SKRIPSI PEMASARAN

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, semua bidang industri saling bersaing merebutkan pasar. Tingginya tingkat persaingan serta adanya ketidakpastian, memaksa perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif agar mampu memenangkan persaingan.

Salah satu kategori produk industri minuman yaitu minuman teh siap minum, yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi. Hal ini menuntut para pemain dalam industri untuk melakukan strategi pemasaran yang efektif dan kreatif untuk menjadi pemenang dalam industri ini.

Banyak perusahaan yang bergerak di industri minuman teh siap saji karena besarnya potensi pasar minuman. Teh adalah minuman yang sangat populer dan sudah menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat menyukai minuman teh. Jika ditelusuri dengan lebih spesifik, salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam kemasan. Pasar minum teh dalam kemasan saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Tingginya minat masyarakat mengkonsumsi teh dalam kemasan mempunyai prospek yang sangat cerah, memberikan peluang bagi pengusaha untuk ikut terjun kedalam industri minuman teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Oleh karena itu perusahaan perlu menganalisis perilaku konsumen untuk mengetahui pola pembeliannya

PT. Sinar Sosro dengan merek Teh Botol sosro merupakan leader produsen teh siap minum dalam kemasan (TSMDK). Merek sosro yang sudah terkenal di masyarakat tak lain diambil dari pengalaman nama keluarga Sosrodjojo, yang mulai merintis usaha teh wangi melati pada 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Teh merek Sosro diperkenalkan pertama kali pada 1970 dengan merek teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo, baru pada tahun 1974 menjadi Teh Botol Sosro dengan kemasan botol seperti sekarang. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek teh seduh cap botol yang sudah sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.

Dibawah kendali sinar Sosro, teh Botol Sosro tumbuh menjadi pemimpin pasar dengan penguasa 75 % dan menjadi umbrella brand untuk merek fruit Tea sosro, Joy Tea Green Sosro dan Teh Celup Sosro.(SWA,2009). Pada tahun 2009 Top Brand Index dari Teh Botol Sosro ini sebesar 62,5%. (MARKETING,2009). PT. Sinar sosro bukan saja pabrik minuman teh botol siap saji pertama di Indonesia tetapi juga di dunia. Teh Botol Sosro terus merangsek pasar tanpa tanding, menjadi ikon teh dalam kemasan, menjadi kebutuhan banyak orang sehingga satu demi satu pabrik pun terus dibuka agar Teh Botol Sosro makin dekat dengan mereka. Sampai saat ini belum ada produk sejenis yang mampu menandingi Teh Botol Sosro, kendati sejumlah pemain, tak terkecuali pemain asing, menggerogoti pasarnya. Namun hal itu tidak berhasil, dominasi sosro begitu kuat. Hal ini membuktikan The Botol Sosro sangat popular di masyarakat sebagai the siap minum dalam kemasan.

 

Tabel 1.1

Market Share Teh Siap Minum Dalam Kemasan Tahun 2009-2011

No

Merek

Tahun 2009

Tahun 2010

Tahun 2011

Market Share (%)

Market Share (%)

Market Share (%)

1

Teh Botol Sosro

72,0

70,8

69,0

2

Frestea

4,1

5,3

6,2

3

Fruit Tea

3,5

2,3

4,2

4

NU Green Tea

_

_

7,3

5

Teh Kotak

3,8

8,0

8,8

6

Teh Pucuk Harum

_

_

4,5

Sumber : SWA No. 16/XXV/Juli-Agustus 2009 ; SWA NO. 16/XXVI/juli 2010 ; SWA No. 18/XXVII/Juli-Agustus 2011

 

Dari tabel 1.1 diatas terlihat terjadi penurunan market share dari Teh Botol Sosro pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2009 sebesar 72,0%. Dan begitu pula sama halnya dengan Frestea yang market sharenya selalu mengalami penurunan. Sedangkan Teh Kotak yang market sharenya selalu mengalami kenaikan. Walaupun Teh Botol Sosro mengalami penurunan tetapi tetap menepati kedudukan terastas sebagai  kategori teh siap minum dalam kemasan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berusaha mengetahui dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen teh siap minum dalam kemasan merek teh botol sosro. Peneliti kemudian memutuskan bahwa penelitian ini mengambil judul Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Teh Botol Sosro.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah secara parsial harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro?
  2. Apakah secara parsial kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro?
  3. Apakah secara simultan harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro?
  4. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro?

 

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.
  2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.
  3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.
  4. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.

 

1.3.2 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat :

  1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian kearah pengembangan kapasitas intelektual mahasiswa.

  1. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak PT. Sinar Sosro Palembang dalam menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai produk untuk lebih meningkatkan tingkat penjualan dan mengetahui variabel manakah yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.

 

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Pembatasan  masalah dilakukan  agar  penelitian  lebih  terarah,  terfokus, dan tidak  menyimpang  dari  sasaran pokok penelitian.  Oleh karena  itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang sesuai dengan judul yang di ajukan, peneltian hanya berkaitan dengan pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasaan konsumen pada produk teh botol sosro.

 

 

 

 

 

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

BAB I             PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti mengemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II            LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori mengenai harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan juga hipotesis.

BAB III          METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai lokasi penelitian, operasional variabel, metode pengumpulan data dan metode analisis.

BAB IV          PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas dan menganalisa masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasaan konsumen pada produk teh botol sosro.

 

 

 

BAB V            KESIMPULAN        

Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisikan kesimpulan dari yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya memberikan saran yang sekiranya dapat menjadi masukan dan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Harga

2.1.1 Pengertian Harga

Berikut ini adalah beberapa definisi harga yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:

Menurut Kotler (2003:139) “Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:463) “Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa.

Dari definisi yang telah dikemukakan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan mamiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

Harga merupakan faktor penentu yang mempengaruhi pilihan pembelian, hal ini masih menjadi kenyataan di negara-negara dunia ketiga, dikalangan kelompok-kelompok sosial yang miskin, serta pada bahanbahan pokok sehari-hari. Namun dalam dasawarsa terakhir ini, faktorfaktor lain selain harga telah beralih menjadi relatif lebih penting dalam proses pembelian.

Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas yang baik. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.

Tjiptono, (2003:156) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu:

  1. Peranan alokasi dari harga

Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya balinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

  1. Peranan informasi dari harga

Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk,  seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Presepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

 

 

Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam menetapkan harga yang disesuaikandengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan. Hal tersebut tidak lepas dari keputusan yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai penempatan pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Bila perusahaan telah menjatuhkan pilihannya pada suatu pasar sasaran dengan penempatan pasar tertentu, maka strategi penempatan pasar tertentu, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan lebih cepat ditentukan ( Kotler, 2003:147).

Sedangkan salah satu tujuan penetapan harga adalah tujuan yang berorientasi pada citra (Tjiptono, 2003:189). Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melauli strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus. Dan hal ini paling banyak terjadi pada perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang termasuk kategori spesial goods maupun produk yang membutuhkan keterlibatan tinggi dalam prosesn pembelian.

Penetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan. Jika menyinggung dengan harga dari suatu produk, maka biasanya akan sebanding dan sejalan dengan kualitas dari produk itu sendiri. Secara umum, biasanya jika harga suatu barang tinggi, maka hal itu disebabkan karena kualitas yang dimiliki dari suatu produk itu juga tinggi pula.Namun terkadang hal itu tidak berlaku jika konsumen jeli dalam memilih barang. Karena terkadang harga dari suatu barang mahal disebabkan oleh merek dari barang itu sendiri yang memang sudah diakui dipasaran. Penetapan harga menurut Kotler (2003:520) memiliki 4 komponen yaitu :

  1. Keterjangkauan harga

Keterjangkauan harga adalah harga sesungguhnya dari suatu produk yang tertulis di suatu produk, yang harus dibayarkan oleh pelanggan. “consumer tend to look at the final price and then decide wheter they received a good value” (Kotler.at al.10). Maksudnya adalah pelanggan cenderung melihat harga akhir dan memutuskan dan memikrikan apakah akan menerima nilai yang baik seperti yang diharapkan.

  1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Kesesuaian harga dengan kualitas produk adalah harga yang ditafsirkan atau dipersepsiakan oleh pelanggan.Kerap kali pelanggan tidak mengingat betul harga sebuah produk yang pernah dibelinya, tetapi pelanggan dapat mengingat bahwa harga produk itu murah atau mahal, sesuai denga kualitas atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.

  1. Daya saing harga

Daya saing harga adalah harga yang ditawarkan dipasar mampu bersaing dengan harga yang dikeluarkan oleh bermacam-macam produk untuk menarik perhatian konsumen yang menilai harga.

  1. Kesesuaian harga dengan manfaat

Kesesuaian harga dengan manfaat adalah harga yang harus dibayar oleh pelanggan berikut pengorbanan berupa biaya transportasi, komunikasi, mungkin juga jasa pihak ketiga (komisi) yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk yang hendak dibeli

2.2 Produk

2.2.1 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Segala sesuatu yang termasuk kedalamnya adalah barang berujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide, ataupun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.

Produk menurut Kotler (2005:187) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Jadi, pada dasarnya produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat atau konsumen. Bagi perusahaan yang memproduksi suatu produk atau jasa, produk adalah alat atau sarana untuk mencapai sasaran, yaitu keuntungan pemasaran atau tujuan tertentu.

Sutojo (2005:78) mengemukakan beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun produk mereka. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar  yang pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun faktor kedua adalah pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli. Faktor  ketiga strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.

Menurut Stanton (2002:178) produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata , termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.

Menurut Tjiptono (2003:258) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Sebagian besar perusahaan menghasilkan lebih dari satu seri produk. Tiap seri produk sering kali terdiri lebih dari satu jenis produk. Sayangnya tidak semua seri dan jenis produk memberikan sumbangan hasil penjualan dari keuntungan yang sama.oleh karna itu, pengelolaan tiap seri dan jenis produk juga tidak sama. Kapasitas produk menyumbang keuntungan ditentukan oleh jumlah satuan produk yang terjual tiap masa tertentu dan besarnya contribution margin.

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu :

  1. a.      Core benefit yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
  2. b.      Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
  3. c.       Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
  4. d.      Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
  5. e.       Potential produck yaitu semua argumentasi dan perubahan produk yang dialami suatu produk dimasa datang.

 

2.2.2 Kualitas Produk

Menurut Kotler (2003:243) kualitas produk adalah salah satu faktor yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu produk.

Sedangkan menurut Gaspersz yang (2004:4) kualitas mempunyai definisi yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti kinerja (Performance), keandalan (Realibility), mudah didalam penggunaan (Easy of use) dan estetika (Easthetic).

Kualitas menurut Tjiptono (2003:389) adalah totalitas dan karakteristik suatu produk (barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan. Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan konsumen atau sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan.

Kualitas produk menurut Stanton (2001:243) adalah suatu jaminan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dalam memilih suatu produk dan dalam masalah ini citra rasa pribadi sangat berperan. Dalam konsteks tersebut, penulis dapat memetik beberapa hal penting dalam membahas kualitas produk, yakni :

  1. Kata “jaminan” mengandung pengertian bahwa produk yang ditawarkan terhadap konsumen benar-benar telah melalui proses pengukurn dan pengujian yang cermat dan rasional, sehingga layak untuk disertai dengan jaminan.
  2. Kata “citra rasa” yang menjadi motivasi konsumen dalam memilih produk adalah faktor yang menjadi fokus perhatian produsen atau pemasar. Jadi siapa yang menjadi konsumen atau pembeli itu sangat penting diketahui oleh pihak produsen atau pemasar.
  3. Antara jaminan dan faktor kebutuhan terhadap rasionalisasi dan relevansi yang harus diterjemahkan secara tepat oleh pihak produsen atau pemasar.

Tujuan umum pembentukan kualitas produk itu sendiri adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang terbaik menurut kebutuhan konsumen. Bahkan untuk meyakinkan ada perusahaan-perusahaan yang berani memberi jaminan ganti rugi bila produknya tidak berkualitas atau tidak sesuai dengan promosi yang disampaikan.

Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, dimana persaingan produk semakin marak, perkara kualitas produk dan pelayanan menjadi sangat penting untuk ditonjolkan. Sebab bila hal ini tidak ditonjolkan maka konsekuensi logisnya adalah bahwa kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan bisa tergeser oleh kualitas produk dan pelayanan lain yang sejenis, yang lebih meyakinkan konsumen.

            Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Perusahaan yang pintar bermaksud untuk memuaskan pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan.

Persaingan merek yang tajam belakangan ini memaksa para marketer untuk memberikan daya tarik yang lebih baik daripada pesaingnya. Maklum, adanya berbagai merek membuat konsumen diuntungkan. Konsumen memilih suatu merek adalah kualitas produk. Kualitas produk tidak diragukan lagi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kualitas produk yang dapat adalah elemen utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

Kotler (2003:234)  telah mengungkapkan adanya delapan dimensi kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar. Performance, feature, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics, dan perceived quality merupakan kedelapan dimensi tersebut.

1. Dimensi performence atau kinerja produk

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.

2. Dimensi reliability atau keterandalan produk

Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk benas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

3. Dimensi feature atau fitur produk

Dimensi feature merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki.

4. Dimensi durability atau daya tahan

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipresepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepet habis atau cepat diganti.

5. Dimensi conformance atau kesesuaian

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

6. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki : mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

7. Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk

Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desai produk atau kemasannya. Beberapa merek memperbaharui wajahnya supaya lebih cantik dimata konsumen.

8. Dimensi perceived quality atau kualitas yang dirasakan

Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipresepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terdengar. Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapa dibangun semalam karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya.

2.3 Kepuasan Konsumen

2.3.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen menurut Kotler (2005 : 349) adalah rasa senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas, sebaliknya jika kinerja tidak memenuhi harapan maka pelanggan akan kecewa. Sementara jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas.

Menurut Angpora (2002 : 39) Kepuasan pelanggan dianggap sangat penting karena pada dasarny hasil penjualan perusahaan setiap saat berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pembeli ulang. Sehingga mempertahankan pelanggan lebih penting dari pada memikat pembeli baru, sebab mempertahankan pelanggan melalui pemenuhan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan kepuasan pelanggan akan memberikan implikasi seperti :

  • Membeli lagi
  • Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain
  • Kurang memperhatikan merk dan iklan produk pesaing
  • Membeli produk lain dari perusahaan yang sama

Kepuasan adalah evaluasi purna beli alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil yang sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan (Engel dalam Tjiptono, 2000 : 38)

Pada umumnya konsumen menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih cepat (Faster), lebih murah (Cheaper) dan lebih baik (better). Menurut Gasperz (2003 : 119) mengemukakan tiga dimensi yang perlu diperhatikan yaitu :

  1. Karakteristik lebih cepat (faster) berkaitan dengan waktu yang mengambarkan kecepatan dan kemudahan atau ke nyamanan untuk memperoleh produk itu.
  2. Karakteristik lebih murah (cheaper) berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang dibayar oleh komsumen.
  3. Karakteristik lebih baik (better) berkaitan dengan dimensi kwalitas produk yang dapat mempergunakan pendekatan berikut dalam memahami harapan konsumen berkaitan dengan produk.

Ketidakpuasan pelanggan atau keluhan pelanggan adalah suatu resiko pekerjaan dan tidak perlu terlalu dicemaskan, justru dengan adanya keluhan dan kekecewaan konsumen atau pelanggan, pihak perusahaan bisa lebih banyak belajar mengenal karakter pelanggan. Dengan demikian, paling tidak perusahaan bisa mencari solusi dalam mengatasi ketidakpuasan pelanggan tersebut. Mengenali kekecewaan atau keluhan pelanggan secara dini adalah suatu sikap bijaksana yang harus dilakukan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan segera dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menjatuhkan bisnis yang tengah dijalankan perusahaan.

 

 

 

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

            Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh fakto-faktor pendorong  (driver) kepuasan pelanggan seperti dikemukakan oleh Irawan (2003 : 37) :

  1. Kualitas produk setidaknya suatu produk memiliki 6 dimensi kualitas produk yaitu :
  2. a.      Performance adalah kinerja fungsi utama dari suatu produk yang dijanjikan perusahaan kepada konsumen. Sebagai missal, performansi dari produk TV berwarna memiliki gambar yang jelas performansi dari produk mobil adalah akselerasi, kecepatan, kenyamanan, dan pemeliharaan, performansi dari produk penerbangan adalah kecepatan waktu dan lain-lain.
  3. b.      Durability  berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus dipergunakan (baik untuk teknis maupun ekonomis)
  4. c.       Feature atau fitur merupakan aspek yang menambah fungsi dasar atau sebagai cirri-ciri tambahan (sekunder) berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Sebagai missal, features untuk produk penerbagan adalah memberikan minuman atau makanan gratis dalam pesawat, pembelian tiketmelalui telepon dan penyerahan dirumah.
  5. d.      Reliability yaitu berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian keandalan merupakan  karakteristik yang merefleksikan kemungknan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk itu.
  6. e.       Cansistency  yaitu salah satu aspek dari conformace, konsistensi berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen. Sering didefinisikan sebagai konforamans terhadap produk.
  7. f.        Design, menyangkut daya tarik produk terhadap panca indra. Hal ini dapat berkaitan dengan aspek emosional konsumen dengan produk yang dirasakan.
  8. Harga untuk pelanggan yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting. Harga merupakan jumlah yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu produk.
  9. Service quality adalah kualitas pelayanan yang tergantung pada sistem manusia dan teknologi
  10. Emosional factor merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan reflekfi dari prefensi individual. Dengan demikian estika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi  dan mencangkup karateristik tertentu seperti : keelokan, kemulusan, suara yang  merdu, selera dan lain-lain.
  11. Kemudahan untuk mendapatkan produk dan jasa tersebut (distribusi).

Dalam memahami harapan dan persepsi konsumen terhadap suatu produk penting bagi kita untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam memberikan nilai atas produk yang mereka terima, diantaranya adalah :

 

  1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen ketika ia sedang mencobamelakukan transaksi dengan produsen produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau dispetasi konsumen tinggi, demikian pula sebaliknya.
  2. pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan aupun pesaing-pesaingnya.
  3. pengalaman dari teman- teman, dimana mereka akan enceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi konsumen terutama pada produk-produk yang dirasakan beresiko tinggi.
  4. komunikasi melalui iklan pada pemasaran juga mempengaruhi persepsi konsumen orang-orang dibagian penjualan dan periklanan setidaknya tidak membuat kampanye berlebihan melewati tingkat harapan konsumen.

2.4 Hubungan Kualitas terhadap Kepuasan

            Kepuasan pelanggan secara umum mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Ada beberapa unsur yang penting didalam kualitas yang ditetapkan pelanggan yaitu :

  1. Pelanggan merupakan prioritas utama perusahaan. Kelangsungan perusahaan tergantung pada pelanggan
  2. Pelanggan yang royal akan membeli berkali kali dari produk atau jasa yang sama.
  3. Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi

            Kualitas adalah salah satu pokok masalah yang sering disalah artikan, makna kualitas berbeda berdasarkan dengan konteks yang dipecahkan. Penilaian yang berbeda dalam menilai criteria kualitas tersebut. Kualitas suatu produk atau jasa ditentukan oleh para pelanggan. Langkah pertama yang harus dilakukan organisasi atau perusahaan adalah mengetahui dan menyetujui apa yang diinginkan oleh pelanggan (kebutuhan pelanggan). Langkah kedua adalah suatu organisasi harus memproduksi tepat dengan apa yang diinginkan pelanggan, dengan biaya yang serendah mungkin.

Banyak definisi kualitas yang diterima secara universal, diantara definisi tersebut diantaranya adalah elemen–elemen kualitas yang dikemukakan oleh Cohen (2001:374) :

  1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
  3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misal apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin diangggap kurang saat mendatang)

Suatu perusahaan tidak akan bertahan tanpa ada konsumen yang mempergunakan atau memakai produk yang dihasilkan pihak produsen, oleh sebab itu guna meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan suatu perusahaan haruslah berdasarkan kepuasan pelanggan (Customer satisfaction).

 

 

 

 

2.5 Penelitian Terdahulu

Pada tabel 2.1 di bawah ini akan menanpilkan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel penelitian ini.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

 

No

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Independen dan Dependen

Metode Analisis

Hasil

1. Budhi Poniman

 

(2006)

Pengaruh Harga, Pelayanan, Lingkungan, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Kepuasaan Konsumen Pada Dealer Kusuma Motor Surakarta Harga (X1) Lingkungan (X2) Kualitas Produk (X3) Promosi (X4) Kepuasaan Konsumen (Y) Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda Terdapat pengaruh positif secara signifikan variabel bebas mempengaruhi kepusaan konsumen
2 Fransisca Widyawati

(2008)

Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas Layanan dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasaan Pelanggan Telkom Flexi Harga (X1) Kualitas Layanan (X2) Kualitas Produk (X3) Kepuasaan Pelanggan (Y) Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda Setiap variabel independen berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan kecuali persepsi harga

3

 

Fransiska Pramita W.A

(2010)

 

Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan dan Persepsi Harga Terhadap Pelanggan Air Minum Dalam Kemasan Kualitas Produk (X1) Kualitas Layanan (X2) Harga (X3) Kualitas Pelayanan (Y) Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda Setiap variabel independen berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan kecuali persepsi harga

 

2.6 Kerangka Pemikiran

            Untuk menunjukkan arah dari mana penyusunan ini sehingga diperoleh gambaran mengenai persoalan yang dihadapi maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumbesr : Data Olahan

 

 

 

2.7 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H1            : Ada pengaruh secara parsial antara harga terhadap kepuasan konsumen.

H2            : Ada pengaruh secara parsial antara kualitas produk terhadap kepuasaan komsumen.

H3            : Ada pengaruh secara simultan antara harga dan kualitas produk terhadap kepuasaan konsumen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

 

3.1 Metode Analisis

3.1.1 Objek Penelitian

            Objek penelitian ini adalah pengaruh harga, kualitas produk dan kepuasaan konsumen.

3.1.2    Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Bina Darma kepada Mahasiswa Jurusan Manajemen Angkatan 2008 dan 2009 yang beralamat di jalan Jend. Ahmad Yani No 12 Palembang 30264.

3.2 Operasional Variabel

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel

Definisi

Indikator

(X1) Harga Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan biaya harga juga bersifap flexible dan dapat berubah dengan cepat.

(Kotler ,2003:139)

  1. Keterjangkauan harga
  2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
  3. Daya saing harga
  4. Kesesuaian harga dengan manfaat
(X2) Kualitas Produk Kualitas produk adalah salah satu faktor yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu produk. (Kotler, 2003:243)

 

  1. 1.      Performance
  2. 2.      Reliability
  3. 3.      Feature
  4. 4.      Durability
  5. 5.      Conformance
  6. 6.      Serviceability
  7. 7.      Aesthetic
  8. 8.      Perceived Quality
(Y) Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen adalah rasa senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas, sebaliknya jika kinerja tidak memenuhi harapan maka pelanggan akan kecewa. Sementara jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas. (Kotler, 2003:349)
  1. Karakteristik Lebih Cepat (faster)
  2. Karakteristik lebih murah (cheaper)
  3. Karakteristik lebih baik (better)

Sumber : Data Olahan

3.3  Metode Pengumpulan Data

3.3.1        Data Primer

Data primer merupakan Data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Dalam usaha pengumpulan data untuk tujuan pembahasan proposal ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

  1. Metode kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden atau objek penelitian dari baris dan kolom untuk diisi dengan jawaban yang ditanyakan.
  2. Observasi (pengamatan), yaitu dengan jalan melihat, mendengar, dan mencatat semua data dan informasi yang berhubungan dengan penelitian.
  3. Wawancara, yaitu metode pendekatan kontak langsung baik terhadap responden atau pihak perusahaan sesuai keperluan penelitian.

3.3.2        Data Sekunder

Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi atau data yang sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Studi Kepustakaan (library reseach), yaitu metode pengumpulan data dengan jalan mempelajari studi kepustakaan dan dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.

3.4    Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 78). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Universitas Bina Darma yang berjumlah 5018 orang. (Sumber : Pengolahan Data Universitas Bina Darma 2011/2012)

3.4.2   Sampel

Penentuan pengambilan jumlah responden (sampel) dilakukan melalui teknik purposive sampling yaitu responden dipilih langsung berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yaitu :

  1. Mahasiswa Universitas Bina Darma yang masih aktif
  2. Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2008 dan 2009
  3. Laki-laki dan Perempuan

Agar ukuran sample yang diambil representative maka dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2001) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n  = jumlah sample

N = Jumlah populasi

e  = Presisi (batas kesalahan yang ditolerir)

1  = bilangan konstan

Berdasarkan rumus Slovin tersebut maka jumlah sample yang diperoleh adalah

n       =             5018

1 +  (5018) (0,1) ²

n     =  99 (pembulatan ke atas)

Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang responden.

 

3.5  Metode Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, terutama apabila penelitian tersebut bermaksud untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan untuk mengubah atau menganalisis data hasil penelitian sehinnga keputusan yang dihasilkan mudah dipahami (Sugiyono, 2007 : 21).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  1. 1.    Analisis Deskriptif Kualitatif

Menurut Sugiyono (2007 : 13) mengungkapkan adalah serangkaian observasi yang tidak dapat dinyatakan dalam angka – angka dan rumus melainkan dengan kata – kata dan kalimat menurut dat a pengambilan kesimpulan.

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2007 : 14) Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

 

3.6 Teknis Analis

  1. 1.    Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependen (kriterium), bila dua atau lebih variable independent sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiyono, 2007: 250).  Persamaan linier regresi berganda sebagai berikut :

 

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y  : Kepuasaan Konsumen

a   :  Konstanta

b1-b2 : Koefisiensi regresi, yang menunjukkan angkatan peningkatan ataupun  penurunan (+) atau penurunan (-) variabel Y

X1 : Harga

X2 : Kualitas Produk

e    : error item

  1. 2.    Analisis Koefisien Korelasi (r)

Analisis ini digunakan  untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. (Sugiyono, 2007:182)

 

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat Lemah

0,20 – 0,399

Lemah

0,40 – 0,599

Cukup

0,60 – 0,799

Kuat

0,80 – 1,000

Sangat Kuat

       Sumber : Sugiyono, 2005:175

  1. 3.    Koefisiensi Determinasi Berganda ()

Menurut Usman (2006 : 20) koefisien determinasi berganda mencerminkan seberapa besar variasi terikat Y dapat diterangkan oleh variabel X. Bila nilai koefisien sama dengan 0 (), artinya variabilitas dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila = 1, artinya variabilitas dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20.

3.7  Uji Hipotesis

a. Uji t

Menurut Usman (2006 : 16) uji t bertujuan untuk menguji koefisien regresi, termasuk intercept secara individu. Lankah – langkahnya :

  1. Menentukan hipotesis
  2. Menbandingkan probilitas t – statistik dengan alpha = 0,05
  3. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Ho : b1 = 0, berarti tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen terhadap varabel dependen

Ha : b1 ≠ 0, berarti ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen  terhadap variabel dependen.

Uji – t dilakukan dengan cara membandingkan antara probilitas t – statistic dengan α  = 0,05 :

  • Bila p  ≥  α = 0,05 maka Ho gagal ditolak dan Ha gagal diterima
  • Bila p  ≤  α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Ho gagal ditolak berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan penerimaan Ha mempunyai arti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap varabel dependen.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama-sama (Nawawi dan Usman, 2006:16).

Langka-langkah :

  1. Menentukan hipotesis
  2. Membandingkan probabilitas F-statistik dengan alpha = 5%
  3. Kriteria penerimaan dan penolakan

Ho : b1 = b2 =…b1 = 0, bearti tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen

Ha : b1 ≠ b2 ≠…b1 ≠ 0, bearti ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen

Dari F akan diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan

  • Bila F hitung < F tabel atau р-value > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak ini bearti semua variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
  • Bila F hitung > F tabel atau р-value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini bearti semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

Ho  gagal ditolak bearti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan penerimaan

mempunyai arti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen

Dalam penelitian ini, hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Tentang PT. Sinar Sosro

            PT Sinar Sosro didirikan pada tahun 1974 di kawasan Ujung Menteng yang saat itu masuk wilayah Bekasi. Saat itu PT Sinar Sosro merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Berdirinya perusahaan ini berawal dari sebuah bisnis keluarga Sosrodjojo yang mendirikan perusahaan pengolahan teh yang terkenal dengan nama PT Gunung Slamet yang terletak di Slawi, Jawa Tengah. Perusahaan ini memproduksi teh dengan merek Cap Botol dan Cap Poci.

Tahun 1965, muncul gagasan menjual teh dalam kemasan botol siap minum (ready to drink), yang diproduksi pada tahun 1970 dengan merek Teh Botol. Munculnya gagasan menjual teh dalam botol ini muncul dari pengamatan Drs. Suryanto (putra Bapak Sosrodjojo) ketika diadakan promosi dengan melakukan peragaan pembuatan minuman teh untuk mendapatkan hasil seduhan teh dengan cita rasa yang khas. Para karyawan yang ikut ambil bagian selalu membawa pulang seduhan teh yang tidak habis dengan memasukannya ke dalam botol dan jerigen. Dari pengamatan itulah timbul ide untuk membotolkan teh yang sudah diseduh.

Dalam rangka memperkenalkan produk minuman siap saji ini, dilakukan promosi dengan cara mempersilahkan konsumen mencicip rasa minuman tehnya yang dilakukan di kawasan Jakarta. Pada tahun 1974, baru dilakukan proses manufakturing ketika PT Sinar Sosro berdiri di Ujung Menteng dan Teh Botol Sosro ini mengalami perubahan desain botol. Desain tersebut yang digunakan sampai saat ini. Sekitar tahun 1975, dimulai rencana produksi dengan sistem semi otomatis dengan memanfaatkan mesin lini satu yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat, maka dilaksanakan instalasi mesin lini 2 pada tahun 1978.

Saat itu, Teh Botol Sosro menjadi ikon teh dalam kemasan dan menjadi kebutuhan. Untuk menghemat biaya distribusi dan mendekati wilayah pemasarannya, Sosro mendirikan pabrik di berbagai kota penting di Indonesia. Tahun 1978 didirikan pabrik di Gresik, tahun 1991 di Ungaran, di Medan tahun 1994, Pandeglang tahun 1996, Gianyar tahun 2000, dan Cibitung tahun 2002. Tahun 1981, Sosro mendirikan PT Union Multipack, pabrik ini memproduksi minuman non botol. Pada tahun ini dipasarkan Teh Botol Kemasan Kotak (Sosro, 2005).

4.1.2        Visi dan Misi PT. Sinar Sosro

  1. a.      Visi PT. Sinar Sosro

PT. Sinar Sosro, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman memiliki satu visi besar untuk kelangsungan hidup perusahaan yang akan datang, yaitu menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja, dimana saja, serta memberikan penilaian positif kepada semua pihak terkait.

 

 

  1. b.      Misi PT. Sinar Sosro
  2. Membangun merek teh yang alami, berkualitas, dan unggul.
    1. Melahirkan merek dan produk minuman, baik yang berbasis teh maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing masing.
  3. Membangun dan memimpin jaringan distribusi.
    1. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.
    2. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan dan menyumbang devisa pada negara.

4.1.3 Gambaran Umum Produk

Teh dalam kemasan siap minum merek Teh Botol Sosro yang di produksi oleh PT. Sinar Sosro ini merupakan minuman Teh dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Saat ini, Teh Botol Sosro dikemas dalam kemasan tetra pack dengan volume 200 ml/kemasan, 230 ml/kemasan dan 250 ml/kemasan.

Teh Botol Sosro terbuat dari bahan alami dengan kadar gula 19-20 gr/botol, sehingga dengan mengkonsumsi Teh Botol Sosro tidak akan menyebabkan penyakit kencing gula10. Selain itu keaslian dan mutu Teh Botol Sosro telah diakui secara internasional dengan sertifikat ISO 9002.Jenis teh yang digunakan untuk memproduksi Teh Botol Sosro adalah teh hijau yang dicampur dengan bunga melati sehingga disebut Jasmine Tea. Teh Botol Sosro diproduksi menggunakan proses sterelisasi dengan pemanasan suhu tinggi sehingga Teh Botol Sosro steril, dengan demikian proses pembusukan dapat dicegah.

Produk-produk PT Sinar Sosro memiliki beberapa jenis produk. Secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Produk unggulan (umbrella brand), yaitu produk-produk yang berlogo PT. Sinar Sosro, seperti Teh Botol Sosro, Fruit Tea, dan Joy Tea Green.
  2. Produk produk non unggulan (non umbrella brand), yaitu produk-produk yang tidak berlogo PT Sinar Sosro, seperti S-Tee, Tebs, Prim-A, Country Choice, dan Happy Jus.

4.1.4 Gambaran Umum Kantor Penjualan Palembang

PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Palembang terletak di Jalan Raya Palembang – Sekayu Km. 17, Sukajadi III Banyuasin, Palembang – Indonesia. Kantor penjualan yang berfungsi untuk mendistribusikan semua produk Teh Botol Sosro.

Jalur distribusi di wilayah Palembang dan Sekitarnya memiliki tiga tingkat, yaitu:

1. Agen/ sub-distributor/ wholesaler yang dilingkungan perusahaan disebut dister/ grosir.

2. Sub-wholesaler, yang sering juga disebut sub dister/ sub grosir.

3. Pengecer (retailer) untuk tingkat dister dikenal dister aktif dan dister pasif. Dister aktif tidak hanya menunggu pembeli datang ke tempatnya, tapi juga mendistribusikan produk hingga tingkat pengecer. Sedangkan, dister pasif hanya menunggu pembeli datang ketempatnya.

 

 

4.1.5 Sruktur Organisasi Kantor Penjualan Palembang

Agar suatu perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan perlu didukung oleh para karyawan yang berkemampuan tinggi dan berpengalaman serta struktur organisasi yang tepat sehingga aktrivitas sehari-hari dapat berjalan dengan lancar. Dengan demikian keadaan ini diharapkan terciptanya sesuai dengan rencana, struktur organisasi merupakan suatu kerangka hubungan kerja tersebut menunjukan adanya hubungan kerja sama, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian untuk mencapai tujuan.

Adapun bentuk struktur organisasi pada  perusahaan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Palembang sebagai berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Palembang

Tahun 2011

 

 

 

 

 

 

GUDANG BARANG JADI

BAGIAN
ADM & KEUANGAN

 

BAGIAN PEMBELIAN

PENGANGKUTAN

PROSES PENGOLAHAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Palembang 2011

 

4.1.6 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas ini disertai dengan wewenang dari atasan kepada bawahan agar pelaksanaan yang dijalankan dapat dilakukan dengan memperhatikan peraturan yang dibuat oleh pimpinan perusahaan maka fungsi satuan kerja diperusahaan dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. 1.    Pimpinan

Pimpinan mempunyai tugas dan tanggung jawab, antara lain :

  1. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan atau mengolah seluruh kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
  2. Sebagai penentu harga dalam melakukan pembelian dan penjualan.
  3. Memberikan bimbingan dan petunjuk serta mengarahkan kepada bawahannya agar betindak sesuai dengan tujuan.
  4. Menerima dan memberhentikan karyawan.
  5. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan.

2. Wakil Pimpinan

      Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Membantu pimpinan dalam menjalankan tugas-tugasnya.
  2. Mewakili dan mengambil alih tugas pimpinan apabila berhalangan untuk masuk kerja.
  3. Memimpin, mengendalikan dan memonitor pelaksanaan kerja karyawan baik kegiatan kantor maupun kegiatan dilapangan.

 

3.  Bagian Administrasi

     Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Mengeluarkan dan menyimpan dokumen-dokumen atau surat-surat berharga atas persetujuan-persetujuan pimpinan perusahaan.
  2. Mengadakan keperluan-keperluan seperti peralatan-peralatan kantor atau kebutuhan lainnya yang dibutuhkan.
  3. Mencatat dan menghilangkan serta memeriksa atas seluruh dokumen penerimaan dan pengeluaran sehingga menjamin kelengkapannya.

4.  Bagian Keuangan

      Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Menyelenggarakan seluruh pelaksanaan dibidang keuangan sesuai dengan prosedur yang berlaku misalnya membayar gaji pekerja dan pengeluaran yang diperlukan perusahaan serta pemasukannya.
  2. Menerima pembayaran atas penjualan baik berupa chek maupun uang tunai.
  3. Mengeluarkan uang setelah mendapat izin dari pimpinan.

5.  Bagian Pembelian

      Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Menbeli barang-barang yang dibutuhkan.
  2. Menjamin kwalitas barang yang dibeli.
  3. Menjamin persediaan barang agar proses produksi tidak terganggu.
  4. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.

 

 

6.  Bagian Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Melakukan kegiatan proses produksi
  2. Bertanggung jawab atas hasil produksi agar tidak menyimpang dari standar yang telah ditentukan.
  3. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan.
    1. Seksi Pengangkutan
      1. Menyiapkan kendaraan jika diperlukan perusahaan, misalnya mengangkut produk-produk teh botol sosro yang sebelumnya telah dipesan konsumen.
      2. Memelihara kendaraan misalnya mengecak dan meneliti kendaraan yang akan digunakan.
      3. Menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan.
      4. Membuat laporan-laporan  kepada pimpinan perusahaan masalah kendaraan yang akan digunakan.
      5. Seksi Gudang
        1. Memelihara dan menjaga peralatan (barang-barang) dalam gudang pencurian dan kerusakan yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
        2. Menerima dan mengeluarkan barang sesuai permintaan.
        3. Mengontrol persediaan bahan baku yang ada.

 

 

  1. Seksi Pengolahan
    1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan diolah atau yang dibutuhkan.
    2. Bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
    3. Mengatur cara kerja yang dipimpinnya.

7.  Bagian Penjualan

Tugas dan tanggung jawabnya, antara lain :

  1. Mengatur biaya oprasional yang diperoleh untuk melakukan kegiatan penjualan.
  2. Mengawasi muatan barang sampai ketempat tujuan yang membeli.

4.2    Karakteristik Responden

 

   Dalam penelitian ini responden dibagi menjadi beberapa kriteria karakteristik yaitu berdasarkan tingkat umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Data yang diperoleh tersebut ditampilkan pada table berikut ini :

4.2.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

 

Tabel 4.2.1

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

61 orang

62 %

Perempuan

38 orang

38 %

Total

99

100%

            Sumber : Data Diolah

 

Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa dari responden sebanyak 99 orang, penulis mendapatkan 61 orang responden adalah laki-laki dan  38 orang responden. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen produk teh botol sosro lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dari pada perempuan.

4.2.2   Karakteristik Responden menurut Usia

 

Tabel 4.2.2

Karakteristik Responden Menurut Usia

Usia

Jumlah

Persentase

<20

37

37,4%

20-30

59

59,6%

31-40

3

3,0%

>40

Total

99

100%

            Sumber : Data Diolah

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang berusia <20 tahun sebanyak 37 orang atau 37,4%, responden yang berusia 20-30 sebanyak 59 orang atau 59,6%, dan responden yang berusia 31-40 sebanyak 3 orang atau 3,0%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen produk teh botol sosro lebih banyak yang berusia antara 20-30 tahun.

4.2.3 Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan

 

Tabel 4.2.3

Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Jumlah

Persentase

SMA

96

96,9%

Diploma

3

3,1%

Sarjana

Pasca Sarjana

Total

99

100%

            Sumber : Data Diolah

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden sebanyak 99 orang, sebanyak 96 orang atau 96,9% berpendidikan SLTA dan sebanyak 3 orang atau 3,1% berpendidikan Diploma. Hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen produk teh botol sosro lebih banyak yang berpendidikan SMA.

4.3 Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Teh Botol Sosro

Pada bab ini penulis akan menganalisis dan membahas permasalahan pada bab sebelumnya berdasarkan data-data dan variabel-variabel penelitian dengan dilandasi teori-teori dan para ahli yang berkaitan dengan permasalahan yang ada yaitu bagaimana Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Teh Botol Sosro berdasarkan dari hasil jawaban yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kita dapat mengetahui pendapat responden apakah ada pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.   Maka dari itu penulis telah menyebarkan kuesioner kepada 99 mahasisiwa/i Universitas Bina Darma Palembang Angkatan 2008 dan 2009 sebagai responden, yaitu variabel Harga 8 pernyataan, Kualitas Produk 14 pertanyaan, dan Kepuasan Konsumen 6 pertanyaan yang diberikan pada responden yang menjadi sampel pada penelitian ini. Setelah mendapatkan jawaban dari berbagai pernyataan yang diiajukan kepada responden, penulis  mengelola data kualitatif tersebut menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor terhadap jawaban tersebut menurut skala likert yaitu :

Alternatif jawaban bobot nilai bila positif  :

  1. Sangat setuju                      skor 5
  2. Setuju                                 skor 4
  3. Ragu-ragu                           skor 3
  4. Tidak setuju                        skor 2
  5. Sangat tidak setuju             skor 1

4.3.1 Kuesioner Harga

Tabel 4.3.1

Harga (X1)

No.

Harga

SS

(5)

S

(4)

RR

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Jumlah

Rata – rata

 

1

Harga yang ditawarkan terjangkau menurut anda

1

59

38

1

0

357/99

3,606

1,0%

59,5%

38,3%

1,0%

0%

 

2

Harga yang ditawarkan termasuk kategori murah menurut anda

0

60

39

0

0

357/99

3,606

0%

60,6%

39,3%

0%

0%

 

 

3

Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya menurut anda

3

57

39

0

0

360/99

3,636

3,0%

57,5%

39,3%

0%

0%

 

4

Harga tiap produk berbeda menurut anda

0

55

44

0

0

352/99

3,555

0%

55,5%

44,4%

0%

0%

 

 

5

Daya saing harga dengan produk lain menurut anda

6

55

38

0

0

364/99

3,676

6,0%

55,5%

38,0%

0%

0%0

6 Harga yang ditawarkan lebih murah dari pada produk lain

0

55

44

0

0

352/99

3,555

0%

55,5%

44,4%

0%

0%

7 Anda merasa puas dengan biaya yang anda keluarkan untuk medapatkan produk

2

48

49

0

0

349/99

3,525

2,0%

48,4%

49,4%

0%

0%

8 Harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat

1

50

48

0

0

349/99

3,525

1,0%

50,5%

48,4%

0%

0%

Rata – rata Keseluruhan

3,585

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan hasil kuesioner dari variabel harga (X1) diketahui adanya nilai rata-rata terbesar 3,676 yaitu pada pernyataan kelima daya saing harga dengan produk lain menurut anda. Hal ini menunjukkan bahwa daya saing harga dengan produk lain sangat bagus. Menurut Kotler (2003:520) daya saing harga adalah harga yang ditawarkan dipasarkan mampu bersaing dengan harga yang dikeluarkan oleh bermacam-macam produk untuk menarik perhatian konsumen yang menilai harga.

Sedangkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,525 yaitu pada pernyataan ketujuh dan kedelapan anda merasa puas dengan biaya yang anda keluarkan untuk mendapatkan produk dan harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat. Hal ini meunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk dan harga yang ditawarkan sesuai dengan manfaat sangat perlu diperhatikan. Menurut Kotler (2003:520) kesesuaian harga dengan manfaat adalah harga yang dibayar oleh pelanggan berikut pengorbanan berupa biaya transportasi, komunikasi, mungkin juga jasa pihak ketiga (komisi) yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk yang hendak dibeli.

 

4.3.2  Kuesioner Kualitas Produk

Tabel 4.3.2

Kualitas Produk (X2)

No.

Kualitas Produk

SS

(5)

S

(4)

RR

(3)

TS

(2)

STS

(1)

Jumlah

Rata – rata

 

1

 

Reaksi produk lebih cepat mengatasi dahaga

 

1

56

42

0

0

355/99

3,585

1,0%

56,5%

42,4%

0%

0%

 

2

 

Memiliki manfaat kesehatan menurut anda

0

51

38

0

0

348/99

3,515

0%

51,5%

38,4%

0%

0%

 

3

 

Menurut anda produk yang di tawarkan memiliki timbal balik

 

0

52

47

0

0

349/99

3,525

0%

52,5%

47,4%

0%

0%

 

4

 

Menurut anda produk yang ditawarkan sesuai dengan yang di harapkan

0

46

50

3

0

340/99

3,434

0%

46,4%

50,5%

3,0%

0

 

5

 

Produk meiliki ciri khas tertentu menurut anda

0

48

51

0

0

345/99

3,484

0%

48,4%

51,5%

0%

0%

6  

Ciri khas produk ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan

 

0

48

51

0

0

345/99

3,484

0%

48,4%

51,5%

0%

0%

7 Komposisi produk aman untuk di konsumsi

0

51

48

0

0

384/99

3,515

0%

51,5%

48,4%

0%

0%

8 Daya tahan produk memiliki tanggal kadaluarsa yang sesuai menurut anda

 

4

47

43

5

0

384/99

3,515

4,0%

47,4%

43,4%

5,0%

0%

9  

Spesifikasi produk berjalan sesuai fungsinya

 

2

51

45

0

0

352/99

3,555

2,0%

51,5%

45,5%

0%

0%

10 Menurut anda, spesifikasi produk sudah sesuai dengan yang di tawarkan

0

51

45

3

0

344/99

3,474

0%

51,5%

45,5%

3,0%

0%

11 Kemasan produk yang menarik menurut anda

0

51

48

0

0

348/99

3,515

0%

51,5%

48,4%

0%

0%

12 Kemasan produk sesuai dengan yang ditawarkan menurut anda

1

58

40

0

0

357/99

3,606

1,0%

58,5%

40,4%

0%

0%

13 Menurut anda, produk memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari

3

54

42

0

0

357/99

3,606

3,0%

54,5%

42,4%

0%

0%

14  

Menurut anda, produk bermanfaat dengan baik

3

52

44

0

0

355/99

3,585

3,0%

52,5%

44,4%

0%

0%

Rata – rata Keseluruhan

3,528

Sumber : Lampiran 3

 

Berdasarkan hasil kuesioner dari variabel kualitas produk (X2) diketahui adanya nilai rata-rata terbesar 3,606 yaitu pada pernyataan keduabelas dan ketigabelas kemasan produk sesuai dengan yang ditawarkan menurut anda dan Menurut anda, produk memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan kemasan produk sesuai dengan yang ditawakan dan produk memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari sangat baik. Menurut Kotler (2003:234) keindahan tampilan produk adalah keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka. Kualitas produk yang dirasakan adalah menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.

Sedangkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,434 yaitu pernyataan keempat menurut anda produk yang ditawarkan sesuai dengan yang di harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa  produk yang ditawarkan sesuai dengan yang diharapkan sangat perlu diperhatikan. Menurut Kotler (2003:234) keterandalan produk adalah peluang suatu produk benar dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

4.3.3  Kuesiaoner Kepuasan Konsumen

Tabel 4.3.

Kepuasan Konsumen (Y)

No.

Pernyataan

SS

S

RR

TS

STS

Jumlah

Rata – rata

5

4

3

2

1

1

 

Tempat untuk mendapatkan produk lebih mudah

46

49

4

0

0

 

437/99

4,414

46,4%

49.4%

4,0%

0%

0%

2

 

Kenyamanan tempat untuk mendapatkan produk

39

45

15

 

0

 

0

 

 

419/99

4,232

39,3%

 

45,4%

15,1%

0%

0%

3

 

Biaya untuk mendapatkan produk lebih murah

10

 

61

28

0

0

378/99

3,818

10,1%

61,6%

28,2%

0%

0%

4

 

Produk yang ditawarkan dengan harga khusus

6

57

36

0

0

366/99

3,696

6,0%

57,5%

36,3%

0%

0%

5

 

Produk yang ditawarkan sesuai dengan harapan

3

52

44

0

0

357/99

3,606

3,0%

 

52,5%

44,4%

0%

0%

6

 

Produk yang memiliki kualitas yang bermanfaat

16

52

31

0

0

381/99

3,848

16,1%

52,5%

31,3%

0%

0%

Rata – rata Keseluruhan

3,936

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan hasil kuesioner dari variabel kepuasan konsumen (Y) diketahui adanya nilai rata-rata terbesar 4,414 yaitu pada pernyataan pertama tempat untuk mendapatkan produk lebih mudah. Hal ini menunjukkan bahwa tempat untuk mendapatkan produk lebih mudah sangat baik. Menurut Gasperz (2003:119) karakteristik lebih cepat berkaitan dengan waktu yang mengambarkan kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan untuk memperoleh produk itu.

Sedangkan nilai rata-rata terendah sebesar 3,606 yaitu pernyataan kelima produk yang ditawarkan sesuai dengan harapan. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan harapan perlu diperhatikan. Menurut Gasperz (2003:119) karakteristik lebih baik berkaitan dengan dimensi kualitas produk yang dapat mempergunakan pendekatan berikut dalam memahami harapan konsumen berkaitan dengan produk.

 

 

 

4.4  Analisis Pengujian

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.4.1

Ringkasan Hasil Analisis Regresi

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

1,418

,504

2,814

,006

Harga

,319

,112

,263

2,859

,005

K. Produk

,265

,075

,328

3,558

,001

 

 

 

a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen

 

Sumber : Data Primer yang telah diolah  oleh SPSS 20,0

Berdasarkan hasil regresi yang terdapat pada tabel di tunjukan persamaan regresi pengaruh harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen adalah sebagai berikut :

Y = 1,418 + 0,319 X1 + 0,265 X2 + e

Dari persamaan regresi di atas dapat dikatahui bahwa :

  1. Nilai konstanta a = 1,418 berarti bahwa jika harga (X1), kualitas produk (X2), sama dengan nol maka Kepuasan konsumen akan bernilai 1,418.
  2. Koefisien regresi harga (b1) = 0,319 berarti  jika harga mengalami peningkatan sebanyak satu unit skor, maka kepuasan konsumen (Y) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,319.
  3. Koefisien regresi kualitas produk (b2) = 0,265 berarti  jika kualitas produk mengalami peningkatan sebanyak satu unit skor, maka kepuasan konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,265.

4.4.2 Koefisien Determinasi ()

Usman (2006 : 20 ) menyatakan nilai koefisien deteriminasi (R2) dapat menginformasikan baik tidaknya model regresi yang terestimasi. Nilai koefisien determinasi berganda (R2) mencerminkan seberapa besar sumbangan pengaruh variasi dari variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.

 

Tabel 4.4.2

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,445a

,198

,181

,52603

a. Predictors: (Constant), kualitas produk, harga

 

Sumber : Data primer yang telah diolah oleh SPSS 20.0

 

Besaran Koefisien determinasi ( R2 ) = 0,198 menunjukan bahwa variabel dependen yaitu kepuasan konsumen memiliki determinasi sebesar 19,8% dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu harga dan kualitas produk. Sedangkan sisanya sebesar 80,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya seperti dan yang tidak termasuk dalam penelitian ini tetapi dijelaskan pada penelitian terdahulu seperti Lingkungan dan Promosi (Budhi Poniman, 2006), Kualitas Layanan (Fransisca Widyawati, 2008) dan Persepsi Harga (Fransiska Pramitha W.A, 2010) yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

 

4.4.3 Koefisien Korelasi

Berdasarkan pada perhitungan statistik yang ditunjukkan pada tabel 4.4.2 maka diperoleh nilai korelasi ( R) sebesar 0,445 menunjukan bahwa antara variabel independen yaitu harga dan kualitas produk mempunyai keeratan yang cukup dengan variabel dependen yaitu kepuasan konsumen.

Tabel 4.4.3

Tabel Koefisien korelasi atau Nilai r

Koefisien Interval

 

Tingkat Hubungan

 

0,00 – 0,19

Sangat Lemah

0,20 – 0,399

Lemah

0,40 – 0,599

Cukup

0,60 – 0,799

Kuat

0,80 – 1,00

Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2005 : 175

4.4.4        Uji Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apabila dalam model regresi variabel secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( Priyanto, 2010 : 68). Uji – t dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.4.4

Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1 (Constant)

1,418

,504

2,814

,006

Harga

,319

,112

,263

2,859

,005

K. Produk

,265

,075

,328

3,558

,001

 

 

 

a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen

 

Sumber : Data Primer yang telah diolah SPSS 20,0

  1. Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen dengan menggunakan program SPSS seperti pada tabel 4.4.4 di peroleh t hitung sebesar 2,859 > t tabel 1,660 dengan taraf signifikasi sebesar 0,005 < α =0,05  dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara harga terhadap kepuasan konsumen.

  1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dengan menggunakan program SPSS seperti pada tabel 4.4.4 di peroleh t hitung sebesar 3,558 > t tabel 1,660 dengan taraf signifikasi sebesar 0,001 < α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.

4.4.5  Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji koefisien (Slope) regresi secara bersama – sama (Nachrowi dan Usman, 2006 : 16). Dari penhitungan pengujian hipotesis dengan membandingkan F tabeldengan df1= derajat pembilang 2 dan df2 = derajat penyebut 96 didapat 3,09 untuk taraf 5%. Uji F dapat dilihat dari tabel berikut ini:

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.4.5

Uji F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

6,557

2

3,278

11,848

,000b

Residual

26,563

96

,227

Total

33,120

98

  1. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
  2. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk
 

Sumber : Data primer yang telah diolah oleh SPSS 20,0

           

            Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 11,848 dan F-tabel 3,09 dengan taraf signifikasi 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Uji Simultan 11,848 > 3,09 atau 0,000 < α = 0,05, maka ada pengaruh yang signifikan dari harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.

4.5  Pembahasan

            Berdasakan hasil perhitungan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa hasil uji F dilihat dari regresi yang menunjukkan angka signifikan probabilitas F-hitung sebesar 11,848 > F- tabel 3,09 taraf signifikasi 0,000 < α = 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti harga dan kualitas produk secara signifikan berpengaruh secara serentak (simultan) terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.

Berdasarkan hasil dari variabel harga diperoleh nilai koefisiensinya sebesar 2,859 > t tabel 1,660 hal ini membuktikan bahwa harga berpengaruh signifikan secara positif terhadap kepuasan konsumen, yaitu apabila harga meningkat maka kepuasan konsumen akan naik. Hasil uji t menunjukkan bahwa probabilitas t-statistik lebih besar dari pada alpa yaitu 0,005 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya harga secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Menurut Tjiptono (2003:156) harga memiliki 2 peranan utama dalam mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu:

  1. Peranan alokasi harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memproleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
  2. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.

Berdasarkan hasil dari variabel kualitas produk dengan nilai koefisiennya sebesar 3,558 > t tabel 1,660 hal ini membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan secara positif terhadap kepuasan konsumen, yaitu apabila kualitas produk meningkat maka kepuasan konsumen akan naik. Hasil uji t menunjukan bahwa nilai probabilitas t-statistik 0,001 < α = 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal itu membuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro. Menurut Cohen (2001:374) bahwa kualitas produk memiliki hubungan dengan kepuasan konsumen yaitu:

  1. Kualitas meliputi uasah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  2. Kualitas mancakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
  3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh  sebesar 0,198 atau 19,8%. Menunjukkan bahwa persentase sumbangan yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 19,8%  sedang sisanya 80,2% dipengaruhi oleh variabel – variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini tetapi dijelaskan pada penelitian terdahulu seperti Lingkungan dan Promosi (Budhi Poniman, 2006), Kualitas Layanan (Fransisca Widyawati, 2008) dan Persepsi Harga (Fransiska Pramitha W.A, 2010) yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.5

Summary Finding

Hipotesis

Hasil Ujian

Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara harga dan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro

  • t- hitung , 2,859 > t- tabel 1,660 berarti harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

 

  • P value 0,005 < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

Signifikan

  • t-hitung 3,558 >  t-tabel 1,660 berpengaruh positif  terhadap kepuasan konsumen.

 

  • P- value 0,001 < α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

 

Signifikan

  • Uji F-hitung 11,848 > F-tabel 3,09 berarti secara serentak variabel harga dan kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen.

 

  • P-value 0,000 < α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa secara serentak variabel harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen

Signifikan

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan

  1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.
  2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.
  3. Hasil dari penelitian uji F menunjukkan bahwa harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.

4.  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa harga lebih besar pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen pada produk teh botol sosro.

 

5.2  Saran

  1. Bagi peneliti lanjutan hendaknya mempertimbangkan variabel lain seperti Lingkungan dan Promosi (Budhi Poniman, 2006), Kualitas Layanan (Fransisca Widyawati, 2008) dan Persepsi Harga (Fransiska Pramitha W.A, 2010) sehingga hasil yang di dapat lebih akurat.
  2. Bagi peneliti lanjutan hendaknya mempertimbangkan tempat penelitian atau objek penelitian tidak hanya di PT. Sinar Sosro palembang, dapat juga di Rumah Sakit, PT. Semen Baturaja, PT. Pupuk Sriwijaya dan Bank-bank sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
  3. Untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan harga dan kualitas produk harusnya lebih meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan harga sehingga kepuasan konsumen lebih meningkat.

5.3  Implikasi Manajerial

  1. Bagi PT. Sinar Sosro Palembang  yang akan meningkatkan kepuasan konsumennya, maka variabel harga dan kualitas produk bisa dijadikan indikator untuk mengukur kepuasan konsumen dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan lebih agar kepuasan konsumen tidak mengalami penurunan.
  2. Variabel harga sangat berhubungan dengan  kepuasan konsumen karena dengan meningkatnya kepuasan konsumen maka kebutuhan harga akan meningkat juga. Dalam hal ini kebutuhan harga yang dimaksud adalah pihak PT. Sinar Sosro Palembang hendaknya memperhatikan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan standar BPOM, harga saing produk , sehingga harga dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
  3. Variabel kualitas produk berhubungan juga dengan kepuasan konsumen karena dengan meningkatnya kepuasan konsumen maka kebutuhan kualitas produk akan meningkat juga. Dalam hal ini kebutuhan kualitas produk yang dimaksud adalah Pihak PT. Sinar Sosro Palembang  hendaknya memperhatikan kualitas produk di pasaran dengan masa kadaluarsa produk, pengawasan BPOM dan kadar gula produk sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen.

 

 

This entry was posted in EKONOMI, PENELITIAN, PENELITIAN EKONOMI and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *