu sendiri, seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, lama bekerja, fakultas, nilai kinerja, prestasi yang pernah diraih.

Tabel 2. Kategori Pembagian Kuisioner

Bagian

Kategori

Jumlah Pertanyaan

A

Latar Belakang Responden (Demografi)

8

B

Tingkat Pemahaman Responden Terhadap Nilai Budaya Kualitas

10

C

Pelaksanaan Aspek Sentuhan Kemanusiaan Dalam Budaya KUalitas di UBD

25

D

Motivasi Kerja

15

Jumlah Keseluruhan Pertanyaan

58

Sumber: Peneliti

Bagian B pada kuisioner adalah untuk melihat tingkat pemahaman responden terhadap nilai dalam budaya kualitas. Pada bagian initerdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan kebaikan atau manfaat yang diperoleh organisasi dengan pelaksanaan budaya kualitas. Indikator dari kuisioner ini diambil dari 6 nilai budaya. Kuisioner pada bagian ini berupa pertanyaan terstruktur dengan menggunakan skala likert dengan 5 skala, yaitu:

Tabel 3. Skala Likert

Skor

Keterangan

1

Sangat Tidak Setuju (STS)

2

Tidak Setuju (TS)

3

Ragu-ragu

4

Setuju

5

Sangat Setuju

Sumber: Peneliti

Kuisioner  pada bagian C adalah untuk mengetahui timbal balik responden terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas yang ada di UBD. Untuk bagian ini responden diminta untuk menjawab kuesioner berdasarkan persepsi mereka terhadap aspek sentuhan kemanusiaan yang diaplikasikan dalam pelaksanan budaya kualitas di UBD. Kuesioner bagian ini berupa pertanyaan terstruktur dengan menggunakan skala likert yang memiliki skala yang sama dengan bagian B.

Pada bagian D, kuesioner ditujukan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja responden. Pada bagian ini, responden akan menjawab pertanyaan berdasarkan persepsi responden terhadap motivasi mereka dengan pelaksanaan budaya kualitas di UBD. Kuisioner bagian D terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mengenai pengembangan diri, minat dalam bekerja, kesetiaan dan komitmen berupa pertanyaan terstruktur dengan skala likert yang juga digunakan pada kuesioner bagian B dan C.

2.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari kuisioner dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif menggunakan Statistical Package For Social Science (SPSS). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif , analisis korelasi dan uji statistik nonparametris.

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan bagian A, B, C dan D dari kuisioner. Pengukuran analisis deskriptif yang digunakan adalah ukuran nilai sentral. Hal ini dikarenakan ukuran nilai sentral merupakan suatu nilai pusat yang dapat mewakili keseluruhan nilai-nilai data.  Dalam penelitian ini ada 3 nilai sentral yang digunakan, yaitu nilai rata-rata, median dan modus.

Metode statistik deskriptif juga digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi digunakan untuk menunjukkan distribusi nilai tingkat pemahaman responden terhadap nilai budaya dalam kualitas, tingkat persetujuan responden terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas, serta aspek-aspek motivasi kerja di UBD. Setelah melakukan tabulasi pada kuesioner, maka hasil tabulasi tersebut akan dibuat table distribusi frekuensi dengan metode sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kuesioner B,C dan D

Interval

Keterangan

1 hingga 2,33

Rendah

2,34 hingga 3,67

Sedang

368 hingga 5,00

Tinggi

Sumber: Peneliti

Untuk membandingkan perbedaan latar belakang responden berdasarkan gender dan jurusan jenjang akademik terhadap pelaksanaan budaya kualitas dan motivasi kerja responden, maka penelitian ini menggunakan uji statistic nonparametris. Pemilihan alat uji ini didasarkan data yang didapatkan  nantinya adalah data berbentuk ordinal. Oleh karena itu perbedaan menurut gender akan menggunakan uji Mann-Whitney U. Hal ini disebabkan alat uji ini melibatkan persepsi responden dari dua kelompok sampel yang tidak saling berhubungan.

Selain itu, untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan kemanusiaan dalam budaya kualitas terhadap motivasi kerja, maka peneliti akan menggunakan uji korelasi spearman rank. Korelasi Spearman rank digunakan untuk mencari hubungan atau menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variable yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variable tidak harus sama.

  1. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Persepsi Responden terhadap Nilai Budaya Kualitas

Tingkat pemahaman responden penelitian terhadap nilai yang disumbangkan dalam budaya kualitas juga ikut diuji. Pada bagian ini, pembagian kuesioner  bertujuan untuk melihat apakah responden mengetahui manfaat suatu organisasi melaksanakan dan mengaplikasikan budaya kualitas di kalangan staff akademiknya. Hasil analisis dilihat pada tabel 5.

Dari hasil pengolahan data, pemahaman responden terhadap nilai dalam budaya kualitas cukup tinggi yaitu dengan rata-rata skor 5,66. Ini membuktikan bahwa mayoritas staff akademik memahami pentingnya suatu organisasi dalam melaksanakan budaya kualitas. Selain itu, dari hasil diatas juga dapat disimpulkan bahwa staff akademik secara mayoritas mengetahui konsep dasar dan nilai-nilai yang ada dalam budaya kualitas.

Tabel 5. Tingkat Pemahaman R esponden terhadap Nilai Dalam Budaya Kualitas

No

Pernyataan

Rata-Rata

1.

Pelaksanaan budaya kualitas dapat meningkatkan produktivitas individu dan organisasi

5,78

2.

Budaya kualitas lebih menitikberatkan pada kerja tim pada karyawan, pengguna dan pelanggan

5,75

3.

Budaya kualitas dapat memperbaiki budaya organisasi

5,87

4.

Dipergunakan untuk meningkatkan komitmen dan semangat organisasi

5,72

5.

Merupakan suatu inisiatif untuk mendorong peningkatan prestasi

5,95

6.

Dapat menggalakkan komunikasi terbuka dan membina kepercayaan terhadap semua yang berkepentingan

5,45

7.

Suatu keseimbangan antara aspek kemanusiaan dan keuangan dalam tujuan organisasi

5,31

8.

Merupakan suatu budaya untuk saling bekerjasama, mensupport dan berbagi.

5,61

9.

Merupakan suatu budaya inovasi, pengambilan resikodan pembelajaran bersama

5,52

10.

Keinginan untuk berkompetisi dan perbaikan secara terus menerus

5,61

Rata-Rata keseluruhan

5,66

Sumber: Data sudah diolah

3.2 Persepsi Responden terhadap Pelaksanaan Aspek Sentuhan Kemanusiaan dalam Budaya Kualitas di UBD

Kuesioner pada bagian ini bertujuan untuk melihat persepsi responden terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD. Persepsi responden diukur menggunakan skala likert seperti yang telah diuraikan secara terperinci pada Metodelogi penelitian. Hasil analisis Bagian C ini ditunjukkan pada table 6.2

Tabel 6. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Kerja berkelompok  di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Kebanyakan staff di departemen saya dapat bekerja secara berkelompok dengan baik

3,41

2. Setiap staff akademik di departemen saya memiliki semngat berkelompok yang tinggi

3,52

3. Unit atau departemen lain mau bekerja sama apabila dibutuhkan

3,44

4. Saya lebih nyaman bekerja secara berkelompok dibandingkan secara individual

3,52

5. Budaya UBD lebih menekankan kerja berkelompok dibanding individu

3,56

Rata-Rata Keseluruhan

3,49

Sumber: Data sudah diolah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai skor rata-rata keseluruhan pada aspek kerja berkelompok sebesar 3,49. Ini berarti, responden cukup setuju terhadap pelaksanaan aspek kerja berkelompok di UBD. Dengan kata lain, responden cukup setuju bahwa aspek kerja berkelompok dapat dilaksanakan dalam membudayakan kualitas walaupun tidak dilaksanakan secara total oleh semua staff akademik di UBD.

3.3 Persepsi Responden Terhadap        Pelaksanaan Pembagian Informasi dan Komunikasi Di UBD

Kuesioner pada bagian ini ditujukan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pelaksanaan pembagian informasi dan komunikasi di UBD. Aspek yang dikaji pada bagian ini adalah mengenai pendistribusian tujuan, visi dan misi universitas kepada staff akademik, kondisi komunikasi antar staff akademik dan keterbukaan akan masalah-masalah yang dihadapi.

Tabel 7. Tabel Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Informasi dan Komunikasi Di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Komunikasi di UBD bersifat terbuka dan jujur

3,41

2. Pihak manajemen di UBD mau berbagi informasi dengan staff lain

3,22

3. Tujuan jangka panjang UBD jelas dan dipahami oleh semua staff akademik

3,23

4. Budaya kualitas di UBD sangat mendukung sikap untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan staff akademik lain

3,16

5. Staf akademik di UBD sangat digalakkan untuk memberi pendapat dan pandangan mereka mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi

3,2

Rata-Rata Keseluruhan

3,24

Sumber: Data sudah diolah

Dalam aspek “Berbagi Informasi dan Komunikasi”, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai skor rata-rata adalah 3,24. Ini berart bahwa responden cukup setuju terhadap pelaksanaan aspek. Dengan kata lain, responden cukup setuju bahwa di  UBD masih terdapat pembagian informasi dan komunikasi  tetapi pelaksanaannya di lapangan masih kurang, salah satu aspek yang harus ditingkatkan adalah komunikasi antar staff akademik.

3.4 Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan di UBD

Pemberdayaan merupakan salah satu aspek yang diukur dalam penelitian ini. Aspek ini merujuk pada pemberian wewenang dari pihak manajemen terhadap staff akademik untuk membuat keputusandan menyelesaikan setiap permasalahan secara mandiri terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugasny serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Tabel 8. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Di UBD, saya dapat menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas

3,32

2. Saya memiliki banyak peluang untuk mengembangkan kemampuan saya di UBD

2,84

3. Atasan saya mempercayai saya dalam melaksanakan tugas harian yang dibebankan

3,39

4. Staff akademik di UBD memiliki peluang untuk menggunakan kemampuannya secara maksimal

3,67

5. Pihak manajemen di UBD dapat menyerahkan wewenangnya untuk membuat suatu keputusan

2,98

Rata-Rata Keseluruhan

3,24

Sumber: Data sudah diolah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor keseluruhan pada aspek pemberdayaan adalah 3,24. Ini berarti bahwa responden cukup setuju terhadap pelaksanaan aspek pemberdayaan di UBD. Dengan kata lain, responden setuju bila aspek pemberdayaan  ini dilakukan dalam membudayakan kualitas di UBD tetapi pelaksanaannya masih belum dilaksanakan secara menyeluruh. Dari analisis ini juga menunjukkan bahwa otoritas staff akademik dalam mengerjakan tugasnya masih terbatas dan pihak manajemen masih mengatur cara staff akademik bekerja dalam hal-hal tertentu.

3.5 Distribusi Persepsi Responden        Terhadap Pelaksanaan Kreativitas dan Inovasi di UBD

Aspek pelaksanaan kreativitas dan inovasi yang akan diukur disini adalah menitikberatkan pada usaha-usaha staff akademik dalam mencari metode terbaru atau ide-ide dalam upaya meningkatkan kinerja dan prestasi mereka.

Tabel 9. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Kreativitas dan Inovasi Di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Saya sangat digalakkan untuk mencari metode terbaru untuk melakukan suatu pekerjaan pada departemen saya

3,41

2. Ide dan masukan yang baik sangat diterima oleh pihak fakultas dan manajemen

3,51

3. Staff yang memiliki inovasi sangat dihargai dan diberikan reward oleh UBD

3,44

4. Di UBD, staff akademik tidak akan disalahkan bila ide baru yang dilaksanakan tidak membawa hasil

3,51

5. Ide, saran dan masukan sangat digalakkan di UBD

3,56

Rata-Rata Keseluruhan

3,49

Sumber: Data sudah diolah

Dalam aspek kreativitas dan inovasi, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor keseluruhan sebesar 3,49. Hal ini mengindikasikan bahwa responden cukup setuju bahwa aspek kreativitas dan inovasi sangat didukung  dalam membudayakan kualitas di UBD namun dalam pelaksanaannya masih terbatas. Dalam hal ini pihak manajemen disarankan untuk selalu meningkatkan motivasi staff akademik untuk mencari metode-metode terbaru dalam meningkatkan kinerja dan prestasinya.

3.6 Distribusi Persepsi Responden        Terhadap Pelaksanaan Desain Kerja        (Work Design) di UBD

Rancangan kerja (Work Design) merupakan pemberian wewenang untuk melakukan pekerjaan atau tugas-tugas, identifikasi pekerjaan dan melakukan timbal balik atas pekerjaan yang dilakukan.

Tabel 10. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Desain Kerja di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Saya bebas membuat keputusan yang berhubungan dengan tugas saya.

3,5

2. Saya menggunakan kemampuan yang berbeda dalam menjalankan tugas

3,47

3. Saya menggunakan informasi secara langsung dan mendapatkan feedback yang cepat sehubungan dengan pekerjaan saya

3,09

4. Saya memiliki kebebasan dalam pekerjaan saya

3,39

5. Tugas saya melibatkan penyelesaian secara keseluruhan dengan hasil yang nyata

3,47

Rata-Rata Keseluruhan

3,38

Sumber: Data sudah diolah

Pada aspek desain kerja, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor keseluruhan adalah 3,38. Ini berarti, responden cukup setuju terhadap pelaksanaan aspek desain kerja yang ada untuk dilakukan dalam membudayakan kualitas di UBD tetapi pelaksanaannya belum dilakukan secara total. Khususnya, timbal balik (feed back) atas pekerjaan atau tugas-tugas yang dilakukan oleh staff akademik masih dirasakan belum maksimal.

3.7 Rata-rata Keseluruhan Persepsi Responden Terhadap Pelaksanaan Aspek Sentuhan Kemanusiaan Di UBD

Hasil analisis memperlihatkan hasil nilai rata keseluruhan untuk pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD sebesar 3,37. Ini berarti bahwa persepsi staff akademik terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan adalah cukup. Dalam hal ini, responden cukup setuju terhadap semua aspek yang menjadi indicator dalam pelaksanaan sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD walaupun pada tingkatan yang minim. Pada beberapa aspek yang menjadi bahan kajian, hanya aspek pemberdayaan yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan aspek-aspek lain walaupun hanya sedikit lebih tinggi dari aspek kreativitas dan inovasi. Tingginya aspek pemberdayaan ini disebabkan tugas seorang staff akademik lebih berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan sendiri sehingga secara tidak langsung mempengaruhi nilai dari aspek pemberdayaan. Sedangkan nilai terendah diperlihatkan oleh aspek kerja berkelompok dan pembagian informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan staff akademik merasa system pembagian informasi dan komunikas di UBD tidak sejalan dengan konsep budaya kualitas yang seharusnya dilaksanakan oleh suatu organisasi.

3.8 Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pengembangan Diri di UBD

Variabel ini meliputi bagaiman sikap institusi memberi staff akademik lingkup pengetahuan yang lebih luas, kompetensi yang lebih tinggi dan menambah keahlian serta menggali potensi yang ada.

Hasil pengolahan data menunjukkan diatas memperlihatkan rata-rata nilai pengembangan diri staf akademik di UBD adalah 3,31. Hal ini menandakan bahwa responden cukup memiliki motivasi kerja dengan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD. Dengan kata lain, responden cukup setuju bahwa dengan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas dapat memotivasi staff akademik untuk mengembangkan potensi mereka di UBD

Tabel 11. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Pengembangan Diri Di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Saya selalu diberi kesempatan untuk mengembangkan karir

3,62

2. Saya memiliki karir yang baik di UBD

3,56

3. Saya banyak mengikuti program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan saya

3

4. Saya selalu diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas yang menantang

3,31

5. Saya sangat optimis dengan masa depan saya di UBD

3,03

Rata-Rata Keseluruhan

3,31

Sumber: Data sudah diolah

3.9 Distribusi Persepsi Responden Terhadap Minat Bekerja di UBD

Variabel minat kerja merujuk pada sikap positif dan komitmen staff akademik terhadap pekerjaan, misalnya dengan membuat  skala prioritas pekerjaan dan pelaksanaan tugas yang diberikan. Dalam aspek minat bekerja di UBD, memperlihatkan nilai rata-rata keseluruhan 3,62. Ini berarti bahwa minat bekerja yang dimiliki responden dalam kaitannya dengan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas adalah cukup tinggi. Dengan kata lain, responden cukup setuju bahwa dengan aspek sentuhan kemanusiaan dalam  pelaksanaan budaya kualitas dapat memotivasi staff akademik untuk meningkatkan minat dan tanggung jawab kerja para staff akademik.

Tabel 12. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Minat bekerja di UBD

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Saya selalu ingin menyumbangkan yang terbaik bagi UBD

3,59

2. Saya bangga bekerja di UBD

3,70

3. Saya merasa pekerjaan saya menarik dan menyenangkan

3,55

4. Saya puas dengan pekerjaan saya sekarang ini

3,48

5. Bagi saya bekerja merupakan hal yang menggembirakan

3,75

Rata-Rata Keseluruhan

3,62

Sumber: Data sudah diolah

3.10 Distribusi Persepsi Responden Terhadap Kesetiaan dan komitmen di UBD

Tabel 13. Distribusi Persepsi Responden Terhadap Kesetiaan dan Komitmen

No

Pernyataan

Rata-Rata

1. Saya merasa masa depan saya adalah bersama UBD

3,73

2. UBD selalu merayakan pencapaian yang telah diperoleh bersama-sama dengan para staff akademiknya

3,83

3. Di UBD, staff akademik diperlakukan dengan adil dan penuh hormat

3,75

4. Saya tidak memiliki alas an untuk meninggalkan UBD

3,45

5. Saya menyayangi tempat saya bekerja

3,52

Rata-Rata Keseluruhan

3,65

Sumber: Data sudah diolah

3.11 Analisis Perbedaan Variabel Demografi Terhadap Pelaksanaan Aspek Sentuhan Kemanusiaan Dalam Budaya Kualitas dan motivasi di Universitas Bina Darma

Pada bagian ini penelitian akan melihat perbedaan persepsi responden terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas dan motivasi kerja di UBD yang dilihat dari factor demografi. Perbedaan antara variable demografi ini akan diukur dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Uji Mann-Whitney U.

Tabel 14. Perbedaan Variabel Demografi Terhadap pelaksanaan Aspek Sentuhan Kemanusiaan Dalam Budaya Kualitas dan Motivasi Di UBD

Aspek Sentuhan Kemanusiaan Dalam Budaya Kualitas

Mann-Whit-ney U

Wilco-xon W

Z

Asymp.Sig

(2-tailed)

Kerja berkelom-pok

395,5

1215,5

-1,245

0,2264

Pembagi-an Informasi dan Komuni- kasi

385,0

1205,0

-1,375

0,1712

Pember-dayaan

363,6

1183,6

-1,7052

0,1028

Kreativi-tas Dan Inovasi

393,500

1215,5

-1,245

0,2264

Kerangka Kerja

391,500

1211,5

-1,304

0,2114

385,820

1206,220

-1,375

0,1876

Sumber: Data sudah diolah

Uji Mann-Whitney U digunakan untuk melihat perbedaan persepsi berdasarkan jenis kelamin dan pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas seperti yang ditunjukkan pada table diatas. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pria dengan persepsi responden wanita terhadap aspek pembagian informasi dalam budaya kualitas dengan nilai output yang diperoleh Sedangkan dari aspek-aspek lainnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi staff akademik pria dan wanita terhadap pelksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas.

  1. 4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa :

1)      Dari hasil analisis menjelaskan bahwa staff akademik secara mayoritas mengetahui konsep dasar dan nilai-nilai yang ada dalam budaya kualitas. Dimana staff akademik memahami bahwa pelaksanaan budaya kualitas dapat meningkatkan produktivitas individu dan organisasi.

2)      Dari hasil analisis tingkat motivasi kerja cukup tinggi dan setuju terhadap semua aspek motivasi kerja yang menjadi indicator dalam pelaksanaan sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD.

3)      Tidak ada perbedaan antara persepsi staff akademik pria dan wanita terhadap pelaksanaan aspek sentuhan kemanusiaan dalam budaya kualitas di UBD.

4)      Terdapat hubungan yang erat antara budaya kualitas dengan motivasi kerja.

5)      Terdapat hubungan antara sentuhan kemanusiaan dalam  budaya kualitas dengan kesetiaan dan komitmen.

6)      Karena dari hasil penelitian telah menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan budaya kualitas sudah cukup baik, hendaknya pihak Universitas Bina Darma tetap melakukannya secara terus menerus..

DAFTAR RUJUKAN

Besterfield, D.H., Besterfield, C., Besterfield, G.H. and Besterfield, M. 1999. Total: Prentice Hall.

Conti, T. 2002. Human and Social Implications of Excellence Models: Are They Really Accepted By The Business Community?” Managing Service Quality. Vol. 12, Issue 3, p 151-158.

Dahlgaard, J.J. and Daahlgaard, S.M.P. 1999. Integrating Business Excellence and Innovation Management: Developing a Culture for Innovation,  Creativity and Learning. Total Quality Management. Vol 10(4/5), p. 207-216.

Dale, B.G. and Lascelles, D.M. 1997. Total Quality Management Adoption: Revisiting The Levels. The TQM Magazine. Vol. 9(6). P. 418-428.

Deal, T.E., and Kennedy, A.A. 1982. Corporate Culture: The Rites and The Rituals of Corporate Life. Reading, massmbridge, Mass: Addison-Wesley.

Deming, W.E. 1982. Quality, Productivity and Competitive Position. Cambridge. Mass: MIT Press.

Feigenbaum, A.V. 1994. Total Quality Control. McGraw-Hill: New York.

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnely Jr, J.H. and Konopaske, R. 2006. Organisations: Behaviour, Structure, Processes. 12th Edison. McGraw-Hill/Irwin: Boston.

Kanji, G.K., and Yui, H. 1997. Total Quality Culture. Total Quality Management. Vol. 8(6). P.417-428.

Porter, L.W., Bigley, G.A.and Steers, R.M. 2003. Motivation and Work Behaviour. 7th Edition. McGraw-Hill/Irwin: New York.

Radolvski, Z., Gotcher, J.W and Slattsveen, S. 1996. Implementing Total Quality: Statistical Analysis of Survey Result. International Journal of Quality and Reliability Management. Vol 13(1). P. 10-24.

Sanchez-Runde,C and Steers, R.M. 2003. Cultural Difference On Work Motivation and Performance. [dalam  Porter, L.W., Bigley, G.A.and Steers, R.M. 2003. Motivation and Work Behaviour. 7th Edition. McGraw-Hill/Irwin: New York.

This entry was posted in MANAJEMEN, PENELITIAN and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *