Archive for November 30th, 2009

Persepsi Mahasiswa terhadap Citra Perusahaan setelah penggunaan Logo baru

Monday, November 30th, 2009

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PERUSAHAAN

SETELAH PENGGUNAAN LOGO BARU

(Studi Kasus Mahasiswa S1 Komunikasi  FISIP UI Terhadap Logo Baru GLOBAL TV)

Rahma Santhi Zinaida

Dosen Universitas Bina Darma, Palembang

Abstracts: In the growth of media television today, it is be one of many factors which make Global TV as the youngest television station in Indonesia until the late of 2006, decide to re-package their corporate logo and corporate identity in a hope that after changing the logo. This research held in University of Indonesia, located in Depok, West Java in July, 2007. We take students of social and political faculty and concentrate to examine the student of communication major as the population of this research. For the sample, we use non probability and purposive sample. For this research, we use Likert scale and use two kinds of data to support the research. Primary data from questioner and for secondary data, we use depth interview with the communication manager of Global TV, Internet source and some books for reverence.

Keywords: Perception, Logo, Image.


  1. 1. PENDAHULUAN

Persaingan bisnis pertelevisian yang semakin ketat juga menjadi salah satu faktor pendorong Global TV untuk melakukan re-package terhadap logo perusahaannya agar memperjelas serta memepertegas citra yang telah terbentuk sebelumnya. Global TV tidak sekedar hanya mengikuti trend dikalangan stasiun TV yang saat ini memang banyak yang mengganti logo stasiun TV nya.

Perubahan logo erat kaitannya dengan ratting tayangan di stasiun TV tersebut, karena program juga menentukan citra yang akan dinilai oleh masyarakat. Menurut informasi yang didapatkan dari Departemen Research and Development Global TV, ratting stasiun Global TV selama masih menggunakan Logo lama cukup memuaskan, namun untuk lebih meningkatkan citra dan brand awareness masyarakat terhadap Global TV, maka Global TV memutuskan untuk mengganti logo stasiun TV nya. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat atas perubahan logo tersebut, maka penelitian ini penting untuk dilakukan.

Persaingan bisnis pertelevisian yang semakin ketat juga menjadi salah satu factor pendorong Global TV untuk melakukan re-package terhadap logo perusahaannya agar memperjelas serta memepertegas citra yang telah terbentuk sebelumnya. Perubahan logo erat kaitannya dengan ratting tayangan di stasiun TV tersebut, karena program juga menentukan citra yang akan dinilai oleh masyarakat. Menurut informasi yang didapatkan penulis dari Departemen Research and Development Global TV, ratting stasiun Global TV selama masih menggunakan Logo lama cukup memuaskan, namun untuk lebih meningkatkan citra dan brand awareness masyarakat terhadap Global TV, maka Global TV memutuskan untuk mengganti logo stasiun TV nya.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk   mengetahui  persepsi mahasiswa tehadap citra perusahaa Setelah penggunaan logo baru (Global TV), dan 2) Untuk  mengetahui persepsi mahasiswa  terhadap citra perusahaan PT. Global Informasi Bermutu (Global TV) sebelum adanya logo baru.

  1. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat bekerja, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Menurut Donald Byker dan Bren J. Anderson yang dikutip Mulyana (2003:69) “komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih“, sedangkan menurut Carl I, Hovland yang dikutip  Effendi (2004:10) mengemukakan bahwa “komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.

Komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Communication yang berarti Communicatio dari bahasa Latin yang bersumber dari kata komunis yang berarti juga sama, maksudnya sama disini adalah sama makna. Komunikasi minimal harus mengandung persamaan makna antara dua pihak yang terlibat, karena kegunaan komunikasi tidak hanya informatif yakni juga agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan dalam melakukan suatu perbuatan maupun kegiatan (Effendi, 2004:9). Dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland setelah dikutip Muhammad (2004:2) menyatakan bahwa: komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingakah laku orang lain “(Communication is the process by which individual transmits stimuli (ussualy verbal) to modify the behaviour of other individuals)”.

Gambar 1. Model Komunikasi Philip Kotler

Berikut merupakan penjelasan gambar Model Komunikasi Philip Kotler: a) Sender: menunjuk kepada siapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi, b) Encoding: merupakan penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambing, c) Message: adalah isi atau pesan apa yang disampaikan dalam proses komunikasi, d) Through what media: alat komunikasi seperti berbicara, gerak badan, kontak mata, sentuhan, media cetak, media elektronik maupun gambar, e) Decoding: Pengawas Sandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan komunikator kepadanya, f) Receiver: adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator, g) Response: tanggapan atau seperangkat reaksi pada      komunikan satelah diterima pesan, dan h) Feedback: adalah umpan balik yaitu apa efek yang dicapai dari komunikasi tersebut.

Jadi dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan teori diatas, komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari sender ke receiver dengan menggunakan media tertentu dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku maupun persepsi publik dan diharapkan publik dapat memberikan respon (feedback) yang baik selanjutnya.

2.2 Persepsi

Menurut Rakhmat (2000:51) Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selanjutnya definisi persepsi menurut Lahlry yang dikutip Severn & Tankard (2005:83), adalah proses yang digunakan komunikator untuk menginterpretasi-kan data sensoris, yang sampai kepada audiens melalui panca indera.

2.3 Citra

Menurut Steinmentz dalam Sutojo (2004:1), citra perusahaan adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk dari perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya, bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Sedangkan menurut Lawrence dalam Sutojo (2004:1), citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai keputusan penting. Setiap perusahaan mempunyai citranya tersendiri di masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, ataupun buruk.

2.3.1 Jenis-jenis Citra

Cita dapat dikelompokkan menjadi: 1) Citra yang diharapkan (wish image): Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen, 2) Citra perusahaan (corporate image): Citra perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu organisasi, dan 3) Citra bayangan (mirror image): Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.

2.3.2 Unsur Pembentukan Citra

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno  dalam Soemirat (2004:114-115) yaitu public relations digambarakan sebagai input-output, yaitu proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra ini sendiri digambarkan melalui Persepsi – Kognisi – Motivasi – Sikap. Walter Lipman dalam Soemirat (2004:114-116), menyebutkan terdapat empat komponen pembentukan citra yaitu persepsi – kognisi – motivasi – sikap sebagai yang diartikan citra individu terhadap rangsangan sebagai “Picture in our head”

Gambar 2. Model Pembentukan Citra

2.4 Logo

James R. Gregory penulis buku “Marketing Corporate Image” dalam Sutojo        (2004:14-15) menyatakan identitas perusahaan terdiri dari dua elemen  pokok, yaitu: 1) nama           (Name atau Mark), dan 2) logo (logos).

2.4.1 Elemen-elemen Pembentukan Logo

Berbicara tentang logo atau identitas maka ada baiknya kita mengenal tiga elemen penting yang ada dalam sebuah logo seperti yang diungkapkan Murphy & Rowe (1998:76), yaitu: 1) Nama, kaitannya dengan kata atau bunyi, 2) Simbol, kaitannya dengan bentuk visual, dan 3) Warna selain sebagai daya tarik visual, makna simbolik, juga berkaitan dengan pengaruh psikologis.

2.4.2 Petunjuk Dalam Mendesain Logo

Berikut sejumlah petunjuk untuk mendesain logo: 1) Jelas dibaca, 2) Khusus untuk klien, 3) Membedakan produk, pelayanan dan organisasi dari pesaing, 4) Sesuai dengan bisnis klien, 5) Mengekspresikan semangat, kualitas, kepribadian produk dan organisasi klien, 6) Berdampak grafis, 7) Konsisten dengan prinsip keseimbangan dan kesatuan, 8) Menciptakan hubungan yang positif, 9) Mudah diingat, 10) Dapat bekerja pada reproduksi hitam dan putih serta berwarna, dan 11) Mudah dikecilkan dan dibesarkan.

  1. 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung selama satu bulan yakni bulan Juli 2007, disesuaikan dengan jadwal perkuliahan mahasiswa tersebut. Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

3.2 Populasi dan Sampel

Metode penarikan sample yang digunakan dalam peneitian ini adalah non probabilita dimana tidak terdapat kesempatan yang sama bagi anggota. Jenis teknik penarikan sample yang digunakan adalah teknik penarikan sample purposive (purposive sample). Populasi nya adalah mahasiswa S1 (regular) jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia angkatan 2004 yang berjumlah 50 orang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survey, yang secara umum pengertiannya dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sample atas populasi mewakili seluruh populasi.

Pengambilan sampling dilakukan dengan penyebaran kuesioner, Skala yang digunakan adalah Skala Likert, jenis datanya adalah menggunakan data primer yaitu diperoleh dari kuesioner, dan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara, studi kepustakaan dan internet.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Menurut Prasetyo dan Jannah (2005:90), Operasionalisasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pengukuran dan merupakan penggambaran prosedur untuk memasukan unit- unit ke dalam kategori-kategori dari tiap-tiap variable.

  1. 4. PEMBAHASAN

4.1 Kualifikasi Responden

Dari data pada tabel 6 dapat terlihat bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki.

Tabel 6. Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Freq.

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L

18

36.0

36.0

36.0

P

32

64.0

64.0

100.0

Total

50

100.0

100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Hal ini didapat dari hasil penelitian dan pengolahan data bahwa 64% responden perempuan dan 36% responden Laki- laki. Lebih dominannya responden perempuan pada penelitian ini mungkin disebabkan karena mayoritas mahasiswa S1 Komunikasi FISIP Universitas Indonesia berjenis kelamin perempuan.

Gambar 1. Kategori Jenis Kelamin

4.2 Kategori Usia Responden

Dari data pada tabel 7 dapat terlihat bahwa jumlah mayoritas 58% responden pada penelitian ini memiliki rata-rata usia 21-24 tahun. Tempat ke dua adalah 38 % responden dengan rata-rata usia 18-20 tahun dan 4% responden dengan rata-rata usia diatas 25 tahun.

Gambar 2. Kategori Usia Responden

Lebih dominannya responden dengan rata-rata usia 21-24 tahun dikarenakan mayoritas mahasiswa S1 Komunikasi FISIP Universitas Indonesia lahir di tahun yang tidak berselisih jauh atau dengan kata lain berdekatan, jadi rentang perbedaan usia responden pun mempunyai kisaran yang tidak jauh berbeda satu sama lain.

Tabel 7. Frekuensi Usia Responden

Freq.

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 – 20 tahun

19

38.0

38.0

38.0

21-24 tahun

29

58.0

58.0

96.0

diatas 25 tahun

2

4.0

4.0

100.0

Total

50

100.0

100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dapat dilihat dari grafik (Gambar 3), grafik ratting tayangan di Global TV diatas, bahwa terdapat peningkatan antara sebelum dan sesudah perubahan logo Global TV khususnya terhadap tayangan yang dihadirkan setelah perubahan logo Global TV. Peningkatan memang tidak terlalu signifikan, namun peningkatan ini dinilai sudah cukup baik karena belum satu tahun Global TV merubah logo stasiun nya tapi peningkatan sudah terlihat.

Sumber: Dep. Research and Development Global TV

Gambar 3. Grafik Peningkatan Rating Tayangan Global TV Setelah Perubahan Logo

4.3 Uji Validitas

Dari uji validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 12. Perhitungannya sebagai berikut:

(df) = n – k

(df) = 50 – 2 = 48

Maka, nilai r tabel untuk (df) 48 adalah 0.1843. Nilai r tabel ini akan dibandingkan dengan nilai r hasil yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation. Bila nilai r hasil lebih besar dari r tabel dan nilai tersebut positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid, sedangkan apabila nilai r hasil lebih kecil dari r tabel dan nilai tersebut negatif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.  Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji Validitas

Indikator

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

R

table

Ket.

VAR00001

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00002

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00003

0.5650

.883

0.1843

Valid

VAR00004

0.7480

.877

0.1843

Valid

VAR00005

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00006

0.2950

.890

0.1843

Valid

VAR00007

0.4530

.886

0.1843

Valid

VAR00008

0.6560

.879

0.1843

Valid

VAR00009

0.3400

.890

0.1843

Valid

VAR00010

0.5180

.884

0.1843

Valid

VAR00011

0.2700

.893

0.1843

Valid

VAR00012

0.5040

.885

0.1843

Valid

VAR00013

0.8600

.871

0.1843

Valid

VAR00014

0.7480

.877

0.1843

Valid

VAR00015

0.2520

.892

0.1843

Valid

VAR00016

0.6750

.879

0.1843

Valid

VAR00017

0.2860

.890

0.1843

Valid

VAR00018

0.4950

.885

0.1843

Valid

VAR00019

0.7480

.876

0.1843

Valid

VAR00020

0.4950

.885

0.1843

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa r hasil dari semua butir pertanyaan valid, yang berarti seluruh nilai r hasil yang ada sudah lebih besar dari r tabel 0.1843. Maka dapat disimpulkan semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan sudah valid dan dapat digunakan.

4.4 Uji Reliabilitas

Variabel yang reliable adalah apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Dari Reliability Statistics diatas, dapat di lihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha: 0.889, yang berarti bahwa kuesioner tersebut reliable, karena Cronbach Alpha yang terdapat pada tabel diatas lebih besar dari 0,6. maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliable dan sah bila digunakan.

Tabel 3. Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha

N of Items

0.889

20

4.5 Rata-rata Keseluruhan

Tabel 4. Rata-rata Keseluruhan

Freq.

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3

3

6.0

6.0

6.0

3

4

8.0

8.0

14.0

setuju

12

24.0

24.0

38.0

3

2

4.0

4.0

42.0

3

5

10.0

10.0

52.0

3

5

10.0

10.0

62.0

3

3

6.0

6.0

68.0

3

1

2.0

2.0

70.0

3

3

6.0

6.0

76.0

3

2

4.0

4.0

80.0

3

2

4.0

4.0

84.0

4

3

6.0

6.0

90.0

4

2

4.0

4.0

94.0

4

3

6.0

6.0

100.0

Total

50

100.0

100.0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Tabel 5. Rata-rata Keseluruhan

Valid

50

Missing

0

Mean

3,16

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari data di atas, terlihat bahwa responden mayoritas setuju terhadap pernyataan di dalam kuesioner penelitian ini, persepsi mahasiswa sebagai responden penelitian ini menilai bahwa citra Global TV sebagai stasiun TV setelah penggunaan logo baru masih cukup baik. Dapat terlihat pada mean keseluruhan diatas, bahwa nilai mean 3.16 berada pada rentang skala setuju karena 3,16 berada diantara numerik 2,5 ≤ xi < 3,25 yang menunjukkan setuju.

4.6 Hasil Tabulasi Silang (Cross Tabulation)

Tabulasi Silang dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifitasan hasil keseluruhan penelitian. Dari hasil data responden yang terdapat pada penjelasan melalui pie chart di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas reponden berjenis kelamin perempuan dan rata-rata usia responden berkisar antara 21-24 tahun.  Dari hasil data responden tersebut akan di silangkan dengan rata-rata dimensi pertanyaan kusioner penelitian yang berhubungan langsung dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini.

Karena permasalahan penelitian ini terdapat pada persepsi responden terhadap citra GlobalTV setelah penggunaan logo baru, maka terdapat beberapa dimensi yang terkait dengan permasalahan tersebut.

Dari data tabel 8 (tabulasi silang) di atas dapat terlihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan setuju dan sependapat bahwa responden tersebut lebih menyukai logo Global TV yang baru dibandingkan logo Global TV yang lama.

Tabel 8. Tabulasi Silang (Jenis Kelamin)

Crosstabulation

jenis kelamin

Total

laki – laki

Perempuan

secara umum, pemirsa GTV lebih menyukai logo yang baru dibandingkan logo yang lama

setuju

14

25

39

% within secara umum, pemirsa GTV lebih menyukai logo yang baru dibandingkan logo yang lama

sangat setuju

35.9%

64.1%

100.0%

4

7

11

% within secara umum, pemirsa GTV lebih menyukai logo yang baru dibandingkan logo yang lama

% within secara umum, pemirsa GTV lebih menyukai logo yang baru dibandingkan logo yang lama

36.4%

63.6%

100.0%

Total

18

32

50

36.0%

64.0%

100.0%

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini adalah perempuan dengan persentasi 64 % dan dengan usia rata-rata antara 21-24 tahun dengan pesentasi 58 %. Dari hasil tabulasi silang, di dapatkan hasil bahwa mayoritas responden perempuan setuju bahwa responden sebagai pemirsa Global TV lebih menyukai logo Global TV yang baru dibandingkan dengan logo yang lama, naik dari segi bentuk, warna maupun secara keseluruhan.

Hal tersebut di atas dikarenakan tayangan- tayangan di Global TV lebih disukai oleh responden berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki. Perubahan logo Global TV juga diikuti oleh perkembangan program-program baru yang lebih menarik dan lebih disukai pemirsa. Dari data grafik yang penulis dapatkan dari departemen research and development PT. Global Informasi Bermutu (Global TV) dibawah ini dapat di lihat bahwa rating tayangan di Global TV setelah perubahan logo yang dilakukan menunjukan peningkatan dari sebelumnya.

  1. 5. SIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan untuk melihat di atas, dapat diambil sejumlah simpulan sebagai berikut:

1)      Persepsi masyarakat khususnya mahasiswa terhadap citra Global TV setelah penggunaan logo yang baru ternyata cukup baik, terlihat dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, bahwa hampir seluruh responden menganggap Global TV merupakan stasiun TV yang memiliki identitas yang kuat dan segmentasi pemirsa yang khas. Logo Global TV yang baru dianggap dapat merepresentasikan citra Global TV yang lebih baik dari sebelumnya yaitu cerminan semangat baru dan jiwa muda dari Global TV. Berdasarkan  hasil  penelitian, persepsi mahasiswa  terhadap   logo baru Global TV memang tidak jauh berbeda dengan logo yang sebelumnya.

2)      Citra Global TV sebelum perubahan logo di anggap sudah cukup baik, setelah penggunaan logo baru dianggap dapat meneruskan dan mempertajam citra yang memang sudah terbentuk sebelumnya, karena dengan logo yang sebelumnya sudah merepresentasikan citra yang baik. Hal ini dikarenakan Global TV memiliki berbagai program yang segmented dengan pemirsanya. Selain itu, tayangan-tayangan di Global TV tidak hanya menghibur tapi juga memberikan pengetahuan yang edukatif dan informatif.

DAFTAR RUJUKAN

Effendy, Onong, Uchjana. 2004. Ilmu  Komunikasi  Teori  dan  Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi suatu pengantar, edisi kedua. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Murphy, John; Rowe, Michael. 1998. How to Design Trademarks and Logos. North Lightbook. Ohio.

Prasetyo, Bambang; Jannah, Lina, Miftahul. 2005.  Metode  Penelitian  Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rakhmat,  Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Severin,  Werner J.; Tankard, James W., Jr. 2005. Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa). Prenada Media. Jakarta.

Soemirat, Soleh; Elvinaro, Ardianto. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya, 2002 Bandung.

Sutojo,   Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.

LAMPIRAN

Tabel 1. Operasional Variabel

Konsep

Variable

Indikator

Skala

Persepsi Credibility 1)       Global TV merupakan stasun TV swasta nasional yang memiliki standard yang baik

2)       Global TV merupakan stasun TV swasta nasional  yang memliki kredibilitas

3)       Acara – acara yang ditayangkan oleh Global  TV memiliki standard yang baik

Skala Likert

Context 1)       Tayangan di Global TV sesuai target market, dan

2)       Global TV mampu menyajikan program yang  sesuai keinginan pemirsa

Skala Likert
Content Program Global TV termasuk jenis program

yang memiliki unsur edukatif & informatif

Skala Likert
Clarity Global TV menyajikan program yang jelas  dan jernih Skala Likert
Continuity

and consistency

Global TV selalu konsisten dalam menghibur  pemirsanya Skala Likert
Channels Kualtas gambar taynagan baik Skala Likert
Logo Perubahan

Logo

Perubahan logo Global TV mencerminkan perubahan arah strateginya   dan dapat   menjadi daya saing  serta identitas  perusahaan

Skala Likert

Bentuk Bentuk logo baru Global TV sangat flexibel dan mudah diingat oleh pemirsannya Skala Likert
Warna Warna logo baru Global TV lebih menarik dan dapat menjadi keunikan tersendiri Skala Likert

Tabel 2. Uji Validitas

Indikator

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

R

table

Ket.

VAR00001

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00002

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00003

0.5650

.883

0.1843

Valid

VAR00004

0.7480

.877

0.1843

Valid

VAR00005

0.5110

.885

0.1843

Valid

VAR00006

0.2950

.890

0.1843

Valid

VAR00007

0.4530

.886

0.1843

Valid

VAR00008

0.6560

.879

0.1843

Valid

VAR00009

0.3400

.890

0.1843

Valid

VAR00010

0.5180

.884

0.1843

Valid

VAR00011

0.2700

.893

0.1843

Valid

VAR00012

0.5040

.885

0.1843

Valid

VAR00013

0.8600

.871

0.1843

Valid

VAR00014

0.7480

.877

0.1843

Valid

VAR00015

0.2520

.892

0.1843

Valid

VAR00016

0.6750

.879

0.1843

Valid

VAR00017

0.2860

.890

0.1843

Valid

VAR00018

0.4950

.885

0.1843

Valid

VAR00019

0.7480

.876

0.1843

Valid

VAR00020

0.4950

.885

0.1843

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12

Citra Perusahaan Kecantikan Terhadap Sikap Konsumen

Monday, November 30th, 2009

Studi deskriptif terhadap konsumen The BodyShop Indonesia di Bintaro Plaza Tanggerang dalam company values protect our Planet

ABSTRACT

Abstracts: There is a lot of international brand of beauty’s products. It was cause to compete with each other beauty’s company very tight. Therefore, it is very important to a beauty’s company to have a good image from their consumers. The Body Shop is the beauty’s company which is came from the United Kingdom where is Company Values Protect Our Planet, invited their consumers especially together to do something to change this worst situation. This research uses the survey research method with the descriptive explanation which is analyze quantitative through equate to the 84 respondents using purposive sampling technique. The result shows that beauty company’s image of consumers of The Body Shop at Bintaro Plaza – Tangerang in company values protect our planet is good. Where consumers understand with the objectives and the important things, consumers are going to following in each program.

Keywords: Image, Consumer, Beauty’s Company.


  1. 1. PENDAHULUAN

Perdagangan yang semakin marak serta ketatnya persaingan menyebabkan ratusan bahkan ribuan produk dalam satu kategori saling bersaing untuk dapat memuaskan kebutuhan para konsumennya. Situasi persaingan yang ketat pada perusahaan kecantikan tidak hanya terjadi antara produk lokal saja tetapi juga terhadap kehadiran produk-produk luar negeri. Saat ini, sudah banyak sekali produk kecantikan dengan international brand atau produk luar negeri bermunculan. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Oleh sebab itu penting sekali untuk suatu perusahaan kecantikan memiliki citra yang positif di mata konsumennya.

The Body Shop merupakan salah satu perusahaan kecantikan yang berasal dari United Kingdom dan juga merupakan salah satu dari sekian banyak produk luar negeri yang sudah sangat terkenal, tidak hanya dalam negeri saja tetapi juga di beberapa Negara. The Body Shop tidak mengandung bahan–bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pusat The Body Shop Indonesia yang bertempat pada Sentosa Building, Bintaro Jaya, Central Business District ini memiliki berbagai macam kategori produk seperti diantaranya perawatan wajah untuk pria dan wanita, perawatan rambut serta badan, perlengkapan mandi, aromaterapi dan koleksi spa wisdom, penawaran paket khusus, parfum untuk wanita dan pria, pengharum ruangan dan mobil serta aksesoris lainnya. Menurut pihak The Body Shop Indonesia, hingga saat ini The Body Shop memiliki 51 store atau toko di Indonesia, dan 46 toko untuk wilayah Jadebotabek.

Global Warming (pemanasan bumi) dapat terjadi beberapa di antaranya disebabkan karena keteledoran dan ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan, bumi yang kita tinggali. Global Warming adalah peristiwa meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Penebangan hutan di mana-mana memperburuk keadaan, akibat dari perbuatan tersebut maka akan terjadi pelepasan gas ke atmosfer sehingga mempengaruhi keadaan alam.

Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini, yaitu: 1) Untuk mengetahui citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen, khususnya konsumen pada The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza – Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet, yaitu: a) Pengembalian kemasan produk bekas pakai dalam  program “Bring Back Our Bottle”, b) Penggunaan kantong plastik yang dapat di daur ulang serta ramah lingkungan yaitu “Bio Bag”, c) Para konsumen diharapkan untuk dapat membawa kantong plastiknya sendiri setiap kali berbelanja, dalam program “Bring Your Own Bag”, dan d) Kegiatan dalam rangka mengajak masyarakat untuk dapat mengetahui informasi dan upaya meminimalkan dampak terhadap terjadinya Global Warming dalam “STOP Global Warming!”, serta 2) Untuk mengetahui apakah para konsumen The Body Shop di Indonesia khususnya di Bintaro Plaza-Tangerang dapat mengerti maksud serta tujuan dari program-program tersebut dan kemudian akankah mereka berperan serta pada kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Company Values Protect Our Planet.

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen khususnya konsumen pada The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza–Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet ?”

  1. 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Menurut Donald Byker dan Bren J. Anderson yang dikutip Mulyana (2003:69) “komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih“, sedangkan menurut Carl I, Hovland yang dikutip Effendi (2004:10) mengemukakan bahwa “komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.

Berikut adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Philip Kotler yaitu model komunikasi melalui media. Model ini terdiri dari sembilan unsur. Menurutnya, unsur-unsur ini merupakan dasar untuk terciptanya proses komunikasi yang efektif.

Gambar 1. Model Komunikasi

Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur komunikasi dalam model komu-nikasi Philip Kotler (Effendy, 2004:18) yang digunakan oleh penulis: 1) Message, merupakan seperangkat lambang bermakna yang disam-paikan oleh komunikator. Dalam hal ini pesan yang disampaikan yaitu berupa isi atau informasi perihal Company Values Protect Our Planet (melindungi bumi) yang diterapkan oleh The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari, 2) Media, saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada pihak yang menerima pesan. Di sini, media adalah alat yang digunakan oleh The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari dalam menyampaikan pesannya, seperti iklan layanan masyarakat pada televisi, pengiriman informasi, 3) Sender, merupakan pihak yang menyam-paikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang, disebut sebagai komunikator. Yang men-jadi komuni-kator di sini adalah The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari, 4) Encoding, penyan-dian, merupakan proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang, 5) Decoding, penguraian sandi, merupakan proses ketika komunikan (konsumen) menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator (The Body Shop) kepadanya, 6) Receiver, pihak yang menerima pesan dari komunikator, sering disebut sebagai komunikan. Dalam hal ini, target market atau konsumen dari The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari dimana 90% adalah wanita dan 10% adalah pria, 7) Response, tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan. Dalam penulisan ini response atau tanggapan yang dimaksud adalah mengenai citra perusahaan kecantikan terhadap sikap (kecenderungan perilaku) konsumen dalam Company Values Protect Our Planet (melindungi bumi), 8) Feedback, umpan balik, merupakan tanggapan komunikan yang tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Disini, feedback yang dapat disampaikan oleh komunikan dari The Body Shop Indonesia, dapat berupa feedback yang positif maupun yang negatif, dan 9) Noise, gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan (konsumen) yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

2.2 Public Relations

Sebuah house journal berbentuk newsletter yang terbit mingguan, menyebutkan definisi PR dalam PR News:

“PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap-sikap publik, meng-identifikasi kebijakan dan prosedur dari individu atau sebuah organisasi untuk kepentingan publik, membuat perencanaan dan melaksanakan program tindakan untuk memperoleh pengertian dan dukungan publik” (Soemirat, 2006:170).

Dari beberapa definisi PR di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi operasional PR. PR adalah suatu proses yang terus-menerus dari usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen, publik pada umumnya termasuk para staf pegawainya.

2.2.1 Fungsi Public Relations

Beberapa fungsi Public Relations (Jefkins, 2002:63): 1) Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan, 2) Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan, dan 3) Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam meng hadapi resiko peng-ambilalihan (take-over).

2.2.2 Tugas Public Relations

Aktivitas PR sehari-hari adalah menye-lenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan. Jadi kegiatan PR tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.

2.3 Sikap

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:24) “sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam merespons secara konsisten sesuatu obyek, dalam bentuk suka atau tidak suka (attitude is a learned predisposition to respons in a consistenly favorable or unfavorable manner with respect to a given object)”. Di sini dapat disimpulkan bahwa sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap sesuatu obyek tertentu.

2.4 Konsumen

Menurut schifmann dan kanuk (2004:4) konsumen merupakan individu atau kelompok yang membeli dan menggunakan suatu barang atau jasa agar memenuhi kebutuhan dan kepentingan individu sesuai dengan harapan persepsi individu atau kelompok tersebut. Konsumen atau pelanggan adalah pihak yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan, pelanggan tidak bergantung pada perusahaan, namun perusahaan bergantung pada pelanggan.

2.5 Citra

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations Technique (Soemirat, 2003:114)  menyimpulkan bahwa secara umum, “citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya”. Menurut Steinmentz dalam Sutojo (2004:1), citra perusa-haan adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk dari perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya, bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, ataupun buruk.

Citra juga sangat penting bagi tolak ukur sebuah perusahaan, karena citra dapat mewakili pencerminan masyarakat terhadap produk dan  jasa perusahaan yang bersangkutan, baik buruknya perusahaan tersebut dapat dinilai dari pencitraan yang muncul di mata masyarakat.

Lawrence mengatakan bahwa bagi perusahaan (Soemirat, 2003),”Citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan, seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan”.

Oleh karena itu citra sebuah perusahaan yang sama dapat berbeda dimata dua orang yang berlainan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil keputusan, sehingga persepsi yang ada harus bersifat positif sehinga dapat lahir citra yang baik.

  1. 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di The Body Shop cabang Bintaro Plaza yang terletak di Jl. Bintaro Utama sektor 3A Tangerang Indonesia, penelitian akan dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu selama bulan April 2008.

3.2 Populasi & Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya.

Pada penelitian ini, penulis mengambil populasi dari jumlah konsumen atau pembeli The Body Shop di Bintaro Plaza  pada hari Jumat dan Sabtu selama bulan April 2008 adalah sebesar 520 orang sesuai data yang diambil dari The Body Shop di Bintaro Plaza. Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam proses pemilihan sampel adalah Non-Probability Sampling atau non-probabilita sampel dengan cara Purposive Sampling atau Sampel Purposif.

Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.

Keterangan:

–          n     =   ukuran sampel

–          N    =   ukuran populasi

–          e     =   presentase ketidaktelitian

Karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (dimana dalam penelitian ini adalah 10%). Jadi, penghitungan jumlah sampel konsumen The Body Shop di Bintaro Plaza:

Dibulatkan menjadi 84 orang. Keterangan: N = 520, dan e = 10%.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode survey, yang secara umum pengertiannya dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi mewakili seluruh populasi.

Pengambilan sampling dilakukan dengan penyebaran kuesioner, Skala yang digunakan adalah Skala Likert, jenis datanya adalah menggunakan data primer yaitu diperoleh dari kuesioner, dan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara, studi kepustakaan dan internet.

Data tersebut antara lain: 1) Data primer. Data primer diperoleh langsung di lapangan (Field Research). Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dari sejumlah responden yang menjadi sumber data primer. Penulis mengadakan penelitian langsung ke toko The Body Shop yang terdapat pada Bintaro Plaza, dan 2) Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari data-data yang sudah ada sebelum penelitian dilakukan. Data sekunder didapat dari hasil literatur dan kepustakaan, catatan perkuliahan, browsing internet, profil perusahaan, artikel serta berita terkait lainnya.

3.4 Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala likert,. Dalam skala model likert scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.

Oleh karena itu likert scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. Yang penting bagi penyusun instrument rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrument.

Skala likert secara umum menggunakan peringkat lima angka penilaian. Tetapi dalam hal ini penulis menggunakan empat tingkatan, yang terdiri atas Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Urutan sangat setuju dan sangat tidak setuju dapat dibalik urutannya.

Tabel 1. Bobot Skala Likert

Kategori

Memiliki bobot nilai

STS : Sangat Tidak Setuju

TS   :  Tidak Setuju

S     :  Setuju

SS   :  Sangat Setuju

1

2

3

4

Skala likert yang menggunakan empat bobot nilai yaitu sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Rentang skala dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

– R (bobot)  =  bobot terbesar – bobot terkecil

– M              =  banyaknya kategori bobot

Karena rentang skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Sehingga posisi keputusan sikap akan berjarak dengan rentang 0,75. Penjelasan rentang skala 0,75 maka numeriknya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Penjelasan Rentang Skala

Rentang

Keterangan

1≤ Xi < 1,75 menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS)
1,75 ≤ Xi < 2,5 menunjukkan Tidak Setuju (TS)
2,5   ≤ Xi < 3,25 menunjukkan Setuju (S)
3,25 ≤ Xi ≤ 4 menunjukkan Sangat Setuju (SS)

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian ini memberikan informasi-informasi yang diper-lukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Pendekatan kuantitatif memen-tingkan adanya variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Opera-sional adalah proses pemberian definisi operasional atau indikator pada sebuah variabel. Definisi operasional itu sendiri adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur.

Tabel 3. Tabel Operasional Variabel

Konsep

Dimensi

Indikator

Skala

Sikap

Kognitif

(Kesadaran)

Informasi dari media

Informasi dari percakapan

Informasi dari setiap kali mengunjungi toko

Interval

Sikap

Afektif

(Perasaan)

Perasaan senang atau suka

Perasaan tertarik

Interval

Sikap

Konatif

(Kecenderungan Berperilaku)

Perilaku membeli

Perilaku turut berperanserta

Perilaku meniru

Interval

  1. 4. PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang berusia 21-26 tahun sebesar 28 orang (33,33%) dan berusia 39-44 tahun hanya sebesar 12 orang (14,29%).  Dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak menjadi konsumen The Body Shop adalah konsumen yang berusia 21-38 tahun (85,71%).

Pada dasarnya produk-produk Bodyshop ini dapat digunakan di berbagai kalangan usia, terdapat produk untuk remaja sampai dengan yang sudah berumur, namun pada praktiknya di lapangan, yang menggunakan produk bodyshop paling banyak adalah pada segmentasi usia 21-26 tahun, dikarenakan produk bodyshop juga dinilai dibuat dari bahan-bahan alami yang sangat ringan yang cocok untuk segmentasi usia tersebut.

mengenai pekerjaan, diketahui yang paling banyak di tempati oleh para responden adalah Pegawai Swasta yaitu 38 orang (45,24%) dan yang terendah adalah Pegawai Negeri sebanyak 6 orang (7,14%).

Pegawai swasta menurut hasil penelitian paling besar presentase nya dikarenakan produk-produk Bodyshop sangat sesuai-dengan market segmen usia 19 – 35 tahun, sesuai dengan usia seorang pegawai wanita pada umumnya, dan juga dikarenakan harga produk-produk Bodyshop yang tergolong cukup mahal dan rata-rata digunakan oleh kalangan pegawai di swasta dibandingkan dengan pegawai negeri yang dapat dilihat di pie chart diatas hanya menempati presentase 7,14% yang menggunakan produk-produk Bodyshop dan menempati presentase terendah.

4.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k. Dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk atau variabel. Perhitungannya sebagai berikut:

(df) = n – k, (df) = 30 – 2, (df) = 28

Dengan taraf signifikansi 5% (0,05), maka nilai r tabel untuk df 28 adalah 0.2407. Nilai r tabel ini akan dibandingkan dengan nilai r hasil yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation. Bila nilai r hasil lebih besar dari r tabel dan nilai tersebut positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Hasil dari uji validitas terhadap kuesioner yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Item-Total Statistics 1

Indikator

Corrected Item – Total Correlation

Keterangan

KOGNITIF 1

.083

TIDAK VALID

KOGNITIF 2

.247

VALID

KOGNITIF 3

.459

VALID

KOGNITIF 4

.108

TIDAK VALID

KOGNITIF 5

.371

VALID

KOGNITIF 6

.646

VALID

KOGNITIF 7

.308

VALID

KOGNITIF 8

.571

VALID

KOGNITIF 9

.248

VALID

KOGNITIF 10

.250

VALID

AFEKTIF 1

.566

VALID

AFEKTIF 2

.603

VALID

AFEKTIF 3

.515

VALID

AFEKTIF 4

.248

VALID

AFEKTIF 5

.484

VALID

AFEKTIF 6

.248

VALID

AFEKTIF 7

.362

VALID

AFEKTIF 8

.585

VALID

AFEKTIF 9

.492

VALID

KONATIF 1

.446

VALID

KONATIF 2

.401

VALID

KONATIF 3

.231

TIDAK VALID

KONATIF 4

.671

VALID

KONATIF 5

.497

VALID

KONATIF 6

.452

VALID

KONATIF 7

.413

VALID

KONATIF 8

.478

VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Tabel 5. Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha

N of

Items

.858

27

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Berdasarkan tabel tersebut, uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid, yaitu kognitif 1, kognitif 4 dan konatif 3. Pertanyaan tersebut tidak valid karena r hasil dari kognitif 1 yaitu 0,083 kognitif 4 yaitu 0,108 dan konatif 3 yaitu 0,232 lebih kecil dari r tabel yaitu 0,2407. Untuk itu maka dilakukan uji validitas kedua dengan tidak mengikutsertakan pertanyaan yang tidak valid. Hasil dari pengujian kedua adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Item-Total Statistics 2

Indikator

Corrected Item – Total Correlation

Keterangan

KOGNITIF 2

.247

VALID

KOGNITIF 3

.485

VALID

KOGNITIF 5

.391

VALID

KOGNITIF 6

.644

VALID

KOGNITIF 7

.339

VALID

KOGNITIF 8

.538

VALID

KOGNITIF 9

.247

VALID

KOGNITIF 10

.249

VALID

AFEKTIF 1

.591

VALID

AFEKTIF 2

.633

VALID

AFEKTIF 3

.564

VALID

AFEKTIF 4

.247

VALID

AFEKTIF 5

.477

VALID

AFEKTIF 6

.248

VALID

AFEKTIF 7

.350

VALID

AFEKTIF 8

.602

VALID

AFEKTIF 9

.479

VALID

KONATIF 1

.441

VALID

KONATIF 2

.376

VALID

KONATIF 4

.673

VALID

KONATIF 5

.521

VALID

KONATIF 6

.479

VALID

KONATIF 7

.413

VALID

KONATIF 8

.489

VALID

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Tabel 7. Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha

N of

Items

.870

24

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa r hasil dari semua butir pertanyaan bernilai antara 0,247 sampai dengan 0,673 yang berarti seluruh nilai r hasil yang ada sudah lebih besar dari r tabel (0,240). Maka dapat disimpulkan semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan sudah valid.

4.3 Uji Reliabilitas

Realibilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atu temuan. Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Dari uji reliabilitas yang dilakukan maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Reliability Statistics

Cronbach’s Alpha

N of

Items

.870

24

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6. Cronbach Alpha (α) yang terdapat pada tabel di atas (0,870) lebih besar dari 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel.

4.4 Skor Rata-rata

Besar skor rata-rata keseluruhan mengenai citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen pada konsumen The Body Shop di Bintaro Plaza dalam Company Values Protect Our Planet dari ke 84 kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis adalah:

Tabel 9. Skor Rata-rata

N

Mean

Valid

Missing

84

0

2.9229

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari hasil yang didapat ternyata skor rata-rata keseluruhan atas sikap adalah 2,9229 atau 2,9. Dari hasil rentang skala di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata secara keseluruhan adalah masuk ke dalam kategori setuju (2,5   ≤ Xi < 3,25), karena konsumen bersikap baik pada setiap dimensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen, khususnya konsumen The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza Tangerang dalam Company Valuesnya yaitu Protect Our Planet mempunyai citra yang baik di mata konsumennya.

  1. 5. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian mengenai Citra Perusahaan Kecantikan Terhadap Sikap Konsumen dengan Studi Deskriptif pada Konsumen The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza–Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet yang telah dilakukan oleh penulis, maka pada bagian akhir skripsi ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1)      Konsumen The Body Shop di Indonesia khususnya di Bintaro Plaza – Tangerang dapat mengerti maksud serta tujuan program tersebut setelah mereka mendapatkan informasi yang berkaitan.

2)      Konsumen sudah menyadari dengan gejala-gejala Global Warming saat ini dan mengetahui akibat-akibatnya beberapa tahun ke depan nanti. Dan mereka akan berperan serta atau berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Company Values Protect Our Planet (menjaga bumi), hal tersebut berlaku hanya untuk Bring Back Our Bottle, Bio Bag, dan kegiatan Global Warming.

3)      Konsumen tidak mempunyai sikap yang baik terhadap program Bring Your Own Bag karena dianggap merepotkan konsumen.

DAFTAR RUJUKAN

Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Jefkins, Frank. 2004. Public Relations edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi suatu Pengantar Edisi Kedua. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Schiffman, Leon G.; Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Soemirat, Soleh; Ardianto   Elvinaro. 2002.   Dasar  –  Dasar   Public  Relations. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra  Perusahaan. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.