ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN   PEDAGANG KAKI LIMA DI SEBERANG ULU II PLAJU

Wiwin Agustian
Dosen Universitas Bina Darma
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 3 Palembang
Su-rel: wiwinagustian@binadarma.ac.id

 

 

Abstract: The purpose of this study was to analyze internal factors that include knowledge in selling and servicing as well as to analyze the external factors that include location and customer behavior on revenue turnover of street vendors. Researchers used qualitative research methods-descriptive. While collecting data using primary data through field research. The instrument or means of collecting data in the form of questionnaires through sampling probability sampling techniques to select the simple random sampling, meaning simple random sampling to 30 traders and 50 consumers. Based on the analysis, it can be argued that conclusions; internal factors which consisted of factors of knowledge in selling and servicing factors have an influence on the turnover income vendors. That is, to maximize turnover, traders can take advantage of internal factors, especially factor knowledge in selling, and also note that external factors consisting of location factors and factors of customer behavior have any impact on revenue turnover of street vendors. That is to create a satisfactory turnover, traders can pay more attention to external factors, especially factor customer behavior.


Keywords: Factor Income Earnings, Traders, Street Markets

  1. PENDAHULUAN.

Kota Palembang mempunyai peran penting sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan, pusat pemerintahan dan pusat perdagangan. Selain itu, peran penting lainnya dari kota Palembang adalah sebagai pusat daerah konsentrasi penduduk dengan berbagai latar belakang ekonomi, sosial dan budaya yang berbeda-beda. Palembang adalah sebuah kota yang menjanjikan kehidupan nyaman dan sejahtera untuk semua. Banyak orang tertarik datang ke kota ini, mereka datang untuk bekerja mencari nafkah, dengan harapan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Hal inilah yang menjadi magnet daya tarik kota Palembang.

Kehidupan masyarakat yang tinggal di Palembang cukuplah rumit. Setiap hari, orang-orang sibuk dengan rutinitasnya masing-masing demi mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Biaya hidup yang serba tinggi, telah memaksa mereka untuk selalu giat bekerja mencari rezeki. Kenyataan yang sering terjadi di dalam lingkungan masyarakat adalah bahwa sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itulah akan timbul sebuah gejala yang disebut dengan masalah sosial. Pada kondisi tersebut, tidak pernah dijumpai keadaan yang menggambarkan bahwa seluruh perilaku kehidupan sosial sesuai dengan harapan.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh adanya fenomena yang terjadi pada kegiatan perekonomian rakyat kecil di daerah perkotaan, sering diakibatkan karena ketidakmatangan perencanaan dan pengawasan pembangunan pada seluruh bagian kota. Fenomena ini menimbulkan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satu masalah sosial yang terjadi yaitu adanya pro dan kontra mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL). Dalam aktivitas perkotaan yang serba gemerlap, keberadaan PKL terasa terasingkan. Harus diakui bahwa keadaan ini timbul karena adanya ketimpangan sosial dan pembangunan serta pendidikan yang tidak merata. Padahal peran PKL sangatlah penting karena dapat mendatangkan sisi positif pada sektor usaha informal.Pilihan masyarakat untuk bekerja di sektor informal dianggap merupakan langkah terbaik saat menghadapi tekanan ekonomi. Pilihan masyarakat tersebut dikarenakan bekerja di sektor informal khususnya PKL yang hanya memerlukan modal serta keterampilan yang minim.

 

This entry was posted in ARTIKEL EKONOMI. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *