PRODUKSI

Jenis-Jenis Proses Produksi

Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan pokok dari kedua proses produksi tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu persiapan untuk mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Pada proses produksi yang terus-menerus, perusahaan atau pabrik menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang terputus-putus menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian akan dirubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain. Untuk menentukan suatu pabrik atau perusahaan menggunakan proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) atau proses produksi yang terputus-putus (countinous processes), dapat dilihat dari sifat-sifat atau ciri-ciri dari kedua jenis proses produksi tersebut.

PRODUKTMSAdapun sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes), yaitu :

  1. Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasiyang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
  2. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product layout/departementation by product
  3. Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus (Special Purpose Machines)
  4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
  5. Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.
  6. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
  7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.
  8. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-masin yang digunakan.
  9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed pathequipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.

PROUKDITSedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputusputus (countinous processes) adalah :

  1. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
  2. Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation by equipment.
  3. Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama(General Purpose Machines).
  4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta
    terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
  5. Proses produksi tidak akan berthenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.
  6. Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.
  7. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.
  8. Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.

 

Posted in EKONOMI | Leave a comment

Remunirasi

Teori Remunerasi

Definisi, Dewasa ini, istilah remunerasi sering diperbincangkan oleh kalangan pekerja, baik di instasi swasta maupun pemerintah. Remunerasi itu sendiri berkaitan erat dengan kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan. Kemudian, untuk memperjelas pengertian remunerasi, beberapa ahli memiliki sudut pandang masing – masing untuk menjelaskan hal tersebut. Mochammad Surya ( 2004:8) menyebutkan bahwa “ Remunerasi mempunyai

pengertian berupa “sesuatu” yang diterima pegawai sebagai imbalan dari kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi tempat bekerja. Remunerasi mempunyai makna lebih luas daripada gaji, karena mencakup semua imbalan, baik yang berbentuk uang maupun barang, baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung, dan baik yang bersifat ruitn maupun tidak rutin, imbalan langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi dan berbagai jenis bantuan terdiri dari fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji, cuti, santunan musibah.”

Selain Mochammad Surya, Kusnaedi mendefinisikan remunerasi sebagai imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa remunerasi merupakan rewards atau imbalan dari perusahaan kepada karyawan atas usaha dan kinerjanya baik dalam bentuk financial ataupun non-financial yang tujuannya untuk mensejahterakan karyawan tersebut. Sistem Remunerasi itu sendiri akan berbeda – beda dalam setiap perusahaan, tergantung dari bagaimana sistem kerja yang dipakai dalam perusahaan tersebut. Seperti yang dapat dicontohkan adalah perbedaan sistem remunerasi yang unik di bidang pekerjaan asuransi. Sistem remunerasi di bidang asuransi itu sendiri dapat menyerupai rewards yang besar sesuai dengan target yang mereka capai. Kemudian, besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan itu sendiri berbeda. Perbedaan itu terjadi berdasarkan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi besarnya tingkat remunerasi tesebut, faktor – faktor tersebut antara lain permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan pemerintah, dan biaya hidup. Namun, pada dasarnya terdapat 3 faktor utama yang menjadi dasar yang harus diperhatikan dalam menentukan tingkat remunerasi karyawan.

Ketiga faktor tersebut antara lain :

  1. Jabatan atau Posisi,Besarnya nilai dari kontribusi yang diberikan oleh setiap fungsi jabatan atau posisi bagi organisasi dapat dilihat dari 3 hal utama yaitu, tuntutan kemampuan, pemecahan masalah dan tanggung jawab karyawan itu sendiri. Faktor inilah yang menentukan seberapa besar gaji dasar yang selayaknya diterima sebagai imbalan terhadap jabatan atau posisi yang didudukinya.
  2. Kompetensi Individual, Kompetensi setiap individu yang dimiliki dan dibawa untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dipersyaratkan menjadi salah satu faktor penilaian lain utnuk menentukan tingkat remunerasi. Faktor ini umumnya diperhitungkan dalam bentuk imbalan tambahan pendapatan yang akan diterima dalam tunjangan atau insentif.
  3. Kinerja, Prestasi atau hasil kinerja yang dapat ditunjukkan dengan baik oleh individu, tim ataupun organisasi dalam mencapai sasaran kerja yang ditentukan dalam organisasi menjadi pertimbangan perusahaan untuk memberikan imbalan besar, baik berupa bonus maupun insentif.

Sistem Remunerasi yang Baik dan Ideal Sistem remunerasi merupakan masalah yang sensitif dan bukanlah suatu prakara mudah untuk dilaksanakan. Kesalahan – kesalahan sekecil apapun dalam menentukan kebijakan remunerasi dapat menimbulkan gejolak pada anggota karyawan yang merasa dirugikan. Oleh karena itu, untuk menentukan sistem remunerasi yang baik diperlukan analisis yang cukup jitu serta sesuai dengan keadaan dan situasi yang ada dalam tubuh perusahaan.

Selanjutnya, untuk menentukan sistem remunerasi yang efektif perlu adanya beberapa hal yang wajib dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan, beberapa hal tersebut antara lain internal equity, external competitive dan kesesuaian arah dan strategi bisnis dengan perusahaan. Sistem remunerasi yang efektif ini ditujukan agar perusahaan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelolanya untuk tidak salah langkah dalam mengambil keputusan. Selain itu, dewasa ini remunerasi tidak hanya semata – mata berbicara soal tingkat seberapa besar gaji, namun meliputi juga sistem yang merefleksikan kebijakan perusahaan terhadap SDM –nya. Oleh karena itu, sistem remunerasi yang baik harus dapat merangsang munculnya motivasi karyawan untuk memberikan performa yang baik dalam bekerja, sehingga karyawan akan bersedia untuk melakukan hal – hal yang diluar tanggung jawabnya yang ada pada kontrak kerja demi kemajuan perusahaan (yang bahkan bukan miliknya).

Selanjutnya, sistem remunerasi yang baik tidak lah sekedar membedakan karyawan dengan berprestasi biasa-biasa saja atau malas. Perusahaan harus mempertimbangkan juga masalah dari internal dan eksternal perusahaan. Hal yang di maksud disini adalah terkadang banyak perusahaan yang menggaji tinggi karyawan baru hanya karena sudah punya pengalaman bekerja di luar negeri. Hal seperti inilah yang sebaiknya dipertimbangkan perusahaan karena dapat menimbulkan rasa iri hati dari karyawan – karyawan senior lainnya apabila keputusan menggaji tinggi karyawan baru tersebut tidak sesuai dengan kinerjanya dilapangan. Selain itu juga, perusahaan juga harus tanggap keadaan lingkungan luar mengenai tingkat remunerasi, hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan salary survey yang ada.

Sistem remunerasi yang baik di perusahaan juga dapat dilakukan dengan adanya pemberian apresiasi atau penghargaan tahunan bagi karyawan. Pemberian apresiasi kerja dari perusahaan ini dapat menciptakan pandangan positif dari karyawan karena dirinya akan merasa diperhatikan dan apresiasi dengan baik atas kinerjanya selama ini. Seolah – olah apa yang karyawan kerjakan tidak sekedar hanya mengikuti list pekerjaan yang ada, namun memenuhi passion kerja yang ada dalam diri seseorang. Selanjutnyam sistem remunerasi yang baik juga perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :

  1. Kesesuaian dengan harga pasar.,Diperlukan kaidah dalam sistem penggajian. Contoh mudahnya ialaih, jika terdapat karyawan yang merupakan saudara sendiri dan mengklaim dirinya senang bekerja di perusahaan kita, gaji yang diberikan tetaplah harus sesuai dengan standar gaji yang ada sesuai dengan perusahaan lain di industri yang sama. Anda juga bisa menentukan berdasakan pada UMR, ataupun artikel mengenai salary survey yang ada di media cetak.
  2. Hierarki dalam organisasi, Pada struktur organisasi tentu yang memiliki gaji tinggi adalah kalangan top level class dari organisasi tersebut seperti yang tergambarkan dalam sebuah job level. Namun, pada posisi dan gaji yang tinggi tidaklah sesuatu posisi yang nyaman karena semakin tinggi tingkat level seseorang, semakin berat juga tanggung jawab yang berada di pundaknya.
  3. Internal equity, Artinya adalah adil dan kesetaraan dimana job value yang dibayarkan sesuai dengan kontribusi yang ada dalam setiap kinerja. Semakin tinggi gaji yang diterima, semakin besar kontribusi karyawan tersebut dalam sebuah perusahaan.
  4. Manageable & Controllable, Gaji yang telah di desain dalam suatu perusahaan merupakan desain yang bisa dikendalikan perusahaan. Penggunaan rumus – rumus yang jelas dalam menghitung kenaikan gaji, rewards, tunjangan – tunjangan yang ada harus bisa dikendalikan sesuai dengan kemampuan perusahaan sehingga nantinya tidak menyulitkan perusahaan itu sendiri, (Sumber :Mohammad Surya . 2004. Psikologi pembelajaran dan pengajara. Bandung : Pustaka Bani Quraisi)

 

Posted in EKONOMI | Leave a comment

Angket

ANGKETangket

Angket atau yang sering kita dengar dengan sebutan  Kuesioner merupakan sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan. Kuesioner / angket pada umumnya berbentuk pertanyaan tertulis kepada responden.

Kegunaan Angket

Angket dapat digunakan sebagai penelitian jika pengisi angket (Responden) merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka seorang responden harus dapat dipercaya, jangan sampai dalam mengisi angket memberkan jawaban yang asal asalan. Jumlah responden yang mengisi angket haruslah memenuhi kuota yang kita inginkan. Semakin banyak responden maka semakin akurat pula penelitian yang sedang kita uji. Pertanyaan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner / angket sebisa mungkin singkat padat dan jelas.

Beberapa keuntungan dari kuesioner/angket dibanding dengan lainnya yaitu kerahasiaan terjamin, Cepat, dan murah. Selain itu, peneliti tidak wajib hadir dalam pengisian angket / kuesioner.

Pertanyaan Kuesioner / Angket

Pada umumnya angket berisi tentang pertanyaan pertanyaan sebagi berikut :

  • Pertanyaan tentang pendapat,Pertanyaan ini berkaitan dengan perasaan dan sikap responden terhadap sesuatu.
  • Pertanyaan tentang persepsi diri,Pertanyaan tentang persepsi diri biasanya menyangkut bagaimana cara responden menilai sesuatu tentang perilakunya sendiri. Yaitu dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
  • Pertanyaan tentang fakta,Pertanyaan ini memuat sebuah fakta dari seorang resonden. Misalnya yaitu mengenai umur, pendidikan, agama. Selain itu, informasi yang diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta.

 

Hal hal yang harus diperhatikan

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan ketika kita membuat pertanyaan angket. Hal hal yang harus kita perhatikan yaitu :

  • Gunakan kata kata yang mudah dipahami, usahakan jangan menggunakan perkataan yang sulit
  • Jangan gunakan pertanyaan yang memiliki makna ambigu
  • Jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden
  • Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan

Skala Penelitian 

Beberapa Jenis Skala Penelitian yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

  • Skala Likert,Pertanyaan yang terkandung didalamnya meliputi kejadian atau gejala sosial. Misalnya yaitu : Setuju/tidak setuju , puas/tidak puas , dll.
  • Skala Guutman,Skala guttman digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan tegas. Misalnya Yakin-tidak, Benar-salah, Pernah-belum, Setuju-tidak setuju, Positif-negatif.
  • Skala Diferensial Semantik ,Skala perbedaan semantik (ilmu arti kata) berisi serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub).
  • Skala Rating ,Skala rating berisikan pertanyaan mengenai data penilaian kuantitatif yang ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
  • Skala Thrustone,Skala Thurstone merupakan skala penelitian yang menyajikan beberapa pernyataan yang berbeda, kemudian responden diminta memilih beberapa pernyataan yang dia setujui.

 

Posted in QUISIONER | Leave a comment

Bisnis (masalah&Solusi)

Masalah dan Solusi Dalam Bisnis

Masalah

Dalam bisnis tak lepas dari masalah,bisa masalah dalam lingkungan makro(organisasi dan perantaranya), maupun internal(permasalahan pribadi).
Masalah yg utama adalah:

  • Karena itu nyawanya berjalan atau tidaknya bisnis kita,dan merupakan pendorong.semakin tidak tau ilmu bisnis maka akan semakin berani dalam bisnis.tapi yang sudah tau,justru takut untuk melakukan.
  • Orang sukses bilang Bukan utama dan bukan syarat bisnis,halah aku tetep saja susah tanpa modal…
  • PERCAYA DIRI,percaya diri punya keinginan yg kuat tapi dalam dirinya tak yakin mampu atau tidak.
  • MENEJEMEN PRIBADI YANG TIDAK TERARAH.Seseorang bisa memenej organisasi maka dia bisa memenej dirinya sendiri.
  • Mulai membawa/jaringan,embrionya dari pergaulan,modal utama adalah bgaimana brorganisasi,karena jaringan itu pengganti modal.jaringan makin tinggi maka modal tidak jadi masalah…benarkah?? Hmmm
  • Kejujuran,amanah,menjadi patokan dalam internal bisnis.
  • Kalau kita berbisnis tak lepas dari sistim,satu sistim dengan sistim lainnya tdk terintegrasi maka sistim yg kecil harus berkembang dan mencari rekan yg berpotensi dengan baik.Jangan sampai orang2 ditempatkan yg tdk sesuai dengan bidangnya..Bagaimana kalau modal ada tapi motivasi tidak ada?,Jawabanya,maka bisnis itu tidak ada ruhnya.jadi diperlukan join dengan orang yg memiliki modal.

 

Solusi

Perkembangan dalam bisnis tidaklah mudah. Banyak sekali bisnis yang akhirnya mengalami ‘Stagnan’.

Lalu, apakah solusi yang cocok untuk menyembuhkan masalah ‘Stagnan’ dalam bisnis? Check this out!

  •  Re-Marketing Plan,Coba lihat dan kaji lagi marketing plan yang sudah kamu buat. Apakah sudah menggambarkan strategi yang baik? Apakah risetnya cukup? Apakah ada perubahan perilaku konsumen? Apa saja yang sudah competitor lakukan?. Berbagai pertanyaan tersebut harus mampu dijawab dengan baik dalam marketing plan.Perusahaan harus mampu merevisi marketing plan agar rencana yang akan datang membawa perubahan yang lebih baik, tidak seperti keadaan saat ini.
  • Efisiensi Sistem,Periksa lagi system bisnis, apakah sudah efisien? Apakah mendorong kreatifitas? Apakah hemat biaya dan tepat guna? Apakah standarisasi sudah dijalankan dengan baik?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin harus benar-benar dikaji ulang dan harus mampu dijawab dengan baik.System bisnis yang baik akan menghasilkan input-process-output yang baik. Apabila terjadi kesalahan, maka keseluruhan process tersebut bisa terganggu yang nantinya akan menghambat perkembangan perusahaan.
  • Hire a Right Person,Mungkin perusahaan perlu perubahan yang lebih besar agar dapat berkembang. Untuk itu, rekrutlah orang yang tepat di posisi yang sedang bermasalah saat ini.Rekrut orang yang punya ide dan visi yang fresh, jangan takut untuk menggaji lebih tinggi dari standar apabila memang dinilai kebijakan ini cukup layak.
  • Riset,Kunci dalam mengetahui apa sebenarnya masalah bisnis adalah riset. Baik riset internal maupun external, karena masalah mungkin saja tidak hanya dari dalam perusahaan, tapi juga dari luar.Bila sudah dapat inti dari permasalahan yang menyebabkan perusahaan tidak berkembang, maka kamu akan jauh lebih mudah mengambil langkah strategis selanjutnya.
  • Plan-Do-Check-ActLakukan semua proses diatas secara berkesinambungan, atau istilah umumnya: Plan-Do-Check-Act. Rencanakan, lakukan, evaluasi, dan lakukan lagi.Bila sebuah masalah sudah dideteksi dengan baik, maka kamu akan lebih mudah dalam menemukan solusi yang tepat untuk masalah bisnis yang sedang perusahaan kamu alami.(sumber NN)

 

Posted in BISNIS | Leave a comment

Bisnis

Perkembang Bisnis

Bisnis yang dilakukan pada zaman dahulu dilakukan secara tertutup dan sangat terbatas dan kecil, kegiatan ini hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan kemudian datanglah revolusi industri yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kegiatan bisnis.

Pada zaman dahulu kegiatan bisnis juga dilakukan oleh para nabi seperti diungkapkan dalam hadis HR Al-Hakim: Bahwasanya Nabi Daud adalah seorang ahli pertenunan (kain dan baju besi). Nabi Adam seorang petani, nabi Nuh seorang tukang kayu, nabi Idris seorang tukang jahit, sedangkan nabi Musa seorang pengembala. Demikian pula nabi Ibrahim adalah yang pertama kali mengurusi perkongsian sampai menjadi seorang konglomerat di zamannya (Mesir).

Begitu pula nabi Muhammad SAW sejak usia 7 tahun sudah mengembala kambing kemudian pada usia 9 tahun beliau ikut pamannya berniaga ke negeri Syam, isterinya sendiri Khadijah adalah seorang pengusaha yang sukses Dalam QS Al-Mulk ayat 15, QS Nuh ayat 19-2

Sehinga pada era globalisasi, kita dapat melihat bagaimana hebatnya persaingan bisnis perusahaan nasional, multinasional, perang ekonomi lewat perdagangan antar bangsa, yang saling berebut untuk menguasai pasar dunia dalam bidang barang danj asa.

Era indusutri dengan pionirnya Henry Ford pemilik dari Ford industri mendapatkan penghasilan sebesar 10 triliun pertamanya dalam kurun waktu karir kerja selama 25 tahun.Di masa ini barang siapa yang tidak bekerja maka dia tidak akan mendapatkan penghasilan,namun bagi yang bekerja dengan keras dan dengan prestasi yang cukup baik dalam ruang lingkup kerjanya akan mendapatkan jaminan pensiunan dari perusahaan.Tentunya jaminan tersebut jauh dari cukup karena sudah tidak bekerja lagi.

Era Teknologi,masa-masa dimana teknologi menjadi tolak ukur penghasilan yang tak terbatas.Karena semakin bagus mutu dari suatu tekhnologi maka yang menciptakan akan menciptakan suatu passive income yang tak terbatas dari hasil karya yang diciptakan dan menghasilkan royalti.Di masa ini yang menjadi pionir adalah Bill Gates pemilik Microsoft dengan penghasilan 10 triliun pertama setelah 12 tahun.Tentunya dengan menciptakan sebuah teknonogi komputer yang saat ini terus berkembang dan akan terus menciptakan royalti terus menerus bagi Bill Gates.

Era Informasi,yang di awali pada awal tahun 1990-an dan terus berkembang pesat sampai saat ini dan diyakini akan terus berkembang dari tahun ke tahun selanjutnya.Kecepatan dunia informasi akan memegang penuh dalam perkembangan dunia bisnis dimasa mendatang mulai dari industri kecil sampai industri besar,rumahan hingga pabrik,toko,sekolah,organisasi,marketing dan masih banyak lagi akan membutuhkan kecepatan dalam penyampaian bisnisnya.Dalam hal ini bisa dikatakan melalui jaringan internet/website yang akan selalu siap bersedia bekerja untuk Anda 24 jam non stop tanpa upah akan bekerja untuk Anda.Saat ini yang menjadi pionir di masa ini adalah Jeff Besos pemilik dari amazon.com (Toko Online terbesar dunia) dengan penghasilan 10 triliun pertama dalam kurun waktu 3 tahun perjalanan karir.

 

Posted in BISNIS | Leave a comment

PEMBELI

Beberapa tipe pembeli :

TIPE PEMBELI

  1. The decided customer (telah mengetahui dan memutuskan apa yang akan dibeli)

  2. The knows it all customer (pembeli yang mengetahui segalanya)

  3. The deliberate customers (pembeli yang yang menghendaki faktafakta dan advis tentang barang yang baik)

  4. The undecided customer (pembeli yang tidak bisa memutuskan ukuran, warna dari barang yang akan dibeli)

  5. The talkative customer (pembeli senang ngobrol, tapi tidak mengarah pada pembelian)

  6. The silent timid customer (pembeli yang canggung dan merasa takut kurangnya pengetahuan tentang arang akan diketahui kalai ia bertanya)

  7. The decided but mistaken customer (pembeli yang memutuskan mendatangi toko dengan suatu keputusan untuk mebeli suatu barang tertentu)

  8. The I get discount costomer (konsumen yang selalu menghendaki diskon)

Posted in MANAJEMEN PEMASARAN | Leave a comment

BISNIS

  • Lingkungan Bisnis Kontemporer

Wahjudi Prakarsa (1994) menyatakan bahwa perubahan lingkungan usaha yang berlangsung sejak dasawarsa 1980-an telah membawa dampak yang sangat besar terhadap misi dan strategi perusahaan. Perubahan yang didorong revolusi informasi dan komunikasi membuat para konsumen menjadi makin menuntut.

Selanjutnya, perubahan ini telah megubah fungsi obyektif perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tidak lagi ditentukan oleh fungsi obyektif yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, karena fungsi obyektif tersebut pada hakekatnya hanya merupakan akibat, bukan sebab, dari aktivitas penciptaan nilai tambah. Fungsi obyektif perusahaan kini diarahkan pada kepuasan pelanggan.

Perubahan Paradigma Organisasi dan Manajemen

Pada era revolusi industry, kemajuan teknologi produk dan proses menyebabkan terjadinya perubahan sifat produksi dari produk satuan menurut pesanan berturut-turut ke small batch products, large batch product dan akhirnya ke commodity products. Sejalan dengan perkembangan teknologi produk dan proses terjadi pula perubahan secara bertahap terhadap konsumen. Konsumen secara bertahap pula menjadi makin rewel walaupun belum pada tingkatan yang relative tinggi. Dengan kata lain terjadi perubahan dominasi pasar secara bertahap dari sellers market ke buyers market.

Pada era revolusi informasi perubahan dominasi pasar akan berlanjut karena pasar akan makin didominasi oleh para konsumen yang makin demanding aau cerewet, yang tidak puas dengan barang produksi missal. Dengan demikian terdapat kecenderungan proses produksi masa berbalik arah berturut-turut ke large batch product, small batch product, bahkan ke custom product.

Beberapa perbedaan penting tentang perubahan pasar dan sifat produksi pada Era Revolusi Industri dan Era Revolusi Informasi, tampak pada table sebagai berikut :

 

Perubahan Pasar Dan Sifat Produksi Pada Era Revolusi Industry Dan Era Revolusi Informasi

Era Revolusi Industri Era  Revolusi Informasi
Evolusi dan custom product, small batch products, large batch products dan akhirnya commodity products. Perubahan dari commodity products ke large batch products, small batch products dan akhirnya kembali ke custom products.
Kecenderungan untuk melakukan vertical integration (administrative hierarchies) Kecenderungan kea rah mekanisme pasar (market mechanism)
Konsumen belum begitu cerewet Konsumen cenderung makin cerewet
Big is beautiful Small is beautiful
Product life cycle relative panjang Product life cycle makin pendek
Persaingan dalam skala nasional dan internasional Persaingan dalam skala global GATT, APEC

Teknik Manajemen Kontemporer

Para manajer biasanya menggunakan teknik-teknik berikut ini untuk mengimplementasikan strategi perusahaan dalam mencapai keberhasilan pada faktor-faktor keberhasilan kritis seperti :

  • Benchmarking,adalah proses identifikasi factor keberhasilan kritis (critical success factors),mempelajari tentang praktik-praktik yang pernah dilakukan oleh perusahaan lain dan kemudian mengimplementasikan perbaikan dalam proses perusahaan untuk kinerja yang sama dengan para pesaingnya.
  • Total Quality Management (TQM),adalah teknik manajemen mengembangkan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik untuk meyakinkan bahwa produk dan jasa perusahaan memenuhi harapan pelanggan.Upaya ini meliputi peningkatan funsional produk,kehandalan,ketahanan dan kemudahan produk untuk diperbaiki
  • Continous Improvement,adalah konsep kaizen di Jepang yang dilakukan manajemen untuk melakukan perbaikan kuaitas dan factor-faktor keberhaasilan kritis.PErgeseran paradigm ke perbaikan berkelanjutan disebabkan oleh semakin terbulennya lingkungan bisnis dan persaingan semakin ketat yang dihadapi perusahaan.Oleh karena itu,personel perusahaan dituntut untuk senantiasa memiliki keyakinan dasar yang membimbing mereka untuk melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap system dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi costumer.
  • Activity-Based Costing (ABC),adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas guna meningkatkan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya .Teknik manajemen dengan paradigm baru (ABC) didesain untuk semua jenis perusahaan, baik perusahaan manufaktur,perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Di masa mendatang, ABC akan mejadi system informasi yang berpotensi besar sebagai alat pemantau rencana yang efektif karena informasinya dijadikan dasar untuk mengelola aktivitas.
  • Activity-Based Management (ABM),adalah teknik manajemen untuk melakukan analisis aktivitas gna meningkatkan pengendalian operasional dan pengendalian manajemen.ABM memiliki dua dimensi yaitu :
  • Dimensi biaya,bermanfaat memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas ,produk dan pelanggan.
  • Dimensi proses,bermanfaat memberikan informasi tentang aktivitas apa saja yang dilakukan,mengapa aktivitas itu dilakukan dan seberapa baik dilakukan.
  • Reengineering,adalah teknik manajemen untuk melakukan rekayasa ulang fungsi organisasi dan manajemennya untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Di era kompetisi global,banyak perusahaan melakukan rekayasa ulang sebagai paya untuk menurunkan biaya operasional dan biaya manajemen.
  • Theory of Constraint (TOC),adalah strategi untuk membantu perusahaan scara efektif meningkatkan factor keberhasilan kritis yang sangat penting seperti identifikasi dari eliminasi kesenjangan dalam proses produksi
  • Mass Custimization,adalah manajemen dimana pemasaran dan proses produksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menangani meningkatnya variasi yang timbul dari pengiriman produk pemesanan dan jasa kepada pelanggan.
  • Target Costing,adalah teknik manajemen untuk melakukan reduksi biaya produk agar harga kompetitif dan perusahaan sudah mendapatkan laba yang diinginkan. Formula untuk target biaya = harga yang ditentukan pasar-laba yang diinginkan.
  • Life-Cycle Costing,adalah teknik manajemen untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selamasiklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi :
  • Riset dan pengembangan
  • Desain produk termasuk membuat prototype, menerapkan target costing dan pengujian
  • Produksi,inspeksi,pengepakan dan penggudangan
  • Pemasaran, promosi, dan distribusi
  • Pelayanan pelanggan

 

  • Balanced Scorecard,adalah teknik manajemen untuk melaporkan informasi stratejik baik yang bersifat keangan dan non keuangan yang memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kompetitif. Ada empat pespektif dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yaitu :
  • Perspektif keuangan
  • Perspektif pelanggan
  • Perspektif proses bisnis internal
  • Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

 

Posted in BISNIS | Leave a comment

SOSIOLOGI

SIFAT SOSIOLOGI

  1. Sosiologi Bersifat Empiris,Artinya Sosiologi merupakan ilmu yang berdasar dari hasil pengamatan (observasi) dan penalaran terhadap berbagai kenyataan sosial yang terjadi dan hasil dari observasi ini tidak bersifat spekulasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiologi bukanlah ilmu yang hanya didasarkan oleh pemikiran-pemikiran individu, namun tetap berdasar kepada hasil pengamatan yang sesuai akal sehat (kenyataan). Karena sesuai dengan pengamatan dan penalaran, maka ilmu sosiologi merupakan kenyataan (dapat dirasakan oleh pancaindra manusia melalui pengamatan), dan harus rasional (sesuai akal budi) berdasarkan penalaran. Artinya sosiologi bukanlah ilmu yang berlawanan dengan kenyataan dan akal, sosiologi merupakan ilmu yang faktual.
  2. Sosiologi Bersifat Teoritis,Artinya Sosiologi merupakan ilmu yang selalu berusaha mendapatkan suatu kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan penalaran agar dapat menyusun kerangkan dan menghasilkan teori keilmuan. Kesimpulan tersebut merupakan kerangka-kerangka dari unsur-unsur yang nyata dan masuk akal yang bertujuan untuk menjelaskan sebab akibat sehingga menghasilkan suatu teori. Teori yang dihasilkan ini merupakan perwujudan dua variabel yang telah diuji kebenarannya. Jadi Teori dalam ilmu sosiologi bukanlah hal yang tidak jelas asal usulnya, melainkan suatu teori yang berdasar pada fakta.
  3. Sosiologi Bersifat Kumulatif,Artinya sosiologi merupakan ilmu yang Teori-teori merupakan pengembangand dari teori lama yang sudah ada. Jadi Teori-teori sosiologi merupakan hasil dari perbaikan, perluasan, dan memperdalam, juga memperhalus teori/ilmu lama. Misalnya Tentang Teori Hukum yang dikaitkan dengan interaksi sosial, karena dalam menjalani kehidupan sosial, kita tidak boleh melanggar hukum.
  4. Sosiologi Bersifat Nonetis,Artinya, Sosiologi tidak mempermasalahkan tentang baik atau buruknya suatu fakta, melainkan lebih mementingkan penjelasan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

 

Posted in Umum | Leave a comment

Ilmu

Pengertian Ilmu

Apakah ilmu itu?, ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan, baik natura atau pun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. Sedangkan Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti empiris. Sementara itu, Sikun Pribadi (1972:1-2) merumuskan pengertian ilmu secara lebih rinci (ia menyebutnya ilmu pengetahuan), bahwa:

“Obyek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-data, diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegratif. Keseluruhan integratif itu kita sebut ilmu pengetahuan.”

Di lain pihak, Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan secara logis.

Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain)

  • Syarat-Syarat Ilmu :

Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu apabila dapat memenuhi persyaratan-persyaratan, sebagai berikut

  1. ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek material dan obyek formal. Obyek formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu. Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.
  2. ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu. Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah. Dalam hal ini, Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilimiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Almack (1939) mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi. Selanjutnya pada bagian lain Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria metode ilmiah dalam perspektif penelitian kuantitatif, diantaranya: (a) berdasarkan fakta, (b) bebas dari prasangka, (c) menggunakan prinsip-prinsip analisa, (d) menggunakan hipotesa, (e) menggunakan ukuran obyektif dan menggunakan teknik kuantifikasi. Belakangan ini berkembang pula metode ilmiah dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1996:9-12) mengemukakan ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian kualitatif, diantaranya : (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau natural setting, (b) peneliti sebagai instrumen penelitian, (c) sangat deskriptif, (d) mementingkan proses maupun produk, (e) mencari makna, (f) mengutamakan data langsung, (g) triangulasi, (h) menonjolkan rincian kontekstual, (h) subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti, (i) mengutama- kan perspektif emic, (j) verifikasi, (k) sampling yang purposif, (l) menggunakan audit trail, (m)partisipatipatif tanpa mengganggu, (n) mengadakan analisis sejak awal penelitian, (o) disain penelitian tampil dalam proses penelitian.
  3. Pokok permasalahan(subject matter atau focus of interest). ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan dikaji. Mengenai focus of interest ini Husein Al-Kaff dalam Kuliah Filsafat Islam di Yayasan Pendidikan Islam Al-Jawad menjelaskan bahwa ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka masalah masalah yang sederhana tidak menjadi sederhana lagi. Masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit, dari sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit (complicated). Oleh karena masalah-masalah itu dibawa ke dalam pembedahan ilmu, maka ia menjadi sesuatu yang diperselisihkan dan diperdebatkan. Perselisihan tentangnya menyebabkan perbedaan dalam cara memandang dunia (world view), sehingga pada gilirannya muncul perbedaan ideologi (Husein Al-Kaff, Filsafat Ilmu,)
  • Karakteristik Ilmu

Di samping memiliki syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan beberapa ciri umum ilmu, yaitu : (1) hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama, (2) Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan (3) obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi. Pendapat senada diajukan oleh Ralph Ross dan Enerst Van den Haag bahwa ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif (Uyoh Sadulloh,1994:44).

Sementara, dari apa yang dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996:307-308) tentang pengertian ilmu dapat didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal

Sementara itu, Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut : (1) obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak berdasarkan pada emosional subyektif, (2) koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan; (3) reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi, (4) valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal maupun eksternal, (5) memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum, (6) akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi, dan (7) dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal. (Sumber:Moh. Nazir, Ph.D )

Posted in sosial, Umum | Leave a comment

STRATEGI

10 Pengertian Strategi Menurut Para Ahli

  1. Carl Von Clausewitz. Stategi merupakan pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan sebuah peperangan. Dan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
  2. Halim. strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal  yang dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya.
  3. Morrisey mengatakan bahwa strategi ialah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan supaya dapat tercapai segala misinya.
  1. Pearce dan Robinson, strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu perusahaan, yang mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia harus bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.
  2. Rangkuti mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
  3. Craig dan Grant. Menurut mereka strategi yaitu penetapan tujuan dan sasaran dalam jangka panjang (Targeting and long-term goals).
  4. Johnson dan Scholes, yang dimaksud strategi ialah arah dan ruang lingkup dari sebuah organisasi atau lembaga dalam jangka panjang., yang mencapai keuntungan melalui konfigurasi dari sumber daya dalam lingkungan yang menantang, demi memenuhi kebuthan pasar dan suatu kepentingan.
  5. Siagaan. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan diterapkan seluruh jajaran dalam suatu organisasi demi pencapaian tujuan organisasi tersebut.
  1. Kaplan dan Norton. Strategi merupakan seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect yakni suatu hubungan yang bisa diekspresikan dengan hubungan antara ifdan
  2. Syafrizal. menurutnya strategi ialah cara untuk mencapai sebuah tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor eksternal dan internal.

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI, MANAJEMEN | Leave a comment