BANK DAN BISNIS

Peranan Bank

Peranan bank dalam negeri adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam arti bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh bank itu menyangkut masalah uang. Kegiatan tersebut meliputi : administrasi keuangan, penggunaan uang, penampungan uang, perdagangan dan penukaran, perkreditan, kiriman uang dan pengawasannya.

Bank sebagai pembimbing masyarakat dalam arti agar masyarakat selalu berorientasi pada bank atau agar masyarakat menggunakan jasa perbankan di dalam pengelolaan usahanya.

Bentuk bimbingan bank tersebut misalnya terdiri dari upaya mendorong hasrat menabung dalam bentuk :

  • Deposito berjangka, Gerakan tabunga dalam bentuk deposito memberikan bimbingan kepada masyarakat agar tidak menghabiskan begitu saja seluruh pendapatannya tapi disimpan dalam bentuk deposito berjangka.
  • Rekening koran giro, Rekening koran giro dapat disetor dan diambil setiap waktu.

Manfaat menabung dalam bentuk ini adalah :

  • Pencatatan dana perusahaan menjadi lebih teratur, setiap uang yang dikeluarkan cukup dilakukan dengan cek.
  • Pengelolaan uang tunai menjadi lebih mudah, karena tidak perlu menghitung lembaran-lembaran uang tunai yang ada.
  • Keamanan uang perusahaan akan lebih terjamin karena terhindar dari bahaya pencurian, perampokan, penyalahgunaan, kebakaran dan sebagainya.
  • Bentuk bimbingan lainnya adalah pada proses pengambilan kredit.
  • Peranan bank diluar negeri yaitu sebagai jembatan antara dunia internasional, dalam lalu lintas devisa (uang), hubungan moneter dan perdagangan.

Peranan bank dalam dunia usaha.

  • Dalam perusahaan dagang,Kegiatan utamanya adalah melakukan pembelian dan penjualan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Untuk itu perusahaan harus dapat menyediakan dana yag berupa uang agar dapat memperlancar usaha tersebut.
  • Dalam perusahaan industri, Kegiatan pokoknya adalah memproses bahan baku atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang siap dipakai. Sebagai akibat dari proses industri itu maka untuk menjaga kelancaran usahanya diperlukan adanya mesin, gedung, pabrik, tenaga ahli

Hubungan bank dengan perusahaan sebagai nasabahnya

Perusahaan-perusahaan saat ini sangat membutuhkan jasa-jasa bank, baik itu berupa pengambilan pinjaman (kredit) maupun melalui transaksi jasa pengiriman uang, penyimpanan uang dalam bentuk rekening giro, inkaso, kliring, dan sebagainya. Dilain pihak, bank sebagai lembaga keuangan menjual kepercayaan (kredit) dan jasa-jasa tersebut. Pengertian kredit itu sendiri adalah kemampuan untuk mendapatkan barang atau jasa dengan pertukaran suatu janji untuk membayar di kemudian hari.

 

Posted in EKONOMI | Leave a comment

TA’ATI SUAMI, SURGA BAGIMU

Ta’ati Suamimu, Surga Bagimu

Dalam bingkai rumah tangga, pasangan suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Suami sebagai pemimpin, berkewajiban menjaga istri dan anak-anaknya baik dalam urusan agama atau dunianya, menafkahi mereka dengan memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggalnya.

Tanggungjawab suami yang tidak ringan diatas diimbangi dengan ketaatan seorang istri pada suaminya. Kewajiban seorang istri dalam urusan suaminya setahap setelah kewajiban dalam urusan agamanya. Hak suami diatas hak siapapun setelah hak Allah dan Rasul-Nya, termasuk hak kedua orang tua. Mentaatinya dalam perkara yang baik menjadi tanggungjawab terpenting seorang istri.

Surga atau Neraka Seorang Istri

Ketaatan istri pada suami adalah jaminan surganya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

Suami adalah surga atau neraka bagi seorang istri. Keridhoan suami menjadi keridhoan Allah. Istri yang tidak diridhoi suaminya karena tidak taat dikatakan sebagai wanita yang durhaka dan kufur nikmat.

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa beliau melihat wanita adalah penghuni neraka terbanyak. Seorang wanita pun bertanya kepada beliau mengapa demikian? Rasulullah pun menjawab bahwa diantarantanya karena wanita banyak yang durhaka kepada suaminya. (HR Bukhari Muslim)

Kedudukan Hak Suami

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)

Hak suami berada diatas hak siapapun manusia termasuk hak kedua orang tua. Hak suami bahkan harus didahulukan oleh seorang istri daripada ibadah-ibadah yang bersifat sunnah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh bagi seorang perempuan berpuasa sementara suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya. Dan tidak boleh baginya meminta izin di rumahnya kecuali dengan izinnya.” (HR Bukhari Muslim)

Dalam hak berhubungan suami-istri, jika suami mengajaknya untuk berhubungan, maka istri tidak boleh menolaknya.

“Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur, kemudian si istri tidak mendatanginya, dan suami tidur dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR Bukhari Muslim)

Berbakti Kepada Suami

Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah, hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya, baik harta suami dan rahasia-rahasianya, begitu juga bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan wanita adalahpenanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Bukhari Muslim)

Syaikhul Islam berkata, “Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa [4]: 34)

Ayat ini menunjukkan wajibnya seorang istri taat pada suami dalam hal berbakti kepadanya, ketika bepergian bersamanya dan lain-lain. Sebagaimana juga hal ini diterangkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Majmu Al Fatawa 32/260-261 via Tanbihat, hal. 94, DR Shaleh Al Fauzan)

Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa [4]: 34)

Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar. Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)

Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga.

Tidak Keluar Rumah Kecuali Dengan Izin Suami

Seorang istri juga tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Karena tempat asal wanita itu di rumah. Sebagaimana firman Allah, “Dan tinggal-lah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.” (QS. Al Ahzab [33]: 33)

Ibnu Katsir berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.” (Tafsir Al Quran Al Adzim 6/408). Dengan demikian, wanita tidak boleh keluar rumah melainkan untuk urusan yang penting atau termasuk kebutuhan seperti memasak dan lain-lain. Jika bukan urusan tersebut, maka seorang istri tidak boleh keluar rumah melainkan dengan izin suaminya.

Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang wanita keluar rumah tanpa izin suaminya, jika ia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyuz (durhaka), bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta layak mendapat hukuman.”

Penutup

Semua ketentuan yang telah Allah tetapkan di atas sama sekali bukan bertujuan membatasi ruang gerak para wanita, merendahkan harkat dan martabatnya, sebagaimana yang didengungkan oleh orang-orang kafir tentang ajaran Islam. Semua itu adalah syariat Allah yang sarat dengan hikmah. Dan hikmah dari melaksanakan dengan tulus semua ketetapan Allah di atas adalah berlangsungnya bahtera rumah tangga yang harmonis dan penuh dengan kenyamanan. Ketaatan pada suami pun dibatasi dalam perkara yang baik saja dan sesuai dengan kemampuan. Sumber,Penulis: Ustadz Abu Khalid Resa Gunarsa, Lc
 

Posted in AGAMA | Leave a comment

MENGAPA MENCITA RASUL

MENGAPA KITA MESTI MENCINTAI RASULULLAH ?

KNPRASULOleh : Husein Shahab

“YA RASULULLAH, sungguh engkau lebih kucintai daripada diriku dan anakku,“ kata seorang sahabat suatu hari kepada Rasulullah Muhammad SAW.“ Apabila aku berada dirumah, lalu kemudian teringat kepadamu, maka aku tak akan tahan meredam rasa rinduku sampai aku datang dan memandang wajahmu. Tapi apabila aku teringat pada mati, aku merasa sangat sedih, karena aku tahu bahwa engkau pasti akan masuk ke dalam surga dan berkumpul bersama nabi-nabi yang lain. Sementara aku apabila ditakdirkan masuk ke dalam surga, aku khawatir tak akan bisa lagi melihat wajahmu, karena derajatku jauh lebih rendah dari derajatmu.”

Mendengar kata-kata sahabat yang demikian mengharukan hati itu, Nabi tidak memberi sembarang jawaban sampai malaikat Jibril turun dan membawa firman Allah berikut :

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah; yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS. 4:69)

Cinta kepada Nabi seperti yang dapat kita simpulkan dari riwayat di atas memiliki implikasi yang sangat luas, baik secara teologis, psikologis dan sosiologis bahkan secara eskatologis sekalipun. Dalam sebuah hadis,  Nabi pernah bersabda bahwa keimanan seseorang harus diukur dengan barometer cintanya kepada Nabinya. La yu’minu ahadukum hatta akuna ahabba ilaihi min nafsihi…” Tidak beriman seseorang sehingga aku (Nabi) lebih ia cintai ketimbang dirinya sendiri…”

Mencintai Rasulullah menjadi sebuah keharusan dalam iman. Ia menjadi prinsip, bukan opsi atau pilihan yang notabenenya adalah mau atau tidak. Sesorang Muslim harus menyimpan rasa cinta kepada Nabinya, seberapapun kecilnya. Idealnya ia mencintainya lebih dari segala sesuatu yang ia miliki, bahkan dirinya dan itulah pada hakikatnya iman yang paling sempurna. Cinta memang duduk sebagai sebuah landasan untuk mengetahui siapa Muhammad SAW. Karena itu cinta akan menjadi sebagai pengantar yang membawa kita bisa mengenalnya lalu kemudian mencerminkan diri padanya. Untuk mengenal Muhammad memang kita harus memulai dengan membaca riwayat hidupnya. Data-data historis tentang Muhammad pasti menyimpan pelajaran-pelajaran yang sangat berharga. Namun yang harus kita ingat bersama adalah jangan mengukur kesalehan Muhammad hanya lewat deskripsi historis semata-mata. Sebab data-data historis tersebut tidak lebih dari sebuah deskripsi lahiriah yang kurang sarat dengan substansi “keilahian” Muhammad SAW. Sementara keagungannya justru ada pada maqam keilahiannya yang sangat tinggi seperti yang sering kita dengar dalam sebuah doa tentangnya, “wa ib’atshu maqamam mahmudalladzi wa’adtahu…”

Ketinggian maqam Muhammad tentu bukan hal yang mudah untuk diketahui. Bahkan hampir-hampir mustahil. Namun dengan melihat hadis berikut mungkin saja bisa mengantar kita untuk sedikit mengetahui siapa itu Muhammad lewat lisannya sendiri.

Nabi SAW bersabda “Aku adalah Ahmad tanpa mim (m)”. Ahmad tanpa mim (m) akan berarti ahad (Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim yang merupakan simbol personafikasi dan manifestasi Allah dalam diri Muhammad pada hakekatnya adalah bayangan Ahad yang ada di alam semesta. Mim adalah wasilah antara makhluk dengan Khaliqnya. Mim adalah jembatan yang menghubungkan para Kekasih Allah dengan Sang Kekasihnya yang mutlak. Dengan kata lain Muhammad adalah mediator antara makhluk dengan Allah SWT. Dialah mazhar al-Haq atau tempat kebenaran dan realitas Allah menampak di dunia ini. Dialah “Zahirnya Allah di tengah makhluk-makhluk-Nya. Dialah aktivitas Allah yang dapat dilihat manusia dengan matanya, karena Allah SWT sendiri tak dapat dilihat . Iqbal berkata, Duhai Rasul Allah Dengan Allah aku berbicara melalui tabirmu Denganmu tidak, Dialah Batinku,  Dikaulah Zahirku.

Menurut Iqbal, Muhammad benar-benar berfungsi “mim” yang  “membumikan” Allah dalam kehidupan manusia. Dialah “Zahir”nya Allah; dialah Syafi'(yang memberikan syafaat, pertolongan dan rekomendasi) antara makhluk dengan Tuhannya. Ketika anda ingin merasakan kehadiran Allah dalam diri anda, hadirkan Muhammad. Ketika anda ingin disapa oleh Allah, sapalah Muhammad. Ketika anda ingin dicintai Allah, cintailah Muhammad. Qul inkuntum tuhibbunallah fat tabi’uni  yuhbibkumullah, “Apabila kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan cinta kepada kalian.” Kepada orang seperti inilah kita diwajibkan cinta, berkorban dan bermohon untuk selalu bersamanya, di dunia dan akhirat. Sebab seperti kata Nabi, “Setiap orang akan senantiasa bersama orang yang dicintainya.”

Bukankah setiap kali kita mencintai sesuatu maka kita akan mencari tahu segala hal yang berkaitan dengannya. Bahkan mungkin kita ingin menghadirkannya selalu dalam liku-liku hidup kita. Bila anda mencintai Imam Khomeini, misalnya, maka untuk cinta itu anda akan melakukan banyak hal seperti menyimpan posternya, buku-bukunya, artikel-artikel yang ditulis tentangnya bahkan mungkin namanya. Cinta memang laksana air mengalir yang memindahkan seluruh sifat dan karakter si kekasih kepada kita yang mencintainya.

Manfaat Cinta kepada Nabi Muhammad

Ketika Allah mewajibkan umat manusia untuk mencintai Nabi Muhammad SAW, maka instruksi tersebut jelas bukan sebuah perintah tanpa tujuan. Karena mustahil Allah akan memerintahkan sesuatu yang sia-sia. Tetapi tujuan tersebut juga bukan sesuatu yang kepentingannya akan kembali kepada Allah atau Rasul-Nya, karena Allah SWT Mahakaya dari butuh pada sesuatu, dan Rasul-Nya juga tidak butuh pada interest tertentu. Dengan demikian mencintai Rasulullah adalah sebuah perintah yang manfaatnya semata-mata untuk kepentingan manusia itu sendiri. Lalu, apa manfaat dari mencintai Rasulullah ?

Ada manfaat yang instant dan ada juga yang jangka panjang. Diantara manfaat yang segera kan kita rasakan adalah terpautnya hati ini pada pribadi Muhammad SAW. Apabila kita jujur dalam mencintai Muhammad, maka hati kita akan merindukan Muhammad; sama persis seperti tokoh kita diatas merindukan Rasulullah. Bedanya adalah dia bisa mengobati rindunya dengan mendatangi Muhammad secara langsung. Sementara kita mengobati rindu dengan hanya menyebut-nyebut namanya. “Barang siapa mencintai sesuatu maka dia akan menyebut-nyebutnya.”  Kata Imam’Ali bin Abi Thalib kw.

Apabila kita jujur dalam mencintai Muhammad, maka jiwa kita akan terbentuk dan tercermin pada jiwa Muhammad SAW. “Bukti cinta adalah mendahulukan sang kekasih di atas selainnya,” begitu kata Imam Ja’far Ash-Shadiq.

Apabila kita jujur mencintai Muhammad, maka kita akan berupaya mencari tahu segala sesuatu tentang dirinya; kehidupan pribadinya, kehidupannya dalam keluarga, dengan sesama saudara, dengan lingkungannya, dan lain sebagainya. Apabila kita ingin mengetahui sejarah Muhammad dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pribadi manusia yang agung ini, hendaklah diawali dengan rasa cinta terlebih dahulu. Apabila sudah tertanam rasa cinta, maka akan timbul sikap sungguh-sungguh untuk mengetahuinya secara akurat dan mendalam. Pengetahuan yang tidak dilandasi pada dasar cinta akan berakibat rancu, setengah-setengah dan kurang sempurna. Dari situ kita akan mengetahui mengapa Allah SWT mewajibkan kita untuk mencintai Muhammad SAW, bahkan sebelum kita mengetahuinya sekalipun.

Di antara manfaat jangka panjang dari rasa cinta kita pada Muhammad SAW adalah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat yang kita kutip di atas; bahwa dia kelak akan bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang saleh. Bahkan dalam sebuah hadis Nabi SAW bersabda :

Cinta padaku dan cinta pada Ahli Baitku

akan membawa manfaat di tujuh tempat

yang sangat mengerikan : di saat wafat, di

dalam kubur, ketika dibangkitkan, ketika

pembagian buku-buku catatan amal, di

saat hisab, di saat penimbangan amal-amal

dan di saat penitian shirat al-mustaqim

Cinta Murni dan Cinta Semu

Ada dua jenis kategori cinta. Pertama, cinta yang berakhir dengan kebosanan. Untuk ini kita sebut saja dengan cinta semu. Kita cinta pada dunia, harta, anak-istri dan sebagainya. Cinta kita pada mereka tidak selamanya meluap-luap bak api membara. Ada saatnya cinta kita redup, bahkan kadang-kadang mati sama seklai. Kita mencintai nak kandung kita. Tapi apabila tiba-tiba dia durhaka pada orangtua, maka cinta bisa berbalik murka. Kita cinta pada dunia kita, yang halal tentunya. Tapi kadang-kadang timbul kebosanan sedemikian rupa sehingga kita meninggalkannya secara total. Cinta seperti ini adalah cinta semu, sebuah cinta yang berakhir pada kebosanan.

Kedua, cinta murni. Jenis cinta ini adalah cinta yang senantiasa hangat dan membara. Dengan cinta itu dia mengejar kekasihnya, melakukan sesuatu karena kekasihnya, bahkan mau mati semata-mata karena kekasihnya. Cinta seperti ini adalah cinta yang tidak pernah bosan dan berakhir. Cinta murni adalah sebuah cinta yang terbit untuk Allah SWT. Imam Ali berkata : “Cinta pada Allah adalah api yang membakar segala sesuatu yang dilewatinya.” Karena cinta pada Allah, maka orang-orang mukmin mau mati di jalan-Nya. Cinta pada Allah memang bisa membakar setiap usaha yang menghalanginya.

Imam Al-Shadiq berdoa : Ya Sayyidi, aku lapar dan tidak pernah kenyang dari mencintai-Mu; aku haus dan tidak pernah puas dari mencintai-Mu. Oh… betapa rindunya pada Dia. Yang melihatku tapi aku tidak melihat-Nya…

Tentu cinta pada Allah adalah sejenis cinta murni. Tidak terselubung di dalamnya rasa benci, enggan dan murka. Cinta pada Allah adalah cinta pada kemutlakan; cinta yang tidak bertepi dan tidak berujung. Tapi bagaimana dengan cinta pada Muhammad SAW ?  apakah cinta kepada Muhammad yang diwajibkan Allah kepada kita adalah sejenis cinta semu atau cinta murni. Nabi SAW bersabda :

“Cintailah Allah karena nikmat yang telah dianugerahkan-Nya pada kalian, cintailah aku karena cinta Allah (padaku) dan cintailah Ahli Baitku karena cintaku pada mereka”.

Dalam hadis yang lain beliau bersabda :

“Tidak beriman seorang hamba sehingga aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri dan itrah (keluarga)-ku lebih ia cintai ketimbang keluarganya…”.

Melihat hadis ini dan hadis-hadis sejenis yang lain terasa bahwa tuntutan untuk mencintai Muhammad dan keluarganya bukan sejenis cinta semu yang kapan pun boleh hilang atau dihilangkan. Secara vertikal, ketika kita mencintai mereka sebenarnya kita juga mencintai Allah dan ketika kita membenci mereka kita pun membenci Allah.

Imam Ali bin Abi Thalib kw berkata :

“Sesungguhnya agama Allah tidak akan bisa dikenali dari pribadi-pribadi, tetapi akan dapat dikenali dari tanda-tanda kebenarannya. Kenalilah kebenaran maka engkau akan mengetahui siapa penganutnya.”

(Bihar Al-Anwar, jus 68 hal.120)

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

CARA MENCINTA RASUL

CARA MENCINTAI RASUL
Al-Mabrur Mahabbaturrasul
RASUL1
Cara mencintai Rasulullah SAW Banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta 
Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena
Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allah mencintai nabi dan kekasihNya
Muhammad SAW, sehingga kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah cabang dari kecintaan terhadap Allah. Semua itu telah dicontohkan oleh generasi terbaik sehingga sepatutnyalah manusia yang ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat mencontoh mereka
Diantara cara mencintai Rasulullah SAW sesuai Syari‘at Islam serta yang telah dicontohkan oleh para salaf ash-sholih adalah:
1. Mentauhidkan Allah Hikmah utama diutusnya rasul termasuk Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyeru manusia kembali kepada tauhid yang murni dan menentang syirik. 
Sebagaimana Firman Allah SWT: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus di kalangan tiap-tiap umat seorang rasul (agar menyeru mereka). Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhi Taghut.” (QS al-Nahl : 36)
2.Mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjauhi larangannya, karena orang
yang mencintai seseorang, maka akan mentaatinya.Tidak dapat dipungkiri bahwa orang akan selalu taat kepada orang yang dicintainya, dia berusaha melakukan apa saja yang diinginkan oleh sekasihnya dan menghindari segala apa saja yang dibenci olehnya. Ia merasakan 
kenikmatan dan kelezatan yang tidak terhingga. Begitu juga orang yang mencintai Rasulullah SAW yang mulia, selalu berusaha dengan Csungguh-sungguh untuk
mengikuti jejak beliau, bersegera mewujudkan perintah dan bersegera menjahui larangan beliau. Betapa banyak kita dapatkan sikapsikapindah yang tercermin dari perilaku sahabat yang mulia dan jujur dalam mencintai Rasulullah SAW. Orang-orang pecinta Rasulullah SAW bukan hanya sanggup meninggalkan suatu yang disenangi saja bahkan mereka sanggup meninggalkan kebiasaannya bertahun-tahun bahkan kebiasan yang mereka warisi secara turun-temurun, namun mereka tidak menjadikan
kebiasan itu sebagai hujjah untuk menentang perintah Rasulullah SAW seperti sikap kebanyakan kaum muslimin zaman sekarang ini. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan". (QS. Al Anfaal (8): 24).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: "Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah". (QS al-Hasyr : 7).
3. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW, sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." [QS Al-Ahzaab: 56].
Di dalam hadits yang diriwayatkan olehi Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah SAW. pernah bersabda: ‘Celakalah orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau bershalawat kepadaku,celakalah orang yang pada saat bulan Ramadhan datang, lalu berlalu begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dan celakalah orang yang mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapitidak menjadikan ia masuk surga." (HR. Tirmidz)
Bershalawat kepadanya tidaklah lepas dari berbagai faedah dan manfaat karena bershalawat 
kepada Nabi merupakan faktordiperolehnya berbagai kebajikan, dikabulkannya berbagai do’a, mendapatkan syafa’at, shalawat Allah atas hambanya, keabadian cinta Nabi dan tambahannya, dan selamat dari kebakhilan.
4. Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya benci, memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua perkara yang menyalahi Syariat. Allah swt berfirman: "Kamu tidak
akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu,
Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka..." (QS Al-Mujaadilah : 22).
5. Mencintai orang-0rang yang dicintai Nabi SAW Antara tanda cinta kepada Nabi SAW adalah mencintai mereka yang dicintai baginda seperti isteri-isterinya, ahli keluarga (ahlu albait) dan sahabatnya serta seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajaran baginda.
6. Membenarkan berita-berita yang beliau sampaikan Termasuk
prinsip keimanan dan pilarnya yang utama ialah mengimani kemaksuman 
Nabi SAW dari dusta atau buhtan (fitnah) dan membenarkan segala yang 
dikabarkan beliau tentang perkara yang telah berlalu, sekarang, dan 
akan datang. Allah Ta’ala berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya
itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu
yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)
7.Beribadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah diajarkan oleh 
Rasulullah SAW, tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi. Allah SWT 
berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan
itu akan ditolak.” (HR. Muslim)
8.Mencintai beliau SAW di atas kecintaan kepada diri sendiri, keluarga 
dan seluruh manusia, dalam rangka mengamalkan firman
Allah: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al Ahdzab: 6)
Sehingga bersiap mengorbankan jiwa dan harta untuk kecintaan kepadanya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai
Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak 
ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak 
(pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang 
kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan
dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. 
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orangorang
yang berbuat
baik.” (QS. At Taubah: 120)
9. Membela Rasulullah SAW tatkala Beliau masih hidup, dan membela ajarannya setelah beliau wafat. Dengan cara menghafal,memahami dan mengamalkan hadits-hadits 
Nabi SAW. Juga menghidupkan sunnahnya dan menyebarkannya di masyarakat.
Dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm: "Perhatikanlah mana yang merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis karena aku 
khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama. Janganlah engkau
terima riwayat selain Hadits Nabi
Posted in AGAMA | Leave a comment

SOAL

SOAL-SOAL :
1. Istilah praktisi pengembangan organisasi paling tidak mengacu pada tiga jenis personal, satu diantaranya …
2. Masalah paling vital dalam organisasi dan sering menjadi tantangan manajer …
3. Psikologi keorganisasian adalah ilmu yang membahas tentang …
4. Pada dasarnya setiap individu di dunia tidak ada yang sama, kecuali yang berhubungan dengan …

soal jawab pilihan ganda perilaku

Posted in PERILAKU ORGANISASI | Leave a comment

KEBUDAYAAN MASYARAKAT

PENGARUH KEBUDAYAAN MASYARAKAT

Dalam kaitannya dengan pengaruh kebudayaan masyarakat lain, dikenal istilah istilah sebagai berikut.

  1. a) Akulturasi (cultural contact),

yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.

 Hal yang terjadi dalam akulturasi adalah sebagai berikut.

(1) Substitusi, yaitu unsur kebudayaan yang ada sebelumnya diganti, dengan melibatkan perubahan struktural yang kecil sekali.

(2) Sinkretisme, unsur-unsur lama bercampur dengan yang baru dan membentuk sebuah sistem baru.

(3) Adisi, unsur-unsur baru ditambahkan pada unsur yang lama.

(4) Dekulturasi, hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.

(5) Orijinasi, tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.

(6) Rejection (penolakan), perubahan yang sangat cepat sehingga sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, gerakan kebangkitan.

 b) Difusi,

yaitu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan. Tipe difusi seperti berikut.

 (1) Difusi intramasyarakat

  • (a) Pengakuan bahwa penemuan baru bermanfaat bagi masyarakat
  • (b) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang mempengaruhi (untuk diterima/ditolak)
  • (c) Unsur berlawanan dengan fungsi unsur lama, akan ditolak
  • (d) Kedudukan penemu unsur baru ikut menentukan penerimaan
  • (e) Ada tidaknya batasan dari pemerintah

 (2) Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh:

  • (a) kontak antarmasyarakat tersebut,
  • (b) kemampuan mendemonstrasikan,
  • (c) kegunaan,
  • (d) menyaingi unsur lama/mendukung,
  • (e) peran penemu dan penyebarannya,
  • (f) pemaksaan.

 c) Penetrasi,

yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak kebudayaan lama yang didatangi. Apabila kebudayaan baru seimbang dengan kebudayaan setempat, masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling mempengaruhi, yang disebut hubungan simbiotik.

 d) Invasi,

yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat dengan cara peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.

 e) Asimilasi,

yaitu proses penyesuaian (seseorang/kelompok orang asing) terhadap kebudayaan setempat. Dengan asimilasi, kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur dalam satu kesatuan kebudayaan. Penyebab asimilasi antara lain: toleransi, rasa simpati, kesamaan kepentingan, dan perkawinan.

 f) Hibridisasi,

yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.

 g) Milenarisme,

yaitu salah satu. bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan social yang rendah.

 h) Adaptasi,

yaitu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organism pada lingkungannya dan perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organism (penyesuaian dua arah).

 i) Imitasi,

yaitu proses peniruan kebudayaan lain tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru.

Posted in PERILAKU ORGANISASI | Leave a comment

PERUBAHAN SOSIAL

Teori Perubahan Sosial

Ilmu sosiologi banyak dipengaruhi oleh beberapa ilmu pengetahuan lain baik itu biologi, geologi, dan banyak lagi. Oleh karena itu jangan heran kalau beberapa teori perubahan sosial yang akan dijelaskan menyebutkan beberapa pemikiran yang bukan orang sosiolog bahkan bukan orang dalam ilmu pengetahuan sosial. Berikut macam macam teori perubahan sosial

  1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
  2. Teori Konflik (Conflict Theory)
  3. Teori Perubahan Sosial Dahrendorft
  4. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
  5. Teori Siklus (Cyclical Theory)
  1. Teori Perubahan Sosial: Teori Evolusi

Teori evolusi sepertinya anda sudah dengan dari mata pelajaran ataupun mata kuliah Biologi. Memang benar, teori perubahan sosial yang satu ini bersumber dari pemikiran Darwin yang kemudian dipelajari oleh ahli sosiolog Herbert Spencer sebagai patokan dalam teori perubahan sosial yang kemudian dikembangkan oleh Emile Durkheim (keren namanya kan) dan Ferdinand Tonnies.

Dalam teori perubahan sosial ini dijelaskan bahwa evolusi memengaruhi cara pengorganisasi masyarakat, utamanya yang berhubungan dengan sistem kerja. Berdasarkan pandangan tersebut, Tonnnies berpendapat bahwa masyarakat berubah dari tingkat peradapan sederhana ke tingkat peradapan yang lebih kompleks.

Dalam teori perubahan sosial evolusi dapa dilihat terjadinya transformasi dari masyarakat. Mulai dari masyarakat tradisional yang memiliki pola pola sosial komunal yaitu pembagian dalam masyarakat yang didasarkan oleh siapa yang lebih tua atau senioritas bukan pada prestasi personal individu dalam masyarakat. Kemudian hal tersebut berubah ke arah yang lebih kompleks.

Dalam teori perubahan sosial ini, sudah tentu dipengaruhi oleh waktu. Oleh karena itu, teori ini terbagi atas dua yaitu perubahan secara lambat atau evolusioner  dan secara cepat atau revolusioner.

Pengertian perubahan secara lambat atau evolusioner adalah perubahan yang terjadi dalam interval waktu yang cukup lama dan disertai dengan perubahan perubahan kecil dan terjadinya pergeseran sosial secara perlahan dan jarang menimbulkan konflik dalam masyarakat dan lembaga.

Dalam perubahan sosial secara lambatlah yang membagi  beberapa teori perubahan sosial menjadi:

  1. Teori Evolusi Linear (Unilinier Theories of Evolution)
  2. Multilined Theories Of Evolution
  3. Teori Konflik (Conflict Theory)
  4. Teori Perubahan Sosial Dahrendorft
  5. Teori Fungsionalis
  6. Teori Siklus

# Teori Evolusi  Unilinear

Teori evolusi unilinear adalah teori yang beranggapan bahwa manusia dan masyarakat serta kebudayaannya akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tahapan tahapan tertentu dari bentuk kehidupan yang sederhana ke bentuk kehidupan yang lebih komples. Teori perubahan sosial dikemukakan oleh beberapa ahli seperti August Comtee, Herbert Spencer, Vilfredo Pareto (Melakukan modifikasi menjadi teori siklus) dan Pitiim A. Sorokin.

Sorokin sebagai pendukung teori perubahan sosial ini beranggapan bahwa masyarakat berkembang melalui tahap tahap yang masing masing didasarkan pada suatu kepercayaan sebagai tahap pertama; indera manusia sebagai tahap kedua; dan kebenaran sebagai tahap terakhir. Dalam teori ini, Spencer beranggapan bahwa tidak perlu melalui tahapan tertentu untuk masyarakat mengalami perubahan sosial, pasti terjadi. Dia menambahkan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan kelompok homogen ke kelompok heterogen baik sifat maupun susunannya.

# Multilined Theories Of Evolution

Teori perubahan sosial ini lebih menekankan pada ketidaksepakatan tentang teori evolusi non linear. Hal ini dikarenakan masyarakat yang mengalami perubahan sosial tidak dapat ditentukan mengalami kemajuan (dengan kata lain linear). Dalam teori ini dijelaskan bahwa masyarakat bisa saja mengalami perubahan sosial berupa kemunduran. Dengan munculnya teori ini, para ahli sepakat bahwa perubahan sosial yang terjadi tidak dapat disamakan proses suksesi pada biologi, yang akan selalu mengalami kemajuan akan tetapi bersifat naik turun. Oleh karena itu teori evolusi unilinear tidak lagi dipergunakan.

# Teori Konflik (Conflict Theory)

Teori perubahan sosial ini dipengaruhi oleh pandangan beberapa ahli seperti Karl Marx, Frederict Engle, dan Ralf Dahrendorft. Dalam teori perubahan sosial ini tentu saja memandang konflik sebagai sumber terjadinya perubahan dalam masyarakat.

Teori ini melihat masyarakat dua kelompok atau kelas yang saling berkonflik yaitu kelas borjuis dan kelas proletariat. Kedua kelompok sosial dalam masyarakat ini dapat dianggap sebagai majikan dan pembantunya. Penderitaan merupakan sumber utama konflik yang ada dalam masyarakat menurut teori ini. Dengan kepemilikan harta dan hak hidup yang lebih banyak oleh kaum borjuis dan minimnya bagi kaum proletariat akan memicu konflik sosial dalam masyarakat sehingga terjadi revolusi sosial yang berakibat pada terjadinya perubahan sosial. Berdasarkan teori perubahan sosial ini, dijelaskan bahwa pada akhir revolusi, akan tercipta masyarakat yang hidup tanpa pembagian kelas, sama rata (betul betul utopia [editor]). Ditambahkan juga bahwa perubahan sosial terjadi pada dasarnya disebabkan oleh adanya konflik, dan konflik akan selalu ada di sembarang waktu dan tempat.

 

Posted in PERILAKU ORGANISASI | Leave a comment

Qana’ah

Kemuliaan Qana’ah

qna'ahAllah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan kematian dan kehidupan ini, untuk menguji siapa diantara hambanya yang terbaik amalnya, hal ini telah Allah sebutkan dalam kitabnya yang agung dalam surat Al Mulk ayat 2:

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ َوالْحَيَوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أيُّكُمْ أحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Adapun makna ayat ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Hafidz Ibnu Katsier dalam tafsirnya bahwa “Allah telah menciptakan seluruh makhluk ini dari ketiadaan, untuk menguji jin dan manusia, siapakah diantara mereka yang paling baik amalnya.” Kalau demikian apakah kita akan terlena dengan gemerlapnya kehidupan dunia dan lupa memperbaiki amal-amal kita?

Dalam Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah membawakan sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, riwayat Al-Miswar bin Syaddad tentang perumpamaan dunia dan akhirat. Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا الدُّنْيَا فِيْ اْلاَخِرَةِ إلاَّ كَمِثْْلِ مَا يَجْعَلُ أحَدُكُمْ إصْبَعَهُ فِيْ الْيَمِّ، فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ

“Dunia ini dibanding akhirat tiada lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Peringatan tentang hakekat dunia juga disebutkan oleh Abul-Ala’, dia berkata: “Aku pernah bermimpi melihat seorang wanita tua renta yang badannya ditempeli dengan berbagai macam perhiasan. Sementara orang-orang berkerumun di sekelilingnya dalam keadaan terpesona, memandang ke arahnya, Aku bertanya, “Siapa engkau ini?” Wanita tua itu menjawab, “Apakah engkau tidak mengenalku?” “Tidak,” jawabku “Aku adalah dunia,” jawabnya. “Aku berlindung kepada Allah dari kejahatanmu,” kataku. Dia berkata, “Kalau memang engkau ingin terlindung dari kejahatanku, maka bencilah dirham (uang).”

Sesungguhnya Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal bagi kita selaku hamba Allah. Dan apa yang ada diatas bumi ini seperti pakaian, makanan, minuman, pernikahan dan lain-lain merupakan santapan bagi kendaraan badan kita yang sedang berjalan kepada Allah. Barangiapa di antara manusia yang memanfaatkan semua itu menurut kemaslahatannya dan sesuai dengan yang diperintahkan Allah maka itu adalah perbuatan yang terpuji. Dan barangsiapa yang memanfaatkannya melebihi apa yang dia butuhkan karena tuntutan kerakusan dan ketamakan maka dia pantas untuk dicela.

Wahai hamba Allah, setelah kita mengetahui hakekat dunia dan bagaimana seharusnya kita bersikap dengan dunia ini, akankah kita tetap akan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan kita jadikan harta tersebut sebagai tujuan hidup kita???

Suri tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qana’ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya maupuan orang yang miskin adapun wujud qana’ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekedar dibutuhkan. Tentang sikap qana’ah, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

“Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)

Ketahuilah wahai saudariku sesungguhnya di dalam qana’ah itu ada kemuliaan dan ketentraman hati karena sudah merasa tercukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhat dan yang melebihi kebutuhan pokoknya, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada kehinaan dan kesusahan karena dia tidak pernah merasa puas dan cukup terhadap pemberian Allah.

Perbuatan qana’ah yang dapat kita lakukan misalnya puas terhadap makanan yang ada, meskipun sedikit laku pauknya, dan cukup dengan beberapa lembar pakaian untuk menutup aurat kita. Maka hendaklah dalam masalah keduniaan kita melihat orang yang di bawah kita, dan dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan Rasulullah dalam hadits yang artinya: “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy)

Sikap qana’ah ini hendaklah kita lakukan dalam setiap kondisi, baik ketika kita kehilangan harta maupun ketika mendapatkan harta. Barangsiapa yang mendapatkan harta maka haruslah diikuti dengan sikap murah hati, dermawan, menafkahkan kepada orang lain dan berbuat kebajikan. Marilah kita tengok kedermawanan dan kemurahan hati Rasulullah: Telah diriwayatkan dalam hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa beliau adalah orang yang lebih cepat untuk berbuat baik daripada angin yang berhembus. Selagi beliau diminta sesuatu, maka sekali pun tidak pernah beliau menjawab. “Tidak” Suatu ketika ada seseorang meminta kepada beliau. Maka beliau memberinya sekumpulan domba yang digembala di antara dua bukit. Lalu orang itu menemui kaumnya dan berkata kepada mereka: “Wahai semua kaumku, masuklah Islam! Karena Muhammad memberikan hadiah tanpa merasa takut miskin.”

Subhanallah sungguh indah pahala yang Allah janjikan terhadap hambaNya yang memiliki sikap qana’ah, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di anugrahi sikap qana’ah dan dijauhkan dari sikap kikir dan bakhil.

اَللَّهُمَّ إنِّي أعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَ الْحَزَنِ،وَ الْعَجْزِ وَ الْكَسَلِ،وَالْبُخْلِ وَ الْجُبْنِ،وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَ غَلبَةِالرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (bahaya) rasa gundah gulana dan kesedihan, (rasa) lemah dan malas, (rasa) bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penguasaan orang lain.”

اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير

“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rizkikan kepadaku, dan berikanlah berkah kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”

Diringkas oleh: Ummu ‘Athiyah, Dimuroja’ah oleh: Ustadz Abu Salman, Sumber : Mulslimah.or.id

 Referensi:

  1. Hisnul Muslim min Udzkuril Kitaabi wa Sunnati oleh Sa’id Bin Wahf Al-Qahthani
  2. Terjemah Minhajul Qashidin; “Jalan Orang-Orang yang Mendapat Petunjuk”
  3. Terjemah Tafsir Ibnu Katsier terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i
  4. Do’a & Wirid Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah– Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawwas

 

Posted in AGAMA | Leave a comment

MEREK

Merek

MERKDefinisi Merek

Definisi merek menurut Tjiptono (2008) adalah janji penjual untuk menyampaikan kemampuan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli.

Sedangkan Simamora (2003) mendefinisikan merek sebagai nama, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi atau semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau jasa suatu penjual dari barang dan jasa penjual lain.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah, lambang, tanda, desain atau kombinasi atribut produk untuk mengidentifikasikan suatu produk, memberikan arti serta untuk membedakan dengan produk pesaing (diferensiasi).

Pentingnya Pemilihan Cap dan Merek

Pemilihan cap, untuk suatu jenis barang perlu sekali dipikirkan karena jelas bahwa bagaimanapun kecilnya merek atau cap atau brand yang telah kita pilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan.

Pemberian merek terhadap hasil produksi ini harus hati-hati jangan menyimpang dari keadaan dan kualitas serta kemampuan perusahaan. Nama merek harus disesuaikan dengan keadaan produk atau perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan Pemberian Merek

Tujuan pemberian merek menurut ( Alma 2007) adalah:

  1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli sungguh berasal dari perusahaannya. Ini adalah untuk meyakinkan pihak konsumen membeli suatu barang yang dikehendakinya, yang cocok dengan seleranya, keinginannya dan juga kemampuannya.
  2. Perusahaan menjamin mutu barang. Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin mutu bahwa barang yang dikeluarkannya berkualitas baik, sehingga dalam barang tersebut selain ada merek juga disebutkan peringatan-peringatan seperti apabila dalam jenis ini tidak ada tanda tangan ini maka itu adalah palsu.
  3. Pengusaha memberi nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.
  4. Meningkatkan ekuitas merek, yang memungkinkan memperoleh margin lebih tinggi, memberi kemudahan dalam mempertahankan kesetiaan konsumen.
  5. Memberi motivasi pada saluran distribusi, karena barang dengan merek terkenal akan cepat laku, dan mudah disalurkan. Serta mudah penanganannya.

 

Posted in MANAJEMEN PEMASARAN | Leave a comment

KUCING

Inilah Alasan Mengapa Nabi Besar Muhammad SAW Sangat Menyayangi Kucing —

animasikucing naik baskom

  • Keajaiban Hewan Yang Bernama Kucing

Di dalam perkembangan peradaban Islam, kucing hadir sebagai teman sejati dalam setiap nafas dan perkembangan Islam. Dan ternyata, bahwa binatang yang lucu dan manja ini telah berbaur dengan kehidupan manusia sejak kira-kira 3.500 tahun lalu, sejak bangsa mesir menggunakan mereka untuk mengusir tikus atau hewan pengerat lainnya yang kerap merusak panen mereka. Nah, walau sering melihat kucing, masih banyak hal yang belum kita ketahui tentang hewan ini. Mari kita mengenal mereka lebih dekat lagi…!

Pada tahun 1800 ditemukan sebuah kuburan yang berisikan 300.000 mumi kucing. Bagi bangsa Mesir kuno, kucing adalah hewan suci. Mereka menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi Bast. Apabila ada yang berani membunuh kucing, maka ia akan diberi hukuman mati. Pada tahun tersebut, kucing yang mati juga akan dimumikan seperti halnya manusia.

Dan di antara kita pasti sering mendengar kalau Rasululloh S.A.W. sangat menyayangi kucing…dan bahkan Rasululloh S.A.W. juga sangat perhatian dan sayang terhadap semua binatang, mereka semua diperlakukan secara baik oleh Rasululloh S.A.W.

KUCING…..

Posted in Umum | Leave a comment