SISTEM PEREKONOMIAN (SYARIAH,PANCASILA, KONVENSIONAL)

Perbandingan Sistem Perekonomian Syariah, Sistem Ekonomi Pancasila, Dan Sistem Ekonomi Konvensional Di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang telah mulai berkenalan dengan kapitalisme global seiring dengan perekonomian era orde baru yang menjadikan paradigma pertumbuhan ekonomi menjadi panglima. Krisis devaluasi rupian yang lantas menjelma menjadi krisis moneter 1997-1998 telah membutakan mata bahwa pondasi perekonomian Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar negeri tidaklah kokoh. Namun, di era reformasi ini kesadaran demikian membangkitkan semangat di kalangan pemerintah untuk mencar alternatif sistem ekonomi yang lebih manusiawi dan berkeadilan sosial, justru sebaliknya saat ini Indonesia mengalami berbagai dentumen arus neoliberalisme yang terwujud dalam trio deregulasi, privatilasi, dan liberalisasi perdangan.
Sistem Ekonomi Islam dibangun di atas pondasi akidah Islam. Akidah yang dimaksud adalah haq karena berasal dari Allah yang dibawa kepada umat manusia melalui Muhammad Rasulullah SAW. Akidah Islam merupakan akidah yang memuaskan akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia. Karenanya peraturan yang terpancar dari akidah Islam seperti sistem ekonomi Islam memiliki karakter yang khas dan manusiawi. Dalam konteks individu, kegiatan ekonomi dilandasi oleh nilai-nilai ibadah. Bukan materi yang menjadi orientasi (profit oriented) tetapi keredoan Allah. Mencari materi merupakan perkara mubah bahkan menjadi wajib bagi seseorang apabila ia penanggungjawab nafkah dalam keluarga. Hanya saja untuk mendapatkannya tidak dengan menghalalkan segala cara melainkan harus terikat dengan hukum syara.
Disisi lain, muncul perkembangan menarik dengan diwacanakannya sistem ekonomi Pancasila yang merupakan sistem ekonomi yang berlandaskan dan dijiwai spirit nilai-nilai pancasila. Pandanagan sistem ini yang bisa dilacak dari ide-ide Bung Hatta, salah seorang proklamator RI yang senada dengan pasal 33 UUD 1945 dan berbasiskan nilai-nilai sosio-regio-budaya. Di Indonesia, ekonomi menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Indonesia sendiri menganut sistem ekonomi konvensional tetapi diterjemahkan berasaskan pancasila. Sejak gagalnya G 30 S/PKI Indonesia mulai meninggalkan mazab ekonomi liberal yang kemudian digantikan dengan asas ekonomi berlandaskan pancasila yang tersirat dalam UUD pasal 33. Pasal ini merupakan pasal yang sangat penting karena berisi tentang tujuan ekonomi Indonesia dan menjadi titik tolak pembangunan ekonomi di Indonesia (Aziz, Abdul, dkk. 2009). Berdasarkan pasal ini perekonomian Indonesia didasarkan pada demokrasi ekonomi yang menentukan masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Ekonomi yang berlandaskan oleh nilai-nilai pancasila kemudian disebut sebagai sistem ekonomi pancasila.
Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang beragama Islam kemudian menimbulkan penggerak ekonomi Islam di dalam masyarakat. Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 240 juta jiwa hampir 90% memeluk agama islam. Tetapi perbedaan antara ekonomi islam dan sistem ekonomi konvensional yang ditetapkan di Indonesia membuat sulit berkembangnya ekonomi islam di Indonesia. Ilmu ekonomi konvensional termasuk yang dipakai dalam ekonomi Indonesia telah membangun sebuah peradaban baru yang maju setelah perang dunia ke 2 (Umer Chapra, M. 2000).
Perkembangan kondisi perekonomian islam di Indonesia saat ini telah berkembang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan data menunjukkan bahwa terdapat 82 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) dan lebih dari 3000 BMT (Baitul Mal Wattamil) yang mengoperasikan produknya sesuai dengan syariah. Dengan data tersebut sudah tidak perlu ada pertentangan lagi bahwa ekonomi syariah sangat berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia dan mampu berdampingan dengan sistem ekonomi pancasila. Tetapi persebaran ekonomi syariah yang tidak merata menyebabkan pengaruhnya tidak merata. Hal ini bertentangan dengan persebaran penduduk muslim di Indonesia.
Masyarakat muslim sendiri sesungguhnya harus memahami dan mengerti akan kondisi saat ini, dan bagaimana tentang peranan ekonomi syariah dalam masyarakat agar dapat tercapainya suatu titik pertemuan yang sesuai agar kondisi ekonomi syariah dapat berjalan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang menggunakan mazab ekonomi pancasila. Suatu perekonomian dapat dikatakan telah mencapai tingkat efisiensi optimum jika telah mampu menggunakan keseluruhan potensi sumber daya materiil dan manusianya dalam suatu cara dimana barang dan jasa memenuhi kebutuhan dapat diproduksi dalam jumlah yang maksimal dengan tingkat stabilitas ekonomi yang masuk akal dan jumlah laju pertumbuhan masa depan yang berkesinambungan (Umer Chapra,M. 2000).
Jika penerapan ekonomi syariah sudah terletak sempurna pada pilar-pilarnya maka kemakmuran pasti akan dapat dirasakan oleh masyarakat. Tetapi dengan adanya penerapan sistem ekonomi pancasila dapat diterapkan ekonomi dengan asas islam, hal ini menjadi suatu pertanyaan besar masyarakat saat ini. Jika ditinjau dari kondisi sesungguhnya ekonomi islam dapat diterapkan pada keadaan saat ini. Munculnya badan-badan ekonomi islam telah membuktikan adanya peran ekonomi syariah dalam peranan ekonomi yang konvensional pada saat ini. Ini dapat menjadi referensi masyarakat muslim tentang pentingnya peranan ekonomi syariah dalam perekonomian.
1. Ekonomi Syariah
Ekonomi Syariah merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana yang telah dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam. Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan ekonomi islam berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai landasan nilai. Sedangkan ekonomi adalah masalah yang menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba tuhan untuk mencapai falah di dunia dan akherat, ekonomi adalah aktifitas yang kolektif.
Kebudayaan islam merupakan kebudayaan yang unik dan berbeda dari kebudayaan lainnya, hal ini dikarenakan islam mengandung falsafah yang lebih spesifik dan berbeda dengan kebudayaan lainnya terutama dalam bidang ekonomi (Najetullah Siddiqi, Muhammad. 2006). Ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis, maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada ditengah-tengah ketiga sistem ekonomi tersebut. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis karena lebih bersifat individual, sosialis memberikan semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi syariah menetapkan bentuk perdagangan serta pengkidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan.
Pendekatan masyarakat islam terhadap kehidupan ditentukan oleh “pandangan dunia” yang terdapat pada Al-Qur’an sehingga secara umum ekonomi masyarakat islam jauh lebih rendah dari pada tujuan kehidupan secara keseluruhan. Menurut Al-Quran semua aktivitas yang patut dilakukan oleh manusia adalah mendapatkan falah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akherat salah satunya adalah ekonomi syariah (Najetullah Siddiqi, Muhammad. 2006).
Ekonomi islam tidak terpaku kepada materi saja, hal yang seperti itu bukanlah sesuatu yang dicontohkan oleh islam, sebaliknya islam membentuk sistem budaya dan nilai yang mencerminkan tujuan akhir orang islam dan juga cita-cita masyarakat (Najetullah Siddiqi, Muhammad. 2006). Secara keseluruhan tujuan dari ekonomi syariah adalah 1) memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sederhana, 2) memenuhi kebutuhan keluarga, 3) memenuhi kebutuhan jangka panjang, dan 4) memberikan bantuan dan seimbang sesuai jalan Allah. Sehingga dapat diperjelas bahwa ekonomi syariah menjaga keseimbangan sektor riil dan moneter. Begitu pula pertumbuhan akan ada keterlambatan pemberian kebebasan terhadap teorinya (Karim A, Adiwarman, 2006).
Didalam ajaran Islam mengenal baik dalam ibadahnya kepada Tuhan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu Syariah, Ibadah, dan Muamallah. Ekonomi Islam termasuk dalam bidang syariah (Azis, Abdul, dkk. 2009). Ekonomi islam harus mampu memberikan kesejahteraan seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan, serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pelaku usaha yang menekankan pada empat sifat, yaitu kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab.
Sedangkan tujuan dari ekonomi islam adalah memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai-nilai islam bukan semata-mata untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh makhluk hidup di bumi. Esensi proses ekonomi islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai tujuan agama. Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya, dan politik dari bangsa. Ekonomi islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori islam, bisa berubah.
Organisasi masyarakat di bidang ekonomi syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai pada tahun 2015 ekonomi syariah akan tumbuh lebih baik dari pada tahun ini. Hal ini menyesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang juga diperkirakan akan membaik sekitar 5,5%. Beberapa perkiraan industri terkait ekonomi syariah seperti perbankan syariah dan asuransi syariah mendukungnya. Pertumbuhan perbankan syariahdiperkirakan akan mencapai pangsa pasarnya antara 5-6%. Industri asuransi syariah Indonesia yang kini memegang posisi keempat dunia akan tumbuh sebesar 20% pada 2015. Menurut Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) pertumbuhan ekonomi syariah pada tahun 2015 akan tumbuh lebih baik lagi.
2. Ekonomi Pancasila
Sebagai sebuah gagasan besar, ekonomi pancasila sebagai sistem perekonomian yang bukan termasuk kapitalis dan juga sosialis tetapi menawarkan garapan berupa sistem perekonomian alternatif yang bersifat komprehensif integral bagi jutaan masyarakat Indonesia demi mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaksud dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Sejak reformasi terutama sejak SI-MPR 1998, menjadi populer istilah ekonomi kerakyatan sebagai sistem ekonomi yang harus diterapkan di Indonesia, yaitu sistem ekonomi yang demokrasi yang melibatkan seluruh kekuatan ekonomi rakyat.
Pada bulan Agustus 2002 bertepatan dengan peringatan 100 tahun Bung Hatta, UGM mengumumkan berdirinya Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP) yang akan secara serius mengadakan kajian-kajian tentang Ekonomi Pancasila dengan penerapan di Indonesia baik ditingkat nasional maupun di daerah-daerah. Sistem ekonomi pancasila yang bermoral, manusiawi, nasionalistik, demokratis dan berkeadilan, jika diterapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu terwujudnya keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Sistem ekonomi pancasila barisi aturan main kehidupan ekonomi yang mengacu pada ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Dalam ekonomi pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemerataan sosial dan kemakmuran serta kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya dinikmati oleh semua warga masyarakat.
Sistem ekonomi pancasila merupakan sistem ekonomi yang digali dan dibangun berdasarkan nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam sistem ekonomi pancasila tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar liberal dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar (Mubyarto, 2002), sistem ekonomi pancasila juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang berasal dari nilai-nilai agama, kebudayaan, adat istiadat, atau norma yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia. Suatu perumusan ini mengatakan bahwa dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan pancasila harus dihindarkan dari hal-hal sebagai berikut:
1. sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktur ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia
2. Sistem Etastisme dalam arti bahwa negara beserta aparatus ekonomi negara bersifat dominan, mendesak dan memastikan potensi serta sumberdaya kreasi di setiap unit-unit ekonomi diluar sektor negara
3. Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial. (GBHN 1993).
Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat lima ciri pokok dalam sistem ekonomi Pancasila, yaitu:
1. pengembangan koperasi pembangunan insentif sosial dan moral
2. komitmen pada upaya pemerataan
3. kebijakan ekonomi sosialis
4. keseimbangan antara perencanaan terpusat, dan
5. pelaksanaan secara desentralisasi. (Mubyarto, 2002)
ciri-ciri ekonomi pancasila adalah:
1. yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara atau pemerintah
2. peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando
3. masyarakat adalah bagian yang terpenting dimana kegiatan produksi dilakukan oleh semua, untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat
4. modal ataupun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.
5. Ekonomi Konvensional
Pengertian ekonomi konvensional merupakan suatu sistem dalam aktivitas manusia yang berkaitan pada kegiatan produksi, distribusi, pertukaran dan perolehan serta konsumsi barang dan jasa. Ilmu ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu adalah rasional. Ini berarti rasionalitas didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu memaksimalkan kepuasan dan keuntungan senantiasa berdasarkan pada keperluan dan keinginan-keinginan yang digerakkan oleh akal sehat dan tidak akan bertindak secara sengaja membuat keputusan yang merugikan kepuasan atau keuntungan mereka.
Menurut ilmu konvensional, tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu pada kepentingan diri sendiri dan menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Dalam ekonomi konvensional, perilaku dianggap ekuivalen dengan memaksimalkan untiliti. Ekonomi konvensional juga mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan dan unsur waktu adalah terbatas hanya di dunia saja tanpa memperhitungkan kehidupan di akhirat. Tujuan pembangunan sistem ekonomi konvensional hanya
Pada sisi lain, landasan filosofi sistem ekonomi kapitalis adalah sekularisme, yaitu memisahkan hal-hal yang bersifat spiritual dan material (agama dan dunia) secara dikotomis. Segala hal yang berkaitan dengan dunia adalah urusan manusia itu sendiri sedangkan agama hanyalah mengurusi manusia dengan Tuhannya. Implikasinya adalah menempatkan manusia sebagai pusat dari segala hal kehidupan, yaitu manusialah yang berhak menentukan kehidupannya sendiri.
Karakteristik ekonomi konvensional adalah:
1. menganggap ekspansi kekayaan yang dipercepat dan diproduksi secara maksimal serta pemenuhan keinginan menurut preferensi individual sebagai sesuatu yang esensial bagi kesejahteraan manusia
2. menganggap bahwa kebebasan individu yang tidak terhambat dalam mengaktualisasi kepentingan diri sendiri dan kepemilikan atau pengelolaan kekayaan pribadi sebagai suatu hal yang penting bagi inisiatif individu
3. inisiatif individu ditambah dengan pembuatan keputusan yang desentralisasi dalam suatu pasar yang kompetitif sebagai syarat utama mewujudkan efisiensi optimum dan alokasi sumberdaya ekonomi.
4. tidak menyukai pentingnya peranan pemerintah atau penilaian kolektif oleh masyarakat, baik efisiensi alokatif maupun pemerataan distributif.
5. melayani kepentingan diri sendiri oleh setiap individu secara otomatis akan melayani kepentingan sosial kolektif
Kesamaan karakteristik dalam ekonomi kerakyatan dan ekonomi syariah memberikan suatu indikasi baru bahwa selain ekonomi sosialis dan konvensional yang telah lama digunakan sebagai dasar ekonomi kerakyatan yang secara nyata tidak membuahkan hasil justru menurunnya perekonomian di Indonesia sampai sekarang, ada sistem baru yang dikenal di Indonesia adalah sistem ekonomi syariah. Instrumen penggerak dan penyeimbang perekonomian negara dari sistem ekonomi syariah apabila diaplikasikan dalam ekonomi kerakyatan di Indonesia sudah dapat dipastikan akan terbentuk suatu negara yang tegak dan kokoh dengan rakyat yang sejahtera tentunya dengan beberapa tahapan jalur internalisasi ekonomi syariah, yaitu lembaga pendidikan, lembaga keuangan, dan penguatan jalur hukum.
Demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan memiliki ciri-ciri positif yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan. Dengan terlaksananya pembangunan ekonomi yang baik akan berdampak pada kedaulatan ekonomi dan ketahanan nasional, dan sebaliknya apabila tidak terlaksana dengan baik pembangunan ekonomi yang berlandaskan sistem ekonomi pancasila tentunya akan berakibat pada kesejahteraan rakyat.
Terlepas dari itu semua, perlu diingat bahwa tidak semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan dunia perekonomian tergolong riba. Ada diantaranya yang baik dan halal, seperti kegiatan perpialangan, penitipan, dan sebagainya bahkan sedikit pekerjaan di sana yang termasuk haram. Oleh karena itu tidak mengapalah seorang muslim menerima pekerjaan tersebut meskipun hatinya tidak rela dengan harapan tata perekonomian akan mengalami perubahan menuju kondisi yang diridhai oleh agama dan hatinya. Hanya saja, dalam hal ini hendaklah menunaikan kewajuban terhadap dirinya dan tuhannya beserta umatnya sambil menantikan pahala atas kebaikan niatnya. (Sumber : Oleh: Deddy Junaedi, S.pd., M.A.B,Dosen  Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah & Ekonomi Islam IAI. Nurul Jadid)

Posted in EKONOMI | Leave a comment

MISKIN ATAU KAYA HATI?

KITA MISKIN atau KAYA HATI ?

Siapakah sesungguhnya orang yang miskin itu ?. Kadangkala kita mengecap orang itu adalah orang yang tidak memiliki apa- apa. Tidak mempunyai tempat tinggal yang layak atau lebih kita cap dengan hal itu bahwa orang yang miskin adalah orang yang tidak mempunyai dalam aspek keuangan. Namun yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh agama adalah miskin yang benar- benar miskin, yaitu lebih fakir daripada orang yang miskin atau yang kita kenal saat ini miskin nya iman. Inikah yang dikatakan miskin dari segi agama.

Sekarang kita banyak menemui orang yang miskin hati nya daripada miskin hartanya, karena jika sesuatu miskin hatinya dengan keimanan mereka kadangkala menutup mata hati mereka untuk membuka lembaran harapan yang masih ada walau kesempitan sedang melanda dirinya.

Rasulullah Muhammad Shalallahu Alayhi Wassalam bersabda:

“Bukanlah kaya itu disebabkan banyak harta, tetapi kaya yang sebenarnya itu adalah kaya hati.” ( HR Buhari)

miskin dalam hal agama juga dikaitkan dengan merenungi diri dan tidak rubahnya ketabahan dan kekuatan iman yang menimbulkan hal inilah yang tidak mempunyai harga sekalipun baik di dunia dan akhirat. Dengan miskinnya keminan ini orang akan mudah putus asa dan mudah mengeluh pada dirinya sediri.Karena kemiskinan dari keimanan ini lah orang akan mudah terbawa dengan sikap yang membodohkan diri sendiri, merusak keadaan dirinya sendiri, yang akhirnya mengakibatkan dirinya semakin tenggelam dalam lumbung dosa- dosa.

khubeib bin Adi RA berkata, “Kami sedang berada di suatu majelis, tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan di kepalanya terdapat bekas air.” Sebagian dari kami berkata, “Kami melihat engkau berjiwa tenang.” Beliau mejawab, “Ya, Alhamdulillah.” Kemudian orang-orang berdiskusi panjang lebar tentang hakikat kekayaan. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Tidak mengapa kekayaan itu bagi orang bertakwa dan kesehatan bagi orang bertakwa lebih baik dari kekayaan, sedangkan kenyamanan dan kekayaan jiwa termasuk dalam kenikmatan.” (HR Ibnu Majah).

Kekayaan hakiki tidak terletak pada banyaknya harta, deposito, saham, dan properti. Tidak sedikit pemilik harta yang gelisah dan sengsara. Dia berusaha siang malam menumpuk harta, namun kikir bersedekah karena takut miskin. Dia tidak ridha dengan rezeki yang dibagi oleh Allah sehingga miskin hati. Kemiskinan hati inilah yang mendorong manusia mati-matian menumpuk harta dan enggan berjuang di jalan Allah.

Orang kaya pastikah selalu merasa cukup? Belum tentu. Betapa banyak orang kaya namun masih merasa kekurangan. Hatinya tidak merasa puas dengan apa yang diberi Sang Pemberi Rizki. Ia masih terus mencari-cari apa yang belum ia raih. Hatinya masih terasa hampa karena ada saja yang belum ia raih.

Coba kita perhatikan nasehat suri tauladan kita. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Dalam riwayat Ibnu Hibban, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat berharga kepada sahabat Abu Dzar. Abu Dzarradhiyallahu ‘anhu berkata,

قَالَ لِي رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرّ أَتَرَى كَثْرَة الْمَال هُوَ الْغِنَى ؟ قُلْت : نَعَمْ . قَالَ : وَتَرَى قِلَّة الْمَال هُوَ الْفَقْر ؟ قُلْت : نَعَمْ يَا رَسُول اللَّه . قَالَ : إِنَّمَا الْغِنَى غِنَى الْقَلْب ، وَالْفَقْر فَقْر الْقَلْب

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut kaya (ghoni)?” “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir?” “Betul,” Abu Dzar menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda, “Sesungguhnya yang namanya kaya (ghoni) adalah kayanya hati (hati yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu merasa tidak puas).” (HR. Ibnu Hibban. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanad hadits inishahih sesuai syarat Muslim)

Inilah nasehat dari suri tauladan kita. Nasehat ini sungguh berharga. Dari sini seorang insan bisa menerungkan bahwa banyaknya harta dan kemewahan dunia bukanlah jalan untuk meraih kebahagiaan senyatanya. Orang kaya selalu merasa kurang puas. Jika diberi selembah gunung berupa emas, ia pun masih mencari lembah yang kedua, ketiga dan seterusnya. Oleh karena itu, kekayaan senyatanya adalah hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang Allah beri. Itulah yang namanya qona’ah. Itulah yang disebut dengan ghoni (kaya) yang sebenarnya

Makna hakiki kekayaan dalam pandangan Rasulullah SAW adalah kekayaan jiwa. (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dll).

Kemiskinan hati adalah penyakit berbahaya. Orang miskin hati bisa mengumpulkan harta tanpa memedulikan halal atau haram. Tidak jarang mereka berani menipu dalam bisnis, mengurangi timbangan, mencuri, dan korupsi. Para sahabat adalah teladan orang-orang yang kaya jiwa. Mereka meletakkan harta di tangan bukan di hati. Mereka tidak ragu memberikan hartanya untuk jihad fi sabilillah. Pada saat pengiriman jaysul ‘usrah Umar bin Khattab ra memberikan separuh hartanya, Abu Bakar menginfakkan semua hartanya, demikian juga sahabat-sahabat yang lain.

Pemilik dunia adalah orang yang memiliki tiga kriteria; hidup tenteram dan aman di tengah masyarakatnya, sehat jasmaninya, dan memiliki makanan cukup untuk sehari itu. (HR Tirmidzi).

Imam Syafi’i menegaskan, “Bila anda memiliki hati yang serba puas maka anda sejajar dengan pemilik semua isi dunia.” Agar memiliki kekayaan hakiki kita harus; Pertama, tidak melihat pada harta orang lain. (QS. Thaha: 131). Kedua, puas dengan pembagian rezeki dari Allah. “Puaslah dengan apa yang diberikan Allah kepadamu pasti kamu menjadi orang yang paling kaya.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Baihaqi).

Bila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang maka dijadikanlah kekayaan jiwanya dan ketakwaannya berada di hatinya dan bila Allah menghendaki keburukan pada seseorang maka dijadikanlah kemiskinan itu berada di pelupuk matanya. (HR Ibnu Asakir dan Baihaqi).

Ketiga, melihat kepada orang yang lebih rendah dalam hal harta “karena hal demikian lebih layak dan tidak meremehkan nikmat Allah atas kamu.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi). Orang kaya hati akan bahagia di dunia dan akhirat.

Firman Allah S.W.T :

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak.” (QS. Al kautsar:1)

Ingatlah bahwa dunia ini diciptakan oleh Allah begitu luas. Kehilangan sesuatu bukan berarti kehilangan segala-galanya, putusnya cinta bukan berarti tidak mempunyai peluang untuk membentuk keluarga, kegagalan bukan berarti kita gagal menuai kesuksesan nanti, hilangnya sesorang bukan berarti kiamat bukan. Jadi, jangan lah persempit hati kita dengan hanya memfokuskan kita kepada masalah itu saja. Cobalah kita lihat diluar sana. Masih banyak peluang yang harus kita cari yang masih membuka pintu untuk kekayaan hati kita. Bukankah Allah akan memberi kan dari pada sesuatu kehilangan dari pada kita itu digantikan yang lebih baik daripada yang telah hilang.

Hilangnya harta didunia, tidak menutup peluang kita untuk mencari RidhoNya karena kita masih memiliki harta ( keimanan) yang mampu menunutun kita dalam kesuksesan( karena kita selalu mentaati perintah Allah ). Miskin disini adalah hilangnya keimanan kepada Allah, karena miskin keimanan akan merugiakan diri baik didunia walaupun di akhirat kelak. Maka, sama-samalah kita melihat kembali kehidupan kita, kuatkan kembal keimanan kita, karena kita harus menyadari bahwa Allah menciptakan dunia ini sangat luas dan dipenui oleh rahmat-Nya disekeliling kita..

Firman Allah S.W.T ; (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”( QS Asy syu’araa 88-89)

لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ

“Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih)

Dari sini bukan berarti kita tercela untuk kaya harta, namun yang tercela adalah tidak pernah merasa cukup dan puas (qona’ah) dengan apa yang Allah beri. Padahal sungguh beruntung orang yang punya sifat qona’ah. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1054)

Sifat qona’ah dan selalu merasa cukup itulah yang selalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minta pada Allah dalam do’anya. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول : (( اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina” (Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina).” (HR. Muslim no. 2721). An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “”Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Oleh : Abizakkysetiawan)

Posted in AGAMA | Leave a comment

TANDA-TANDA BAHAGIA DUNIA DAN AKHIRAT

BAHAGIAAssalammu’alaykum Warhmatullahi Wabarakaatuh.

Sahabat setia Rasulullah SAW, Ibnu Abbas ra. yang pada usia 9 tahun sudah hafal Al-Qur’an memberikan penjelasan bahwa ada 7 tanda-tanda seseorang mendapat kebahagian Dunia dan Insya Allah di akhirat adalah sbb:

1. Qolbun Syakirun ( Hati yang selalu bersyukur).

Selalu bersyukur berarti selalu menerima apa adanya (qanaah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada “stress”, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur ikhlas atas apa2 yang dikehendaki Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat akan hadist Rasulullah SAW yaitu :

“Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.

Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya.

2. Al-Azwaju Shalihah ( Pasangan hidup yang shalih-shalihah ).

Pasangan hidup yang shalih akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalihan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang shalih, yang pasti sang suami akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang shalihah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya.3

3. Al-Auladul Abrar ( Anak-anak yang shalih-shalihah)

Sungguh Allah ridho kepada orang tua yang shalih yang memiliki anak2 yang shalih pula. Amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang shalih, dimana do’a anak yang shalih kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT. Berbahagialah orang tua yang memiliki anak2 yang shalih-shalihah.

4. Al-Biatu Sholihah ( Lingkungan yang kondusif).

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif, kita boleh mengenal siapapun disekitar kita, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang shalih. Orang-orang yang shalih akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang shalih adalah orang-orang yang bahagia karena mendapatkan nikmat Iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang shalih.

5. Umur yang barokah.

Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin shalih, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.

• Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan “dunia “, Orang tersebut hanya mendapatkan dunia & di akherat nanti termasuk orang2 yang merugi. Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.

• Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk “akhirat” , maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah SWT, Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih dengan memperbanyak Ibadah & amalan shalih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang barokah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah.

6. Tafakuh Fid-dien, (Semangat untuk memahami Islam).

Semangat memahami agama Islam diwujudkan dalam semangat memahami Al Qur’an & Al Hadist. Semakin seseorang belajar, maka semakin orang tsb terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, “hati yang hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat Iman. Maka berbahagialah orang2 yang penuh semangat untuk selalu memahami Al Qur’an & Al Hadistdan berusaha untuk mengamalkan dalm kehidupan sehari-hari.

7. Al-Malul Halal (Harta yang halal).

Harta yang thoyibah bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya harta. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam Hadist disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan.

“Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”.

Berbahagialah menjadi orang yang “hartanya halal” karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka “hatinya semakin bersih, suci dan kokoh”, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan setiap harta & risky yang mereka peroleh.

Demikianlah beberapa indikator seseorang itu dalam menjalankan hidup yang penuh dengan barokah & rahmat Allah SWT, Agar kita memperbanyak do’a sapu jagat dengan khusuk & ikhlas, semoga Allah SWT memberikan kebahagian kepada kita baik didunia dan di Akhirat dan dibebaskan dari sentuhan api neraka, amien.

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. (Sumber :DOBEL D-N BLOG)
/

Posted in AGAMA | Leave a comment

PERJALANAN HIDUP

Arah Perjalanan Kehidupan Kita

oleh: Shalih Hasyim

BARU saja kita meninggalkan tahun 1434 H. Kini, sudah dua pekan kita memasuki tahun baru 1435 H. Itu berarti terjadi pergantian masa. Dan umur individu dan bangsa terus mengalami penyusutan.

Perjalanan, rute, yang kita lalui akan menuju satu titik. Bukan jalan di tempat. Masa akhir akan menghampiri. Itulah karakteristik dunia ini.

Datang dan pergi. Muncul dan tenggelam. Pasang-surut. Terus bergerak dan berputar, tanpa henti. Kadang di atas, kadang di bawah. Itulah pergiliran dan perguliran waktu.

Sesungguhnya pergeseran waktu, perputaran malam dan siang, tidak saja peristiwa alam yang bersifat natural (thabii),tetapi merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى .

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran (3) : 190).

Demikian pula kehidupan kita. Tak seorang pun di antara kita mengetahui sampai kapan kesempatan hidup di dunia diberikan oleh Allah سبحانه وتعالى secara cuma-cuma ini. Dan tiada satu pun jiwa yang mengetahui apa gerangan yang akan dilakukan di esok hari. Dan di belahan bumi mana kelak dia akan mengakhiri kehidupannya.

إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman (31) : 34).

Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan berusaha (ikhtiar) – memilih faktor-faktor yang terbaik yang mendukung keberhasilan). Adalah suatu karunia yang sangat besar, bahwa Allah سبحانه وتعالى menjadikan ajal kita ini, sebagai suatu yang gaib/rahasia. Dengan demikian, setiap manusia mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah سبحانه وتعالى setiap saat pagi, siang, dan malam.

Sehingga, dalam situasi ketidakpastian, kita bisa beramal shalih lebih baik. Menjalani hidup ini lurus. Tidak berhenti menanam dan mengukir amal shalih.Tanpa menghiraukan persepsi pihak lain, baik pro maupun kontra. Jadi, setiap saat di antara kita, tidak ada yang meyakini kapan hidup akan berakhir.

Rasulullah menceritakan kepada kita bahwa, “Boleh jadi di antara kalian ada yang melakukan amal-amal ahli surga, sehingga jarak antara dia dan surga tinggal sehasta, tetapi dalam takdir Allah (ilmu Allah) ia akan masuk neraka. Dan boleh jadi di antara kalian melakukan amal-amal ahli neraka, sehingga jarak antara dia dan neraka tinggal sehasta, tetapi dalam ilmu Allah, kelak ia masuk surga. Dalam keadaan itu ia mengakhiri kehidupannya.”

Maka beliau mengajarkan doa: “Ya Allah, jadikanlah usiaku yang paling baik adalah penghujungnya. Dan amal yang terbaik adalah pada pungkasannya. Dan hari-hari yang terbaik adalah di mana hari-hari saya bertemu dengan-MU.“

Jadi, ukuran kebaikan seseorang di sini, bukanlah awal kehidupannya, atau pertengahannya, tetapi akhir kehidupannya.Jadi setiap individu dan bangsa memiliki masa ajal. Kita hanya dibingkai oleh masa lalu, kini dan esok hari.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(QS. Ali Imran (3) : 185)

Berkali-kali Allah سبحانه وتعالى menekankan masalah ini. Terutama ayat-ayat Makiyah. Sebelum menekankan akhir dari kehidupan pertama manusia, yaitu masalah ajal. Karena dengan menekankan masalah ajal, kita selalu ingat terhadap titik akhir dan titik nadir kemana kita bergerak, meniti jejak, dan berjalan.Apa yang paling menggoda dan membuat terlena, tergoda dan tertipu. Salah satunya, karena ajal tidak diketahui. Akhir kehidupan tidak pernah didefinisikan secara detail sebelumnya. Nikmat kesesaatan, nikmat kemudahan, seringkali membuat orang tidak menyadari hidup kelak akan berakhir.

Al-Quran berkali-kali memberikan setressing tentang masalah ajal. Memberikan titik tekan masalah kematian. Sesungguhnya yang di inginkan oleh Al-Quran, juga Rasulullah Saw. ialah agar saat kita menyadari titik terakhir ke mana kita menuju dan kembali. Atau menyadari visi dan misi kehidupan.

Sesungguhnya keimanan bermula dari titik kesadaran akan kesementaraan hidup. Karakteristik dunia yang fluktuatif dan pasang surut. Bermula dari yang disebut Ibnu Qoyyim. Saat di mana jiwa kita terhenyak oleh realitas kehidupan kedua setelah dunia.Maka bagian yang paling menggugah dan menyentuh keimanan, kesadaran yang kuat tentang waktu.

Waktu diberikan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam tiga lapisan :

1. Lapisan pertama, individu waktu yang diberikan setiap manusia yang kita sebut dengan umur.
2. Lapisan kedua, umur masyarakat.

Setiap hubungan masyarakat memiliki umur tertentu. Ada saat-saat kematiannya. Allah سبحانه وتعالى mengatakan :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf [7]: 34).

Dengan kata lain, tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.

Rasul mengatakan :

اِنَّ لِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلْ وَاِنَّ لِاُمَّتي مائة سَنَةً

“Manusia itu memiliki usia tertentu. Dan usia (kurun) umatku hanya seratus tahun (satu abad).”

Dalam al-Quran Allah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran : 110).

Ternyata, itu bukan sebuah pernyataan yang konstan, yang tetap berlaku sepanjang masa. Umar bin Khaththab menyatakan tentang ayat itu, maka penuhilah syarat-syarat Allah سبحانه وتعالى tentang kriteria umat.

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus bagi umat ini di penghujung setiap seratus tahun (seabad) seseorang yang mentajdid (memperbaharui) agama umat ini.” (Hadits Riwayatkan Al-Imam Abu Dawud)

3. Lapisan ketiga, sejarah

Waktu yang dimulai sejak Allah سبحانه وتعالى menciptakan Adam. Dan akan berakhir ketika Allah سبحانه وتعالى menghancurkan bumi dengan peristiwa kiamat :

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman (55) : 26-27)

Seperti itu waktu berlapis-lapis. Paling kecil dari waktu ialah individu. Menjadi ruang lingkup pertanggung jawaban kita masing-masing.

Kesadaran tentang waktu, ternyata banyak tidak disadari oleh umat manusia. Bukan hanya oleh umat muslim, tetapi oleh seluruh umat manusia. Masalahnya, apa yang bisa membuat kita mampu dari setiap detik yang berlaku?

Setiap waktu yang kita lalui sama dengan gambaran berikut ini. Ibarat sebuah pohon, maka pohon kehidupan kita setiap hari daun-daunnya akan layu dan berguguran.

Itulah sebabnya Rasulullah menasihati kita: “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang akan memutus kenikmatan dunia. Biasakanlah untuk hidup tetap kasar. Hidup bersahaja. Kenikmatan itu selalu ada.”

Bahkan beliau menyuruh kita untuk ziarah kubur, agar ingatan kita tentang kesementaraan hidup di dunia dan kekekalan kehidupan hari esok (akhirat) lebih kuat mempengaruhi cara kita berpikir, cara kita merasa, dan cara kita berperilaku.* (Penulis adalah Kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Kudus, Jawa Tengah)

Posted in AGAMA | Leave a comment

MIMPI BURUK

TEMPO.COHong Kong – Apakah Anda pernah terbangun pada tengah malam dengan sekujur tubuh berkeringat lantaran mengalami mimpi buruk? Semua itu boleh jadi disebabkan oleh posisi tidur Anda.

Menurut penelitian ilmiah, orang yang tidur dengan berbaring pada sisi kiri tubuh mereka lebih berpeluang mengalami mimpi buruk. Sebaliknya, mereka yang berbaring pada sisi kanan memiliki kualitas tidur yang lebih baik dengan perasaan aman yang lebih besar.

Menurut laporan Van Winkle, 40 persen orang yang tidur menghadap ke kiri mereka mengaku sering mengalami mimpi buruk. Sebaliknya, hanya 14,6 persen dari mereka yang tidur menghadap ke kanan yang mengaku bermimpi buruk.

Selain itu, mereka yang tidur menghadap ke kanan dilaporkan mengalami mimpi yang lebih indah yang berkaitan dengan perasaan lega atau aman.

Sedangkan mereka yang tidur dengan berbaring pada bagian depan tubuh mereka, alias tertelungkup, diketahui lebih sering memimpikan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan intim dibandingkan yang tidur dengan posisi lain.

Para peneliti berasumsi meningkatnya pikiran seputar hubungan intim kemungkinan besar karena mereka yang tidur pada posisi tertelungkup tak mendapatkan banyak udara sehingga otak mereka membayangkan tengah berada dalam posisi yang serba dibatasi.

Di antara khayalan yang sering muncul bagi mereka yang tidur tertelungkup adalah “erotomania”, yaitu saat seseorang meyakini dirinya memiliki pengagum rahasia yang biasanya sosok terkenal.

Riset ini dilakukan peneliti Calvin Kai-Ching Yu dari Universitas Shue Yan di Hong Kong dan diterbitkan dalam jurnal bernama Dreaming.

Kai-Ching Yu mengatakan: “Penelitian ini memberikan bukti bahwa mimpi, dan khususnya isi mimpi, bisa dipengaruhi oleh posisi tubuh saat tidur.

“Saya percaya otak kita saat tidur tidak sepenuhnya terlepas dari dunia luar dan rangsangan, termasuk yang muncul dari lingkungan sekitar, kemungkinan lebih sering masuk ke dalam isi mimpi daripada yang selama ini kita bayangkan.

“Otak tak sadar dari para pemimpi berusaha membuat rangsangan dari luar menjadi lebih masuk akal atau bahkan memanfaatkan rangsangan tersebut.”

DAILYMAIL | A. RIJAL

Posted in Umum | Leave a comment

REFRESING

Pentingnya Refreshing Untuk Kesehatan Jiwa Dan Raga.

REFRESING

Kelelahan Dapat Menimbulkan Gangguan Kesehatan.

Manusia zaman sekarang hidup dengan berbagai tekanan kehidupan dan aktifitas yang padat dan serba mengejar. Terkadang tidak menyisakan waktu untuk istirahat, kecuali istirahat di malam hari. Tuntutan hidup di zaman modern, yang kadang membuat manusia menjadi lelah, jenuh, bosan dan terjebak pada rutinitas yang tiada berujung.

Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak serta penurunan daya tahan tubuh. Apalagi pada seseorang yang memang sudah mempunyai permasalahan pada sistem pembuluh darahnya, baik di otak maupun di jantung. Kelelahan yang “sangat”, disertai konsumsi suplemen yang mengandung kafein dapat mencetuskan terjadi pecahnya pembuluh darah di otak apalagi yang kebetulan sudah ada kelainan pembuluh darah otak yang tidak terdeteksi sebelumnya.

Pentingnya Liburan Bagi Kesehatan.
Refreshing atau liburan dibutuhkan agar manusia dapat menyegarkan kembali fikirannya. Hati dan jiwa itu cepat lelah, makanya harus dihibur dengan salah satu caranya adalah berjalan-jalan. Kita mengenal begitu banyak acara hiburan bermunculan di televisi. Acara tersebut dimunculkan tentu saja untuk mengakomodir begitu banyak permasalahan manusia dengan stres dan jenuh dalam aktifitas sehari-harinya.
Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh dari sebuah liburan, beberapa diantaranya ialah;
1. Hidup Terasa Lebih Lama
Berdasarkan studi yang dipraktekkan oleh Universitas Negeri kota New York, menemukan jika laki-laki yang menggunakan liburan tahunannya dapat mengurangi risiko terjadinya kematian kurang lebih sekitar 20% serta risiko kematian yang disebabkan gangguan penyakit jantung sejumlah 30%. Sementara laki-laki yang tidak mengunakan kesempatan liburannya dalam 5 thn terakhir, mempunyai peluang kematian pada tingkatan tertinggi serta peluang terjangkit penyakit jantung lebih riskan.

  1. Meningkatkan Kesehatan dan Kebugaran Mental
    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiscons di Medical Journal mendapatkan sebuah bukti, Bahwasannya seorang perempuan yang gemar berlibur peluangnya sangat kecil mengalami terjadinya perasaan yang tertekan, tegang serta rasa lelah. Sementara perempuan yang mengabaikan liburannya lebih rentan untuk terjangkit penyakit stress dalam fase yang lebih tinggi serta waktu untuk tidur berkurang.
  2. Sehat dan Bugar
    Dalam survei yang dilaksanakan oleh National Heart,Maryland, Lung & Blood Institute dari Bethesda. Mereka menyatakan jika perempuan yang hijrah keluar kota (2 kali ataupun lebih dalam 1 tahun) memiliki kesempatan mencegah penyakit jantung 8 kali lebih kecil ketimbang mereka yang tidak melakukannya. Survei lain yang di lansir dari Jurnal Psychosomatic Medicine, menjelaskan bahwa perempuan yang sering mengadakan rekreasi atau liburan mempunyai lingkar pinggang cenderung lebih kecil serta indeks berat badan yang rendah atau ringan. Tidak sekedar hanya itu, Survei ini juga mengungkapkan, jika seseorang yang sering berekreasi mempunyai mutu tidur yang lebih berkualitas.
  3. Bekerja Menjadi Lebih Baik
    Sebuah Rekreasi juga dapat membentuk semangat bekerja seseorang menjadi lebih bagus lagi di kantor. Serta memiliki tingkat kebahagiaan yang relatif tinggi dan juga pikiran yang lebih fresh, oleh sebab itu seseorang bakalan lebih siap bertempur kembali bekerja dengan amunisi mental yang lebih baik lagi.
  4. Lebih Gampang Menemukan Gagasan Baru
    Sejak Sejak kurang lebih hampir 1 tahun menghadapi aktifitas yang monoton serta selalu terjadwal, mulai dari makan siang dan makan malam di satu tempat yang itu-itu saja, menatap orang yang sama setiap hari, Keadaan lingkungan yang tidak berbeda setiap harinya, kemacetan ada dimana-mana, keramaian kota yang semakin luar biasa, dan kondisi lain yang semakin membuat jenuh. Kondisi seperti ini mengurangi peluang seseorang untuk menelorkan gagasan kreatif serta memiliki ide yang baru yang cemerlang. Oleh sebab itu, Rekreasi adalah peluang emas untuk mengembalikan ide serta inspirasi baru, melalui berpergian ke suatu lingkungan yang tidak monoton atau asing, itu sama halnya kita memposisikan diri dalam situasi serta kondisi yang baru yang memberi peluang pada otak kita untuk aktif berpikir secara berbeda.
  5. Hubungan Lebih Dekat Dengan Keluarga / Pasangan
    Meluangkan waktu sejenak untuk menikmati hari libur bersama keluarga atau pasangan, dipastikan akan membuat hubungan yang semakin dekat antara keduanya. Gunakanlah hari libur Anda untuk bersantai bersama keluarga. Bersantai dapat Anda lakukan dengan belajar memasak bersama, jalan-jalan untuk makan di luar atau sekedar menikmati film kesukaan Anda bersama keluarga dan pasangan.

Jadi.. Siapa bilang liburan akan merusak pekerjaan atau tugas kuliah Anda. Liburan ternyata memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Sisihkan waktu untuk merasakan kehidupan liburan dengan keluarga, sahabat atau pacar. Disamping dapat menambah kedekatan hubungan antar kalian, Rekreasi juga berdampak positif untuk kesehatan tubuh serta pikiran dan yang tak kalah penting tentunya sangatlah menyenangkan.  . Sudah menentukan dimana Anda akan berlibur? Disarankan Anda memilih pantai atau gunung berlibur. Selamat berlibur
Referensi : ayo-simak.blogspot.com , http://www.vemale.com

 

Posted in Umum | Leave a comment

PELAYANAN PRIMA

PELAYANAN PRIMA

Pengertian Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan dua istilah yaitu :
Melayani = membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang
Pelayanan = usaha melayani kebutuhan orang lain
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995)
Secara Sederhana pelayanan prima yaitu sebagai pelayanan yang berorientasi pada pemenuhan tuntutan pelanggan mengenai kualitas suatu produk baik barang maupun jasa dengan sebaik-baiknya

KONSEP HARAPAN PELANGGAN
Pelayanan Prima berdasarkan konsep pelanggan A3 artinya pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dengan menggunakan pendekatan atau konsep sikap (attitude), perhatian (attention) dan tindakan (action).
Pelayanan prima ini dapat diterapkan di berbagai organisasi seperti lembaga, badan usaha, yayasan, pemerintahan dsb

PENGERTIAN UMUM PELANGGAN
Ada beberapa pengertian pelanggan yaitu :
1. Pelanggan adalah orang yang tidak bergantung pada suatu produk, tetapi produk yang tergantung pada orang tersebut
2. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan
3. Pelanggan adalah orang yang membawa pemberi jasa kepada keinginannya
Tidak seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan

TIGA MACAM PELANGGAN
• Pelanggan Internal,Pelanggan Internal Merupakan Orang Yang Berada Di Dalam Perusahaan Dan Memiliki Pengaruh Pada Informasi Pekerjaan Atau Perusahaan. Pelanggan Internal Terdiri Dari Internal Organisasi Dan Internal Pemerintahan
• Pelanggan Perantara,Pelanggan Perantara Merupakan Orang Yang Berperan Sebagai Perantara,Bukan Sebagai Pemakai Akhir Produk. Contohnya : Penerbit Buku Menerima Pesanan Buku Dari Toko Buku Cabang Dijual Untuk Siswa Siswi Smk.
• Pelanggan Eksternal,Pelanggan Eksternal Merupakan Orang Yang Membayar Untuk Menggunakan Produk Yang Dihasilkan Dan Merupakan Pelanggan Atau Pemakai Akhir Yang Disebut Pelanggan Nyata (Real Costumer),Contoh :Orang Yang Membeli Komputer Menggunakan Kartu Kredit, Pelanggan Bertindak Sebagai Pemakai Produk Yang Memegang Kartu Kredit Sedangkan Sorum Komputer Bertindak Sebagai Pemasok Produk.

KONSEP SIKAP (ATTITUDE)
Konsep Sikap meliputi tiga hal pokok yang paling perlu diperhatikan yaitu penampilan yang sopan dan serasi; berpikiran positif, sehat,logis dan menghargai;

BERPENAMPILAN SERASI
Penampilan Serasi yaitu :
Cara seseorang menampilkan dirinya secara hamonis atau sesuai dengan seharusnya.
Contoh :
• Orang gemuk tidak serasi menggunakan pakaian ketat tetapi harus menggunakan pakaian yang sedikit longgar
• seorang manajer menggunakan jas disaat mendaki gunung tatapi harus menggunakannya di kantornya.

HAL-HAL DALAM BERPENAMPILAN SERASI
Penampilan serasi dengan cara berhias (Seorang laki-laki apabila rambut, kumis/ jambang dipotong, kuku tidak panjang, mengenakan pakaian bersih dan rapih)
(Seorang perempuan apabila rambut dipotong rapi, diikat atau disanggul bagi yang panjang, tidak berlebihan dalam mengenakan perhiasan dan make up, bersih dan rapi, memakai pewangi).dalam busana mengenakan pakaian yang rapi, bersih dan serasi dilihat dari model,warna, corak, jenis pakaian. Dan pelengkap busana tas, sepatu, topi, kaos kaki, ikat pinggang, dasi ). ( dalam ekspresi wajah harus simpatik, sopan, ramah, murah senyum, melakukan kontak mata, menegakkan posisi kepala).

BERPIKIRAN POSITIF
Berpikiran positif yaitu sebagai sikap optimis yang didasarkan pada pola berpikir yang sehat, logis dan rasional. Pelayan yang berpikir positif akan mampu melakukan hubungan interpersonal yang baik dengan pelanggannya. Dengan cara
• Melayani pelanggan secara terhormat
• Menghindari sikap Aprori (bertindak masa bodoh terhadap pelanggan)
• Menghindari Sikap mencari atau memanfaatkan kelemahan pelanggan

KONSEP PERHATIAN (ATTENTION)

Dalam konsep perhatian juga mencakup tiga hal pokok yaitu mendengarkan dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan para pelanggan ; mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan; dan mencurahkan perhatian penuh kepada para pelanggan

MENDENGARKAN DAN MEMAHAMI KEBUTUHAN PELANGGAN
Dengan memberikan perhatian terhadap apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh seorang pelanggan. Mendengar merupakan salah satu bagian yang penting dalam proses komunikasi jika gagal maka hal itu sangat fatal maka penjual akan mengalami kesulitan. Kebutuhan yaitu pemenuh kepuasan pelanggan terhadap barang dan jasa yang dibelinya

MENGAMATI DAN MENGHARGAI PERILAKU PELANGGAN
Perilaku pelanggan adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomis termasuk proses pengambil keputusan yang mendahului dan menentukan tindakakkn tersebut. Macam-macam perilaku pelanggan yaitu pelanggan pria,wanita,remaja,lanjut usia, pendiam, suka berbicara, gugup, ragu-ragu,pembantah, sadar, ceriga, angkuh.

MENCURAHKAN PERHATIAN PENUH KEPADA PELANGGAN
Dalam hal ini dilakukan dengan cara mencurahkan perhatian penuh kepada pelanggan yang berfokus pada penanganan keluhan pelanggan (empati,kecepatan, kewajaran,kemudahan) dan b erfokus kepada pelanggan.

KONSEP TINDAKAN (ACTION)
Dalam konsep tindakan ada lima hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu mencatat setiap ppesanan para pelanggan; mencatat kebutuhan para pelanggan; dan menyatakan terimakasih dengan harapan pelanggan mau kembali

Posted in MANAJEMEN SDM | Leave a comment

PELAYANAN

Pengertian Definisi Kualitas Pelayanan

Pengertian/Definisi Kualitas Pelayanan – Berikut beberapa pengertian dan definisi tentang Kualitas Pelayanan. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas.Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:

  1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.
  2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
  3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup.

Posted in MANAJEMEN SDM | Leave a comment

Beberapa Adab Dalam Hubungan Kerja

Beberapa Adab Dalam Hubungan Kerja

  1. Hanya Mempekerjakan Sesama Muslim. 

Nabi saw. pernah bersabda: فلن أستعين بمشرك  (falan asta’iinu bimusyrikin) “…Aku tidak akan meminta bantuan  kepada orang musyrik.” [1]. ‘Umar bin Khattab r.a. sangat marah ketika Abu Musa al-Asy’ari  r.a. mempekerjakan seorang Nasrani sebagai juru tulis pada masa kepemimpinannya di Kufah. Terkecuali jika ia tidak menemukan seorang Muslim hingga ia terpaksa mengupah orang musyrik, itupun dengan syarat tidak memberikan kekuasaan kepada orang tersebut atas aset-aset kaum Muslimin.

Karena Allah Ta’ala berfirman:

وَلَن يَجۡعَلَ ٱللَّهُ لِلۡكَـٰفِرِينَ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ سَبِيلاً 

… dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa: 141).

  1. Mempekerjakan Orang Yang Kuat dan Terpercaya

Hendaknya mempekerjakan seseorang yang pada dirinya sifat amanah, bagus agamanya, kuat dan layak, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

إِنَّ خَيۡرَ مَنِ ٱسۡتَـٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِىُّ ٱلۡأَمِينُ

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja [pada kita] ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”  (Q.S. Al-Qashash: 26).

Sebab orang yang memiliki sifat-sifat seperti ini akan mampu melaksanakan tugas dan lebih bertaqwa kepada Allah dalam tugasnya. Adapun yang memiliki sebagian sifat di atas dan tidak memiliki sebagian yang lain akan menyebabkan kekacauan sehingga pekerjaan tidak akan sempurna hasilnya sebagaimana yang diharapkan. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa ‘Umar r.a. berkata: “Ya Allah aku mengadukan kepada-Mu kelemahan orang yang amanah dan penghianatan orang yang kuat.”

  1. Kemudahan Dalam Muamalah

Yang dimaksud adalah muamalah antara majikan dan pekerja yang diwarnai dengan kemudahan, kelembutan, dan penuh kerelaan hati. Islam sangat menganjurkan kemudahan dalam semua muamalah. Rasulullah saw. bersabda: “Allah merahmati orang yang mudah jika menjual, membeli dan menagih.” [2]

  1. Kesepakatan

Maksudnya adalah kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya, yakni tentang jenis pekerjaan, karakter dan perinciannya, serta upah yang pantas sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Kesepakatan ini akan memutuskan sebab-sebab perselisihan, menutup pintu masuk syaitan, serta mencegah kecurangan dan penipuan. Sebagaimana pula majikan tidak boleh memanfaatkan kefakiran pekerja atau memaksanya mengerjakan sesuatu hingga merugikan haknya, atau memberinya upah yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan pekerjaan. Rasulullah saw. ketika ditanya tentang pekerjaan beliau menggembala kambing, Beliau bersabda: “Aku menggembala kambing millik penduduk Makkah dengan upah beberapa Qirath.” [3]

  1. Tidak Boleh Mempekerjakan Seseorang untuk Perkara yang Haram

Seorang pekerja tidak boleh menerima pekerjaan yang di dalamnya terkandung kemarahan Allah ta’ala. Misalnya menjaga toko yang menjual barang haram seperti makanan tidak halal, minuman keras, majalah dan CD-CD porno, dan lain-lain. Demikian juga bagi majikan, janganlah mempekerjakan seseorang untuk membantunya melakukan pekerjaan yang haram. Hal demikian akan menambah dosa pada dosanya yang pertama, yaitu melakukan perbuatan haram, dengan dosa baru, yaitu mengikut sertakan orang lain dalam perkara haram tersebut.

Allah Ta’ala telah berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٲنِ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.  (Q.S. Al-Ma’idah: 2).

6 Amanah dalam Melaksanakan Tugas dan Pekerjaan

Sudah selayaknya seorang pekerja melaksanakan tugasnya dengan penuh amanat dan tidak berkhianat. Hendaknya ia bertakwa kepada Allah Ta’ala, bahkan ketika majika tidak ada. Ia harus tetap muraqabah (merasa dalam pengawasan) dengan Rabbnya dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

Firman Allah Ta’ala:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَـٰنَـٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِ‌ۚ

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan [menyuruh kamu] apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. (Q.S. An-Nisa: 58).

  1. Menyerahkan Hasil Keuntungan kepada Majikan

Seorang pekerja tidak boleh mengambil sesuatupun untuk dirinya karena itu merupakan penghianatan. Sebagaimana ia juga tidak boleh menyerahkan keuntungan kepada selain majikannya. Sesungguhnya itu adalah kedzaliman. Demikian juga hendaknya ia bersikap wara’ (berhati-hati ) dalam menerima hadiah yang diserahkan kepadanya disebabkan posisinya pada jabatan itu. Rasulullah saw. bersabda: “Seorang bendahara yang amanah, yang menunaikan apa yang diperintahkan kepadanya dengan senang hati, termasuk orang yang bershadaqah.” [4].

  1. Berbelas Kasih kepada Pegawai

Hendaknya seorang majikan tidak membebani pegawai dengan pekerjaan diluar kemempuan atau memikulkan kepadanya pekerjaan yang tidak sanggup ia kerjakan. Terkecuali jika majikan turun membantunya mengerjakan tugas yang berat itu. Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak mampu. jika kalian membebankan sesuatu kepada mereka, maka bantulah.” [5]

  1. Menunaikan Hak Pekerja

Hendaknya seorang majikan menunaikan hak-hak pekerja yang telah disepakati sebelumnya, segera setelah ia menyelesaikan tugasnya,

berdasarkan sabda Rasulullah saw    .أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

“Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya.” [6]

Rasulullah saw. juga bersabda:

“Allah Ta’ala berfirman: ‘Ada tiga macam orang yang langsung Aku tuntut pada hari Kiamat: Orang yang membuat perjanjian atas nama-Ku lalu ia langgar; orang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasil penjualannya; dan orang yang mempekerjakan orang lain, yang orang itu telah menyempurnakan pekerjaannya, tetapi ia tidak memberikan gajinya (upahnya). [7]

  1. Menjaga Hak-Hak Pekerja yang Pergi (Tidak Hadir)

Hendaknya seorang majikan tetap menjaga hak-hak pekerja jika ia pergi sebelum ditunaikan haknya, baik karena sakit, pergi tiba-tiba, atau sebab lainnya. Seandanya upah pekerja itu bergabung dengan harta majikan dan terus bertambah keuntungannya ketika si pekerja pergi, hendaknya majikan menyerahkan upah itu berikut keuntungannya. Ini merupakan amal shalih dan bentuk penunaian amanah.

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

Ilmu Bermanfaat & Tidak Bermanfaat

Ilmu Bermanfaat, Ilmu Tidak Bermanfaat

Mengetahui ciri-ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat sangatlah penting. Oleh karena itu, berikut ini dijelaskan beberapa ciri ilmu yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat, yang diambil dari kitab Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali yang berjudul Bayan Fadhli ‘Ilmissalaf ‘ala ‘Ilmilkhalaf.

Ciri-ciri ilmu yang bermanfaat di dalam diri seseorang yaitu:

  1. Menghasilkan rasa takut dan cinta kepada ALLAH .
  2. Menjadikan hati tunduk atau khusyuk kepada ALLAH dan merasa hina di hadapan-Nya dan selalu bersikap tawaduk.
  3. Membuat jiwa selalu merasa cukup (qanaah) dengan hal-hal yang halal walaupun sedikit yang itu merupakan bagian dari dunia.
  4. Menumbuhkan rasa zuhud terhadap dunia.
  5. Senantiasa didengar doanya.
  6. Ilmu itu senantiasa berada di hatinya.
  7. Menganggap bahwa dirinya tidak memiliki sesuatu dan kedudukan.
  8. Menjadikannya benci akan tazkiah dan pujian.
  9. Selalu mengharapkan akhirat.
  10. Menunjukkan kepadanya agar lari dan menjauhi dunia. Yang paling menggiurkan dari dunia adalah kepemimpinan, kemasyhuran dan pujian.
  11. Tidak mengatakan bahwa dia itu memiliki ilmu dan tidak mengatakan bahwa orang lain itu bodoh, kecuali terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah dan ahlussunnah. Sesungguhnya dia mengatakan hal itu karena hak-hak ALLAH, bukan untuk kepentingan pribadinya.
  12. Berbaik sangka terhadap ulama-ulama salaf (terdahulu) dan berburuk sangka pada dirinya.
  13. Mengakui keutamaan-keutamaan orang-orang yang terdahulu di dalam ilmu dan merasa tidak bisa menyaingi martabat mereka.
  14. Sedikit berbicara karena takut jika terjadi kesalahan dan tidak berbicara kecuali dengan ilmu. Sesungguhnya, sedikitnya perkataan-perkataan yang dinukil dari orang-orang yang terdahulu bukanlah karena mereka tidak mampu untuk berbicara, tetapi karena mereka memiliki sifat wara’ dan takut pada ALLAH Ta’ala.

Sedangkan ciri-ciri ilmu yang tidak bermanfaat di dalam diri seseorang yaitu:

  1. Ilmu yang diperoleh hanya di lisan bukan di hati.
  2. Tidak menumbuhkan rasa takut pada ALLAH.
  3. Tidak pernah kenyang dengan dunia bahkan semakin bertambah semangat dalam mengejarnya.
  4. Tidak dikabulkan doanya.
  5. Tidak menjauhkannya dari apa-apa yang membuat ALLAH murka.
  6. Semakin menjadikannya sombong dan angkuh.
  7. Mencari kedudukan yang tinggi di dunia dan berlomba-lomba untuk mencapainya.
  8. Mencoba untuk menyaing-nyaingi para ulama dan suka berdebat dengan orang-orang bodoh.
  9. Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran.
  10. Tidak menerima kebenaran dan sombong terhadap orang yang mengatakan kebenaran atau berpura-pura meluruskan kesalahan karena takut orang-orang lari darinya dan menampakkan sikap kembali kepada kebenaran.
  11. Mengatakan orang lain bodoh, lalai dan lupa serta merasa bahwa dirinya selalu benar dengan apa-apa yang dimilikinya.
  12. Selalu berburuk sangka terhadap orang-orang yang terdahulu.
  13. Banyak bicara dan tidak bisa mengontrol kata-kata.

Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata:

“Di saat sekarang ini, manusia boleh memilih apakah dia itu ridha untuk dikatakan sebagai seorang ulama di sisi ALLAH ataukah dia itu tidak ridha kecuali disebut sebagai seorang ulama oleh manusia di masanya. Barang siapa yang merasa cukup dengan yang pertama, maka dia akan merasa cukup dengan itu… Barang siapa yang tidak ridha kecuali ingin disebut sebagai seorang ulama di hadapan manusia, maka jatuhlah ia (pada ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam):
“Barang siapa yang menuntut ilmu untuk menyaing-nyaingi para ulama, mendebat orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, maka dia itu telah mempersiapkan tempat duduknya dari neraka” (sumber:Sedekah Ilmu blogspot.com)

 

Posted in AGAMA | Leave a comment