Studi deskriptif terhadap konsumen The BodyShop Indonesia di Bintaro Plaza Tanggerang dalam company values protect our Planet
ABSTRACT
Abstracts: There is a lot of international brand of beauty’s products. It was cause to compete with each other beauty’s company very tight. Therefore, it is very important to a beauty’s company to have a good image from their consumers. The Body Shop is the beauty’s company which is came from the United Kingdom where is Company Values Protect Our Planet, invited their consumers especially together to do something to change this worst situation. This research uses the survey research method with the descriptive explanation which is analyze quantitative through equate to the 84 respondents using purposive sampling technique. The result shows that beauty company’s image of consumers of The Body Shop at Bintaro Plaza – Tangerang in company values protect our planet is good. Where consumers understand with the objectives and the important things, consumers are going to following in each program.
Keywords: Image, Consumer, Beauty’s Company.
- 1. PENDAHULUAN
Perdagangan yang semakin marak serta ketatnya persaingan menyebabkan ratusan bahkan ribuan produk dalam satu kategori saling bersaing untuk dapat memuaskan kebutuhan para konsumennya. Situasi persaingan yang ketat pada perusahaan kecantikan tidak hanya terjadi antara produk lokal saja tetapi juga terhadap kehadiran produk-produk luar negeri. Saat ini, sudah banyak sekali produk kecantikan dengan international brand atau produk luar negeri bermunculan. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Oleh sebab itu penting sekali untuk suatu perusahaan kecantikan memiliki citra yang positif di mata konsumennya.
The Body Shop merupakan salah satu perusahaan kecantikan yang berasal dari United Kingdom dan juga merupakan salah satu dari sekian banyak produk luar negeri yang sudah sangat terkenal, tidak hanya dalam negeri saja tetapi juga di beberapa Negara. The Body Shop tidak mengandung bahan–bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pusat The Body Shop Indonesia yang bertempat pada Sentosa Building, Bintaro Jaya, Central Business District ini memiliki berbagai macam kategori produk seperti diantaranya perawatan wajah untuk pria dan wanita, perawatan rambut serta badan, perlengkapan mandi, aromaterapi dan koleksi spa wisdom, penawaran paket khusus, parfum untuk wanita dan pria, pengharum ruangan dan mobil serta aksesoris lainnya. Menurut pihak The Body Shop Indonesia, hingga saat ini The Body Shop memiliki 51 store atau toko di Indonesia, dan 46 toko untuk wilayah Jadebotabek.
Global Warming (pemanasan bumi) dapat terjadi beberapa di antaranya disebabkan karena keteledoran dan ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan, bumi yang kita tinggali. Global Warming adalah peristiwa meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Penebangan hutan di mana-mana memperburuk keadaan, akibat dari perbuatan tersebut maka akan terjadi pelepasan gas ke atmosfer sehingga mempengaruhi keadaan alam.
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini, yaitu: 1) Untuk mengetahui citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen, khususnya konsumen pada The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza – Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet, yaitu: a) Pengembalian kemasan produk bekas pakai dalam program “Bring Back Our Bottle”, b) Penggunaan kantong plastik yang dapat di daur ulang serta ramah lingkungan yaitu “Bio Bag”, c) Para konsumen diharapkan untuk dapat membawa kantong plastiknya sendiri setiap kali berbelanja, dalam program “Bring Your Own Bag”, dan d) Kegiatan dalam rangka mengajak masyarakat untuk dapat mengetahui informasi dan upaya meminimalkan dampak terhadap terjadinya Global Warming dalam “STOP Global Warming!”, serta 2) Untuk mengetahui apakah para konsumen The Body Shop di Indonesia khususnya di Bintaro Plaza-Tangerang dapat mengerti maksud serta tujuan dari program-program tersebut dan kemudian akankah mereka berperan serta pada kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Company Values Protect Our Planet.
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen khususnya konsumen pada The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza–Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet ?”
- 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Menurut Donald Byker dan Bren J. Anderson yang dikutip Mulyana (2003:69) “komunikasi (manusia) adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih“, sedangkan menurut Carl I, Hovland yang dikutip Effendi (2004:10) mengemukakan bahwa “komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”.
Berikut adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Philip Kotler yaitu model komunikasi melalui media. Model ini terdiri dari sembilan unsur. Menurutnya, unsur-unsur ini merupakan dasar untuk terciptanya proses komunikasi yang efektif.
Gambar 1. Model Komunikasi
Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur komunikasi dalam model komu-nikasi Philip Kotler (Effendy, 2004:18) yang digunakan oleh penulis: 1) Message, merupakan seperangkat lambang bermakna yang disam-paikan oleh komunikator. Dalam hal ini pesan yang disampaikan yaitu berupa isi atau informasi perihal Company Values Protect Our Planet (melindungi bumi) yang diterapkan oleh The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari, 2) Media, saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada pihak yang menerima pesan. Di sini, media adalah alat yang digunakan oleh The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari dalam menyampaikan pesannya, seperti iklan layanan masyarakat pada televisi, pengiriman informasi, 3) Sender, merupakan pihak yang menyam-paikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang, disebut sebagai komunikator. Yang men-jadi komuni-kator di sini adalah The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari, 4) Encoding, penyan-dian, merupakan proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang, 5) Decoding, penguraian sandi, merupakan proses ketika komunikan (konsumen) menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator (The Body Shop) kepadanya, 6) Receiver, pihak yang menerima pesan dari komunikator, sering disebut sebagai komunikan. Dalam hal ini, target market atau konsumen dari The Body Shop Indonesia, PT. Monica HijauLestari dimana 90% adalah wanita dan 10% adalah pria, 7) Response, tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan. Dalam penulisan ini response atau tanggapan yang dimaksud adalah mengenai citra perusahaan kecantikan terhadap sikap (kecenderungan perilaku) konsumen dalam Company Values Protect Our Planet (melindungi bumi), 8) Feedback, umpan balik, merupakan tanggapan komunikan yang tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Disini, feedback yang dapat disampaikan oleh komunikan dari The Body Shop Indonesia, dapat berupa feedback yang positif maupun yang negatif, dan 9) Noise, gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan (konsumen) yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
2.2 Public Relations
Sebuah house journal berbentuk newsletter yang terbit mingguan, menyebutkan definisi PR dalam PR News:
“PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap-sikap publik, meng-identifikasi kebijakan dan prosedur dari individu atau sebuah organisasi untuk kepentingan publik, membuat perencanaan dan melaksanakan program tindakan untuk memperoleh pengertian dan dukungan publik” (Soemirat, 2006:170).
Dari beberapa definisi PR di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi operasional PR. PR adalah suatu proses yang terus-menerus dari usaha manajemen untuk memperoleh good will dan pengertian dari pelanggan, konsumen, publik pada umumnya termasuk para staf pegawainya.
2.2.1 Fungsi Public Relations
Beberapa fungsi Public Relations (Jefkins, 2002:63): 1) Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan, 2) Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan, dan 3) Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam meng hadapi resiko peng-ambilalihan (take-over).
2.2.2 Tugas Public Relations
Aktivitas PR sehari-hari adalah menye-lenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik. Hal ini bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan. Jadi kegiatan PR tersebut sangat erat hubungannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
2.3 Sikap
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:24) “sikap adalah predisposisi yang dipelajari dalam merespons secara konsisten sesuatu obyek, dalam bentuk suka atau tidak suka (attitude is a learned predisposition to respons in a consistenly favorable or unfavorable manner with respect to a given object)”. Di sini dapat disimpulkan bahwa sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap sesuatu obyek tertentu.
2.4 Konsumen
Menurut schifmann dan kanuk (2004:4) konsumen merupakan individu atau kelompok yang membeli dan menggunakan suatu barang atau jasa agar memenuhi kebutuhan dan kepentingan individu sesuai dengan harapan persepsi individu atau kelompok tersebut. Konsumen atau pelanggan adalah pihak yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan, pelanggan tidak bergantung pada perusahaan, namun perusahaan bergantung pada pelanggan.
2.5 Citra
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations Technique (Soemirat, 2003:114) menyimpulkan bahwa secara umum, “citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya”. Menurut Steinmentz dalam Sutojo (2004:1), citra perusa-haan adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk dari perorangan, benda atau organisasi. Menurutnya, bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, ataupun buruk.
Citra juga sangat penting bagi tolak ukur sebuah perusahaan, karena citra dapat mewakili pencerminan masyarakat terhadap produk dan jasa perusahaan yang bersangkutan, baik buruknya perusahaan tersebut dapat dinilai dari pencitraan yang muncul di mata masyarakat.
Lawrence mengatakan bahwa bagi perusahaan (Soemirat, 2003),”Citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan, seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan”.
Oleh karena itu citra sebuah perusahaan yang sama dapat berbeda dimata dua orang yang berlainan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil keputusan, sehingga persepsi yang ada harus bersifat positif sehinga dapat lahir citra yang baik.
- 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di The Body Shop cabang Bintaro Plaza yang terletak di Jl. Bintaro Utama sektor 3A Tangerang Indonesia, penelitian akan dilakukan setiap hari Jumat dan Sabtu selama bulan April 2008.
3.2 Populasi & Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya.
Pada penelitian ini, penulis mengambil populasi dari jumlah konsumen atau pembeli The Body Shop di Bintaro Plaza pada hari Jumat dan Sabtu selama bulan April 2008 adalah sebesar 520 orang sesuai data yang diambil dari The Body Shop di Bintaro Plaza. Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam proses pemilihan sampel adalah Non-Probability Sampling atau non-probabilita sampel dengan cara Purposive Sampling atau Sampel Purposif.
Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin.
Keterangan:
– n = ukuran sampel
– N = ukuran populasi
– e = presentase ketidaktelitian
Karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (dimana dalam penelitian ini adalah 10%). Jadi, penghitungan jumlah sampel konsumen The Body Shop di Bintaro Plaza:
Dibulatkan menjadi 84 orang. Keterangan: N = 520, dan e = 10%.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode survey, yang secara umum pengertiannya dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi mewakili seluruh populasi.
Pengambilan sampling dilakukan dengan penyebaran kuesioner, Skala yang digunakan adalah Skala Likert, jenis datanya adalah menggunakan data primer yaitu diperoleh dari kuesioner, dan data sekunder diperoleh dari hasil wawancara, studi kepustakaan dan internet.
Data tersebut antara lain: 1) Data primer. Data primer diperoleh langsung di lapangan (Field Research). Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dari sejumlah responden yang menjadi sumber data primer. Penulis mengadakan penelitian langsung ke toko The Body Shop yang terdapat pada Bintaro Plaza, dan 2) Data Sekunder. Data sekunder diperoleh dari data-data yang sudah ada sebelum penelitian dilakukan. Data sekunder didapat dari hasil literatur dan kepustakaan, catatan perkuliahan, browsing internet, profil perusahaan, artikel serta berita terkait lainnya.
3.4 Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala likert,. Dalam skala model likert scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Oleh karena itu likert scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. Yang penting bagi penyusun instrument rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrument.
Skala likert secara umum menggunakan peringkat lima angka penilaian. Tetapi dalam hal ini penulis menggunakan empat tingkatan, yang terdiri atas Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Urutan sangat setuju dan sangat tidak setuju dapat dibalik urutannya.
Tabel 1. Bobot Skala Likert
Kategori
|
Memiliki bobot nilai
|
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju |
1
2
3
4
|
Skala likert yang menggunakan empat bobot nilai yaitu sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2. Rentang skala dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
– R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil
– M = banyaknya kategori bobot
Karena rentang skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Sehingga posisi keputusan sikap akan berjarak dengan rentang 0,75. Penjelasan rentang skala 0,75 maka numeriknya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Penjelasan Rentang Skala
Rentang
|
Keterangan
|
1≤ Xi < 1,75 |
menunjukkan Sangat Tidak Setuju (STS) |
1,75 ≤ Xi < 2,5 |
menunjukkan Tidak Setuju (TS) |
2,5 ≤ Xi < 3,25 |
menunjukkan Setuju (S) |
3,25 ≤ Xi ≤ 4 |
menunjukkan Sangat Setuju (SS) |
3.5 Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian ini memberikan informasi-informasi yang diper-lukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Pendekatan kuantitatif memen-tingkan adanya variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Opera-sional adalah proses pemberian definisi operasional atau indikator pada sebuah variabel. Definisi operasional itu sendiri adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur.
Tabel 3. Tabel Operasional Variabel
Konsep
|
Dimensi
|
Indikator
|
Skala
|
Sikap
|
Kognitif
(Kesadaran) |
Informasi dari media
Informasi dari percakapan
Informasi dari setiap kali mengunjungi toko |
Interval
|
Sikap
|
Afektif
(Perasaan) |
Perasaan senang atau suka
Perasaan tertarik |
Interval
|
Sikap
|
Konatif
(Kecenderungan Berperilaku) |
Perilaku membeli
Perilaku turut berperanserta
Perilaku meniru |
Interval
|
- 4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang berusia 21-26 tahun sebesar 28 orang (33,33%) dan berusia 39-44 tahun hanya sebesar 12 orang (14,29%). Dapat disimpulkan bahwa yang paling banyak menjadi konsumen The Body Shop adalah konsumen yang berusia 21-38 tahun (85,71%).
Pada dasarnya produk-produk Bodyshop ini dapat digunakan di berbagai kalangan usia, terdapat produk untuk remaja sampai dengan yang sudah berumur, namun pada praktiknya di lapangan, yang menggunakan produk bodyshop paling banyak adalah pada segmentasi usia 21-26 tahun, dikarenakan produk bodyshop juga dinilai dibuat dari bahan-bahan alami yang sangat ringan yang cocok untuk segmentasi usia tersebut.
mengenai pekerjaan, diketahui yang paling banyak di tempati oleh para responden adalah Pegawai Swasta yaitu 38 orang (45,24%) dan yang terendah adalah Pegawai Negeri sebanyak 6 orang (7,14%).
Pegawai swasta menurut hasil penelitian paling besar presentase nya dikarenakan produk-produk Bodyshop sangat sesuai-dengan market segmen usia 19 – 35 tahun, sesuai dengan usia seorang pegawai wanita pada umumnya, dan juga dikarenakan harga produk-produk Bodyshop yang tergolong cukup mahal dan rata-rata digunakan oleh kalangan pegawai di swasta dibandingkan dengan pegawai negeri yang dapat dilihat di pie chart diatas hanya menempati presentase 7,14% yang menggunakan produk-produk Bodyshop dan menempati presentase terendah.
4.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k. Dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk atau variabel. Perhitungannya sebagai berikut:
(df) = n – k, (df) = 30 – 2, (df) = 28
Dengan taraf signifikansi 5% (0,05), maka nilai r tabel untuk df 28 adalah 0.2407. Nilai r tabel ini akan dibandingkan dengan nilai r hasil yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation. Bila nilai r hasil lebih besar dari r tabel dan nilai tersebut positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Hasil dari uji validitas terhadap kuesioner yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Item-Total Statistics 1
Indikator
|
Corrected Item – Total Correlation
|
Keterangan
|
KOGNITIF 1 |
.083
|
TIDAK VALID
|
KOGNITIF 2 |
.247
|
VALID
|
KOGNITIF 3 |
.459
|
VALID
|
KOGNITIF 4 |
.108
|
TIDAK VALID
|
KOGNITIF 5 |
.371
|
VALID
|
KOGNITIF 6 |
.646
|
VALID
|
KOGNITIF 7 |
.308
|
VALID
|
KOGNITIF 8 |
.571
|
VALID
|
KOGNITIF 9 |
.248
|
VALID
|
KOGNITIF 10 |
.250
|
VALID
|
AFEKTIF 1 |
.566
|
VALID
|
AFEKTIF 2 |
.603
|
VALID
|
AFEKTIF 3 |
.515
|
VALID
|
AFEKTIF 4 |
.248
|
VALID
|
AFEKTIF 5 |
.484
|
VALID
|
AFEKTIF 6 |
.248
|
VALID
|
AFEKTIF 7 |
.362
|
VALID
|
AFEKTIF 8 |
.585
|
VALID
|
AFEKTIF 9 |
.492
|
VALID
|
KONATIF 1 |
.446
|
VALID
|
KONATIF 2 |
.401
|
VALID
|
KONATIF 3 |
.231
|
TIDAK VALID
|
KONATIF 4 |
.671
|
VALID
|
KONATIF 5 |
.497
|
VALID
|
KONATIF 6 |
.452
|
VALID
|
KONATIF 7 |
.413
|
VALID
|
KONATIF 8 |
.478
|
VALID
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 5. Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha
|
N of
Items |
.858
|
27
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan tabel tersebut, uji validitas menunjukkan bahwa terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid, yaitu kognitif 1, kognitif 4 dan konatif 3. Pertanyaan tersebut tidak valid karena r hasil dari kognitif 1 yaitu 0,083 kognitif 4 yaitu 0,108 dan konatif 3 yaitu 0,232 lebih kecil dari r tabel yaitu 0,2407. Untuk itu maka dilakukan uji validitas kedua dengan tidak mengikutsertakan pertanyaan yang tidak valid. Hasil dari pengujian kedua adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Item-Total Statistics 2
Indikator
|
Corrected Item – Total Correlation
|
Keterangan
|
KOGNITIF 2 |
.247
|
VALID
|
KOGNITIF 3 |
.485
|
VALID
|
KOGNITIF 5 |
.391
|
VALID
|
KOGNITIF 6 |
.644
|
VALID
|
KOGNITIF 7 |
.339
|
VALID
|
KOGNITIF 8 |
.538
|
VALID
|
KOGNITIF 9 |
.247
|
VALID
|
KOGNITIF 10 |
.249
|
VALID
|
AFEKTIF 1 |
.591
|
VALID
|
AFEKTIF 2 |
.633
|
VALID
|
AFEKTIF 3 |
.564
|
VALID
|
AFEKTIF 4 |
.247
|
VALID
|
AFEKTIF 5 |
.477
|
VALID
|
AFEKTIF 6 |
.248
|
VALID
|
AFEKTIF 7 |
.350
|
VALID
|
AFEKTIF 8 |
.602
|
VALID
|
AFEKTIF 9 |
.479
|
VALID
|
KONATIF 1 |
.441
|
VALID
|
KONATIF 2 |
.376
|
VALID
|
KONATIF 4 |
.673
|
VALID
|
KONATIF 5 |
.521
|
VALID
|
KONATIF 6 |
.479
|
VALID
|
KONATIF 7 |
.413
|
VALID
|
KONATIF 8 |
.489
|
VALID
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Tabel 7. Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha
|
N of
Items
|
.870
|
24
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa r hasil dari semua butir pertanyaan bernilai antara 0,247 sampai dengan 0,673 yang berarti seluruh nilai r hasil yang ada sudah lebih besar dari r tabel (0,240). Maka dapat disimpulkan semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan sudah valid.
4.3 Uji Reliabilitas
Realibilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atu temuan. Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
Dari uji reliabilitas yang dilakukan maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 8. Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha
|
N of
Items |
.870
|
24
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,6. Cronbach Alpha (α) yang terdapat pada tabel di atas (0,870) lebih besar dari 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel.
4.4 Skor Rata-rata
Besar skor rata-rata keseluruhan mengenai citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen pada konsumen The Body Shop di Bintaro Plaza dalam Company Values Protect Our Planet dari ke 84 kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis adalah:
Tabel 9. Skor Rata-rata
|
|
|
N
Mean |
Valid
Missing
|
84
0
2.9229
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Dari hasil yang didapat ternyata skor rata-rata keseluruhan atas sikap adalah 2,9229 atau 2,9. Dari hasil rentang skala di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata secara keseluruhan adalah masuk ke dalam kategori setuju (2,5 ≤ Xi < 3,25), karena konsumen bersikap baik pada setiap dimensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, citra perusahaan kecantikan terhadap sikap konsumen, khususnya konsumen The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza Tangerang dalam Company Valuesnya yaitu Protect Our Planet mempunyai citra yang baik di mata konsumennya.
- 5. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian mengenai Citra Perusahaan Kecantikan Terhadap Sikap Konsumen dengan Studi Deskriptif pada Konsumen The Body Shop Indonesia di Bintaro Plaza–Tangerang dalam Company Values Protect Our Planet yang telah dilakukan oleh penulis, maka pada bagian akhir skripsi ini dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1) Konsumen The Body Shop di Indonesia khususnya di Bintaro Plaza – Tangerang dapat mengerti maksud serta tujuan program tersebut setelah mereka mendapatkan informasi yang berkaitan.
2) Konsumen sudah menyadari dengan gejala-gejala Global Warming saat ini dan mengetahui akibat-akibatnya beberapa tahun ke depan nanti. Dan mereka akan berperan serta atau berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam Company Values Protect Our Planet (menjaga bumi), hal tersebut berlaku hanya untuk Bring Back Our Bottle, Bio Bag, dan kegiatan Global Warming.
3) Konsumen tidak mempunyai sikap yang baik terhadap program Bring Your Own Bag karena dianggap merepotkan konsumen.
DAFTAR RUJUKAN
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Jefkins, Frank. 2004. Public Relations edisi kelima. Erlangga. Jakarta.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi suatu Pengantar Edisi Kedua. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Schiffman, Leon G.; Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Soemirat, Soleh; Ardianto Elvinaro. 2002. Dasar – Dasar Public Relations. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sutojo, Siswanto. 2004. Membangun Citra Perusahaan. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.