ALLAH SWT. SATU-SATUNYA PEMBERI REZEKI

Kita telah mengetahui bahwa Allah satu-satunya pemberi rizki. Rizki sifatnya umum, yaitu segala sesuatu yang dimiliki hamba, baik berupa makanan dan selain itu. Dengan kehendak-Nya, kita bisa merasakan berbagai nikmat rizki, makan, harta dan lainnya. Namun mengapa sebagian orang sulit menyadari sehingga hatinya pun bergantung pada selain Allah. Lihatlah di masyarakat kita bagaimana sebagian orang mengharap-harap agar warungnya laris dengan memasang berbagai penglaris. Agar bisnis komputernya berjalan mulus, ia datang ke dukun dan minta wangsit, yaitu apa yang mesti ia lakukan untuk memperlancar bisnisnya dan mendatangkan banyak konsumen. Semuanya ini bisa terjadi karena kurang menyadari akan pentingnya aqidah dan tauhid, terurama karena tidak merenungkan dengan baik nama Allah “Ar Rozzaq” (Maha Pemberi Rizki).

Allah Satu-Satunya Pemberi Rizki

Sesungguhnya Allah adalah satu-satunya pemberi rizki, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ

Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)

Tidak ada yang berserikat dengan Allah dalam memberi rizki. Oleh karena itu, tidak pantas Allah disekutukan dalam ibadah, tidak pantas Allah disembah dan diduakan dengan selain. Dalam lanjutan surat Fathir, Allah Ta’ala berfirman,

لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ

Tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah; maka mengapakah engkau bisa berpaling (dari perintah beribadah kepada Allah semata)?” (QS. Fathir: 3)

Selain Allah sama sekali tidak dapat memberi rizki. Allah Ta’ala berfirman,

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ

Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73)

Seandainya Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu rizki tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2). Itu memang benar, tidak mungkin ada yang dapat memberikan makan  dan minum ketika Allah menahan rizki tersebut.

Allah Memberi Rizki Tanpa Ada Kesulitan

Allah memberi rizki tanpa ada kesulitan dan sama sekali tidak terbebani. Ath Thohawi rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata, “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,

يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ

Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari). Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.”[1]

Dalam hadits dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ اللَّهَ قَالَ لِى أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ ». وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَمِينُ اللَّهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُذْ خَلَقَ السَّمَاءَ وَالأَرْضَ فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِى يَمِينِهِ »

“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR. Bukhari no. 4684 dan Muslim no. 993)

Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang setiap rizki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya.”[2]

Allah Menjadikan Kaya dan Miskin dengan Adil

Allah memiliki berbagai hikmah dalam pemberian rizki. Ada yang Allah jadikan kaya dengan banyaknya rizki dan harta. Ada pula yang dijadikan miskin. Ada hikmah berharga di balik itu semua. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ

Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki.” (QS. An Nahl: 71)

Dalam ayat lain disebutkan,

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا

Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Isro’: 30)

Dalam ayat kedua di atas, di akhir ayat Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. Ibnu Katsir menjelaskan maksud penggalan ayat terakhir tersebut, “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat manakah di antara hamba-Nya yang pantas kaya dan pantas miskin.” Sebelumnya beliau rahimahullah berkata, “Allah menjadikan kaya dan miskin bagi siapa saja yang Allah kehendaki. Di balik itu semua ada hikmah.”[3]

Di tempat lain, Ibnu Katsir menerangkan firman Allah,

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27) Beliau rahimahullah lantas menjelaskan,“Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh , tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.”

Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan lagi, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”[4]

Dalam sebuah hadits disebutkan,

إن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا بالغنى ولو أفقرته لكفر، وإن من عبادى من لا يصلح إيمانه إلا الفقر ولو أغنيته لكفر

Sesungguhnya di antara hamba-Ku, keimanan barulah menjadi baik jika Allah memberikan kekayaan padanya. Seandainya Allah membuat ia miskin, tentu ia akan kufur. Dan di antara hamba-Ku, keimanan barulah baik jika Allah memberikan kemiskinan padanya. Seandainya Allah membuat ia kaya, tentu ia akan kufur”.[5] Hadits ini dinilai dho’if(lemah), namun maknanya adalah shahih karena memiliki dasarshahih dari surat Asy Syuraa ayat 27.

Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Ketahuilah bahwa kaya dan miskin bukanlah tanda orang itu mulia dan hina. Karena orang kafir saja Allah beri rizki, begitu pula dengan orang yang bermaksiat pun Allah beri rizki. Jadi rizki tidak dibatasi pada orang beriman saja. Itulah lathif-nya Allah (Maha Lembutnya Allah). Sebagaimana dalam ayat disebutkan,

اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيزُ

Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy Syura: 19)

Sifat orang-orang yang tidak beriman adalah menjadikan tolak ukur kaya dan miskin sebagai ukuran mulia ataukah tidak. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (35) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (36) وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آَمِنُونَ (37)

Dan mereka berkata: “Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak (daripada kamu) dan Kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang Tinggi (dalam syurga).” (QS. Saba’: 35-37)

Orang-orang kafir berpikiran bahwa banyaknya harta dan anak adalah tanda cinta Allah pada mereka. Perlu diketahui bahwa jika mereka, yakni orang-orang kafir diberi rizi di dunia, di akherat mereka akan sengsara dan diadzab. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyanggah pemikiran rusak orang kafir tadi dalam firman-Nya,

نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ

Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 56)

Bukanlah banyaknya harta dan anak yang mendekatkan diri pada Allah, namun iman dan amalan sholeh. Sebagaiman dalam surat Saba’ di atas disebutkan,

وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا

“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh.” Penjelasan dalam ayat ini senada dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian” (HR. Muslim no. 2564, dari Abu Hurairah)

Kaya bisa saja sebagai istidroj dari Allah, yaitu hamba yang suka bermaksiat dibuat terus terlena dengan maksiatnya lantas ia dilapangkan rizki. Miskin pun bisa jadi sebagai adzab atau siksaan. Semoga kita bisa merenungkan hal ini.

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menerangkan firman Allah,

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku“. (QS. Al Fajr: 15-16); beliau rahimahullah berkata, “Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala mengingkari orang yang keliru dalam memahami maksud Allah meluaskan rizki. Allah sebenarnya menjadikan hal itu sebagai ujian. Namun dia menyangka dengan luasnya rizki tersebut, itu berarti Allah memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu hanyalah ujian. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لا يَشْعُرُونَ

Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

Sebaliknya, jika Allah menyempitkan rizki, ia merasa bahwa Allah menghinangkannya. Sebenarnya tidaklah sebagaimana yang ia sangka. Tidaklah seperti itu sama sekali. Allah memberi rizki itu bisa jadi pada orang yang Dia cintai atau pada yang tidak Dia cintai. Begitu pula Allah menyempitkan rizki pada pada orang yang Dia cintai atau pun tidak.  Sebenarnya yang jadi patokan ketika seseorang dilapangkan dan disempitkan rizki adalah dilihat dari ketaatannya pada Allah dalam dua keadaan tersebut. Jika ia adalah seorang yang berkecukupan, lantas ia bersyukur pada Allah dengan nikmat tersebut, maka inilah yang benar. Begitu pula ketika ia serba kekurangan, ia pun bersabar.”[6]

Sebab Bertambah dan Barokahnya Rizki

Takwa kepada Allah adalah sebab utama rizki menjadi barokah. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan mengenai Ahli Kitab,

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ

Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (QS. Al Maidah: 66)

Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ القُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al A’rof: 96)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluark, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).” (QS. Al Jin: 16)

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

Sebab Berkurang dan Hilangnya Barokah Rizki

Kebalikan dari di atas, rizki bisa berkurang dan hilang barokahnya karena maksiat dan dosa. Mungkin saja hartanya banyak, namun hilang barokah atau kebaikannya. Karena rizki dari Allah tentu saja diperoleh dengan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman,

ظَهَرَ الفَسَادُ فِي البَرِّ وَالبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Rum: 41). Yang dimaksudkan kerusakan di sini—kata sebagian ulama–  adalah kekeringan, paceklik, hilangnya barokah (rizki). Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Yang dimaksudkan kerusakan di sini adalah hilangnya barokah (rizki) karena perbuatan hamba. Ini semua supaya mereka kembali pada Allah dengan bertaubat.” Sedangkan yang dimaksud dengan kerusakan di laut adalah sulitnya mendapat buruan di laut. Kerusakan ini semua bisa terjadi karena dosa-dosa manusia.[7]

Yang Penting Berusaha dan Tawakkal

Keimanan yang benar rizki bukan hanya dinanti-nanti. Kita bukan menunggu ketiban rizki dari langit. Tentu saja harus ada usaha dan tawakkal, yaitu bersandar pada Allah. Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”[8]

Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As Suyuthi mengatakan, “Al Baihaqi mengatakan dalam Syu’abul Iman:

Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rizki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rizki karena burung tersebut pergi di pagi hari untuk mencari rizki. Jadi, yang dimaksudkan dengan hadits ini –wallahu a’lam-: Seandainya mereka bertawakkal pada Allah Ta’ala dengan pergi dan melakukan segala aktivitas dalam mengais rizki, kemudian melihat bahwa setiap kebaikan berada di tangan-Nya dan dari sisi-Nya, maka mereka akan memperoleh rizki tersebut sebagaimana burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar, kemudian kembali dalam keadaan kenyang. Namun ingatlah bahwa mereka tidak hanya bersandar pada kekuatan, tubuh, dan usaha mereka saja, atau bahkan mendustakan yang telah ditakdirkan baginya. Karena ini semua adanya yang menyelisihi tawakkal.”[9]

Rizki yang Paling Mulia

Sebagian kita menyangka bahwa rizki hanyalah berputar pada harta dan makanan. Setiap meminta dalam do’a mungkin saja kita berpikiran seperti itu. Perlu kita ketahui bahwa rizki yang paling besar yang Allah berikan pada hamba-Nya adalah surga (jannah). Inilah yang Allah janjikan pada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Surga adalah nikmat dan rizki yang tidak pernah disaksikan oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah tergambarkan dalam benak pikiran. Setiap rizki yang Allah sebutkan bagi hamba-hamba-Nya, maka umumnya yang dimaksudkan adalah surga itu sendiri. Hal ini sebagaimana maksud dari firman Allah Ta’ala,

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Supaya Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezki yang mulia.” (QS. Saba’: 4)

وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللهُ لَهُ رِزْقًا

Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.” (QS. Ath Tholaq: 11)[10]

Jika setiap kita memahami hal ini, yang Allah satu-satunya pemberi rizki dan sungguh Allah benar-benar yang terbaik bagi kita, maka tentu saja kita tidak akan menggantungkan hati pada selain Allah untuk melariskan bisnis. Allah Ta’ala sungguh benar-benar Maha Mencukupi. Allah Maha Mengetahui manakah yang terbaik untuk hamba-Nya, sehingga ada yang Dia jadikan kaya dan miskin. Setiap hamba tidak perlu bersusah payah mencari solusi rizki dengan meminta dan menggantungkan hati pada selain-Nya. Tidak perlu lagi bergantung pada jimat dan penglaris. Gantilah dengan banyak memohon dan meminta kemudahan rizki dari Allah. Wallahu waliyyut taufiq. (*)Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

AL BAQARAH 286

ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG DILUAR KEMAMPUAN

ALBAQARAH 286

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Baqarah 286)

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Keutamaan Surat Adh Dhuha

Keutamaan Surat Adh Dhuha

SURAT AD DUHASurat Adh Dhuha adalah surat ke 93, terdiri dari 11 ayat. Dinamakan Adh Dhuha karena diambil dari lafal Adh Dhuha yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya : waktu naik matahari sepenggalahan.

Surat Adh Dhuha berisi keterangan mengenai bimbingan dan pemeliharaan Allah swt terhadap Nabi Muhammad saw dengan cara tak putus-putusnya, dan mengandungi pula perintah kepada Nabi Muhammad saw supaya mensyukuri segala nikmat yang ada. Di dalam surat ini ditegaskan larangan menghina anak yatim dan menghardik orang yang minta-minta.

Khasiat dari Surat Adh Dhuha adalah :

  1. Apabila orang membiasakan membaca surat ini setiap pagi (waktu matahari terbit) dan petang (waktu matahari terbenam) 7 kali, Insya Allah dia akan selamat dari pencurian atau kehilangan barang.
  1. Untuk mengembalikan anaknya atau keluarganya yang lari dari rumah.

Sholat Dhuha 6 rakaat tiap-tiap hari Jum’at selama anak atau keluarganya yang hilang belum kembali. Selesai sholat membaca surat Adh Dhuha 7 kali kemudian berdoa :

اَللَّهُمَّ يَا غِنِيُّ يَا مُغْنِي، يَا رَآدَّ كُلِّ غَانِبِ، يَا جَامِعَ الشَّتَّاتِ يَا مَقَالِدَ الْاُمُوْرِ بِيَدِهِ. اِجْمَعْ عَلَيَّ ضَائِعِى وَآبِقِى اِنَّهُ لَا جَامِعَ لَهُ اِلَّا اَنْتَ.

Insya Allah, anak atau keluarga yang lari atau hilang akan segera kembali dengan baik dan selamat.

3.Orang yang membiasakan membaca surat ini setiap hari sebanyak 40 kali dan setelah itu berdoa seperti dibawah ini:

اَللَّهُمَّ يَا غِنِيُّ يَا مُغْنِي، اِغْنِنِى غِنًا لَا اَخَافُ بَعْدَهُ فَقْرًا وَاهْدِنِى فَاِنِّى ضَالٌّ وَعَلِّمْنِى فَاِنِّى جَاهِلٌ.

Maka Allah akan mengutus suatu makhluk untuk memberitahu tentang sesuatu yang bakal terjadi atas dirinya, baik pada waktu tidur atau waktu jaga.

Sumber:Bloq Islami,Mu’jizat Alqur’an

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Malam Lailatul Qadar

SHOLATPengertian Malam Lailatul Qadar

Banyak orang menyebut Lailatul Qadar adalah malam seribu bulan, namun kurang bisa menjelaskan rincian detailnya. Nah dikutip dari tokoh Islam Quraish Shihab, kata Qadar sesuai penggunaanya dalam ayat-ayat Al-Qur’an memiliki tiga makna antara lain:

  • Malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pengertian malam Lailatul Qadar ini dapat ditemukan pada Surat Ad-Dukhan ayat 3-5 “Sesungguhnya Kami menurunkan (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kami yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan penuh hikmah, yaitu urusan yang besari di sisi Kami”.
  • Malam penuh kemuliaan,Malam seribu bulan Lailatul Qadar adalah saat mulai yang tiada bandingannya karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Anda dapat menjumpai pengertian ini pada Surat Al-An’am (6):91 tentang kaum musyrik “Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan Kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allag tidak menurunkan sesuatu pada Masyarakat”.
  • Malam sempit,Pengertian ini mengacu pada banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti dituliskan pdalam surat Al-Qadr atai surat Ar-Ra’d ayat 26. Malam Lailatul Qadar juga memiliki keutamaan yang tidak dimiliki malam lainnya, karena mala mini lebih baik dari seribu bulan. Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah mengatakan bahwa siapapun yang mengerjakan ibadah di malam ini maka pahalanya setara dengan 83 tahun lebih.

 

Tanda Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar disebutkan jatuh pada hari-hari yang berbeda pada Ramadan setiap tahunnya. Meski malam lailatul qadar jatuh pada hari apa belum ada yang bisa memastikan, namun disebutkan bahwa malam istimewa ini hatuh pada salah satu malam di 10 malam terakhir Ramadan

Hal ini seiring dengan hadist dari Aisyah yang menyatakan “Rasulullah SAW beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan Beliau bersabda, yang artinya: Carilah Malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 thari terakhir bulan Ramadan (HR: Bukhari dan Muslim)”.

Terdapat pula beberapa tanda malam Lailatul Qadar yang telah diriwayatkan beberapa orang, yakni:

  • Matahari tidak terbit dalam keadaan menyilaukan di pagi hari, seperti halnya bejana kuningan (HR Muslim).
  • Malam Lailatul Qadar tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sina matahari di pagi harinya tidak menyilaukan (HR Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar).

Orang yang beruntung mendapatkan mala mini juga memiliki karakteristik tertentu. Ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar terbagi menjadi beberapa, antara lain ia akan melihat seluruh benda dan makhluk di muka bumi bersujud kepada Allah atau mendengar salam dari malaikat dan tutur katanya.

Beberapa ciri tanda orang mendapatkan Lailatul Qadar juga akan melihat semuanya terang benderang walaupun di tengah malam dan orang yang mendapatkan Malam Lailatul Qadar juga akan dikabulkan segala doanya. Meski demikian, beberapa orang juga mendapatkan Lailatul Qadar meski tidak diisyaratkan melihat tanda apapun.

Amalan dan Doa Lailatul Qadar, Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan agar Anda mendapatkan malam seribu bulan ini antara lain:

  1. Mengerjakan Sholat Lailatul Qadar
  2. Membaca doa-doa dan meminta ampunan kepada Allah.
  3. Memperbanyak dzikir dan istighfar.
  4. Membaca Al-Qur’an.
  5. Memperbanyak salat dan ibadah lainnya.

Terkait dengan pengerjaan sholat Lailatul Qadar, hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW melalui hadist riwayat Ibnu  Abbas dalam kitab Durratun Nashihin hal. 172 yang berbunyi:

Dari Nabi Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda:

“Barangsiapa yang menjalankan sholat pada malam Lailatul Qadr sebanyak 2 (dua) rokaat, didalam setiap rokaatnya setelah membaca Al Fatihah (1) satu kali, kemudian membaca surat Al-Ikhlas 7 (tujuh) kali dan setelah salam membaca Astaghfirullahal azhiim wa atubu ilaih 70 (tujuh puluh) kali, maka selama dia mendirikannya Allah akan mengampuni dirinya dan kedua orang tuanya dan Allah Ta’ala akan mengutus Malaikat untuk menanam (untuknya) pepohonan di Surga, membangun gedung-gedung dan mengalirkan sungai-sungai didalamnya, dan dia (orang yg menjalankan sholat Lailatul Qadr) tidak akan keluar dari dunia sehingga dia pernah melihat seluruhnya.“ (HR: Ibnu Abbas)

Adapun cara melakukan shalat Sunnah Lailatul Qadr Tersebut adalah dilaksanakan dengan sedikitnya 2 Rakaat 1 kali salam/ 4 satu kali salam tanpa tasyahud awal / 6 hingga 12 rakaat dengan masing2 dua rokaat 1 salam-dua rokaat 1 salam, dengan terlebih dahulu membaca niat seperti ini:

Niat Sholat Lailatul Qadar Lafadz Arab

اُصَلِىّ سُنَّةً فِى لَيْلَةُ اْلقَدْرِ اَرْبَعَ رَكَعَةٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Bahasa Latin: Ushali sunnatan fi Lailatul Qodr, Arba’a Raka’atin Mustaqbilal Qiblat, Lillahi Ta’ala.
Artinya: Saya niat sholat Malam Lailatul Qadar empat rakaat hanya karena Allah

  • Tata cara sholat Lailatul Qadar

Laksanakan seperti syarat rukun Shalat, dengan bacaan tiap rakaat setelah membaca fatihah, kemudian membaca ikhlas 7 kali atau At-Takatsur 1 kali kemudian Al ikhlas 3 kali atau Al-Qadr sebanyak 3 kali Hingga Salam.

Setelah melakukan sholat kita bisa melanjutkan dengan membaca dzikir dan juga membaca doa. Bagaimana bacaan doa di malam lailatu qadar? adakah yang sudah tahu? Nah bagi yang belum tahu, tim Batu Media akan berbagi tentang bacaan doa yang sering kita dengar selama ini:

  • Doa Lailatul Qadar (bahasa arab)

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Bahasa latin: Allahumma Innaka ‘Afuwwun, Tuhibbul ‘Afwa, Fa’fu ‘Anni
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha pemaaf dan pemurah maka maafkanlah diriku.

Posted in AGAMA | Leave a comment

SURAT YUSUF (4)

SEMOGA KITA SELALU DISENANGI OLEH SEMUA ORANG YANG ADA DISEKITAR KITA…….AMIIN

SURAT YUSUF AYAT 4

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

HIKMAH 30 HARI DI BULAN RAMADHAN

30 HARI PUASARasulullah SAW bersabda bahwa pada Bulan Ramadhan dibagi menjadi 3 bagian diantaranya :

(1). Pada 10 hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Pada 10 hari itu, banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada kita. Oleh krena itu sebaiknya di 10 hari pertama ini, kita byk berdoa dan beribadah kepada Allah agar setiap hari kita berada di dalam rahmatNya.

(2) Kemudian 10 hari kedua di Bulan Ramadhan adalah maghfirah, Pada 10 hari kedua bnyak sekali dosa yg diampunkan bila kita bertaubat. Pada 10 hari kedua hendaklah kita memperbanyak sholat malam, berdoa dan dzikir,serta banyak2 bermuhasabah diri/bertaubat nasuhah. Karena pada sepuluh hari kedua ini adalah kesempatan kita untuk mengurangi dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Dan hendaknya kita berdoa dan dzikir untuk memohon ampunan Allah agar di ampuni dari dosa-dosa dan di jauhkan dari siksa api neraka.

(3). Dan sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah penghindaran diri dari siksa api neraka. Sepuluh hari terakhir inilah kesempatan kita untuk menyucikan diri kita dan banyak2 berdoa agar kita senantiasa dihindarkan dari api neraka. Pada 10 hari terakhir ini terdapat pula malam lailatul Qadr, yaitu malam yang lebih mulia dari seribu bulan (QS. Al-Qadr). Oleh karena itu, hendaknya di 10 hari terakhir, kita benar – benar berjuang untuk mendapatkan lailatul Qadr.

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

Tiga Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Tiga Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Ada tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Raihlah keutamaan tersebut dengan terus memperbanyak doa.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do’a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 66).

Pernyataan yang dikatakan oleh Ibnu Katsir menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah salah waktu terkabulnya do’a. Namun do’a itu mudah dikabulkan jika seseorang punya keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, “Terkabulnya do’a itu dikarenakan benarnya i’tiqod, kesempurnaan ketaatan karena di akhir ayat disebutkan, ‘dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran’.” (Majmu’ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Perihal Ramadhan adalah bulan do’a dikuatkan lagi dengan hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul Ahadits, 9: 224)

Ada tiga waktu utama terkabulnya do’a di bulan Ramadhan:

1- Waktu sahur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).

2- Saat berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

3- Ketika berbuka puasa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

(Sumber :Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, Artikel Rumaysho.Com)

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

KEISTIMEWAAN HARI JUM’AT

KEISTIMEWAAN HARI JUM’AT

  1. Bahwasanya ia adalah sebaik-baik hari.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu dari Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam beliau bersabda,

خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه أدخل الجنة وفيه أخرج منها ولا تقوم الساعة إلا في يوم الجمعة

Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya (hari cerah) adalah hari Jum’at, (karena) pada hari ini Adam diciptakan, hari ini pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, dan tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR Muslim).

  1. Hari ini mengandung kewajiban sholat Jum’at

Kewajiban sholat Jum’at merupakan sebesar-besar kewajiban Islam yang paling ditekankan dan seagung-agungnya berhimpunnya kaum muslimin. Barangsiapa meninggalkannya (menunaikan sholat Jum’at) karena meremehkannya, niscaya Alloh tutup hatinya sebagaimana di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Muslim.

  1. Terdapat waktu yang orang berdo’a di dalamnya diijabahi (dikabulkan).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه

Sesungguhnya di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan padanya.” (Muttafaq ’alaihi)

Ibnul Qayyim berkata setelah menyebutkan adanya perselisihan tentang penentuan spesifikasi waktu ini, ”Pendapat-pendapat yang paling rajih (kuat) adalah dua pendapat yang keduanya terkandung di dalam sebuah hadits yang tsabit (shahih). Yaitu, Pendapat pertama, bahwasanya (waktu ijabah tersebut) mulai dari duduknya imam hingga ditunaikannya sholat, sebagaimana dalam hadits Ibnu ’Umar bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة

”(waktu ijabah tersebut) yaitu diantara duduknya imam sampai ditunaikannya sholat.” (HR Muslim).

Pendapat kedua, yaitu setelah waktu ’Ashar. Dan ini adalah dua pendapat yang paling kuat. (Zaadul Ma’ad I/389-390).

  1. Bersedekah di dalamnya kebih baik daripada bersedekah pada hari lainnya.

Ibnul Qayyim berkata, ”Bersedekah pada hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti bersedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya.”

Dan di dalam hadits Ka’ab (dikatakan),

والصدقة فيه  أعظم من الصدقة في سائر الأيام

Bersedekah di dalamnya lebih besar (pahalanya) daripada bersedekah pada hari lainnya.” (hadits mauquf shahih namun memiliki hukum marfu’).

  1. Ia adalah hari dimana Allah Azza wa Jalla memuliakan di dalamnya para wali-wali-Nya kaum mukminin di dalam surga.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, beliau berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla,

(( وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ ))

Dan pada sisi kami ada tambahannya.” (QS Qaf, 35)

Beliau berkata, ”Allah muliakan mereka pada tiap hari Jum’at.”

  1. Ia adalah hari ’Ied (perayaan) yang berulang-ulang setiap pekan.

Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل…

Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Alloh jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi…” (HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298).

  1. Ia adalah hari yang menghapuskan dosa-dosa.

Dari Salman beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

لا يغتسل  رجل يوم الجمعة ويتطهر ما استطاع من طهر ويدهن من دهنه أو يمس من طيب بيته ثم يخرج فلا يفرق بين اثنين ثم يصلي ما كتب له ثم ينصت إذا تكلم  الإمام إلا غفر له ما  بينه وبين الجمعة الأخرى

Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” (HR Bukhari).

  1. Orang yang berjalan untuk menunaikan sholat Jum’at, pada tiap langkah kakinya ada pahala puasa dan sholat setahun.

Ssebagaimana hadits Aus bin Aus radhiyallahu ’anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

من غسل واغتسل يوم الجمعة وبكر وابتكر ودنا من الإمام فأنصت, كان له بكل خطوة يخطوها صيام سنة وقيامها وذلك على الله يسير

Barangsiapa yang mandi lalu berwudhu pada hari Jum’at, lalu ia bersegera dan bergegas (untuk sholat), kemudian ia mendekat kepada imam dan diam, maka baginya pada setiap langkah kaki yang ia langkahkan (ada pahala) puasa dan sholat setahun, dan yang demikian ini adalah sesuatu yang mudah bagi Alloh.” (HR Ahmad dan Ashhabus Sunnan, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Allohu Akbar! Setiap langkah yang diayun menuju sholat Jum’at sepadan dengan puasa dan sholat setahun?!

Dimana orang-orang yang mau berlekas untuk menuju kebesaran ini?! Dimana orang-orang yang menginginkan anugerah ini?!

(( ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُوْ الفَضْلِ العَظِيْمِ ))

Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS al-Hadiid, 21)

  1.  Jahannam itu dinyalakan –yaitu dikobarkan apinya- setiap hari dalam sepekan kecuali pada hari Jum’at.

Yang mana hal ini sebagai (salah satu bentuk) pemuliaan terhadap hari yang agung ini. (Lihat Zaadul Ma’ad I/387).

  1. Meninggal pada hari Jum’at atau malamnya merupakan tanda-tanda husnul khotimah.

Dimana orang yang wafat pada hari ini akan aman dari siksa kubur dan dari pertanyaan dua Malaikat. Dari Ibnu ’Amr radhiyallahu ’anhuma beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,

ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau pada malam Jum’at, kecuali Alloh Ta’ala lindungi dari fitnah kubur.” (R Ahmad dan Turmudi, dishahihkan oleh al-Albani). (Sumber:Syaikh Khâlid Abū Shâliĥ)

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

Materi MSDM

 

Pengertian Analisis Pekerjaan

Analisis pekerjaan adalah proses sistematis untuk menentukan keterampilan-keterampilan, tugas-tug untuk mejalankanas, dan pengetahuan yang dibutuhka untuk mejalankan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu organisasi, (Mondy,2008:95).

 

Menurut Sastrorhadiwiryo (2002:127), Analisis pekerjaan adalah aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya.

 

Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai, (Hasibuan:2005:29).

 

Analisis pekerjaan adalah suatu prosedur untuk menetapkan cakupan pekerjaan dan karteria orang yang menangani pekerjaan itu, (http://www.slideshare.net/msahuleka/bab-3-analisis-pekerjaan).

 

Analisis pekerjaan adalah suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standart kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dari kedudukannya secara memuaskan, (Pasolina:2013).

 

Pengertian Analisis Jabatan

  • Menurut Aldina (2013) Posisi sekumpulan tugas yang dilakukan oleh seorang pekerja, yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang pegawai.  Analisis jabatan juga dapat diaplikasikan sebagai alat untuk perencanaan SDM pada tingkat menajerial, profesional dan teknikal.
  • Analisis pekerjaan/jabatan → adalah pengumpulan, penilaian, dan penyusunan informasi secara sistematis mengenai tugas-tugas dalam perusahaan, yang biasanya dilakukan oleh seorang ahli yang disebut job analyst, Rivai (2013).
  • Menurut Flippo (2013), Job analysis is the process of studying and collecting information relating to the operation and responsibilities of a spesific job.
  • Menurut Dale Yoder (2013), Job analysis is the procedure by which the fact with respect to each job are sistematically discovered and noted.  Its sometimes called job study, suggesting the care with which tasks, processes, responsibilities, and personnel requirements are investigated.
  • Handoko (2001:32) menjelaskan analisis jabatan adalah suatu cara yang sistematik dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengorganisasi informasi pekerjaan/jabatan.
  • Gomes (2003:91) menjelaskan analisis jabatan adalah proses pengumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja, dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.

 

Manfaat Analisa Jabatan

 

Menurut  Nitisemito  (1992),  analisis  jabatan bermanfaat sebagai :

  • Landasan untuk melaksanakan mutasi.
  • Landasan untuk melaksanakan promosi.
  • Landasan untuk melaksanakan training/ pelatihan.
  • Landasan untuk melaksanakan kompensasi.
  • Landasan untuk melaksanakan syarat lingkungan kerja.
  • Landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan.

 

Simamora (2006:83-84), menyebutkan manfaat dari analisis pekerjaan adalah membantu dalam mengkomunikasikan harapan sebuah pekerjaan terhadap si pemegang jabatan, penyelia dan rekan sejawatnya.  Dengan menjabarkan pekerjaan apa yang dibutuhkan, bagaimana kualifikasi orang yang akan memegangnya, kapan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan pekerjaan baru itu dan bagaiman syarat-syarat yang akan dibutuhkan maka akan terjadi efisiensi pemakaian tenaga kerja dan optimalisasi produktivitas.  Secara lebih rinci simamora menjelaskan setidaknya terdapat sembilan manfaat dari analisa pekerjaan, yaitu:

  • Analisis penyusunan kepegawaian,Dalam analisis penyusunan kepegawaian, seorang manajer akan mencari informasi tentang pekerjaan dan mengolahnya guna menyusun struktur kepegawaian, sehingga pendayagunaan para karyawan akan lebih optimal.
  • Desain organisasi,Analisis pekerjaan bisa menjadi sejenis audit dalam suatu organisasi. Simamora (2006: 84) menyebutkan bahwa analisis pekerjaan sering diaplikasikan dalam desain dan redesain pekerjaan tertentu serta pekerjaan terkait lainnya yang tujuannya adalah untuk menciptakan perubahan perilaku organisasional yang signifikan.
  • Redesain pekerjaan.Suatu pekerjaan dapat dikaji atau dikaji ulang ketika pekerjaan itu telah dipakai untuk meningkatkan metode pekerjaan, mengurangi kesalahan, mengeliminasi penanganan bahan yang tidak perlu dan duplikasi upaya, mengurangi kelelahan, meningkatkan tanggungjawab dan akhirnya memperbaiki kinerja pegawai.
  • Telaah dan perencanaan kinerja.Analisis pekerjaan menciptakan informasi, perencanaan dan evaluasi kinerja lebih akurat dan hal itu merupakan hal yang bersifat fundamental.
  • Suksesi manajemen,Kesuksesan manajemen tidak lepas dari analisis pekerjaan/jabatan karena profil pekerjaan yang dibuat akan menentukan apa saja aktifitas utama, persyaratan kualifikasi dari pekerja dan pertanggungjawaban dari setiap pekerja/pegawai. Profil posisi menentukan aktifitas dan kualifikasi yang dikehendaki serta mencari penerus untuk posisi tersebut apabila mereka keluar dari organisasi itu.
  • Pelatihan dan pengembangan,Lewat analisis pekerjaan, program pelatihan dan pengembangan dari setiap lini dan lapisan organisasi akan mudah ditentukan. Deskripsi tugas pekerjaan merupakan materi yang membantu pembuatan isi program pelatihan.
  • Jalur karir.Jalur karir merupakan penjabaran secara eksplisit dari urusan alternatif pekerjaan yang dapat diduduki oleh seorang individu dalam suatu karir organisasional. Ketika karyawan memiliki informasi tentang persyaratan pekerjaan, maka akan memungkinkan karyawan akan memiliki perencanaan karir yang baik
  • Kriteria seleksi,Output dari analisa pekerjaan akan menjadi dasar kriteria seleksi karyawan baik pada awal rekrutmen maupun ketika akan dipromosikan atau penugasan selanjutnya.
  • Evaluasi pekerjaan,Analisi pekerjaan memberikan deskripsi atau gambaran tentang suatu pekerjaan atau langsung pada penilaian terhadap sistem yang ada. Sehingga kita dapat mengetahui bagaimana kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi.

 

Tujuan Analisis Jabatan

 

Suatu analisis jabatan dilakukan dengan tujuan antara lain:

  1. Untuk memberi pengertian tentang tugas yang terkandung dalam suatu jabatan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang menduduki jabatan tersebut.
  2. Dengan menggunakan hasil suatu analisa jabatan, kita akan memiliki dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan MSDM lainnya, mulai dari prencanaan kebutuhan tenaga kerja sampai dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaannya.
  3. Untuk menciptakan SDM yang handal dalam meghadapi tantangan teknologi modern, merasakan kenyamanan dalam bekerja, bermartabat dan berkeadilan di dalam suatu perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

PRINSIP-PRINSIP ANALISA JABATAN

 

Moekijat (1999:18) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip dalam menganalisis jabatan, yaitu:

  • Analisis jabatan hendaknya memberikan semua fakta yang penting yang ada hubungannya dengan jabatan.
  • Analisis jabatan tunggal hendaknya dapat memberikan fakta-fakta yang diperlukan untuk bermacam-macam tujuan.
  • Analisis jabatan hendaknya sering ditinjau kembali dan apabila perlu diperbaiki.
  • Analisis jabatan hendaknya dapat menunjukkan unsur-unsur jabatan mana yang paling penting diantara beberapa unsur jabatan dalam tiap jabatan.
  • Analisis jabatan hendaknya dapat memberikan informasi yang teliti dan dapat dipercaya.

 

TAHAP-TAHAP DALAM PROSES ANALISIS JABATAN

 

Menurut Hasibuan (2005:30) menjelaskan bahwa proses dalam menganalisis jabatan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Menentukan penggunaan hasil informasi analisis jabatan, Adalah penganalisis harus mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil informasi analisis jabatannya.
  • Mengumpulkan informasi tentang latar belakang, Adalah penganalisis harus mengumpulkan, mengkualifikasi data, dan meninjau informasi latar belakang.
  • Menyeleksi muwakal jabatan yang akan dianalisis, Adalah penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan yang harus dianalisis.
  • Mengumpulkan informasi analisis jabatan, Adalah penganalisis kemudian mengadakan analisis jabatan secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan melaksanakan pekerjaan.
  • Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, Adalah analisis jabatan menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan.
  • Menyusun deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, Adalah penganalisis pekerjaan kemudian menyusun deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.
  • Meramalkan perkembangan perusahaan, Adalah penganalisis harus juga memperhitungkan atau meramalkan perkembangan deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan dalam perusahaan.

 

METODE-METODE ANALISIS JABATAN

 

Dessler (1997:93) menjelaskan bahwa terdapat empat metode dalam mengumpulkan informasi analisis jabatan, yaitu:

  • Wawancara ,Ada tiga jenis wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data Analisis Jabatan, yaitu: wawancara individual dengan masing-masing karyawan, wawancara kelompok dengan kelompok karyawan yang memiliki jabatan yang sama, dan wawancara penyelia dengan satu atau lebih penyelia yang benar-benar berpengetahuan tentang jabatan yang di analisis.
  • Kuesioner ,Dengan cara meminta karyawan mengisi kuesioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka adalah satu cara lain untuk memperoleh informasi analisis jabatan.
  • Observasi ,Yaitu dilakukan dengan mengobservasi karyawan saat bekerja selama satu siklus (daur) kerja lengkap.
  • Buku harian (diary/logs) Peserta ,Pendekatan lain adalah meminta karyawan membuat buku harian (diary/logs) atau daftar dari apa yang mereka lakukan sepanjang hari di perusahaan.

 

TUJUAN ANALISIS JABATAN

 

Mangkunegara (2007:14) menjelaskan tujuan analisis jabatan yang dikemukakan oleh Dale Yoder, yaitu sebagai berikut:

  • Determining qualifications, required of job holders.
  • Providing guidance in recruitment and selection.
  • Evaluating current employes for transfer or promotion.
  • Establishing requirements for training programs. Setting wage and salary levels and maintaining fairness in wage and
  • salary administrations.
  • Judging the merits of grievances that question assignments and compensation.
  • Esthablising responsibility, accountability, and authority.
  • Providing essential guides establishment of production standarts.

 

Sedang berkenaan dengan kegunanaan analisis jabatan/pekerjaan, Strauss, George (1991:9) menyatakan bahwa pengetahuan terperinci dan jelas mengenai tiap pekerjaan, adalah perlu untuk:

  1. Mengetahui bagaimana merekrut tenaga kerja dan menyewa siapa.
  2. Mengetahui harus membayar berapa karyawan pada satu pekerjaan, dibandingkan dengan       mereka yang ada di pekerjaan lain (yakni, untuk evaluasi pekerjaan)
  3. Merencanakan tenaga kenaikan pangkat.
  4. Mengevaluasi keefektifan seleksi dan program pelatihan.
  5. Memenuhi syarat-syarat pemerintah tentang pengupahan pekerjaan yang adil.

 

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROSES ANALISIS JABATAN

 

Menurut Hasibuan (2005:30) menjelaskan bahwa proses dalam menganalisis jabatan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menentukan penggunaan hasil informasi analisis jabatan, Adalah penganalisis harus mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil informasi analisis jabatannya.
  2. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang, Adalah penganalisis harus mengumpulkan, mengkualifikasi data, dan meninjau informasi latar belakang.
  3. Menyeleksi muwakal jabatan yang akan dianalisis, Adalah penganalisis harus memilih beberapa muwakal jabatan yang harus dianalisis.
  4. Mengumpulkan informasi analisis jabatan,  Adalah penganalisis kemudian mengadakan analisis jabatan secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, dan syarat-syarat personel yang akan melaksanakan pekerjaan.
  5. Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, Adalah analisis jabatan menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan.
  6. Menyusun deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, Adalah penganalisis pekerjaan kemudian menyusun deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.
  7. Meramalkan perkembangan perusahaan,  Adalah penganalisis harus juga memperhitungkan atau meramalkan perkembangan deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan, apakah dikemudian hari diperlukan pengayaan pekerjaan dalam perusahaan.

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment

Materi MSDM

Pengertian Spesifikasi Jabatan

Spesifikasi jabatan (job specification) menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan itu dan faktor-faktor manusia yang diisyaratkan (Handoko : 1996).

Di dalam spesifikasi jabatan ditentukan kemampuan dan bakat dasar yang harus dimiliki untuk menjalankan pekerjaan. Pada umumnya spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas yang diikuti oelh kualifikasi definitive yang dibutuhkan dari calon yang memangku jabatan itu.

Spesifikasi jabatan adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan bertanggung jawab. Seorang karyawan akan mau dan mampu bekerja dengan baik jika ia ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya serta kebutuhannya dapat terpenuhi dengan ia melakukan pekerjaan itu. Oleh sebab itu, perusahaan harus bisa menempatkan karyawan sesuai dengan minat dan kemampuannya serta memperhatikan kebutuhannya. Disamping itu, dengan menempatkan karyawan pada suatu jabatan yang sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya berarti para karyawan telah diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan merealisasikan potensinya seoptimal mungkin. Spesifikasi jabatan ini dapat disusun secara bersama-sama dengan uraian jabatan, tetapi dapat juga disusun secara terpisah.

Beberapa hal yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi Jabatan adalah:

  1. Persyaratan pendidikan, latihan, dan pengalaman kerja
  2. Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
  3. Persyaratan fisik dan mental
  4. Persyaratan umur dan jenis kelamin.

Jadi, spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum seseorang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Spesifikasi jabatan menerjemahkan deskripsi pekerjaan ke dalam kualifikasi manusia dengan menguraikan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Seorang karyawan akan mau dan mampu bekerja dengan baik jika ia ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya serta kebutuhannya dapat terpenuhi dengan ia melakukan pekerjaan itu. Oleh sebab itu, perusahaan harus bisa menempatkan karyawan sesuai dengan minat dan kemampuannya serta memperhatikan kebutuhannya. Disamping itu, dengan menempatkan karyawan pada suatu jabatan yang sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya berarti para karyawan telah diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan merealisasikan potensinya seoptimal mungkin.

Tujuan menyusun spesifikasi jabatan

  1. Menemukan pekerja yang prospektif ,Spesifikasi jabatan penting dalam mendapatkan calon karyawan untuk pekerjaan tertentu sesuai rumusan spesifikasi jabatan yang ada . juga akan membantu dalam proses seleksi, serta membantu menyediakan daftar pertanyaan penting untuk wawancara sesuai isi spesifikasi jabatan yang ada.
  2. Rincian spesifikasi jabatan yang ada dalam recruitment merupakan gambaran calon pekerja .Sebuah spesifikasi pekerjaan akan menjadi perkenalan pertama untuk calon. Oleh karena itu penting bahwa itu adalah profesional dan menggambarkan citra yang tepat. Sehingga ketika Anda menyusun spesifikasi anda akan menarik kandidat yang sesuai.
  3. . Mengatur kompetensi organisasi ,Organisasi harus menetapkan kompetensi inti dan spesifikasi pekerjaan yang akan membantu mereka untuk melaksanakan program kompetensi yang sesuai.
  4. Spesifikasi pekerjaan penting dalam mengidentifikasi kompetensi Karyawan.Organisasi dapat mengidentifikasi tugas yang tepat dan kompetensi dari posisi pekerja.
  5. Sebagai Orientasi untuk calon.Calon dapat menentukan apakah dirinya ber kualifikasi sesuai dengan spesifikasijabatan yang ada

Manfaat Uraian dan Spesifikasi Jabatan

Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan, sebagai hasil dari Analisis Jabatan mempunyai banyak manfaat, antara lain:

  1. Sebagai dasar untuk melakukan Evaluasi Jabatan
  2. Sebagai dasar untuk menentukan standar hasil kerja seseorang
  3. Sebagai dasar untuk melakukan rekruitmen, seleksi, dan penempatan pegawai baru
  4. Sebagai dasar untuk merancang program pendidikan dan latihan
  5. Sebagai dasar untuk menyusun jalur promosi
  6. Untuk rnerencanakan perubahan dalam organisasi dan penyederhanaan kerja
  7. Sebagai dasar untuk mengembangkan program kesehatan dan keselamatan kerja.

 

Konten Spesifikasi Jabatan

  1. Ketrampilan,Setiap jabatan memerlukan ketrampilan yang berbeda-beda untuk membantu menjalankan suatu pekerjaan nantinya. Oleh sebab itu, seorang pekerja harus memiliki ketrampilan tertentu agar mampu bekerja secara optimal. Ketrampilan dalam bekerja menurut Suparno dibedakan menjadi 2 yaitu umum dan khusus.

Macam-macam ketrampilan khusus:

  • Ketrampilan dalam bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang diambilnya
  • Ketrampilan dalam menganalisis
  • Ketrampilan dalam kewirausahaan
  • Ketrampilan dalam wawasan bisnis

Sedangkan macam ketrampilan secara umum, yaitu:

  • Ketrampilan komputer
  • Ketrampilan berbahasa asing
  • Ketrampilan berorganisasi/aktualisasi diri
  • Ketrampilan mendapatkan informasi
  • Ketrampilan dalam pengembangan mutualisasi diri
  • Ketrampilan dalam simulasi kerja
  1. Pengetahuan,Tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mampu mengemban sebuah jabatan wajib disesuaikan dengan jabatan agar mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik. Semakin tinggi jabatan, maka pengetahuan yang dimiliki juga harus tinggi. Diharapkan dengan adanya pengetahuan yang baik akan timbul peningkatan kinerja dari pegawai sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada kemajuan organisasi. Akan tetapi, Teichler (1997; 1998) menyampaikan hasil survei di Eropa yang menunjukkan

Bahwa terlepas dari spesialisasi pendidikannya, lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat fleksibel mampu dan mau memberikan kontribusi terhadap inovasi, mampu mengatasi ketidakpastian, siap untuk belajar sepanjang hidup, memiliki sensitifitas sosial dan keterampilan komunikasi, mampu bekerja dalam kelompok bertanggung jawab, menyiapkan diri untuk menghadapi kompetisi internasional, memiliki pengetahuan di luar wilayah spesifik keahliannya, dan mengerti bagaimana cara mengkombinasikan berbagai disiplin dan kreatif.

  1. Kemampuan,.Yorke dan Knight (2006) mengenalkan konsep ”ke-bekerja an” (employability) atau kemampuan bekerja yang didefinisikan sebagai sekumpulan pencapaian (achievement) meliputi keterampilan, pemahaman, dan atribut personal yang lebih memungkinan lulusan untuk memperoleh pekerjaan dan sukses dalam pilihan kerjanya serta memberi keuntungan bagi diri mereka sendiri, tenaga kerja, masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Selanjutnya, Yorke dan Knight (2006) menjelaskan bahwa ”ke-bekerja-an” sangat terkait dengan kapabilitas seperti dijelaskan oleh Stephenson (1998) bahwa lulusan yang kapabel memiliki kemampuan untuk: (Mengambil tindakan yang efektif dan tepat,Menjelaskan apa yang ingin mereka capai ,Hidup dan bekerja dengan yang lain .Dapat terus belajar baik secara individual maupun dengan yang lain dalam masyarakat yang beragam dan terus berubah.)
  1. Kepribadian,Seseorang harus mampu memahami kepribadiannya sendiri dan berusaha untuk menimbulkan kekuatan atau sisi positif dari kepribadian yang dimilikinya. Hal ini dilakukan terutama bila kepribadian ini merupakan faktor penting dan sangat berpengaruh besar dalam pekerjaan yang digelutinya (Littaeur, 1992). Kepribadian seseorang juga menentukan bagaimana hubungan yang akan terjalin antar pekerja saat harus bekerja dalam sebuah tim atau menjalin kerjasama dengan pekerja lain. Kepribadian seseorang juga dapat membantu memilih jenis pekerjaan yang tepat.
  1. Minat,Minat menurut JP Chaplin dalam Dictionary of Psychology, minat adalah sebuah perasaan yang menilai aktifitas, pekerjaan atau objek berharga atau dirinya sendiri. Kerja menurut Moekijat (1984:356) adalah usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau kebutuhan umum. Jadi, minat kerja adalah sebuah perasaan yang menilai sebuah aktifitas, pekerjaan atau objek berharga atau berarti dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau kebutuhan umum. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat kerja seseorang menentukan perilaku dan perbuatan seseorang.

Cara Menyusun Job Specification

Langkah 1: Mengumpulkan informasi pekerjaan, meliputi unsur:

  • Menyiapkan daftar dari semua pekerjaan di perusahaan dan lokasi mereka berada.
  • Kumpulkan semua deskripsi pekerjaan meliputi daftar tugas dan posisi.

Langkah 2: Set up prosedur instruksi kerja. Menyusun prosedur instruksi kerja, meliputi: :

  • Prosedur
  • Instruksi pekerjaan
  • Mesin yang digunakan instruksi
  • MSDS (material safety data sheet)

Langkah 3: Identifikasi spesifikasi pekerjaan untuk setiap tugas.

Langkah 4: Buat job specification

Unsur yang dispesifikasi:

  • Administrasi, pimpinan dan manajer harus memiliki kemampuan di bidang perencanaan strategis dan pengembangan organisasi.
  • Kemampuan untuk merancang dan melaksanakan pembangunan strategis dan sumber daya rencana, khususnya di bidang pelayanan, pengembangan pengembangan staf dan manajemen perubahan.
  • Kemampuan untuk bekerja atas inisiatif sendiri, memprioritaskan pekerjaan, menangani tekanan dan mengambil keputusan mengenai jalannya organisasi.
  • Kemampuan untuk mengembangkan, memantau dan memelihara informasi manajemen sistem dan prosedur.
  • Kemampuan untuk melakukan penggalangan dana dan kegiatan pemasaran.
  • Pengalaman tanggung jawab keuangan untuk anggaran, termasuk pengalaman SORP akuntansi pedoman dan rekening penghubung eksternal dengan auditor.
  • Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan langsung secara tertulis dan lisan dengan orang dari berbagai organisasi dan customer, menganalisis dan menginterpretasikan informasi kompleks untuk menghasilkan laporan lisan dan tertulis yang jelas.
  • Kemampuan untuk memimpin dan memberikan kontribusi kepada tim.
  • Mengetahui persyaratan yang berkaitan dengan pelayanan, pengembangan bisnis dan perekrutan staf dan sukarelawan.

 

Posted in BUDAYA ORGANISASI | Leave a comment