PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RUMAH SAKIT BUNDA PALEMBANG
SKRIPSI
OLEH:
YANSYAH ALI RAHMAN
08.151.088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2012
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data dan informasi yang disajikan dengan laporan tugas akhir atau skripsi ini adalah hasil investigasi saya sendiri dan belum pernah atau tidak sedang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sebutan profesional atau sebutan yang sejenisnya ditempat lain. Apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi.
Palembang, Agustus 2012
Yang memberi
pernyataan,
(Yansyah Ali Rahman)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Yansyah Ali Rahman
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, tanggal Lahir : Pagaralam, 27 Desember 1990
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Tempat tinggal : Jln. Ariodillah IV No.2388 RT.37/13 20 ilir Palembang
No Telepon : 081958000803
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Palembang, Agustus 2012
Hormat Saya,
Yansyah Ali Rahman
08.151.088
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
- Ø “Segala Sesuatu Melalui Do’a dan Usaha“
- Ø Sepatah Do’a Orang Tua ku Menerangkan Langkahku untuk Maju.
- Ø Satu kali keberhasilanku menghilangkan seribu kali keletihan orang tuaku. (Ancha)
Kupersembahkan Kepada :
© Ibu dan Ayah tercinta
© Orang yang selalu ada dihatiku
© Adiku yang tersayang
© Saudara-saudaraku dan keluarga terkasih
© Teman-teman Seperjuangan
© Almamater Bina Darma
ABSTRAK
Yansya Ali Rahman, 08.151.088 “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang”, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Lingkungan Kerja terhadap kinerja Karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang secara parsial. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Karyawan bagian Keperawatan pada Rumah Sakit Bunda Palembang yang berjumlah 199 orang Karyawan. Teknik pengambilan sample cluster sampling dimana sebagian jumlah populasi dijadikan sampel yang berjumlah 67 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi, uji t, dan koefisien determinasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, 1) Hasil dari analisis regresi linier sederhana dapat diketahui bahwa variabel Lingkungan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Bunda Palembang hal ini ditunjukkan dari nilai regresi Y= 0,984 + 0,722x yang artinya variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. , 2) Nilai koefisien korelasi sebesar 0,648 yang terletak antara -1≤ 0,648 ≤ +1. Artinya, nilai koefisien korelasi (r) menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut kuat dan positif artinya lingkungan kerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan. 3) Hasil analisis uji t, didapat sebesar 6,851 sedangkan t-tabel 1,668 karena t–hitung lebih besar dari t–tabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. 4) Analisis koefisien determinasi diperoleh angka koefisien determinasi sebesar r = 0,419. Hal ini berarti ada konstribusi lingkungan kerja terhadap kinerja Karyawan 41,9%, sedangkan sisanya sebesar 58,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan
ABSTRACT
Yansya Ali Rahman, 08,151,088 “Environmental Influence on Employee Job Performance Against Our Lady’s Hospital Kilkenny”, This study aims to determine how much influence the performance of the Work Environment for Employees at Our Lady’s Hospital Palembang partially. This study included quantitative descriptive type of research. The population in this study were all employees of Nursing at Our Lady’s Hospital Kilkenny, amounting to 199 person staff. Sampling cluster sampling technique in which most of the population sampled, amounting to 67 people. The analytical method used was simple linear regression analysis, correlation coefficient, t test, and coefficient of determination.
The conclusion of this study was, 1) Results of simple linear regression analysis can be seen that the Work Environment variables have a significant influence on employee performance on Mother’s Hospital Palembang as shown from the regression Y = 0.984 + 0.722 x, which means the work environment variables enough to have a significant effect on employee performance. , 2) the value of the correlation coefficient of 0.648 which lies between -1 and +1 ≤ ≤ 0.648. That is, the value of the correlation coefficient (r) shows that the relations between the two variables are sufficient and positive work environment that is quite influential in improving employee performance. 3) The results of t test analysis, obtained at 6.851 while the t-table-count 1.668 for t greater than t-table means that Ho is rejected and Ha accepted. This means there is quite a significant influence among the working environment on the performance of employees. 4) Analysis of the coefficient of determination obtained coefficient of determination of r = 0.419. This means there is a contribution to the work environment on the performance of employees 41.9%, while the rest of 58.2% influenced by other factors.
Keywords: Work Environment, Employee Performance
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Bunda Palembang” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Bina Darma Palembang.
Penulis telah menyusun Skripsi ini dengan sebaik – baiknya namun penulis menyadari bahwa penulis Skripsi ini masih banyak kekurangan, penulis menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan, petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak sehingga penulis Skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
- Bapak Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M. Sc., selaku rector Universitas Bina Darma Palembang.
- Bapak Dr. H. Lin Yan Syah, SE.,M.si., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma Palembang.
- Bapak Heriyanto, SE.,M.Si., selaku ketua program studi manejemen Universitas Bina Darma Palembang.
- Bapak M. Amirudin Syarif, S. Si,M.M selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak waktu, tenaga dan pikiran serta pengarahan sehingga terselesaikannya penulisan Skripsi ini.
- Bapak Drs. Mukran Roni, M.B.A selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak waktu, tenaga dan pikiran serta pengarahan sehingga terselesaikannya penulis Skripsi ini.
- Seluruh Dosen – dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Staff Universitas Bina Darma Palembang.
- Pemimpin dan pegawai pada Rumah Sakit Bunda Palembang.
- Kedua orang tua ku yang telah memberikan doa, membantu dalam bentuk moril, maupun materil. Terima kasih juga Adiku Dan Saudara – saudara ku yang telah banyak membantu dan memberikan semangat untukku.
- Orang yang selalu jadi Motivasiku.
- Terima Kasih untuk Semua Sahabat – sahabatku di kampus Panji Kurniawan, Novensyah, Yoga Pratama, Angga Agussandi, Aldo, Sadam, Ricky, Fitria, ichsan, Efan, duo Febri, Ancha dan teman – teman seperjuangan yang tidak dapat disebut satu persatu telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai penutup, semoga Allah SWT melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada orang-orang yang telah membantu dalam penulisan Skripsi dan semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
Palembang, Agustus 2012
Penulis,
Yansyah Ali Rahman
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………………………. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………… iv
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………….. viiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………………………………. 6
1.3. Ruang Lingkup Penalitian ……………………………………………………………… 6
1.4.Tujuan Dan Manfaat Penelitian………………………………………………………… 6
1.4.1 Tujuan Penelitian ………………………………………………………………….. 6
1.4.2 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………… 6
1.4.2.1 Manfaat Teoritis ………………………………………………………….. 6
1.4.2.2 Manfaat Praktis …………………………………………………………… 7
1.5. Sistematika Penulisan…………………………………………………………………….. 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Lingkungan kerja ………………………………………………………….. 9
2.2. Faktor-Faktor Lingkungan ……………………………………………………………… 11
2.2.1 Indikator-Indikator Lingkungan …………………………………………….. 14
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhu Lingkungan Kerja ……………. 15
2.2.3. Bentuk-Bentuk Lingkungan Kerja ………………………………………… 16
2.3. Pengertian Kinerja ………………………………………………………………………. 16
2.3.1. Indikator-Indikator Kinerja …………………………………………………. 20
2.3.2. Penilaian Kinerja ………………………………………………………………… 21
2.3.3. Aspek-Aspek Penilaian Kinerja ……………………………………………. 22
2.3.4. Langkah-Langkah Dalam Peningkatan Kinerja………………………… 25
2.4. Penelitian Terdahulu……………………………………………………………………… 25
2.5. Variabel Penelitian………………………………………………………………………… 27
2.5.1. Identifikasi Variabel…………………………………………………………….. 27
2.6. Kerangka Pemikiran………………………………………………………………………. 27
2.7. Hipotesis……………………………………………………………………………………… 29
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Peneltian …………………………………………………………………………….. 30
3.1.1. Lokasi Penelitian …………………………………………………………………… 30
3.1.2. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………………… 30
3.2. Metodologi Penelitian …………………………………………………………………… 30
3.2.1. Metode Pengumpulan Data …………………………………………………… 30
3.2.2. Variabel Operasional ……………………………………………………………… 31
3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………………………….. 32
3.2.4. Teknik Analisis Data …………………………………………………………….. 33
3.2.5. Alat Analisis ………………………………………………………………………. 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum ………………………………………………………………………….. 38
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bunda Palembang ……………………… 38
4.1.2. Visi Dan Misi……………………………………………………………………….. 39
4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bunda Palembang ………………… 40
4.1.4. Chart Karyawan Rumah Sakit Bunda Palembang……………………… 44
4.1.5. Tugas Dan Tanggung Jawab…………………………………………………… 49
4.1.6. Identifikasi Responden………………………………………………………….. 54
4.2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Bunda Palembang 56
4.2.1. Lingkungan Kerja Pada Rumah Sakit Bunda Palembang ………….. 57
4.2.2. Kinerja Pada Rumah Sakit Bunda Palembang …………………………. 59
4.2.3. Analisis Kuantitatif ……………………………………………………………… 61
4.2.4. Regresi Linear Sederhana …………………………………………………….. 61
4.2.5. Koefisien Korelasi ………………………………………………………………. 62
4.2.6. Uji T-test……………………………………………………………………………… 64
4.3. Pembahasan………………………………………………………………………………….. 64
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………….. 67
5.2. Saran …………………………………………………………………………………………… 68
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
2.6. Paradigma Kerangka Pemikiran ……………………………………….. 30
4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bunda Palembang ……………………. 42
4.1.4. Chart Karyawan Rumah Sakit Bunda Palembang…………………………. 44
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Penelitian terdahulu……………………………………………………………….. 25
Tabel 3.2.2. Operasional Variabel ………………………………………………. 31
Tabel 3.2.5. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r…………………………………. 36
Tabel 4.1.6.1. Jenis Kelamin Karyawan………………………………………………….. 54
Tabel 4.1.6.2. Data Pendidikan Karyawan………………………………………………. 55
Tabel 4.1.6.3. Data Golongan Karyawan………………………………………… 55
Tabel 4.2.1. Hasil Koesioner Lingkungan Kerja………………………………. 57
Tabel 4.2.2. Hasil Koesioner Kinerja Karyawan………………………………. 59
Tabel 4.2.4 Hasil Regresi Sederhana………………………………………………. 61
Tabel 4.2.5. Model Summary…………………………………………………………. 62
Tabel 4.2.6. Coefficients………………………………………………………………. 64
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada saat ini lingkungan kerja dapat dirancang untuk menciptakan hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungan. Hakekatnya lingkungan kerja telah menjadi rumah tangga kedua bagi pekerjaan. Pada umumnya para pekerja mengharapkan bahwa lingkungan kerja mereka yang aman, tentram, bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman, dan gangguan yang menghambat kerja pekerjaan. Secara fisik lingkungan kerja dapat berupa lokasi tempat kerja, kondisi bangunan dan fasilitas kerja. Sedangkan lingkungan non fisik/psikologis meliputi kedisplinan dan kerja sama. Baik fisik dan non fisik/psikologis keberadaan lingkungan kerja sangat ditentukan oleh tindakan organisasi melalui cara-cara pengorganisasian, yaitu proses penghimpunan sumber daya manusia, modal dan peralatan dengan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan. Sama halnya mengkoordinirkan atau mengintegrasikan berbagai macam sumber daya yang dimiliki organisasi (Sedarmayanti, 2009).
Sedangkan konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Istilah performance sering di indonesiakan sebagai performa. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan, 2009:5).
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidak cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya (Rivai, 2006:309).
Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Brache mengemukakan ada 3 level kinerja (Sudarmanto, 2009:7), yaitu :
- Kinerja organisasi; merupakan pencapaian hasil (outcome) pada level atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan tujuan organisasi, rancangan organisasi, dan manajemen organisasi.
- Kinerja proses; merupakan kinerja pada proses tahapan dalam menghasilkan produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses, dan manajemen proses.
- Kinerja individu/pekerjaan; merupakan pencapaian atau efektivitas pada tingkat pegawai atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan, dan manajemen pekerjaan serta karakteristik individu.
Dalam penelitian ini yang dikaji adalah kinerja individu/pekerjaan. Kinerja individu adalah bagaimana seorang pegawai melaksanakan pekerjaannya atau untuk kerjanya. Kinerja pegawai yang meningkat akan turut mempengaruhi/meningkatkan prestasi organisasi tempat pegawai yang bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai (Sedarmayanti, 2009).
Hukuman dan kesalahan organisasai dan kontrak psikologis bagaimana seseorang diperlakukan oleh peraturan peraturan perusahaan/instansi, tanpa disadari akan membawa pengaruh pada sikap, kinerja, dan loyalitas kepada perusahaan. Setiap perusahaan tentu punya aturan, regulasi, dan kebijakan terhadap karyawannya masing masing. Atas setiap peraturan yang diberlakukan, akan ada punishment dan reward ini memiliki pengaruh besar dalam memotivasi kinerja seseorang. Terlalu banyak tekanan, peraturan memberatkan, dan ancaman hukuman akan membuat seseorang bekerja dibawah tekanan. Karyawan seperti ini akan bekerja keras demi menghindari hukuman dan kesalahan. Sebaiknya reward akan menjadi motivasi baik untuk seseorang keryawan. Hubungan dengan rekan kerja kebahagiaan akan muncul dari lingkungan dan hubungan yang menyenangkan dengan orang orang sekitar. Hubungan baik dengan atasan dan rekan kerja membuat perasaan tenang dan nyaman saat berada di kantor. Ketika suasana hati sudah nyaman, maka bekerjapun menjadi nyaman. Atasan yang fleksibel, penuh kepercayaan, dan tidak banyak menuntut biasanya membuat seseorang bekerja lebih bebas dan kreatif. Sebaliknya, seseorang yang terlalu banyak di tuntut, di tekan, dan diremehkan pasti mengalami stres. Kondisi stres karena tuntutan atasan membentuk pekerja yang menoton, tidak kreatif, cenderung pesimistis, dan bukan tak mungkin akan berujung pada prinsip. Kepuasan akan penghasilan tuntutan pekerjaan tinggi yang tidak di imbangi dengan penghasilan yang cukup dan memuaskan akan membuat seorang pekerja cepat mengeluh, mudah putus asa, dan tidak bersemangat. Fokus akan pekerjaan akan terganggu dengan masalah keuangan yang mengimpit. Bandingkan dengan mereka yang penghasilannya tinggi. Intensitas pekerjaan yang tinggi bukan masalah, karena di imbangi hasil yang cukup.
Bangunan gedung permanent yang kokoh dengan penataan jendela dan pintu yang menjamin kelancaran peredaran udara dengan lampu penerangan yang cukup serta penataan ruang yang baik dan bersih akan memberikan pengaruh positif kepada penghuninya. Sebaliknya gedung yang kurang terawat dengan kondisi ruang yang kurang bersih dan tidak tertata rapi akan berpengaruh negative.
Lokasi tempat kerja juga berpengaruh pada pekerjaannya. Lokasi kerja yang mudah dijangkau oleh kendaran umum lebih membantu pekerja dari pada lokasi yang sukar dijangkau oleh kendaraan umum.
Fasilitas kerja sangat diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan dengan lancar dan tepat waktu. Makin lengkap fasilitas kerja yang diseediakan oleh perusahaan makin meningkat produk perusahaan itu baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas memberikan motivasi tersendiri bagi pekerjaan.
Tersedianya tata tertib yang harus ditaati oleh semua pekerja, merupakan suatu kebutuhan. Dengan tata tertib semua karyawan dapat menempatkan diri dalam pelaksanan tugasnya dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Kedisiplinan harus ditegakkan agar semua karyawan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan tertib dan lancar, tidak terganggu oleh pihak lain. Tanpa kedisiplinan yang tinggi, maka ketidakhadiran salah seorang karyawan yang lain. Kedisiplinan memotivasi kekompakan kerja yang menumbuhkan budaya yang positif dan kuat, sehingga seorang yang tidak disiplin akan merasa terisolir dan rendah harga dirinya.
Keamanan memberikan ketenangan kepada semua karyawaan dalam melaksanakan tugasnya. Terciptanya keamanan dapat memberikan semangat bekerja yang lebih baik tanpa kekhawatiran akan adanya hambatan karir yang berkaitan ketidak adilan dari pimpinan. Tidak terjadinya kehilangan barang milik perorangan maupun milik perushaan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kehilangan rasa kecurigaan diantara sesama karyawan.
Kekeluargaan yang baik, dimana satu sama lain merasa dihargai dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan karyawan. Dengan persatuan dan kesatuan yang makin kokoh dapat meningkatkan produksi perusahaan karena semua karyawan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi. Keberadaan pemimpin harus mampu mengembangkan kekeluargaan yang makin baik.
Oleh karena itu, Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi :
“ Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap kinerja Karyawan Pada Rumah sakit Bunda Palembang”.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh lingkungan kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang”.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian proposal yang penulis lakukan mengarah dan tidak menyimpang serta tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah yang dibahas didalam penelitian proposal ini hanya pada Bagaimana Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah Sakit Bunda jln. Demeng Lebar Daun No 70 Palembang.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang.
1.4.2. Manfaat Penelitian
1.4.2.1. Manfaat Secara Teoritis
Pemilihan topik bahasan tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan secara teori akan memberikan gambaran yang konkrit dalam pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia dan dapat dijadikan referensi dan bahan penelitian selanjutnya.
1.4.2.2. Manfaat Secara Praktis
Diharapkan dapat memberikan input dalam menciptakan pola lingkungan yang tepat pada organisasi institusi pemerintah dalam meningkatkan kinerja karyawan khususnya dilingkungan Rumah Sakit Bunda Palembang.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari sisi skripsi ini, sehingga pembahasan suatu permasalahan akan lebih teratur dan terarah apabila direncanakan dan disusun sedemikian rupa. Supaya lebih mudah dipahami, maka sistematika penulisan ini akan dibagi dalam lima bab diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dikemukakan latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan mengenai pengertian lingkungan kerja, fakto-faktor lingkungan kerja, indikator-indikator lingkungan kerja,faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, bentuk bentuk lingkungan kerja, pengertian kinerja, indikator indikator kerja, penilaian kerja, aspek aspek penilaian kerja, langkah langkah dalam peningkatan kinerja, penelitian terdahulu, variabel penelitian, dentifikasi variabel, kerangka pemikiran.
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis mengadakan peneletian di Rumah Sakit Bunda Palembang, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, operasional variabel, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan mengemukakan mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, pembagian-pembagian tugas dan masalah-masalah tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi, dengan memberikan suatu kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pemecahan permasalahan yang dihadapi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Lingkungan Kerja
Nitisemito (2000:67) mendefinisikan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Menurut Wexly (Dalam Soehardi, 2003:182) Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan dimana karyawan bekerja, sedangkan kondisi kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut bekerja. Dengan demikian sebenarnya kondisi kerja termasuk salah satu unsur lingkungan kerja, dengan kata lain lingkungan kerja didalam suatu perusahaan bukan hanya terdiri dari kondisi kerja saja melainkan kondisi kerja ditambah dengan beberapa aspek lain yang membentuk lingkungan kerja.
Dari uraian di atas terlihat bahwa lingkungan kerja yang khususnya berupa hubungan kerja yang baik dapat menjadi satu cara pemenuhan kebutuhan pekerja untuk mencapai kepuasan kerja optimal.
Berdasarkan pembatasan diatas, dapat ditafsirkan lingkungan kerja meliputi (Dalam Soehardi, 2003; 182).
1. Kondisi bangunan dan ruang
2. Kondisi halaman dan kebun
3. Lokasi atau letak tempat kerja (perusahaan)
4. fasilitas kerja
5. fasilitas kebersihan
6. Tata tertib bagi pekerja
7. Kedisiplinan
8. Keamanan kerja
9. Kekeluargaan
Bangunan gedung permanent yang kokoh dengan penataan jendela dan pintu yang menjamin kelancaran peredaran udara dengan lampu penerangan yang cukup serta penataan ruang yang baik dan bersih akan memberikan pengaruh positif kepada penghuninya. Sebaliknya gedung yang kurang terawat dengan kondisi ruang yang kurang bersih dan tidak tertata rapi akan berpengaruh negative.
Lokasi tempat kerja juga berpengaruh pada pekerjaan. Lokasi kerja yang mudah dijangkau oleh kendaran umum lebih membantu pekerja dari pada lokasi yang sukar dijangkau oleh kendaraan umum.
Fasilitas kerja sangat diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan dengan lancar dan tepat waktu. Makin lengkap fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan makin meningkat produk perusahaan itu baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas memberikan motivasi tersendiri bagi pekerjaan.
Tersedianya tata tertib yang harus ditaati oleh semua pekerja, merupakan suatu kebutuhan. Dengan tata tertib semua karyawan dapat menempatkan diri dalam pelaksanaan tugasnya dan termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Kedisiplinan harus ditegakkan agar semua karyawan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan tertib dan lancar, tidak terganggu oleh pihak lain. Tanpa kedisiplinan yang tinggi, maka ketidakhadiran salah seorang karyawan yang lain. Kedisiplinan memotivasi kekompakan kerja yang menumbuhkan budaya yang positif dan kuat, sehingga seorang yang tidak disiplin akan merasa terisolir dan rendah harga dirinya.
Keamanan memberikan ketenangan kepada semua karyawaan dalam melaksanakan tugasnya. Terciptanya keamanan dapat memberikan semangat bekerja yang lebih baik tanpa kekhawatiran akan adanya hambatan karir yang berkaitan ketidak adilan dari pimpinan. Tidak terjadinya kehilangan barang milik perorangan maupun milik perusahaan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kehilangan rasa kecurigaan diantara sesama karyawan.
Kekeluargaan yang baik, dimana satu sama lain merasa dihargai dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan karyawan. Dengan persatuan dan kesatuan yang makin kokoh dapat meningkatkan produksi perusahaan karena semua karyawan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi. Keberadaan pemimpin harus mampu mengembangkan kekeluargaan yang makin baik.
2.2 Faktor-faktor Lingkungan
1. Lingkungan kerja fisik (kennth N.Wexly dalam Soehardi, 2006:182)
a. Tata Ruang Kerja
Tata ruang kerja yang sesuai metode atau cara kerja sangat mendukuung terciptanya hubungan kerjasama secara emosional antar pekerja maupun pekerja dengan atasannya atau sebaliknya, serta hubungan kerja sama dalam bentuk kemudahan mobilitas pekerja untuk saling berinteraksi yang muaranya adalah optimalisasi produktivitas kerja.
b.Warna
Warna ruangan kerja, peralatan dan mesin dirancang sedemikian rupa, tidak selamanya seragam, bisa menggunakan warna kombinasi, bahkan jenis cara yang digunakan cukup dominan mempengaruhi kulitas lingkungan kerja. Seperti warna klasik “putih” akan memberi pengaruh lebih tertib, netral dan menumbuhkan rasa percaya diri bagi pekerja. Namun dalam pemilihan warna, disarankan warna lingkungan kerja sebaiknya kontras dengan warna pakaian kerja.
c. Kebersihan dan kerapihan Ruang kerja
Lingkungan kerja yang bersih, rapi, sehat dan aman akan mempengaruhi kesehatan karyawan. Rasa senang kerena lingkungan kerja sehat dapat menciptakan gairah kerja pekerja lebih tinggi serta dapat menciptakan konsentrasi kerja pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
2. Lingkungan kerja non fisik (Kenneth N. Wexly dalam soehardi, 2006:183)
a. lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kerja pekerja adalah latar belakang keluarga pekerja. Pada pekerjaan perusahaan jasa, factor fsikologis yang berupa beban sosial sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerjanya dan masuk dalam pertimbangan perencanaan lingkungan kerja.
b. status sosial
Factor status sosial obyek analisa lingkungan kerja di perlihatkan secara signifikan dari jabatan structural seorang pekerja dalam kantornya.
Dengan demikian dalam perencanaan lingkungan kerja jabatan antar pekerja disuatu lingkungan sangat perlu di pertimbangkan terhadap akses psikologis bagi pekerja yang dapat mempengaruhi kepuasan keja.
c. hubungn kerja dalam kantor
Yaitu hubungan kerja antar pekerja dan pekerja dengan pemimpin yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja.
Menurut Edwin flippo keinginan karyawan terdiri dari ;
– teman sekerja yang menyenangkan.
– penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan.
– kesempatan untuk berkembang.
– lingkungan kerja yang mampu dan adil.
– perintah dan penghargaan yang masuk akal.
d. system informasi
Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan ide, pesan, perintah, berita dari seseorang kepada orang lain agar diantara mereka terdapat interaksi.
2.2.1 Indikator-indikator Lingkungan
Menurut (Sedarmayanti, 2001:46) indikator-indikator dari lingkungan kerja meliputi :
- Suhu udara, suhu udara termasuk salah satu kondisi kerja yang akan dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja.
- Penerangan, dalam hal penerangan disini bukanlah terbatas pada penerangan listrik, melainkan juga termasuk penerangan matahari.
- Keamanan, rasa aman disini adalah dalam melaksanakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan mendorong kerja karyawan.
- Suara bising, suara bising yang terus menerus akan mengurangi kepekaan pendengaran pegawai dan mengganggu ketenangan para pegawai yang bekerja.
- Penggunaan warna, warna ruangan kerja, peralatan dan mesin dirancang sedemikian rupa, tidak selamanya seragam, bisa menggunakan warna kombinasi, bahkan jenis cara yang digunakan cukup dominan mempengaruhi kulitas lingkungan kerja.
- Ruang gerak, memungkinkan ruang gerak dalam perubahan-perubahan kearah pengembangan yang positif bagi kemajuan karyawan.
- Hubungan karyawan, yaitu hubungan kerja antar pekerja dan pekerja dengan pemimpin yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja.
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja
Lingkungan kerja menurut Nitisemito, (2000:183)ada dua faktor :
- Lingkungan kerja fisik
- Pewarnaan
Warna mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa manusia dan bias membawa kesejukan, kedamaian dan ketentraman.
- Kebersihan
Lingkungan yang bersih akan sangat berengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan aktivitas kerja sehari-hari.
- Penerangan
Dalam hal penerangan disini bukanlah terbatas pada penerangan listrik, melainkan juga termasuk penerangan matahari.
- Pertukaran udara
Pertukaran udara yang cukup dalam suatu ruangan yang penuh karyawan akan memberi manfaat terhadap kesegaran karyawan
- Keamanan
Rasa aman disini adalah dalam melaksakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan mendorong semangat kerja karyawan.
- Musik
Musik yang mengalun lembut dapat menimbulkan suasana gembira yang berarti dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja dan menambah semangat bekerja.
- Lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja non fisik berhubungan dengan suasana kerja. Maksudnya menyangkut hubungan antara pimpinan dengan para bawahan secara timbal balik, hubungan sesama staf pimpinan ataupun karyawan pada tingkat yang sama.
2.2.3 Bentuk-bentuk lingkungan kerja
Menurut (Sedarmayanti 2001:21) lingkungan kerja dapat dibagi dalam 2 bentuk :
- Bentuk Fisik yaitu keadaan fisik dari hal-hal yang ada disekitar pekerja misalnya, kondisi tempat kerja, keamanan tempat kerja dan kebersihan ruang kerja.
- Bentuk hubungan yaitu hubungan antar manusia yang terlibat langsung atau tidak langsung terhadap aktifitas pekerja lingkungan dalam bentuk hubungan ini dibagi 2 yaitu :
- Hubungan Vertikal misalnya hubungan yang terjadi antar atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
- Hubungan Horizontal misalnya hubungan yang terjadi antara personal dan jabatannya sama atau setingkat.
2.3 Pengertian Kinerja
Dewasa ini kata “kinerja” telah menjadi kata yang telah memasyarakat, hampir semua kalangan seringkali menggunakan istilah kinerja ini, mulai dari media massa, pejabat birokrat, pelaku bisnis bahkan sampai masyarakat awam, namun demikian tidak ditemukan definisi yang definitive tentang kinerja. Hal ini dikarenakan istilah kinerja tidak ditemui dalam kamus besar bahasa Indonesia, kecuali kamus bahasa Indonesia lainnya yang menyatakan bahwa kinerja merupakan sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atas kemampuan kerja. Sehingga berbagai pihak cenderung memberikan pandangan kata kinerja dengan ‘Performance’ dalam bahasa Inggris.
Menurut (Amstrong dan Baron yang dikutip oleh Wibowo, 2007:7) Kinerja merupkan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan dan strategi organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan konstribusi pada ekonomi.
Sedangkan menurut (Anwar Prabu Mangkunegara, 2002:67) Kinerja atau Actual Performance yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai administrasi dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut (Buyung A. Syafei, 2006:111) kinerja didefinisikan sebagai hasil-hasil fungsi pekerja/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
Sedangkan Kinerja (Payaman Simanjuntak, 2005:1) adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Pendapat (Dessler, 2000:87) : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.
Sedangkan menurut (Bernardin dan Russel dalam Achmad Ruky, 2002:15) memberikan pengertian Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.
Menurut (Gibson dkk, 2003: 355), kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja keefektifan kinerja lainnya. Sedangkan (Bastian, 2001:329) mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.
Oleh karena itu berdasarkan menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan atau pegawai tersebut persatuan waktu periode dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Dengan demikian kinerja dapat dilihat dari beberapa dimensi yang berbeda yang pertama adalah kinerja sebagai hasil (Output) yaitu menilai kinerja dengan melihat apa yang telah dicapai oleh seseorang. Kedua adalah kinerja dilihat dari aspek prosesnya, bagaimana prosedur-prosedur yang telah dilalui dan ditempuh seseorang dalam menyelesaikan tugasnya.
Dimensi lain adalah ditinjau dari aspek konstektualnya yakni kemampuan sendiri (personal ability) yang dimiliki oleh seseorang karyawan. dimana diyakini bahwa jika seseorang mampu mengerjakan tugasnya maka diharapakan kinerja juga akan baik.
Dalam kajian manajemen, pengertian kinerja (performance) didefinisikan secara beragam oleh para ahli, namun substansinya sama yaitu suatu output yang dihasilkan melalui prestasi kerja. Kinerja secara formal didefinisikan secara individu, kelompok maupun organisasi. Aspek kuantitas ini mengacu pada beban kerja yang telah ditetapkan sedangkan aspek kualitas kerja dapat dilihat dari hasil akhir secara keseluruhan.
Dengan demikian, dari berbagai pendapat diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja adalah suatu tingkat pencapaian tujuan atau tingkat pencapaian hasil seseorang dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya, atau dapat pula disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu tingkatan sejauh mana proses kegiatan organisasi itu memberikan hasil atau mencapai tujuan atau dengan kata lain penilaian terhadap suatu kinerja merupakan hal yang pentig untuk dilakukan guna dapat mengetahui sejauh mana tujuan organisasi itu berhasil diwujudkan dalam jangka waktu tertentu. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah Spesifikasi pekerjaan, standar playanan, diskusi, perbaikan pekerjaan, potensi, kuantitas, penyelesaian pekerjaan, inovasi dan kreatifitas, pelaksanaan tugas, dedikasi, sesuai dengan jadwal, komitmen, tidak menunda pekerjaan, kecepatan menyerap perintah, profesionalisme, efesiensi dan efektifitas, prioritas, pengawasan, absensi dan kerjasama.
2.3.1 Indikator –Indikator Kinerja
Penilaian kinerja karyawan pada suatu Institusi menurut (Malayu Hasibuan, 2009:95) antara lain:
- Kesetiaan, Yang dimaksud dengan kesetiaan, adalah kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Institusi tempat bekerja.
- Prestasi kerja, hasil kerja yang dicapai seorang karyawan dalam melaksana tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang karyawan dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan , pengalaman dan kesungguhan kayawan yang bersangkutan.
- Tanggung jawab, kesanggupan seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
- Ketaatan, kesanggupan seorang karyawan untuk menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku, menaati perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
- Kejujuran, pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran, adalah ketulusan hati seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
- Kerjasama, kemampuan seseorang karyawan untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
- Prakarsa, kemampuan seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
- Kepemimpinan, kemampuan seorang karyawan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.
Menurut (Wibowo, 2007:326), ada tiga jenis dasar kriteria kinerja yang diketahuai. Kriteria berdasarkan sifat, memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang pegawai admistrasi yaitu : loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian.
2.3.2 Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam menilai kinerja pegawainya. Secara umum tujuan dari penilaian kinerja adalah memberikan timbal balik kepada pegawai dalam upaya memperbaiki kerja pegawai dan untuk meningkatkan produktivitas organisasi. Secara khusus tujuan penilaian kinerja adalah sebagai pertimbangan keputusan organisasi terhadap pegawainya mengenai promosi, mutasi, kenaikan gaji, pendidikan dan pelatihan ataupun kebijakan manajerial lainnya. Sehingga penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses perekrutan, seleksi, penempatan dan pelatihan di organisasi. (Hariandja, 2002:195) .
Menurut (Wibowo, 2007:326), ada tiga jenis dasar kriteria kinerja yang diketahuai. Kriteria berdasarkan sifat, memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang pegawai admistrasi yaitu, loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian.
Menurut (Wibowo, 2007:322) suatu sistem manajemen kinerja yang efektif umumnya menjalankan dua tujuan yakni :
- Tujuan evaluasi yang membiarkan orang tau dimana posisinya.
- Tujuan pengembangan yang memberikan informasi dan arahan tertentu kepada individu, sehingga dapat memperbaiki kinerjanya.
2.3.3 Aspek-Aspek Penilaian Kinerja dan Standar Pekerjaan
Menurut (Malayu Hasibuan, 2009:95) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja adalah sebagai berikut:
- Kesetiaan
Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab.
- Prestasi Kerja
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaan.
- Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti pada bawahannya.
- Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan ke padanya.
- Kreativitas
Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
- Kerjasama
Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertikal dan horizontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
- Kepemimpinan
Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.
- Kepribadian
Penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang disukai, memberi kesan menyenangkan, memperhatikan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
- Prakarsa
Penilai menilai kemampuan berpikir yang orsinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang dihadapinya.
- Tanggung jawab dan kecakapan
Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaan, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.
Adapun aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi:
- Proses kerja dan kondisi pekerjaan
- Waktu yang dipergunakan atau lamanya menyelesaikan pekerjaan
- Jumlah kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan
- Jumlah dan jenis pemberian dalam bekerja
Sedangkan aspek kualitatif meliputi :
- Kecepatan kerja dan kualitas pekerjaan
- Tingkat kemampuan dalam bekerja
- Kemampuan menganalisis data atau informasi, kemampuan atau kegagalan menggunakan mesin atau peralatan dan
- Kemampuan mengevaluasi (keluhan atau kebiasaan konsumen)
2.3.4 Langkah-Langkah Dalam Peningkatan Kinerja
Langkah-langkah dalam peningkatan kinerja menurut (Anwar Prabu Mangkunegara, 2005:22) sebagai berikut:
1) Mengetahui adanya kekurangan dalam kinerja. Dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :
- Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan terus-menerus melalui fungsi-fungsi bisnis.
- Mengidentifikasi masalah melalui karyawan.
- Memperhatikan masalah yang ada.
2) Mengenal kekurangan dan tingkat keseriusan. Untuk memperbaiki keadaan tersebut, diperlukan beberapa informasi, antara lain :
- Mengidentifikasi masalah setepat mungkin.
- Menentukan tingkat keseriusan masalah.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No |
Nama Peneliti |
Judul |
Metode |
Hasil |
1 |
Choirul Rozikin (2010) |
Pengaruh kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Pertama Negeri di kecamatan Lais |
|
Kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja guru |
2 |
Oka Pratama (2009) |
Pengaruh kepemimpinan dan kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Tanaman pangan Prov Sumsel |
|
Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumatera Selatan |
3 |
Ruminarsih (2010) |
Pengaruh pembinaan dan supervisi kelas oleh pengawas terhadap kinerja Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Muara Enim | Analisa Regresi linier sederhana & uji t | Pembinaan dan supervise kelas berpengaruh terhadap kinerja guru |
4 |
Rangga Tirtana (2008)
|
Pengaruh kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan
|
Analisa Regresi linier sederhana dan uji t
|
Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan & memiliki hubungan antara kinerja & kepemimpinan
|
2.5 Variabel Penelitian
2.5.1 Dentifikasi Variabel
Dalam penelitian “pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakti Bunda Palembang” terdapat 2 (dua) variabel yaitu :
Variabel bebas : Lingkungan Kerja (X)
Variabel terikat : Kinerja karyawan (Y)
2.6 Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa kinerja merupakan bagian terpenting dari tujuan oeganisasi, karena dengan kinerja ini sangatlah menentukan tentang keberadaan organisasi. Oleh sebab itu kinerja sebagai variable terikat (Y), maka perlu dikaji variabel bebas apa saja yang akan membuat variabel terikat terssebut dapat meningkat.
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran
Lingkungan Kerja (X)
Sedarmayanti (2001;46) |
Kinerja (Y)
Malayu hasibuan (2009;95) |
2.7 Hipotesis
Menurut (Siswono, 2007:45) Hipotesis merupaka pernyataan tentative yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya. Dari kajian teori, peneliti terdahulu dan kerangka pemikiran pada gambar 2.6 maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis komparatif (Ho) dan hipotesis (Ha).
- Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
b.Ha : ada pengaruh yang signifikan antara Lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Bunda jln. Demang Lebar Daun No 70 Palembang.
3.1.2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Penelitian ini difokuskan pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit Bunda Palembang.
3.2. Metodologi Penelitian
3.2.1 Metode Pengumpulan Data
Sumber data didapat dari berbagai jenis data dengan instrumen pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner , dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah Rumah Sakit Bunda Palembang.
1. Data Primer
Yaitu pengamatan langsung terhadap hal-hal yang diperlukan sebagai landasan untuk mengadakan analisa dari permasalahan yang dihadapi. Adapun yang di amati yaitu aktivitas karyawan dalam bekerja.
- Kuisioner
Yaitu data yang diperoleh melalui suatu daftar pertanyaan yang sudah disiapkan oleh penulis kepada pihak responden yaitu karyawan Rumah Sakit bunda Palembang untuk diisi, adapun kuisioner tersebut mengenai Lingkungan kerja dengan kinerja karyawan.
- Studi kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data dengan mempelajari masalah yang berhubungan dengan Lingkungan kerja dan kinerja karyawan yang diteliti serta bersumber dari buku-buku pedoman yang disusun oleh para ahli yang berhubungan dengan masalah yang dianalisis
2. Data sekunder
Yaitu data karyawan yang telah diolah dari Rumah Sakit Bunda Palembang.
3.2.2 Variabel Operasional
Tabel 3.0
Operasianal Variabel
Variabel |
Definisi |
Indikator |
Variabel Lingkungan Kerja (X)
|
Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan dimana karyawan bekerja, sedangkan kondisi kerja merupakan kondisi dimana karyawan tersebut bekerja. | 1.Penerangan
2. Suhu udara 3. suara bising 4.Penggunaan earna 5.Ruang gerak yang diperlukan 6.Keamanan kerja 7. Hubungan karyawan |
Variabel Kinerja Karyawan (Y)
|
Kinerja Karyawan adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
|
1. Kesetiaan 2. Prestasi kerja
3.Tanggungjawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa 8. Kepemimpian |
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Mengingat bahwa populasi dalam penelitian ini berjumlah 199 orang, sehingga Teknik Sampling dalam penelitian ini menggunakan Cluster random sampling. Tehnik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, (Sugiyono, 2006).
Dalam menentukan sampel penelitian maka digunakan rumus slovin (Sugiyono, 2006) sebagai berikut :
Ket:
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir (tingkat keletelitian 90%)
dalam jumlah populasi tersebut dengan tingkat ketidak teletian sebesar 10% maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar :
n
n=
n=
n=
n=66, 56 n=67
jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 67 orang karyawan.
3.2.4. Teknik Analisis Data
1. Analisa kualitatif menurut Sugiyono (2006:13)
Serangkaian observasi yang tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka dan rumus melainkan dengan kata-kata dan kalimat menurut data pengambilan kesimpulan.
2. Analisa Kuantitatif menurut Sugiyono (2006:14)
Analisis yang menggunakan angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan dan penelitan terhadap pengaruh Lingkungan kerja pada Rumah Sakit Bunda Palembang yang dihubungkan dengan kinerja karyawan.
Keterangan kuisioner menurut katagori skala Likert.
Alternatif jawaban bobot nilai bila positif.
1) Sangat setuju skor 5
2) Setuju skor 4
3) Ragu-ragu skor 3
4) Tidak setuju skor 2
5) Sangat tidak setuju skor 1
3.2.5. Alat Analisis
Dalam penulisan proposal ini alat analisis yang digunakan adalah :
|
1. Rumus regresi linier sederhana menurut sugiyono (2006:204)
Dimana Y = Kinerja karyawan
X = Lingkungan kerja
A = Konstanta yang merupakan nilai y pada saat x = 0
b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen
Nilai a dihitung dengan rumus
Nilai b dihitung dengan rumus
Ket : X = Lingkungan kerja
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta yang merupakan nilai y pada saat x = 0
b = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel dependen.
n = jumlah data/banyak data
2. Analisis koefisien korelasi (r) menurut Sugiyono (2006:182)
Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan antara pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kerja karyawan yang dihasilkan.
Rumus :
Dimana r = bilangan konstanta
X = lingkungan kerja
Y = kinerja karyawan
n = jumlah data
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Kolerasi Nilai r
Interval Koefisien |
Tingkat Hubungan |
0,00 – 0,199 |
Sangat Rendah |
>0,20 – 0,399 |
Rendah |
>0,40 – 0,599 |
Cukup |
>0,60 – 0,799 |
Kuat |
>0,80 – 1,000 |
Sangat Kuat |
Sumber : Sugiyono ( 2010:250 )
3. Tes Koefisien (Uji t) menurut Sugiyono (2006:184)
Yaitu menguji signifikan dari nilai koefisien korelasi yang ada hubungannya yaitu satu sama lain, gunanya adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh hubungan digunakan tes koefisien korelasi dengan menghitung harga titik t atau t-hitung. Mengetahui apakah suatu hipotesis itu ditolak atau diterima maka akan dilakukan uji potesis dalam langkah-langkah :
Rumus:
Keterangan t = nilai hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah data
4. Tentukan harga t-tabel berdasarkan taraf signifikan dan derajat kebebasan tertentu.
Harga t-tabel dihitung dengan rumus :
t-tabel
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttable dengan taraf kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n – 2. Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis ditolak atau diterima maka dilakukan uji hipotesis.
Tarik kesimpulan :
a) Ho diterima dan Ha ditolak, apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel
b) Ho ditolak dan Ha diterima, apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Bunda Palembang.
Rumah Sakit Bunda diresmikan 6 agustus 1990. Dalam keadaan yang sangat sederhana 25 tempat tidur tapi telah dilengkapi dengan ruangan standar rumah sakit bersalin dan diberi nama RSB Bunda. Tiga tahun kemudian diresmikan ruang rawat tahap 2-3 lantai dan mulai saat itu RSB ditingkatkan menjadi RSAB Bunda yang dapat merawat pasien anak-anak. Membangun tahap 3, Bunda Graha Medika praktek dokter bersama yang terdiri 24 dokter spesialis dan 6 dokter umum, 1 dokter gigi.
Fasilitas lengkap untuk “General Cheek up” seperti radiologi, fisioterapi, treadmill, ultrasonografi, dan laboratorium untuk menunjang sarana diagnotik yang diperlukan. Tuntutan masyarakat yang menginginkan perawatan dewasa menggugah hati kami mendirikan layanan untuk perawatan yang dimaksud.
Pengembangan tahap IV dengan fasilitas ruang dewasa. Sejak itu RSAB Menjadi Rumah Sakit Umum Bunda (RSB) yang diresmikan pada tahun 1997 dengan fasilitas Standar Rumah Sakit.
RS. Bunda selalu berbenah diri untuk memanfaatkan ruangan disetiap lantai, dibangun lift sehingga semua pasien dapat dirawat disetiap tingkat. Era globalisasi memungkinkan dokter spesialis dapat memberikan pertolongan pada pasien terutama di RS yang belum ada dokter ahlinya misalnya bedah khusus. Oleh karena itu kami membangun fasilitas pembedahan standar nasional, 2 kamar operasi, 2 ruang “recovery room”, 2 ruang Intensive Care Unit dan membangun 8 ruang rawat VIP. Sehingga tempat tidur di RS Bunda sekarang 86 beds. Fasilitas pendukung lainnya, apotik prima, lahan parkir, kantin, wartel, musholla, dan juga dilengkapi dengan genset.
Sebagai sebuah Organisasi Rumah Sakit Bunda tidak berdiri sendiri. Untuk Memperluas jaringan dan kuatnya organisasi pada tahun 1992. RSB Bunda saat itu bergabung dengan RSB Bunda Jakarta. RSU Permata Bunda Medan. RSB Bunda Padang dan RSB Bunda Semarang dalam bentuk “Hospital Chain” dengan nama Bunda Indonesia Group.
4.1.2. Visi Dan Misi Rumah Sakit Bunda Palembang
Dalam penyelenggaraan pelayanan RS Bunda Palembang berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang dikelola secara sosioekonomi, Etika Rumah Sakit, Etika Kedokteran dan Profesionalisme.
- Visi Rumah Sakit Bunda Palembang
Menjadi Rumah Sakit andalan di sumatera selatan yang memberikan pelayanan terbaik dan menjadi kebanggaan masyarakat sumatera selatan dan sekitarnya.
- Misi Rumah Sakit Bunda Palembang
- Memberikan pelayanan terbaik dengan selalu berupaya meningkatkan kualitas SDM.
- Mengembangkan kelengkapan jenis pelayanan.
- Meningkatkan secara menerus diversifikasi, kualitas dan kekinian peralatan medis dan penunjang.
- Melakukan upaya menjadi rumah sakit andalan dan kebanggaan masyarakat di Sumatera Selatan dengan menciptakan kenyamanan dan keamanan.
4.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Bunda Palembang
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen v (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain dari pada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut:
a. Chester I. Bamard dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two mare persons)
b. James D. Mooney mengatakan bahwa 1 “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adaiah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama).
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu:
a. Orang-orang (sekumpulan orang)
b. Kerjasama, dan
c. Tujuan yang ingin dicapai.
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki. Kemampuan menyusun suatu organisasi merupakan pencerminan dari kemampuan pimpinan dalam pembagian serta tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan. Sturktur organisasi secara langsung mempunyai pengaruh terhadap kelancaran aktifitas suatu kesatuan, dengan adanya struktur organisasi tersebut. Setelah dilakukan pengamatan terhadap struktur organisasi yang diterapkan oleh Rumah Sakit Bunda Palembang, Maka penulis berpendapat bahwa struktur Rumah Sakit Bunda Palembang ini merupakan bentuk organisasi flow chart yaitu berbentuk kotak-kotak dan adanya garis komando karena, satu perintah dari atasan langsung terhadap bawahan.
Struktur organisasi Rumah Sakit Bunda Palembang dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1.3
Struktur Organisasi Rumah Sakit Bunda Palembang
Keberadaan struktur organisasi yang merupakan pedoman bagi karyawan menggambarkan adanya:
a. Aktivitas yang akan dliaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b. Pembagian tugas kedalam bagian-bagian melalui upaya dengan departementasi.
c. Pemantapan pelaksanaan tugas yang dapat di koordinasikan dan dikendalikan oleh setiap manajer sesuai dengan keahlian dan ketrampilan masing-masing karyawan.
4.1.4. Chart Karyawan Rumah Sakit Bunda yang dijadikan sebagai sampel
Sampel Karyawan bagian Perawat |
||||
NO |
N A M A |
Jabatan |
Unit /Instansi |
|
1 |
Henny Apriany.AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
2 |
Selly Meirinda. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
3 |
Amaliah. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
4 |
Merry Juniarti RM. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
5 |
Nina Meylia. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
6 |
Safitri Anggraini. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
7 |
Dina Retnika. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
8 |
Alfitri Qinara. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
9 |
Dewi Rahmawati. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
10 |
Magdalena. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
11 |
Herliana. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
12 |
Afriliwiyanti. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
13 |
Dessy Arisandi. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
14 |
Desi Rosliana. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
15 |
Siti Komariah. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
16 |
Fitri Yunita. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
17 |
Dwi Andari. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
18 |
Melisa Indri Danti. AMKp |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
19 |
Ana Melia. AMKP |
Perawat VIP |
Zaal VIP |
|
20 |
Melda Sari. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
21 |
Melisa. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
22 |
Mariani. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
23 |
Riska Nawiruhi. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
24 |
Leni Maryati. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
25 |
Sri Rahayu. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
26 |
Nova Kristianti. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
27 |
Eka Pranita. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
28 |
Rini Oktari. AMKp |
Perawat IB baru |
Zaal VIP |
|
29 |
Nur Yuliana. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
30 |
Tities Suryanti. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
31 |
Nurkholida. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
32 |
Dwi Rika Setianingsih. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
33 |
Susilawati. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
34 |
Desniar. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
35 |
Erni Herawati. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
36 |
Ella Sari Oktavianti. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
37 |
Yulianti. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
38 |
Hawarila. AMKp |
Perawat Pelaksana zaal anak |
Zaal anak |
|
40 |
Endang Wahyuni. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
41 |
Firdaus. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
42 |
Septi Anggraini. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
43 |
Yati Astuti. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
44 |
Nopita. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
45 |
Erni J. Ningsih. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
46 |
Hermi Della P. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
47 |
Pebria Nuryanti. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
48 |
Dewi Wahyu Margareta. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
49 |
Vivit Sumartin. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
50 |
Fitriana Febriani. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
51 |
Febriani Harmi Putri. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
52 |
Rinda Silvia. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
53 |
Muktiana. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
54 |
Ema Maryani. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
55 |
Reta Wati. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
56 |
Sumiana. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
57 |
Gustina Marnis. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
56 |
Dina Oksantia. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
59 |
Ririn Saputri. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
60 |
Novi Dwi c. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
61 |
Ratih Tri Suntari. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
62 |
Jayanti Manda Sari. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
63 |
Myrna Sevitri. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
64 |
Wiwin Dwi Saputri. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
65 |
Erna Dewi. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
66 |
Epi Eprianti. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
|
67 |
Rischa Silviana. AMKp |
Perawat Pelaksana PDL A |
Zaal PDL A-B |
Gambar 4.1.4
Dalam chart diatas jumlah sampel sebanyak 67 orang dari perawat.
4.1.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dari struktur organisasi diatas dapat dilihat garis wewenang yang langsung dari atasan sampai bawahan. Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung melalui suatu garis wewenang dimana atasan dan bawahan bertanggung jawab untuk melaporkan kepada atasannya atau kepada yang menduduki jabatannya satu tingkat diatasnya.
Sesuai dengan struktur organisasi dalam Rumah Sakit Bunda Palembang ini diterapkan pembagian tugas tiap-tiap bagian sebagai berikut :
- Badan Pembina:
Sebagai pengelola dan pengawas kerja Rumah Sakit Bunda Palembang, usulan atau pengajuan harus diketahui oleh BP karena, BP yang berhak atas usulan dari direktur Rumah Sakit Bunda Palembang.
- Direktur:
Sebagai pemegang kuasa yang tinggi dilingkungan Rumah Sakit Bunda Palembang. Direktur berhak memberikan sanksi kepada karyawan yang kurang disiplin dan juga berhak mengajukan usulan penambahan atau pemberhentian karyawan kepada BP Rumah Sakit Bunda Palembang.
- Wakil Direktur
Wadir ini merangkap menjadi 4 bagian yang meliputi: Sumber daya manusia, Keuangan, pelayanan Penunjang, dan Medis. Yang berwenang terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh sumber daya manusia, keuangan, pelayanan penunjang dan medis. Tugasnya yaitu membantu kepala bidang administrasi umum dan SDM dalam peningkatan kualitas petugas di bidang pelayanan, mengontrol keluar masuknya aliran kas kecil rnaupun besar dikeuangan, memberikan arahan atau masukan kepada bidang perawat yang rnelakukan kesalahan, dan membantu direktur umum dan pelayanan dalam penatalaksanaan teknis pelayanan medis.
4. Kepala Bidang Administrasi Umum dan SDM
Pejabat struktural yang membantu Direktur umum dan pelayanan dalam penatalaksanaan administrasi rumah sakit.
- Menyusun rencana kerja bidang administrasi umum.
- Memberikan arahan dan bimbingan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan dibawah bidang administrasi umum.
- Melakukan koordinasi baik secara vertikal maupun lintas bidang dalam perumusan strategi dan evaluasi.
- Memberikan penilaian kinerja pegawai dibawah bidang administrasi umum.
- Menatalaksanakan Surat Keputusan Direktur.
- Memberikan pembinaan baik lisan maupun berbentuk Surat Peringatan Kedua (SP II) kepada seluruh pegawai rumah sakit.
- Mengusulkan penyempurnaan sistem kerja.
- Mampu menjaga kerahasiaan.
- Mengambil keputusan teknis bidang administrasi umum.
5. Kepala Seksi Administrasi umum
Pejabat struktural yang membantu Kepala Bidang Administrasi Umum dan SDM dalam pengelolaan tata usaha dan kepegawaian rumah sakit.
- Mengawasi unit sekretariat, unit pemeliharaan (satpam, CS, teknisi dan sopir) serta unit perlengkapan dalam pelaksanaan tugas.
- Melakukan koordinasi baik secara vertikal maupun secara lintas bidang dalam perumusan strategi dan evaluasi.
- Memberikan rekomendasi dalam penilaian kinerja pegawai dibawah bidang pelayanan.
- Mengusulkan penyempurnaan sistem kerja.
- Mengatur jadwal kerja dan mengambil keputusan mobilisasi tenaga bidang pelayanan yang perlu segera diambil.
6. Kepala Seksi Peningkatan SDM Pelayanan.
a. Menyusun rencana kerja peningkatan SDM bidang pelayanan.
b. Memberikan arahan, bimbingan dan konseling kepada seluruh pegawai dibidang pelayanan agar tercipta kualitas yang bermutu dan meningkat dari waktu ke waktu.
c. Melakukan koordinasi baik secara vertikal maupun lintas bidang dalam perumusan strategi dan evaluasi.
d. Memberikan rekomendasi dalam penilaian kinerja pegawai dibawah bidang pelayanan.
e. Memberikan pembinaan langsung secara lisan kepada seluruh jajaran dibawah bidang pelayanan.
7. Kepala Bidang Keuangan
Pejabat struktural yang membantu Direktur umum dan pelayanan dalam penatalaksanaan administrasi keuangan RS Bunda.
- Menyusun rencana kerja bidang keuangan.
- Memberikan arahan dan bimbingan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan dibawah bidang keuangan.
- Memberikan penilaian kinerja pegawai dibawah bidang keuangan.
- Mengambil keputusan teknis bidang keuangan.
- Memberikan pembinaan secara lisan kepada pegawai bidang keuangan rumah sakit.
8. Kepala Bidang Pelayanan Medis
Pejabat struktural yang membantu Direktur umum dan Pelayanan dalam penatalaksanaan teknis pelayanan medis.
- Menyusun rencana kerja dibidang pelayanan medis.
- Memberikan arahan dan bimbingan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan dibawah dibidang pelayanan medis.
- Memberikan penilaian kinerja pegawai dibawah bidang pelayanan medis.
- Mengambil keputusan teknis bidang pelayanan medis yang perlu segera diambil.
- Melakukan mediasi terhadap konflik yang terjadi pada jajaran pelayanan medis.
- Memberikan pembinaan langsung secara lisan kepada seluruh jajaran dibawah bidang pelayanan medis.
- Merekomendasikan sanksi administratif terhadap seluruh jajaran bidang pelayanan medis yang telah memenuhi syarat untuk diberikan.
9. Kepala Seksi Rekam Medik
Pejabat struktural yang membantu Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medis dalam pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit.
- Datang dan pulang kerja tepat waktu.
- Menyusun perencanaan kegiatan dan kebutuhan data tahunan rumah sakit.
- Menyusun program kerja dibidang perencanaan statistic.
- Menyiapkan dan mendistribusikan berkas atau dokumen rekam medik keseluruh seksi terkait.
- Mengatur sistem administrasi rekam medis RS Bunda.
- Mengkoordinasikan pengumpulan data rekam medis RS Bunda untuk penyusunan laporan.
10. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medis
Pejabat struktural yang membantu Direktur umum dan pelayanan dalam penatalaksaan teknis pelayanan penunjang medis.
- Menyusun rencana kerja bidang pelayanan penunjang medis.
- Memberikan arahan dan bimbingan tentang teknis pelaksanaan pekerjaan dibawah bidang pelayanan penunjang medis.
- Memberikan penilaian kinerja pegawai dibawah bidang pelayanan penunjang medis.
4.1.6 Identifikasi Responden
Untuk keperluan analisis dilakukan pengumpulan data dengan memberikan kuesioner sebanyak 67 responden kepada pegawai instansi yaitu bagian perawat pada Rs. Bunda Palembang. Karakteristik responden antara lain data tentang jenis kelamin, pendidikan dan golongan/ pangkat.
Berikut ini data mengenai deskripsi responden.
- 1. Jenis Kelamin Karyawan
Tabel 4.1.6.1
Jenis Kelamin Karyawan
Jenis Kelamin Karyawan |
||
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Presentase |
Perempuan |
66 |
98.5% |
Laki-laki |
1 |
1,5% |
Jumlah |
67 |
100% |
Sumber : data diolah
Tabel 4.1.6.1 menunjukkan karyawan bagian perawat pada Rs. Bunda Palembang Berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 66 orang atau 98,5% dan karyawan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang atau 1,5%.
- 2. Pendidikan
Tabel 4.1.6.2
Data Pendidikan Karyawan
Data Pendidikan Karyawan |
||
Pendidikan |
Jumlah |
Presentase |
SLTA |
0 |
0% |
Diploma |
67 |
100% |
Sarjana |
0 |
0% |
Pasca Sarjana |
0 |
0% |
Jumlah |
67 |
100% |
Sumber : data diolah
Tabel 4.1.6.2 menunjukkan karyawan bagian perawat pada Rs. Bunda Palembang berpendidikan SLTA sebanyak 0 orang atau 0%, Diploma sebanyak 67 orang atau 100% karyawan yang berpendidikan Sarjana sebanyak 0 orang atau 0%, dan Pasca Sarjana 0 orang atau 0%.
- 3. Golongan/ pangkat
Tabel 4.1.6.3
Data Golongan/pangkat
Data Pendidikan Karyawan |
||
Pendidikan |
Jumlah |
Presentase |
Gol I |
0 |
0% |
Gol II |
67 |
100% |
Gol III |
0 |
0% |
Gol IV |
0 |
0% |
Jumlah |
67 |
100% |
Sumber : data diolah
Tabel 4.1.6.3 menunjukkan karyawan bagian perawat pada Rs. Bunda Palembang Golongan I sebanyak 0 orang atau 0%, Gol II sebanyak 67 orang atau 100% karyawan yang Gol III sebanyak 0 orang atau 0%, dan Gol IV 0 orang atau 0%.
4.2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Bunda Palembang
Pada bab ini penulis akan menganalisis dan membahas permasalahan pada bab sebelumnya berdasarkan data-data dan variable-variabel penelitian dengan dilandasi teori-teori dari para ahli yang berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit bunda Palembang Berdasarkan dari hasil jawaban yang diperoleh dari penyebaran kuisioner, kita dapat mengetahui pendapat Karyawan apakah pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja sangat kuat atau berpengaruh sangat lemah dan mungkin tidak memiliki pengaruh.
Maka dari itu penulis telah menyebarkan kuisioner kepada 67 karyawan sebagai responden, yaitu masing-masing variable dengan 10 pernyataan yang diberikan pada responden yang menjadi sampel pada penelitian ini. Setelah mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaan yang diajukan kepada responden, penulis mengelolah data kualitatif tersebut menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor terhadap jawaban tersebut menurut skala likert yaitu:
Alternatif jawaban bobot nilai bila positif.
6) Sangat setuju skor 5
7) Setuju skor 4
8) Ragu-ragu skor 3
9) Tidak setuju skor 2
10) Sangat tidak setuju skor 1
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan setelah menyebar kuisioner kepada responden sebanyak 67 orang responden, dalam hasil tersebut jawaban yang diberikan oleh pegawai sangat bervariasi.
4.2..1. Lingkungan Kerja pada Rumah Sakit Bunda Palembang
Berikut akan dijelaskan mengenai tabulasi hasil kuisioner variabel lingkungan kerja (X).
Tabel 4.2.1
Hasil Kuesioner mengenai lingkungan kerja (X)
No |
Variabel X |
Persentase |
Jumlah |
Rata-rata |
||||
SS |
S |
RR |
TS |
STS |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||
1 | Pertukaran udara yang cukup di dalam ruang kerja karyawan |
16 |
44 |
4 |
3 |
0 |
274/67 |
4,089 |
23,9% |
65,7% |
6,0% |
4,5% |
0% |
100% |
|||
2 |
Ventilasi yang cukup pada gedung |
9 |
42 |
14 |
2 |
0 |
259/67 |
3,865 |
13,4% |
62,7% |
20,9% |
3,0% |
0% |
100% |
|||
3 | Hilangnya konsentrasi waktu bekerja |
8 |
37 |
18 |
4 |
0 |
250/67 |
3,731 |
11,9% |
55,2% |
26,9% |
6,0% |
05 |
100% |
|||
4 | Kehilangan pendengaran yang merupakan perubahan ambang batas sementara |
11 |
34 |
15 |
7 |
0 |
250/67 |
3,731 |
16,4% |
50,7% |
22,4% |
10,4% |
0% |
100% |
|||
5 | Dapat melihat dan mengamati objek pekerjaan dengan lebih cermat dan tepat |
13 |
40 |
7 |
6 |
1 |
259/67 |
3,865 |
19,4% |
59,7% |
10,4% |
9,0% |
1,5% |
100% |
|||
6 | Penerangan yang tidak memadai pada masing masing ruang kerja karyawan dapat menimbulkan berbagai macam kesalahan yang tidak di sengaja |
11 |
32 |
15 |
9 |
0 |
246/67 |
3,671 |
32,8% |
47,8% |
22,4% |
13,4% |
0% |
100% |
|||
7 | Mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa manusia dan bisa membawa kesejukan, kedamaian, dan ketentraman |
11 |
41 |
15 |
0 |
0 |
264/67 |
3,940 |
16,4% |
61,2% |
22,45 |
0% |
0% |
100% |
|||
8 | Membantu karyawan agar dapat leluasa bekerja dengan baik |
22 |
42 |
2 |
1 |
0 |
286/67 |
4,268 |
32,8% |
61,7% |
3,0% |
1,5% |
0% |
100% |
|||
9 | Melaksanakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan mendorong semangat kerja karyawan |
19 |
36 |
6 |
4 |
0 |
271/67 |
4,440 |
28,4% |
53,7% |
11,9% |
6,0% |
0% |
100% |
|||
10 | Terjadi komunikasi kerja yang baik antara sesama karyawan yang saling menghormati |
11 |
35 |
15 |
6 |
0 |
252/67 |
3,761 |
16,4% |
52,% |
22,4% |
9,0% |
0% |
100% |
|||
Rata-rata keseluruhan |
4,061 |
Sumber : Kuesioner yang diolah
Dari hasil kuisioner tabel 4.2.1 diatas dapat dilihat dan disimpulkan bahwa rata-rata dari seluruh pernyataan lingkungan kerja adalah, dengan rata-rata jumlah 4,061 Berdasarkan interpretasi, hal ini menunjukan bahwa lingkungan kerja pada Rumah Sakit Bunda Palembang dapat dikatakan baik. Untuk rata-rata paling besar adalah Melaksanakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan mendorong semangat kerja karyawan dengan nilai rata-rata 4,440. Sedangkan rata-rata yang paling kecil adalah pada pernyataan Penerangan yang tidak memadai pada masing masing ruang kerja karyawan dapat menimbulkan berbagai macam kesalahan yang tidak di sengaja dengan nilai rata-ratanya adalah 3,671.
4.2.2 Kinerja Pada Rumah Sakit Bunda Palembang
Berikut akan dijelaskan mengenai tabulasi hasil kuisioner variabel kinerja karyawan (Y).
Tabel 4.2.2
Hasil Kuesioner mengenai Kinerja Karyawan (Y)
No |
Variabel Y |
Persentase |
Jumlah |
Rata-rata |
||||
SS |
S |
RR |
TS |
STS |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||
1 | Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik instansi |
7 |
30 |
19 |
11 |
0 |
234/67 |
3,492 |
10,4% |
44,8% |
28,4% |
16,4% |
0% |
100% |
|||
2 |
Hasil kerja pegawai melebihi hasil kerja rata-rata yang ditentukan, baik dalam mutu maupun jumlah |
4 |
43 |
7 |
13 |
0 |
239/67 |
3,567 |
6,0% |
64,2% |
10,4% |
19,4% |
0% |
100% |
|||
3 |
Selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada diri sendiri ataupun golongan. |
11 |
33 |
9 |
13 |
1 |
241/67 |
3,597 |
16,4% |
49,3% |
13,4% |
19,4% |
1,55 |
100% |
|||
4 |
mentaati perintah atasan dan kedinasan |
21 |
29 |
11 |
6 |
0 |
266/67 |
3,970 |
31,3% |
43,3% |
16,4% |
9,0% |
0% |
100% |
|||
5 |
Melaporkan hasil tugas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya |
3 |
27 |
18 |
19 |
0 |
215/67 |
3,209 |
31,3% |
40,3% |
26,9% |
28,5% |
0% |
100% |
|||
6 |
tidak menyalahgunakan wewenang |
13 |
39 |
10 |
5 |
0 |
261/67 |
3,895 |
19,4% |
58,2% |
14,9% |
7,5% |
0% |
100% |
|||
7 |
Mengetahuai tugas orang lain yang bidangnya sama |
23 |
37 |
4 |
3 |
0 |
281/67 |
4,194 |
34,3% |
55,2% |
6,0% |
4,5% |
0% |
100% |
|||
8 |
Selalu mencari cara baru untuk mencapai hasil yang lebih baik |
16 |
41 |
8 |
2 |
0 |
272/67 |
4,059 |
23,9% |
61,2% |
11,9% |
3,0% |
0% |
100% |
|||
9 |
Berusaha memberikan saran kepada atasan |
18 |
33 |
11 |
5 |
0 |
265/67 |
3,955 |
26,9% |
49,3% |
16,4% |
7,5% |
0% |
100% |
|||
10 |
Mampu menentukan prioritas dengan tepat |
14 |
42 |
9 |
2 |
0 |
269/67 |
4,014 |
20,9% |
62,7% |
13,4% |
3,0% |
0% |
100% |
|||
Rata-rata keselurahn |
3,998 |
Sumber : Kuesioner yang diolah
Dari hasil kuisioner tabel 4.2.2 diatas dapat dilihat dan disimpulkan bahwa rata-rata dari seluruh pernyataan kinerja karyawan adalah, dengan rata-rata jumlah 3,998. Berdasarkan interpretasi, hal ini menunjukan bahwa kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang dapat dikatakan baik. Untuk rata-rata paling besar adalah pada pernytaaan Mengetahuai tugas orang lain yang bidangnya sama dengan nilai rata-rata 4,194. Sedangkan rata-rata yang paling kecil adalah pada pernyataan Melaporkan hasil tugas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan nilai rata-ratanya adalah 3,209.
4.2.3. Analisis Kuantitatif
Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dengan menggunakan data diolah menggunakan SPSS versi 20.0
4.2.4. Regresi Linear Sederhana
Tabel 4.2.4.
Hasil Regresi Sederhana
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 | (Constant) |
,984 |
,413 |
2,381 |
,020 |
|
Lingkungan kerja |
,722 |
,105 |
,648 |
6,851 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: kinerja karyawan
|
Sumber : data diolah menggunakan SPSS versi 20.0.
- Intercept (a) : 0,984
- Pengaruh Lingkungan Kerja (X) : 0,722
Y= 0,984 + 0,722X
Hasil analisis ini terbentuk dalam persamaan regresi sederhana dan diinterprestasikan sebagai berikut :
- a = adalah intercept, menyatakan bahwa jika ada variabel bebas yaitu lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan. Dengan demikian tingkat kinerja karyawan akan sebesar 0,984
- Koefisien b , dengan koefisien regresi sebesar 0,722 menunjukan bahwa apabila koefisien b meningkat ( karena tanda + ) maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,722 kali dengan asumsi bahwa variabel koefisien a (lingkungan kerja) dalam kondisi konstanta. Dengan adanya pengaruh yang positif (+) ini terlihat adanya hubungan yang positif antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan.
4.2.5. Koefisien Korelasi
Tabel 4.2.5.
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,648a |
,419 |
,410 |
,37771 |
a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja |
Sumber : data diolah menggunakan SPSS versi 20.0.
Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,648 yang terletak antara -1≤ 0,648 ≤ +1. Artinya, nilai koefoisien korelasi (r) menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut positif artinya lingkungan kerja berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan. Kemudian, harga akan di inteprestasi dengan tabel di bawah ini dengan nilai r sebagai berikut :
Inteprestasi koefisien korelasi nilai r
Koefisien Interval |
Tingkat Hubungan |
0,00 – 0,19 | Sangat Rendah |
0,20 – 0,399 | Rendah |
0,40 – 0,599 | Cukup |
0,60 – 0,799 | Kuat |
0,80 – 1,00 | Sangat Kuat |
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang adalah positif yaitu sebesar 0,648 yang berada pada interval koefisien (0,60 – 0,799). Sehingga terdapat hubungan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan artinya lingkungan kerja yang dirasakan karyawan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang.
Koefisien determinasinya adalah r = 0,419. Hal ini berarti nilai rata-rata kinerja adalah 41,9% ditentukan oleh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Sisanya adalah 58,2% ditentukan oleh faktor-faktor lain pada penelitian terdahulu yang di teleti seperti Kepemimpinan (Choirul Rozikin, 2010), kompetensi (Oka Pratama, 2009), pembinaan dan supervisi (Ruminarsih, 2010).
4.2.6. Uji T – Test
Untuk mengetahui signifikan (taraf kepercayaan) pengaruh, yaitu apakah pengaruh yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikannya.
Uji T dihitung ;
Tabel 4.2.6.
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 | (Constant) |
,984 |
,413 |
2,381 |
,020 |
|
Lingkungan kerja |
,722 |
,105 |
,648 |
6,851 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: kinerja karyawan |
Sumber : data yang diolah menggunakan SPSS versi 20.0.
Nilai t-hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t-tabel. Untuk mendapatkan nilai t-tabel maka dilakukan uji 2 pihak yaitu dk = n – 2 dan dk = 67 – 2 = 65 bila taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5% maka diperoleh t-tabel = 1,668 Berdasarkan perhitungan nilai t–hitung di atas didapat sebesar 6,851 > t-tabel 1,668 dengan taraf signifikan 0,000 < a = 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif tetapi cukup terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini dapat dilihat dari analisis regresi sederhana X (Lingkungan Kerja) terhadap Y (Kinerja Karyawan) yang secara sistematis dinyatakan dengan statistik. Sedangkan dari hasil analisis korelasi dapat diketahui r = 0,648 maka hubungan antara lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Bunda Palembang berpengaruh kuat, sedangkan korelasi determinasi adalah r= 0,419 atau 41,9%. Hal ini berarti ada kontribusi lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan 41,9%, sedangkan sisanya sebesar 58,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Kepemimpinan (choirul Rozikin, 2010), kompetensi (Oka Pratama, 2009), pembinaan dan supervisi (Ruminarsih, 2010).
Hasil dari pengujian hipotesis menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang karena hasil uji hipotesis t juga menunjukkan bahwa variabel X (Lingkungan Kerja) mempunyai sebesar 6,851 > sebesar 1,668. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang.
(Nitisemito, 2000:67) mendefinisikan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi pekerja dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Sehingga kinerja tidak bisa dipengaruhi oleh lingkungan kerja saja karena masih banyak faktor-faktor lainnya
(Sedarmayanti, 2009). Hakekatnya lingkungan kerja telah menjadi rumah tangga kedua bagi pekerjaan. Pada umumnya para pekerja mengharapkan bahwa lingkungan kerja mereka yang aman, tentram, bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam ancaman, dan gangguan yang menghambat kerja pekerjaan. Secara fisik lingkungan kerja dapat berupa lokasi tempat kerja, kondisi bangunan dan fasilitas kerja. Sedangkan lingkungan non fisik/psikologis meliputi kedisplinan dan kerja sama. Baik fisik dan non fisik/psikologis keberadaan lingkungan kerja sangat ditentukan oleh tindakan organisasi melalui cara-cara pengorganisasian, yaitu proses penghimpunan sumber daya manusia, modal dan peralatan dengan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan. Sama halnya mengkoordinirkan atau mengintegrasikan berbagai macam sumber daya yang dimiliki organisasi.
a). Faktor ketrampilan, pengetahuan dan keahlian pegawai, bila penyebab terganggunya kinerja pegawai karena kurangnya ketrampilan, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, maka diperlukan pelatihan dan pengembangan dengan cara meningkatkan kualitas pelatihan.
b). Faktor sumber daya yang tersedia, yaitu faktor yang apabila sumber daya yang tersedia terbatas bagi pegawai, maka dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Sumber daya tersebut dapat dalam bentuk perlengkapan kantor, ruang kantor, staf pendukung, dan lain-lain.
c.) Faktor pengalaman kerja dalam hal kerjasama dan penerimaan delegasi tugas yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Lingkungan kerja yang terdapat pada Rumah Sakit Bunda Palembang berada pada kategori Cukup. Hal ini berdasrkan jawaban-jawaban responden mengenai pernyataan indikator lingkungan kerja yang diperoleh dari lapangan.
- Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang berada pada kategori cukup. Hal ini berdasarkan jawaban-jawaban responden tentang pernyataan indikator kinerja karyawan yang diperoleh dari lapangan.
- Berdasarkan uji-t terhadap data menunjukan bahwa”adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang”, karena t-hitung 6,851 > t-tabel 1,668 berarti pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan berada pada kategori cukup. Dengan demikian hipotesa awal yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
- Berdasarkan perhitungan Korelasi (r) maka diketahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Bunda Palembang 41,9%, dan 58,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5.2. Saran
- Linkungan Kerja yang ada pada Rumah Sakit Bunda Palembang diharapkan agar menjadi perhatian utama bagi instansi, terutama dalam komunikasi antara atasan dan bawahan dan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan kerja harus tetap ditanamkan dan menjadi perhatian utama bagi instansi.
- Untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan diperlukan tindakan nyata melalui gaya kerja yang konsisten dan memberikan punnishment bagi karyawan yang tidak mentaati peraturan dan perintah atasan. Mewujudkan apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat harus sesuai dengan aturan dan norma-norma yang berlaku dalam organsasi agar menjadi panutan bagi karyawan.
- Sebagai modal dasar dan kata kunci terlaksananya lingkungan yang baik dalam suatu organisasi adalah adanya keikhlasan, dedikasi dan loyalitas serta disiplin dan patuh terhadap aturan, norma, kebiasaan yang dianut didalam organisasi.
- Dengan pengaruh yang ada maka bagi para peneliti selanjutnya agar tidak menggunakan lingkungan kerja sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Karena masih banyak faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Remaja Rosda karya.
Achmad ruki. 2002. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Yogjakarta. BPFE.
Buyung, A. Syafei. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT. Pustaka Sinar.
Dessler, Gary. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta : Indeks.
Gibson, James. 2003. Organisasi. Edisi kelima. Jakarta. Erlangga.
Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Grasindo.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: dasar kunci keberhasilan. Jakarta. PT. Haji Masagung.
Kenneth N. Wexly 2006. Perilaku Organisasi Dan Psikologis Personalia. Diterjemah oleh Muh. Shobaruddin. Jakarta. PT. Rineka Cipta Jakarta.
Nitisemito, S. Alex. 2000. Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ketiga. Jakarta. PT. Ghalia Indonesia.
Payaman Simanjuntak. 2005. Manajemen Dan Evaluasi Kinerja. Jakarta. Gramedia Pustaka.
Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung. PT. Mandar Maju.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung. CV. Mandar Maju.
Soehardi. 2003. Prilaku Organisasi. Yogyakarta. PT. Rineka Citra.
Sudarmanto, SIP, Msi. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Siswono. 2007. Prilaku Organisasi. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.
Wibowo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Gramedia Pustaka.
KUSIONER
KARYAWAN RUMAH SAKIT BUNDA PALEMBANG
Data Responden
1 Nama :
2 Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perampuan
3 Pendidikan : (1) SLTA (2) Diploma (3) Sarjana (4) Pasca Sarjana
4 Gol/Pangkat : (1) Gol I (2) Gol II (3) Gol III (4) Gol IV
Keterangan :
1 Berilah tanda silang (X) pada kotak jawaban yang dipilih
2 Hasil dari kosioner ini tidak akan menimbulkan dampak apapun pada pegawai di masa yang akan datang
3 Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
4 Selamat mengerjakan dan terima kasih atas kerjasamanya
SS = Sangat setuju
S = setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak setuju STS = Sangat tidak setuju |
- LINGKUNGAN KERJA
No |
Indikator |
Pernyataan |
Pilihan | ||||
5 | 4 | 3 | 2 | 1 | |||
SS | S | RR | TS | STS | |||
1 |
Suhu Udara |
Pertukaran udara yang cukup di dalam ruang kerja karyawan | |||||
2 | Ventilasi yang cukup pada gedung | ||||||
3 |
Suara bising |
Hilangnya konsentrasi waktu bekerja | |||||
4 | Kehilangan pendengaran yang merupakan perubahan ambang batas sementara | ||||||
5 |
Penerangan |
Dapat melihat dan mengamati objek pekerjaan dengan lebih cermat dan tepat | |||||
6 | Penerangan yang tidak memadai pada masing masing ruang kerja karyawan dapat menimbulkan berbagai macam kesalahan yang tidak di sengaja | ||||||
7 | Penggunaan warna | Mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa manusia dan bisa membawa kesejukan,kedamaian,dan ketentraman | |||||
8 | Ruang gerak | Membantu karyawan agar dapat leluasa bekerja dengan baik | |||||
9 | Keamanan kerja | Melaksanakan pekerjaan adanya ketenangan dan akan mendorong semangat kerja karyawan | |||||
10 | Hubungan karyawan | Terjadi komunikasi kerja yang baik antara sesama karyawan yang saling menghormati |
II. KINERJA
No |
Indikator |
Pernyataan |
pilihan | ||||
5 | 4 | 3 | 2 | 1 | |||
SS | S | RR | TS | STS | |||
1 | Kesetiaan | Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik instansi | |||||
2 | Prestasi kerja | Hasil kerja pegawai melebihi hasil kerja rata-rata yang ditantukan,baik dalam mutu maupun jumlah | |||||
3 | Tanggung jawab | Selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada diri sendiri ataupun orang lain | |||||
4 | Ketaatan | Mentaati perintah atasan dan kedinasan | |||||
5 |
Kejujuran |
Melaporkan hasil tugas sesuai dengan keadaan yang sebenarnya | |||||
6 | Tidak menyalahgunakan wewenang | ||||||
7 | Kerjasama | Mengetahui tugas orang lain yang bidangnya sama | |||||
8 |
Prakarsa |
Selalu mencari cara baru untuk mencapai hasil yang lebih baik | |||||
9 | Berusaha memberikan saran kepada atasan | ||||||
10 |
Kepemimpinan | Mampu menentukan prioritas dengan tepat |
Regression
Descriptive Statistics |
|||
Mean |
Std. Deviation |
N |
|
Kinerja karyawan |
3,7955 |
,49188 |
67 |
Lingkungan kerja |
3,8970 |
,44141 |
67 |
Correlations |
|||
kinerja |
lingkungan |
||
Pearson Correlation | Kinerja karyawan |
1,000 |
,648 |
Lingkungan kerja |
,648 |
1,000 |
|
Sig. (1-tailed) | Kinerja karyawan |
. |
,000 |
Lingkungan kerja |
,000 |
. |
|
N | Kinerja karyawan |
67 |
67 |
Lingkungan kerja |
67 |
67 |
Variables Entered/Removeda |
|||
Model |
Variables Entered |
Variables Removed |
Method |
1 | Lingkungan karyawanb |
. |
Enter |
a. Dependent Variable: kinerja karyawan | |||
b. All requested variables entered. |
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,648a |
,419 |
,410 |
,37771 |
a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja |
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 | Regression |
6,696 |
1 |
6,696 |
46,934 |
,000b |
Residual |
9,273 |
65 |
,143 |
|||
Total |
15,969 |
66 |
||||
a. Dependent Variable: kinerja karyawan | ||||||
b. Predictors: (Constant), lingkungan kerja |
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 | (Constant) |
,984 |
,413 |
2,381 |
,020 |
|
Lingkungan kerja |
,722 |
,105 |
,648 |
6,851 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: kinerja karyawan |