TEORI INSTING

Tokoh Teori Insting Lama

jamessWilliam James

Menurut James, insing-insting mirip dengan refleks, yang menghasilkan tingkah laku-tingkah laku otomatis dalam kondisi-kondisi yang menunjangnya tanpa diketahui ke atah mana atau untuk tujuan apa tingkah laku tersebut muncul. Setiap insting adalah impuls yang bekerja sebagai pengarah organism dalam bertingkah laku.Keberadaan insting dan tujuan tingkah laku yang muncul tidak diketahui.

James kemudian menguraikan variabilitas insting melalui dua prinsip.Pertama, insting bisa dihambat ileh kebiasaan atau proses belajar. Caranya adalah dengan membatasi rentang atau kuantitas dari objek-objek yang berkenaan dengan aktivitas instingtif.Kedua, sejumlah insting bersifat sementara atau tidak tetap, hanya aktif pada waktu tertentu atau pada masa perkembangan tertentu.

Bagi James, insting-insting itu berlaku sebagai landasan di mana tingkah laku bisa dibentuk melalui perkembangan kebiasaan-kebiasaan. Dalam hal ini pula manusia memiliki seluruh insting yang dimiliki hewan ditambaha dengan insting-insting yang khas manusia.Insting-insting yang khas manusia itu dijabarkan sebagai berikut.

-. Bersaing                   -. Rasa ingin tahu

-. Berkelahi                  -. Berhubungan atau bergaul

-. Simpati                     -. Rasa malu

-. Berburu                    -. Mengeluarkan

-. Rasa takut                -. Kebersihan

-. Memiliki                   -. Kerendahan hati

-. Membangun             -. Cemburu

-. Bermain                   -. Cinta

James berpendapat bahwa dengan menjabarkan insting-insting itu dan bagaimana insting-insting tersebut bisa menjadi adaptif selama masa evolusi manusia maka ia akan bisa menerangkan tingkah laku bermotivasi. James percaya bahwa insting sebagai impuls yang mendorong munculnya tingkah-laku, tidak diketahui kemunculannya, akan tetapi manusia dapat mengontrol atau mengendalikannya, terutama dengan pengalaman-pengalaman yang ada. Misalnya insting lapar, insting haus, insting seksual atau insting-insting yang lain, mungkin datang secara tiba-tiba tanpa disengaja. Akan tetapi manusia memiliki kemampuan untuk melakukan, menunda atau tidak sama sekali untuk memenuhi atau memuaskan insitng-insting tersebut. James juga percaya, perilaku instingtif dapat dimodifikasi melalui pengalaman. Sebagai contoh misalnya, insting yang berkaitan dengan kesopanan akan menyebabkan seseorang merah mukanya dan serta merta akan memalingkan muka manakala secara tanpa sengaja melihat orang berjemur di pantai dalam keadaan bugil. Akan tetapi tidaklah demikian bagi orang-orang yang sudah terbiasa melihatnya, yang tentunya akan tenag-tenag saja, bahkan mungkin tidak ambilpeduli meghadapi hal yang demikian itu.

James memandang perilaku instingtif sebagai intermediasi antara refleks-refleks dan proses belajar. Dalam hal ini insting tidak hanya dipandangnya sebagai kondisi yang menunjuk kepada suatu keadaan yang hanya berkaitan dengan kebutuhan fisiologis saja, seperti keadaan lapar, haus, rasa sakit dan sebagainya. Di sini rupanya James cenderung menganggap insting sebagai sinonim dari motivasi. Ini dapat dilihat dari klasifikasi insting yang dikemukakannya sudah begitu kompleks dan menyeluruh seperti dorongan untuk bersaing, keingintahuan, dorongan berkelahi, keinginan untuk bergaul, dorongan untuk bersimpati, rasa malu, rasa takut, dorongan untuk memiliki, dorongan untuk bersopan santun, rasa cemburu, rasa cinta dan dorongan untuk membangun.

Selain konsep tentang insting, James mengajukan konsep tentang ideo motor action atau tindakan ideomotor. Dalam kenyataannya, tingkah laku tidak hanya didorong oleh insting saja, tetapi juga digerakkan oleh ide-ide atau pikiran tertentu yang dikatakan sebagai tindakan ideomotor tadi. Ide-ide tersebut dikemukakan oleh james dalam kaitannya dengan tujuan atau keinginan tertentu yang hendak dicapai dalam suatu aktivitas. Ini dicontohkan oleh Petri (1981; 1996) bahwa: bila kita menulis, kita tidak menyadari kalau hal tersebut menyangkut koordinasi yang rumit dari otot-otot dan sistem persyarafan, agar supaya dapat membuat garis dan lingkaran untuk menggambarkan sebuah kata. Kita menulis begitu lancar dengan pikiran sederhana tentang kata-kata dan meletakkan tangan di atas kertas. Apabila kita ingin berhenti menulis, atau pikiran kita memutuskan untuk berhenti menulis, maka berhentilah aktivitas menulis tadi. Sebaliknya, sekalipun kondisi kita dalam keadaan lelah, kurang bersemangat, sehingga dorongan untuk meneruskan menulis rendah. Tetapi karena pikiran kita menghendaki untuk menyelesaikan tulisan tadi secepat mungkin, maka aktivitas menulis akan terus dilakukan sampai selesai.

Dalam uraian sebelumnya, dikemukakan bahwa manusia dapat mengontrol insting yang biasanya muncul tanpa diketahui. Mungkin gerakan ideomotor inilah yang melakukan fungsi kontrol tersebut. Misalnya, ketika insting lapar secara tiba-tiba muncul, tentunya organisme tidak serta merta atau langsung melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pemuasan insting lapar tadi. Organisme yang bersangkutan mungkin masih berpikir terlebih dahulu kapan dimulai aktivitas pemenuhan, di mana akan dilakukan dan objek mana atau makanan macam apa yang akan dimakan sebagai objek pemuasan. Atau mungkin pula organisme yang bersangkutan sama sekali tidak melakukan aktivitas apapun yang berkaitan dengan insting lapar tadi, sekalipun dorongan yang ada begitu besar apabila pikiran tidak menghendaki unntuk melakukan. Di sini James juga memberi catatan bahwa adanya sebuah ide untuk melakukan sesuatu, tidak serta merta berkelanjutan pada munculnya suatu perilaku aktual, terutama apabila dalam waktu yang sama muncul ide-ide yang bertentangan. Misalnya, seseorang yang betul-betul lapar dan makanan sudah tersedia, tetapi memutuskan untuk menunda untuk makan dengan pertimbangan ada orang lain di sekitarnya yang juga lapar; sedangkan makanan yang ada tidak mencukupi untuk dibagi.

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, James berpandangan bahwa manusia memiliki insting-insting seperti yang dimiliki binatang juga insting-insting yang khas manusia. Sebagai tokoh yang konsepnya banyak dipengaruhi oleh teori evolusi, James menjelaskan bagaimana peranan berbagai macam insting dari yang sederhana sampai pada tingkat evolusi yang peling tinggi yaitu insting yang hanya ada pada manusia dalam proses munculnya tingkah laku. Suatu koreksi yang ditujukan kepadanya, adalah tidak adanya penjabaran secara jelas yang mana gerakan-gerakan refleks, yang mana perilaku instingtif dan yang mana pula perilaku yang didapat melalui proses belajar. Padahal ketiganya jelas berbeda antara yang satu dengan yang lain. Mungkin inilah konsekuensi dari teori James yang menganggap insting sebagai sinonim dari motivasi.

 

This entry was posted in PERILAKU ORGANISASI. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *