Roti, sebagai penganan yang sangat mendunia, ternyata punya segundang permasalahan dibaliknya, selain dijauhi oleh orang-orang yang ingin mengurangi berat badan, variasi rasa yang itu-itu saja, dan tidak ada manfaat lain selain untuk penunda lapar sampai banyaknya penggunaan pengawet pada roti yang beredar di pasaran yang bisa mengakibatkan masalah bagi tubuh manusia. Untuk semua permasalahan tersebut, kami memikirkan gagasan untuk menciptakan roti yang sehat, bermanfaat dan menggunakan bahan-bahan tanaman herbal asli Indonesia. Untuk semua orang yang ingin mengubah pola makan mereka dengan memilh makanan yang sehat, adalah dengan memilih produk ROBAL (Roti Herbal) selain mengenyangkan roti ini juga sehat, dan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang ini juga tidak menimbulkan efek samping untuk seseorang yang mengkonsumsinya.karena bahan-bahan yang digunakan untuk membuat roti ini adalah bahan-bahan herbal olahan yang alami tanpa menggunakan bahan pengawet.

ROBAL (Roti Herbal) juga bisa dijadikan teman setia pada saat kita sedang melakukan aktifitas yang padat dan dikejar dateline. ROBAL (Roti Herbal) mampu menjawab keluhan orang-orang yang saat ini sedang hangat-hangatnya menjalani diet. Dan mampu memecahkan masalah cemilan sehat yang bisa menjadi pilihan siapa saja,

Manfaat nya adalah untuk menyehatkan diri yang mengkonsumsi ROBAL (Roti Herbal) tersebut dan juga untuk membantu suksesnya program diet yang dilakukan oleh banyak orang, serta menciptakan cemilan yang bisa membuat tubuh sehat, selain itu menaikan nilai dari tanaman herbal asli Indonesia.

untuk info lebih lanjut silahkan download dibawah ini :

PKM-GT-12-UBD-DESI-ROBAL(1)

Kepemimpinan dalam manajemen event lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka masing-masing individu / pekerja nya akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya.

more about this, silahkan didownload dibawah ini :

Manajemen kepemimpinan dalam sebuah event

Hubungan media selalu terkait dengan kehumasan, karena hubungan ini merupakan bagian dari tugas PR atau humas di sebuah instansi, organisasi, lemabaga, perusahaan, dan lainnya. Media Relations adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa baik cetak, online maupun eletronik dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang. Tujuan dari media relations ini pun sangat penting, menjalin hubungan dengan para pemimpin, reporter / wartawan surat kabar, majalah, radio, televisi,dll.

lets talk about media relations more, you can download :

media relations

etika komunikasi

digg del.icio.us TRACK TOP
By Rahma Santhi | Filed in artikel seputar komunikasi, monggo di lihat-lihat.. | 7 comments

Kata etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.lainnya hal nya dengan etiket.

untuk artikel lebih jelas, monggo di download dibawah ini….

etika komunikasi

Bagi para wanita  memiliki segala sesuatu yaang praktis adalah hal yang diperlukan pada saat beraktifitas, agar setiap kegiatan yang dijalan kan terasa semakin mudah dan ringan saat melakukan semua aktifitas sekalipun itu aktifitas yang melelah kan praktis dan ekonomilah yang dibutuhkan saat ini

Akan diciptakan inovasi terbaru yang menjawab semua keraguan para wanita ini yaitu inovasi yang tepat guna sebuah sepatu dengan dua fungsi “SEGANA” Sepatu Tepat Guna. adalah segana, sepatu tepat guna yang muncul karena masalah-masalah yang dihadapi oleh para kaun hawa. Segana adalah sepatu tepat guna yang memiliki dua fungsi, pertama adalah berfungsi sebagai sepatu Highheel yang bisa dipakai saat kerja, saat ada acara formal / resmi dan  fungsi kedua adalah sebagai sepatu flat yang bisa pakai pada saat santai dan ketika kita lelah saat menggunakan sepatu  heels, kita bisa bisa mengalih fungsikan menjadi sepatu flat nya. sepatu ini terbuat dari bahan karet dengan harga terjangkau dan mengedepankan konsep Be Healthy and Trendy With Go Green!

silahkan didownload dibawah ini :

PKM-GT-12-UBD-SERRY-SEGANA (Sepatu Tepat Guna)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dari zaman dulu kala sampai sekarang siapa yang tidak kenal dengan roti? Makanan berkarbohidrat tinggi satu ini merupakan makanan yang cukup mengenyangkan, dari zaman dulu kala roti masih identik dengan keras dan tekstur nya yang biasa-biasa saja , rasanya pun cenderung biasa-biasa saja. Yang pasti roti masa itu belum seempuk dan seenak sekarang. Membuatnya pun menjijikkan. Tepung, air, dan adonan ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak.
Namun roti tidak lagi dibakar di api terbuka, tetapi di dalam tungku primitif berbentuk kerucut. Masa itu para pekerja Mesir bukan diupah dengan uang, tetapi dengan roti. Sampai sekarang, dalam bahasa Inggris pencari nafkah disebut breadwinner, orang yang berjuang untuk mendapat roti. Kata ’roti’ sering dipakai untuk menggantikan kata ’rezeki’. Sampai sekarang, roti tradisional di Timur Tengah, India, dan Afrika masih pipih. Roti kemudian menjadi makanan pokok di berbagai bagian dunia.
Roti adalah salah satu makanan tertua di dunia. Sejarah roti yang panjang konon berawal dari Mesir dan Mesopotamia. Saat mereka menemukan cara lain untuk menikmati gandum. Gandum yang awalnya dikonsumsi langsung ternyata dapat dilumat bersama air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak diatas api kemudian mengeras dan dapat disimpan beberapa hari. Teknik paling dasar memasak roti seperti ini masih digunakan dibeberapa negara walau perkembangan teknik dan jenis roti modern semakin beragam. Sebut saja tortila Mexico, roti canai India, Pita di Timur Tengah, dan lain-lain. Roti-roti semacam ini dikenal lebih dengan nama istilah roti datar.
Ragi roti ditemukan saat mereka menyimpan sedikit adonan dari hari sebelumnya dan ditambahkan pada adonan yang baru. Kemudian dikembangkan pula jenis gandum yang baru yang memungkinkan terciptanya jenis roti yang baru. Dari Mesir inilah bangsa Yunani mengambil teknologi pembuatan roti. Teknologi yang kemudian menyebar di seluruh Eropa dan menjadikan roti sebagai makanan yang dianggap penting oleh masyarakatnya. Di Roma bahkan roti dan gandum lebih penting ketimbang daging. Saat itu warna roti membedakan ‘kelas’ dalam masyarakat. Semakin gelap warna roti yang dikonsumsi semakin rendah satus sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung putih yang mahal. Tetapi jaman sekarang roti berwarna gelap justru lebih mahal karena rasanya yang lebih enak dan kandungan gizinya yang lebih tinggi.

Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman herbal yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman herbal sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang serta mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat / herbal dan penggunaannya sebagai obat. Kecenderungan untuk kembali ke alam atau ” back to nature “, dalam bidang pengobatan pada herbal ini sangat kuat di Negara-negara maju dan berpengaruh besar di Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan pelatihan herbalpun kini telah banyak diminati masyarakat. Pentingnya Kepedulian kita akan tanaman obat atau herbal yang telah sejak jaman dulu kala perlu di lestarikan dan di terapkan seperti negara-negara lain yang telah menggunakan herbal sebagai kekayaan bangsa Indonesia (de classic life : 2009). Akan sangat bermanfaat sekali apabila dapat diciptakan panganan sehat berbahan dasar tanaman herbal asli Indonesia, selain untuk menyehatkan masyarakat dengan panganan sehat dan alami, namun juga dapat menaikan nilai jual tanaman herbal yang selama ini nilai jualnya masih dibawah standar.

Tujuan

Gagasan tertulis ini bertujuan untuk memberikan alternatis dan solusi panganan roti sehat yang mengandung olahan bahan tanaman herbal asli indonesia yang memberikan manfaat bagi tubuh manusia, dan dihadirkan dengan rasa yang lezat . Sehingga roti yang di konsumsi lebih sehat dan beda dari roti pada umumnya . Roti yang diharapkan juga dapat membantu dalam segi kesehatan, banyaknya roti dengan harga mahal yang dijual dipasaran sekarang, dengan isi bentuk dan rasa yang cenderung biasa-biasa saja, dan kandungan gizi nya pun kurang sehat, ditambah lagi dengan banyaknya pengawet dalam roti yang sering dijual dipasaran yang bisa tahan dalam berbulan-bulan. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan nilai jual tanaman herbal asli Indonesia yang selama ini memiliki nilai jual yang sangat murah, padahal sebenarnya tanaman herbal asli Indonesia memiliki banyak sekali manfaat bagi tubuh.

Manfaat

Robal (Roti Herbal) terbuat dari bahan yang aman dan sehat, rotinya sendiri terbuat dari gandum utuh dan berkualitas ,selain itu takaran nya pun di sesuaikan dengan standar badan POM . Isi atau topping robal sendiri merupakan olahan dari jenis-jenis tanaman sehat dan campuran kacang-kacangan, kedelai murni,susu dan daging yang di campurkan dengan bahan-bahan herbal sesuai dengan jenis tanaman herbal dan komposisi takaran yang tepat. Robal memberikan manfaat besar terhadap industri panganan sehat bagi manusia ,karena memberikan solusi roti sehat bagi penikmat roti di Indonesia bahkan harapan kami juga di seluruh dunia.

Inovasi Roti Dengan Isi Cita Rasa Tanaman Herbal
kami mendapatkan gagasan untuk membuat roti denga isi dan toping cita rasa tanaman herbal asli Indonesia, kami menyebutnya dengan ROBAL (Roti Herbal). ROBAL akan menjadi panganan sekaligus Obat bagi penyakit sehari-hari yang sering dialami oleh masyarakat. ROBAL akan dikemas menggunakan kertas daur ulang sebagai kotak pembungkusnya yang sudah disterilisasi, tidak menggunakan plastik seperti yang biasa digunakan oleh Roti kemasan yang sering kita lihat di mana-mana. Plastik dapat mengurai selama bertahun-tahun, waktu yang sangat lama untuk dapat didaur ulang sehingga menjadi bahaya tersendiri untuk pemanasan global.
Adapun beberapa nama roti herbal yang kami akan ciptakan dan manfaat nya, adalah sebagai berikut :
Robusa (Roti tebu indonesia)
Kandungan : vitamin B2, Sacharum officinarum
Khasiatnya : daunnya digunakan untuk menyembuhkan demam, sedangkan sari tetes tebunya digunakan sebagai terapi anti diabetes, meredakan batuk, meredakan panas tinggi, menyembuhkan pegal linu dan mengatasi kerusakan gigi.Sari tebu mengandung serat tak larut (insoluble fibre).serat ini yang membuat air madu aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sistem kerjanya adalah sebagai SEES (Side Effecet Eliminating Substances) atau senyawa yang menghilangkan efek samping, dalam hal ini peningkatan kadar gula dalam darah adalah efek samping dari air gula, namun di tiadakan efek sampingnya oleh adanya serat tak larut tersebut.

Rojali (Roti jahe limo)
Kandungannya : antioksidan dan vitamin E
Khasiatnya : Untuk menghangatkan tubuh dan mampu menyeimbangkan kondisi badan kembali segar ketika lelah dan capek setelah beraktivitas seharian. Jahe selain baik untuk minuman penghamat tubuh, juga bermnafaat untuk menurunkan tekanan darah, Membantu pencernaan, Mencegah mual, Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal di dalam tubuh. Jahe didalam roti akan dikombinasi dengan jeruk Limo asi Indonesia agar dan gula merah agar rasanya tidak terlalu kuat dan meenjadi sangat hangat sehingga terasa pedas, dengan kombinasi jeruk limo, rasanya akan terasa antara manis, asam dan hangat.

Romlah (Roti Madu laaaahh)
Kandungannya : banyaknya zat gizi yang terkandung di dalamnya yang baik untuk tubuh seperti vitamin C, E, natrium, kalsium, fosfor, zat besi dan juga antibiotik alami untuk melawan infeksi.
Khasiatnya : Menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh, selain itu juga madu baik dikonsumsi untuk menjaga kelembapan kulit dan kesehatan bibir . Menjaga kesehatan mata, madu juga berfungsi untuk mengobati luka, Memperkuat sel darah putih, Menambah kesuburan pasangan suami istri, Penambah tenaga / stamina, Menstabilkan tekanan darah, Mengobati anemia, Mengobati alergi, Mencegah osteoporosis, Mencegah infeksi pada luka, Mengatasi gangguan pernafasan, Mengatasi sembelit, Menghilangkan gejala penyakit asma, dan masih banyak lagi.

dan masih banyak lagi roti lainya…

Teknik implementasi gagasan
Gagasan pembuatan ROBAL (Roti Herbal) ini dapat diimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pembuatan Roti Herbal, mulai dari bahan dasar roti yang terbuat dari bahan gandum yang sehat, pemilihan tanaman herbal dengan kualitas yang baik dan pengolahan kombinasi citarasa isi roti agar bisa diterima oleh selera masyarakat Indonesia.
2. Membuat sample ROBAL yang akan ditest uji kelayakannya dan tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat bekerja sama dengan balai penelitian makanan dengan bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan untuk mendapatkan Gandum yang berkulaitas sempurna untuk bahan dasar roti ROBAL.
3. Melakukan kerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia untuk berupaya melestarikan tanaman herbal di Indonesia dan membuat perkebunan untuk tanaman herbal agar terus terpelihara dan menjadi aset kebangaan bangsa Indonesia.
4. Melakukan kerjasama dengan Kementrian Kesehatan dan Ikatan Dokter
Indonesia untuk mensosialisasikan Roti Herbal asli Indonesia ini ke berbagai rumah sakit, posyandu, puskesmas dan balai kesehatan.
5. Melakukan kemitraan dengan Badan POM (pengawas Obat dan Makanan) untuk melakukan test uji kelayakan produk ROBAL agar aman dikonsumsi masyarakat.
6. Melakukan kemitraan dengan YLKI (yayasan lembaga konsumen indonesia) agar terus memantau apabila terdapat penyalahgunaan produk ROBAL ini di masyarakat kelak.
7. Melakukan kemitraan dengan pasar swalayan, pasar tradisional, supermarket dan pusat perbelanjaan lainnya, agar ROBAL dapat dengan mudah ditemukan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Prediksi Keberhasilan Gagasan
Dilihat dari berbagai aspek yang dapat dikembangkan dengan diciptakannya ROBAL, maka kami yakin bahwa produk ini bukan saja inovatif namun dapat menjadi solusi dari banyak permasalahan diantaranya :
1. Permasalahan penggunaan pengawet dalam roti
2. Permasalahan mahalnya harga roti yang sehat
3. Penggunaan tanaman herbal yang semakin dilupakan oleh masyarakat Indonesia
4. Nilai jual tanaman herbal yang relatif sangat murah
5. Sulitnya mendapatkan tanaman herbal yang bermanfaat untuk tubuh
6. Kurangnya pengetahuan dan keinginan masyarakat untuk mengolah tanaman herbal sebagai panganan sehat
7. Sulitnya membeli produk makanan yang mengandung tanaman herbal
8. Belum adanya roti dengan isi herbal yang juga dapat beerfungsi sebagai obat

terima kasih, semoga ROBAL akan menjadi kenyataan dan berguna bagi semua orang… (shanty)

Latar Belakang

Dalam dunia pekerjaan, penampilan yang baik mulai dari tata rambut sampai dengan sepatu merupakan hal yang mutlak dilakukan, hal ini bertujuan untuk menunjang penampilan seorang pekerja, baik wanita maupun pria. Sepatu adalah sebuah alas kaki yang membuat seseorang percaya diri ketika mereka menggunakannya. Sepatu juga bisa disebut sebagai barang yang paling penting untuk menujang sebuah karir seseorang, karena dimanapun kita berada, secantik apapun penampilan atau cara berpakaian kita yang baik, apabila juga ditunjang menggunakan sepatu yang baik, maka kita akan ditempatkan ditempat yang baik pula.
Sepatu merupakan elemen penting yang menjadi pusat perhatian akhir pada penampilan seseorang, khususnya wanita. Berbagai model sepatu yang digunakan wanita untuk berkerja, jalan-jalan, beraktifitas dan masih banyak lagi. Sebut saja jenis wedges, flat shoes, stileto, high heels, dan lainnya. Sebenarnya, para ahli sejarah dalam (Metrogaya : 2010) memperkirakan bahwa sepatu pertama kali dibuat pada zaman Es atau sekitar 5 juta tahun lalu. Sepatu itu dibuat dari kulit hewan, sepatu primitif (kuno) dalam jumlah besar pernah ditemukan di pedalaman Missouri, Amerika Serikat (AS) dan . Diperkirakan sepatu itu berasal dari 8000 Sebelum Masehi (SM).
Namun, disisi yang lain dari keindahan dan menariknya sepatu High Heels, Menurut sebuah penelitian terbaru, lebih dari 20 ribu wanita berobat kerumah sakit setiap tahun dikarenakan memakai sepatu hak tinggi ini. lebih dari 1/3 wanita yang memakai sepatu hak tinggi, dilaporkan juga pernah mengalami jatuh. Problem kuku ibu jari, bengkak pada kaki yang bisa mengakibatkan radang, pengetatan dan pemendekan tendon, retak tulang, metatarsalgia, neuroma, dan beragam problem kaki bagian depan, adalah merupakan komplikasi yang sangat umum yang terjadi pada penggunaan sepatu hak tinggi (Hajsmy:2011). Disisi kesehatan penelitian medis menunjukkan posisi tidak wajar jika sipengguna memakai sepatu highheel terlalu lama. hal ini bisa mengakibatkan resiko yang cukup besar pengaruhnya ke kaki. dan harus dibatasi penggunaannya. Studi yang dilakukan America Academy of Orthopedic Surgeon membuktikan perempuan yang sering menggunakan sepatu berhak tinggi, terutama hak di atas 5 cm, banyak yang mengalami radang sendi di sekitar lutut, paha, tulang panggul, bahkan ada yang sampai ke tulang belakang. Sepatu hak tinggi juga dapat menyebabkan kelainan bentuk kaki yang permanen, yang perbaikannya memerlukan pembedahan.
Lisa McCarten dari Hotter Shoes (IANN News : 2010) , mengatakan: “Sulit untuk membayangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ditahan demi mengenakan sepatu seperti itu. Membeli sepatu bukan pekerjaan mudah karena perempuan selalu ingin sepatu yang cocok dengan baju dan mengabaikan nyeri yang akan dialami.” Penelitian terhadap perempuan usia 18 hingga 65 juga menemukan bahwa 89 persen responden mengaku sepatu yang tidak nyaman telah merusak acara mereka.
Setelah mengetahui bahaya menggunakan hak tinggi yang terlalu sering atau terlalu lama, akhirnya terlihat banyaknya para pengguna bahkan penggemar sepatu Highheel juga sering membawa sepatu ganti seperti sepatu flat atau dengan nama lain sepatu alas yang ringan tanpa heel.
Untuk itu, wanita memerlukan solusi untuk segala permasalahan yang ada seputar wanita dan sepatu hak tinggi, alangkah baiknya ada sebuah terobosan sepatu yang dapat dual fungsi, sebagai sepatu hak tinggi dan sepatu yang tidak menggunakan hak, agar pada saat menggunakan sepatu hak tinggi tidak membahayakan bagi kesehatan para wanita.

Tujuan
Gagasan Tertulis ini bertujuan untuk mempermudah wanita dalam menggunakan sepatu, dengan menggunakan Segana, wanita tidak di repotkan pada saat memakai sepatu di tempat kerja maupun di tempat lain. Segana membantu dalam segi perekonomian,banyaknya model dari bentuk sepatu dan bahan yang semakin bagus maka banyak pula uang yang akan dikeluarkan. Dengan segana membuat praktis dan hemat biaya pengeluaran, serta membantu mengatasi berbagai kemungkinan wanita terserang penyakit akibat pemakaian High Heels yang terlalu sering atau terlalu lama per harinya.

Manfaat
Segana yang terbuat dari bahan dasar karet, yang nyaman dan empuk dimana tidak menggunakan bahan dari kayu sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan alam tanpa adanya penebangan pohon secara liar dan terhindar dari bahaya global worming. Segana yang dibuat dari bahan karet dan bahan yang berkualitas,kuat,dan tahan air yang memiliki daya pakai selama 12 tahun, juga bermanfaat agar tidak membuat tumpukan sampah yang menumbuk mengakibatkan banjir karena banyaknya macam sepatu yang banyak jenis high hell maupun flat yang mudah rusak dan dibuang sembarangan. Manfaat lain adalah untuk kesehatan dimana penggunaan sepatu hak tinggi dalam waktu yang lama per harinya menimnulkan banyak bahaya bagi penggunanya.

Inovasi Sepatu SEGANA
Solusi dari permasalahan dan latar belakang diatas tidak lain adalah SEGANA (Sepatu Tepat Guna), mengapa dikatakan Tepat Guna? Karena sepatu ini memberikan double function atau 2 in 1 function yang tepat dan berguna sesuai dengan kondisi dan permasalahan bagi wanita aktif yang ingin tetap fashionable dan healthy dalam berpenampilan dengan sepatu. SEGANA mengajak para wanita untuk semakin memperhatikan penampilan mereka di segala kondisi, tak perduli wanita tersebut Feminim atau tidak, karena SEGANA diperuntukan bagi semua wanita aktif yang ingin tetap sehat. Pemilihan sepatu ini juga merupakan solusi tepat untuk wanita yang merasa kerepotan yang harus membawa dua sepatu dalam waktu yang bersamaan, selain sepatu ini nyaman, SEGANA juga mengajak para wanita untuk menjadi lebih Smart dalam memilih produk sepatu, terlebih dalam bidang keuangan karena tidak perlu membeli sepatu yang terlalu banyak sebab hanya akan menjadi pemborosan.
Dan yang paling terpenting dari semuanya adalah, SEGANA dapat menjadi trend icon untuk sepatu yang ramah lingkungan karena SEGANA Terbuat dari bahan karet dengan mengedepankan konsep Be Healthy and Trendy With Go Green! Dengan mencintai bumi ini untuk masa depan anak dan cucu kita kelak. Konsep dimaksud dengan tidak menggunakan bahan kulit asli dari hewani maupun kayu dari pepohonan agar tidak adanya penebangan pohon secara liar dan bumi kita terjaga dari berbagai macam musibah pemanasan global.

Langkah-langkah strategis implementasi gagasan
Gagasan pembuatan SEGANA (Sepatu Tepat Guna) ini dapat diimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pembuatan Sepatu tepat guna, mulai dari kualitas hak, bahan dasar karet, besi penyanggah hak agar tidak mudah patah seperti hak tinggi pada umumnya.dipastikan tidak menggunakan bahan-bahan yang mencemari lingkungan dan tidak dapat di daur ulang.
2. Produsen pembuat sepatu SEGANA akan menggandeng lembaga surveyor sementara untuk mendapatkan data spesifik karakteristik keinginan consumers yaitu wanita mengenai sepatu hak tinggi, permasalahannya dan solusi yang mereka inginkan agar SEGANA pada proses pembuatannya dapat terus memperbaiki kualitas produk sesuai dengan kebutuhan para wanita pada umumnya.
3. Produsen pembuat SEGANA akan bekerja sama dengan dinas kesehatan, khususnya menyangkut permasalahan seputar bahaya menggunakan sepatu hak tinggi untuk kesehatan wanita, dan akan melakukan sosialisasi atau seminar mengenai bahaya tersebut agar para wanita dapat menyadari betapa penting SEGANA bagi kesehatan kaki.
4. Melakukan kemitraan dengan berbagai pusat perbelanjaan, butik wanita, dll agar solusi sepatu sehat bagi para wanita aktif ini dapat dinikmati oleh seluruh wanita di Indonesia dan semakin mudah dicari.
5. Menjalin kemitraan dengan penghasil karet lokal asli Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan sepatu SEGANA sehingga tidak perlu mengekspor bahan dasar dari luar negri dan dapat meningkatkan nilai jual karet lokal.
6. Menjalin kemitraan dengan pengrajin sepatu lokal, agar pengrajin sepatu lokal dapat terangkat kesejahteraan nya, dan melalui SEGANA membuat pengrajin sepatu lokal dapat memberikan ide kreatif untuk terus menciptakan sepatu sehat untuk masyarakat Indonesia.
7. Bekerjasama dengan perancang mode sepatu asal Indonesia, agar mode khas Indonesia akan terus terpelihara dan dapat berkembang seiring perkembangan SEGANA yang memiliki harapan untuk dapat dipasarkan di luar Indonesia, hal ini sangat mungkin karena promosi SEGANA yang dilakukan menggunakan media sosial yang bisa menjangkau seluruh belahan dunia.

terima kasih,semoga kelak SEGANA dapat menjadi kenyataan.. (shanty)

Komunikasi Isu & Krisis

digg del.icio.us TRACK TOP
By Rahma Santhi | Filed in reputation and crisis management | 3,620 comments

1.Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin menilai manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Fungsi manajemen sendiri adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:

Perencanaan (planning), dimana manajemen  memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

  • Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha
  • Apa yang dijelaskan di atas adalah mengenai manajemen, lalu apa yang dimaksud dengan manajemen isu dan manajemen krisis, manajemen isu menurut Ray Ewing disebutkan sebagai instrumen vital bagi masa depan organisasi, menurutnya manajemen isu adalah mengenai kekuasaan. Jika organisasi ingin mempengaruhi agenda kebijakan publik, pihak manajemen harus memiliki kekuasaan berdasarkan ide posisi isu yang mereka ambil.manajemen isu pada akhirnya menawarkan alasan yang masuk akal untuk bisa menjustifikasi posisi dari organisasi, diman aposisi itu diselaraskan dengan kepentinghan publik utama, dan terutamna membangun hubungan yang efektif dan saling menguntungkan. manajemen isu perlu dijadikan sebagai bagian dari kebijakan menyeluruh manajemen strategik organisasi, manajemen isu bisa membantu meningkatkan profit dan bisnis organisasi karena kemampuannya mengidentifikasi dan memonitor isu yang muncul dan publik yang terlibat dalam isu.

    Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal.  Pendekatan yang dikelola dengan baik untuk kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi  melewati masa krisis. Krisis yang terjadi banyak factor dan harus ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga tidak berdampak banyak pada organisasi atau perusahaan. Dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang terjadi.

    Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Dan kepemimpinan inilah yang kemudian akan membuat krisis yang ada kemudian berubah menjadi sebuah peluang atau opurtunity bagi perusahaan, selain itu diperlukan kesamaan pandangan dalam menjawab tantangan atau krisi yang ada. Terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap, dan tentunya itu terkait dengan manajemen krisis;

    1. Tindakan untuk menghadapi situasi darurat (emergency response)
    2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery)
    3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery)
    4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption)
    5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning)
    6. Manajemen krisis (crisis management) dan dalam manajemen krisis mencakup kelima  butir sebelumnya.

    Manajemen Isu oleh Tucker, Kerry  & Broom sebagaimana yang dikutip oleh Regester didefinisikan sebagai manajemen proses yang bertujuan untuk mempertahankan pasar, mengurangi risiko, menciptakan peluang dan mengatur reputasi (corporate reputation) sebagai asset organisasi bagi keuntungan organisasi atau pemegang saham.Sedangkan Cutlip, Center & Broom menguraikan sebagai proses proaktif untuk mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi isu-isu kebijakan yang mempengaruhi hubungan mereka dengan organisasi public.Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan manajemen isu merupakan pengaturan (manajemen) yang dilakukan secara  proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi maupun mengevaluasi kebijakan coroporat kaitannya dengan peluang pasar dan pelanggan, mengurangi risiko dan pengaturan reputasi korporat.

    Tidak semua isu perlu ditanggapi, tetapi perlu memilah-milah isu yang perlu ditanggapi, karena tidak semua isu akan berhubungan dengan masalah reputasi korporat. Isu-isu yang perlu segera ditanggapi dan dikelola oleh korporat adalah isu-isu:

    • Isu yang aktual yang merupakan isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dan isu yang diprakirakan akan terjadi bukan isu yg sudah lepas dari perhatian masyarakat / isu sudah basi
    • Mempunyai nilai kekhalayakan (public value), artinya langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang.
    • Memiliki nilai problematik, artinya masalahah yang mendesak dan seriaus yang harus segera ditangani. Bila tidak segera ditangani disinyalir akan berpengaruh pada reputasi korporat.

    Dalam kegiatan Public Relations pengananan manajemen isu selalu disandingkan dengan manajemen krisis, karena isu dan krisis memiliki kedekatan satu sama lain, meskipun isu tidak selalu menyebabkan krisis. Fearn-Banks mengulas manajemen krisis sebagai proses perencanaan strategis terhadap krisis atau titik balik negatif, sebuah prosesw yang mengubah beberapa risiko dan ketidakpastian dari keadaan negatif dan berusaha agar organisasi cepat mengendalikan sendiri aktivitasnya. Dalam manajemen krisis diperlukan komunikasi krisis, dalam buku yang sama Feran-Banks menuliskan komunikasi krisis (crisis communication) sebagai menyangkut transfer informasi dari orang-orang penting (publik) untuk membantu menghindari atau mencegah krisis (atau kejadian negatif), pulih dari krisis dan mempertahankan atau meningkatkan reputasi.

    Manajemen isu lebih menekankan pada penangananan untuk mempertahankan pasar dan reputasi sehubungan dengan munculnya isu-isu yang dapat mempengaruhi reputasi korporat sedangkan manajemen krisis lebih mengacu kepada penanganan untuk mencegah terjadinya suatu krisis.

    Manajemen isu dan krisis merupakan agenda yang penting dalam sebuah korporat karena akan berdampak pada reputasi korporat yang berdampak pada tingkat kepercayaan stakeholders terhadap korporat. Penanganan isu yang berkembang harus direncanakan baik bahkan jauh hari sebelum isu-isu itu merebak dan meresahkan para stakeholder. Penanganan isu yang tidak komprehensif akan menyebabkan terjadinya krisis di dalam korporat.

    STUDI KASUS

    Manajemen Isu dan Krisis PLN dalam Menangani Krisis Listrik

    Harian Nasional Kompas dalam headlinenya pada tanggal 31 Mei 2009 menuliskan krisis listrik hingga tahun 2009. Pemadaman listrik terjadi secara beruntun dalam jangka waktu yang cukup panjang, dalam waktu yang bersamaan beberapa gardu listrik di ibu kota mengalami ledakan. Sehingga memunculkan stigma negatif terhadap PLN. Masyarakat merasa pelayanan PLN begitu buruk, kerugian akibat pemutusan listrik mencapai angka yang tidak sedikit. Dalam harian Kompas tersebut Wakil direktur utama PT Perusahaan Listrik Negara, Rudiantara, menjelaskan kondisi PLN saat ini. “Pemadaman tidak bisa dihindari karena kapasitas PLN tidak bertambah secara signifikan,” jelas Rudiantara (RA) di hadapan sejumlah media.

    Secara transparan, pertumbuhan pemakaian listrik kuartal 1-2008 mencapai 6,8%, padahal target pertumbuhan dalam APBN hanya 1,9%. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik di atas 6%, cadangan daya pun terus tergerus, menjadi 25%, dari batas yang seharusnya 40%. RA menjanjikan, kondisi kelistrikan akan membaik setelah beberapa proyek 10.000 megawatt (MW) mulai masuk pada pertengahan 2009. Yang jelas, dengan defisit 800-900 MW di wilayah Jawa-Bali, maka pemadaman bergilir pun tak terelakkan.

    Kelangkaan listrik memang sudah menjadi isu nasional sejak 2007. Tahun ini, pemadaman bergilir bahkan sudah dilakukan. Namun, selama ini, belum ada penjelasan komprehensif dari pihak BUMN ini tentang kondisi PLN. Yang ada hanya informasi tentang akan adanya pemadaman listrik di wilayah tertentu di jam tertentu atau permintaan maaf saat salah satu mesin pembangkitnya mati.

    Masyarakat, terutama dunia usaha, yang menggantungkan kelancaran bisnisnya pada pasokan listrik tidak mendapatkan gambaran yang memadai tentang kejelasan pasokan listrik. Ini tentu saja mempengaruhi sejumlah rencana bisnis maupun pengembangan yang akan dilakukan. Transparansi informasi yang disampaikan PLN -– walau belum menjawab soal krisis listrik itu sendiri -– setidaknya memberi pemahaman baru bagi konsumen listrik. Terutama tentang bagaimana posisi PLN dalam keterbatasan energi listrik, dan apa yang dilakukan BUMN ini untuk secara bertahap mengurangi defisit listrik nasional ini.

    Melalui keterbukaan informasi, PLN telah mengawali sebuah komunikasi krisis yang baik. Kenapa? Karena, soal keterbatasan energi listrik telah menjadi sebuah krisis nasional, dan harus dikelola dengan seksama.

    Dalam situasi krisis (baik teknis maupun non teknis), korporasi perlu mengindentifikasi masalah inti, merencanakan langkah penanganan secara tepat dan sistematis.

    “Memanajemeni masalah inti sangat krusial agar isu tidak berkembang ke mana-mana, yang nantinya tak mampu dikontrol oleh manajemen perusahaan itu sendiri,” kata John White, seorang konsultan PR dan manajemen komunikasi krisis dari Inggris.

    Dalam kasus PLN, persoalan intinya adalah ketidakseimbangan pertumbuhan pasokan dan pemakaian. Karenanya, berkomunikasi dengan stakeholder (masyakarat pengguna) menjadi sangat penting. Ini untuk membangun pemahaman pelanggan tentang persoalan yang tengah dihadapi PLN, mendapatkan empati pelanggan, bahkan memungkinkan untuk melibatkannya dalam mencari solusi.

    Langkah selanjutnya adalah identifikasi dengan siapa saja mesti berkomunikasi. Saat ini, manajemen PLN secara intens melakukan road show, berdialog business to business dengan pelanggan korporasi melalui pelbagai asosiasi, seperti Kadin, kawasan Industri, REI, industri telekomunikasi, dan lainnya.

    Pendekatan B to B memang dianggap langkah strategis karena perusahaan adalah konsumen besar listrik, dan sekaligus stakeholder yang diharapkan mampu menjadi influencers bagi pengguna kelas perumahan.

    Logikanya, jika para pengusaha sudah memahami situasi “krisis” listrik, mereka diharapkan mampu memberi pengaruh positif bagi lingkungannya termasuk karyawannya. Ini tak cuma untuk pemahaman di level industri, tapi juga di tingkat retail, perumahan.

    “Kami harapkan akan terjadi  trickle down effect dari langkah ini,” jelas Rudiantara kepadaku seusai mengikuti acara Bike to Work bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Jumat pagi lalu.

    Lewat dialog dengan pelbagai pihak, publik bisa jadi berempati pada salah satu soal yang dihadapi PLN. Ini memang harus dijaga kesinambungannya, agar publik pengguna ter-update tentang situasi pasokan listrik yang sangat mereka butuhkan.

    Namun, tampaknya direksi PLN harus bekerja lebih keras lagi. Tak cuma pada mensosialisasikan soal supply and demand listrik saja. Tapi,  lebih jauh lagi, yaitu menjadikan hemat energi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, dan masyarakat paham tentang pentingnya penghematan energi.

    Kampanye hemat energi akan lebih tepat jika dikemas melalui pendekatan corporate social responsibility yang kemudian dikomunikasikan melalui pelbagai kanal komunikasi yang ada.

    Yang jelas, hemat listrik sejatinya tak cuma berarti mengurangi pemakaian daya, yang ujung-ujungnya mengurangi tagihan rekening listrik. Tapi, ini juga bisa menjadi sebuah gerakan hijau, yang sangat berperan dalam memerangi isu dunia, yaitu pemanasan global.

    Sumber Referensi :

    Dan Lattimore, Otis Baskin, Suzette T.Heiman, Elizabeth L.Toth.2004,  Public Relations Profesi dan Praktik

    Michael Regester & Judy Larkin. 2005 Risk Issues and Crisis Manegement: A Casebook of Best Practice (3rd Edition), Philadephia, CIPR.

    Kathleen Fearn-Banks, 2007. Crisis Communicatio: A Casebook Approach. New Jersey: Lawrence Elbraunm Assosiate

    Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2008. Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

    thx u

    Oleh Ema Apriyani S. I. Kom

    Dosen Universitas Bina Darma, Palembang

    Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang

    Kindaichiema@yahoo.com

    ABSTRAK

    Conflict is a sensitive issue around society, that is why mass media must have their own ethic for spreading the conflict news to the people. In Bilateral realtionship like Indonesian and Malaysian case, the conflict issue have a big influences for their country and society. If they cannot managing this issue, it will bring both of country to the chaos condition. Television as a part of mass media have a role to influence they audiences. This research is aim to prove the influence of Conflict News in Television due to Audience Behavior. This is quantitative descriptive research using approach Product Moment that at a final give score 2,57. This value proved that the influence of Conflict News in Television has a strong corellation due to Audience Behavior.

    Keyword: News, Conflict, Audience Behavior

    ABSTRAK

    Konflik merupakan isue yang sangat sensitif disekitar lingkungan masyarakat kita akhir-akhir ini, hal itulah yang menjadi sebab mengapa media harus memiliki etika sendiri dalam hal penyabaran mengenai berita konflik kepada masyarakat. Seperti pada kasus hubungan bilateral antara indonesia dan malaysia,kasus ini memberikan dampak yang amat besar kepada dua negara ini. Apabila masyarakatnya tidak bisa mengkontrol isu tersebut, akan menyebabkan kedua negara dalam pertengkaran. TV sebagai bagian dari media massa memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi penontonnya. Penelitian ini untuk membuktikan mengenai pengaruh isue konflik di televisi terhadap perilaku masyrakat penontonnya, ini adalah penelitian kuantitatif  menggunakan analisa product moment dengn hasil akhir 2,75. hasil akhirnya membuktikan bahwa pemberitaan isu konflik di televisi memiliki korelasi yang besar terhadap perilaku dan sikap penontonnya.

    Kata Kunci : Berita, konflik, perilaku penonton


    1. PENDAHULUAN

    Malaysia dan Indonesia merupakan saudara serumpun yang memiliki keterikatan karakteristik yang sangat kuat dimasa lalu. Sayangnya kini hubungan Indonesia dan Malaysia yang tadinya bagaikan saudara jauh menjadi renggang di picu oleh berbagai macam konflik dan isu. Sekilas memang, seolah-olah konflik yang timbul lebih disebabkan karena kesalahan di antara keduanya dalam membangun dan membina hubungan diplomatik yang konstruktif. Namun jika ditinjau secara lebih komprehensif, muncul dugaan bahwa ada upaya sistematis dan teroganisir untuk menghadapkan kedua negara pada situasi konflik.

    Menariknya, perkembangan konflik kedua negara, sedikit banyak disebabkan karena perilaku aktor non-negara (non state actor). Di luar masalah Sipadan-Ligitan, akar masalah konflik seperti Ambalat, pelecehan produk budaya, penghinaan tenaga kerja Indonesia, bahkan sampai dengan pemicu terakhir yakni pelecehan lagu kebangsaan kedua negara merupakan sulutan yang datang dari aktor privat.

    Lalu dimana peran media massa sendiri dalam konflik ini. Bedanya iklim bermedia antara Indonesia dan Malaysia juga menjadikan konflik ini disikapi dengan berdeda oleh masyarakat masing masing negara. Malaysia misalnya, dengan pengaturan regulasi yang sangat ketat, maka dengan sendirinya perekembangan atau pemberitaan konflik antara Indonesia dan Malaysia yang sedang terjadi disebarluaskan ke masyarakat dengan takaran tertentu yang tidak memancing reaksi berlebihan.

    Hal ini tentu berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Pasca reformasi kebebasan berpendapat dan bermedia memang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Regulasi pemberitaan di masyarakat berjalan dalam hitungan detik. Munculnya banyak media online, dan tehnologi-tehnologi lain yang tak kalah canggihnya dalam menunjang pemberitaan media makin memudahkan masyarakat Indonesia mengakses berita. Kondisi yang sama juga berlaku untuk akses terhadap berita konflik antara Indonesia dan Malaysia.

    Mau tidak mu kita harus mengakui peranan Media Massa khususnya Televisi dalam menyebarluaskan berita konflik Indonesia dan Malaysia ke masyarakat luas. Pemberitaan ini tentunya akan mengundang berbagai respon, dari mulai pendapat sampai ke perubahan prilaku atau sikap. Dalam penelitian ini peneliti akan menjelasakan seberapa besar Pengaruh Pemberitaan Berita Konflik di Televisi terhadap Prilaku Penonton.

    1.1       Rumusan Masalah

    Penelitian ini memfokuskan kepada pembuktian seberapa besar bagaimana Pengaruh Pemberitaan Berita Konflik di Televisi terhadap Prilaku Penonton. Penonton dalam penelitian ini akan diwakilkan oleh Mahasisw/i Komunikasi Internasional Fakultas Komunikasi Tahun Ajaran 2008-2009 Universitas Bina Darma.

    1.2 Tinjauan teoritis

    Teori Komunikasi

    Proses komunikasi adalah sebuah proses sederhana tetapi melibatkan kompleksitas yang tinggi. Semakin besar proses komunikasi yang dialami atau dilakukan maka akan begitu banyak pula pihak pihak yang terkait didalamnya.

    Seorang ahli komunikasi Everet M. Rogers yang juga merupakan seorang pakar sosiologi Amerika mengungkapkan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka (Cangara 2008, h:19). Berdasarkan dari pernyataan yang sama maka Rogers kemudian membagi fungsi komunikasi dan tujuan komunikasi menjadi empat yaitu:

    1. to inform
    2. to educate
    3. to entertaint
    4. to persuate

    Televisi sebagai Media Massa

    “Mass media” atau Media Massa yang merupakan singgkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2008:189).  Lasswell (Effendy, 2005:27) merumuskan tiga fungsi media massa yaitu:

    1)            Pengamatan terhadap lingkungan

    2)            Korelasi unsur-unsur masyarakat

    ketika menanggapi lingkungan

    3)            Penyebaran warisan sosial

    Kebanyakan orang cenderung mengecilkan dampak dari media massa. Hal ini mungkin di timbulkan oleh perkembangan media massa yang terus mengalami pasang surut selama 50 tahun. Namun pada 50 tahun terakhir, dalam dunia komunikasi terjadi kemajuan komunikasi yang jauh lebih cepat daripada apa yang terjadi selama puluhan ribu tahun sebelumnya.

    Seorang peneliti Elihu Katz (Rakhmat, 2005:199) menyatakan :

    “Penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai”. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “uses and gratification” (penggunaan dan pemuasan).”

    Prilaku

    Menurut Freud dalam buku Psikologi Komunikasi (Rakhmat, 2008: 19)

    Prilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sub sistem dalam keperibadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia pusat instink (hawa nafsu dalam kasus agama).

    1.3       Kerangka Pemikiran

    Maraknya pemberitaan mengenai konflik Indonesia dan Malaysia disepanjang tahun 2008 tentunya sedikit banyak sudah menimbulkan keresahan di masyarakat. Tak jarang keresahan ini menimbulkan kericuhan yang akan berakhir dengan konflik dan perseteruan. Kondisi ini bertambah buruk dikarenakan kondisi psikologi orang Indonesia sebagai audiens media massa masing sangat pasif dan konsumtif. Mereka mudah dicekoki apa saja terutama oleh isu-isu yang bersifat sensitif.

    Oleh karena itu peneliti merancang penelitian ini. Penelitian ini suatu studi korelasional tentang pengaruh tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton. Korelasi adalah metode statistik yang dipakai untuk mengukur asosiasi atau hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif, metode ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2008 :27). Dimana tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia dapat mempengaruhi prilaku penonton, baik prilaku yang negatif dan positif.

    Berdasarkan teori disonasi kognitif penelitian yang dilakukan Leon Festinger bahwa jika seseorang mempunyai beberapa keyakinan dan keyakinan tersebut tidak menyenangkan bagi dirinya sendiri, dan mempunyai motivasi untuk menghindari hal tersebut, maka mereka berusaha untuk tidak menghiraukan pandangan mereka yang berlawanan dan mengambil keputusan (West Richard dan Lynn H. Turner, 2008: 136).

    Berdasarkan teori diatas maka disusunlah alur pemikiran sebagai berikut:

    Prilaku Mahasiswa/i Komunikasi Internasional Fakultas Komunikasi Tahun Ajaran 2008-2009 Universitas Bina Darma

    1.4       Hipotesis Penelitian

    Hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan (Usman & Akbar, 2008: 38).

    Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :

    1. Ada pengaruh yang cukup kuat antara tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton secara negatif
    2. Tayangan tayangan berita konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi prilaku penonton baik secara positif maupun negatif.

    2.         METODOLOGI PENELITIAN

    2.1       Metode Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahi keeratan hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel yang bersangkutan (Azwar, 2005:8). Peneliti menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengatahui keeratan hubungan antara tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia dan prilaku penonton.

    2.2       Operasionalisasi Variabel

    Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi 2 (dua) variabel yang terdiri dari 1 variabel bebas (independent variable) dan 1 variabel terikat (dependent variable) , variabel bebas yaitu suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain, variabel terikat yaitu variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar, 2005, 62). Variabel bebas dan terikat pada penelitian ini sebagai berikut:

    1. Variabel bebas                 :

    Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia.

    1. Variabel terikat                :

    Prilaku mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Universitas Bina Darma Palembang Angkatan 2006.

    Tabel 2.1

    Tabel Operasional Variabel Penelitian

    Variabel Dimensi Indikator
    Tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia  (X)
    1. Emosi (X1)

    2. Simpati  (X2)

    3. Empati (X3)

    1. Mengetahui emosi penonton saat setelah menonton tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia
      1. Bereaksi dan bertindak setelah menonton.
        1. Menganalisis isi program acara tersebut.

    1.  Merasakan keadaan  masyarakat Indonesia saat menonton tayangan tersebut

    2. Simpati : menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain.

    3. Membayangkan posisi orang lain kepada diri sendiri.

    1. Memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita.
    2. Mengetahui rasa empati penonton setelah menonton tayangan tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia.
    Perilaku (Y) 1. Positif

    2. Negatif

    1. Mampu menganalisa isi dari tayangan tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia

    2. Timbul rasa cinta dan ingin mempertahankan budaya bangsa.

    3. Lebih bisa menghargai budaya lokal Indonesia

    1. Menunjukkan emosi secara berlebihan karena  ketidaksetujuan kepada perilaku Malaysia.
    2. Kecewa karena dalam tayangan tersebut pemerintah terkesan cuek dan tidak tegas.
    3. 3. Merasa tidak puas dengan kesimpulan pemberitaan televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia.

    2.3 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik sebagai berikut :

    1. Kuesioner (angket): Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melalui suatu daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya secara sistematis mengenai suatu masalah yang akan diteliti.
    2. Studi kepustakaan dan dokumentasi, dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat bahan-bahan dan data tertulis berupa buku, artikel internet dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan variabel penelitian.

    2.4       Uji Validitas dan Uji Reabilitas

    Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam penelitian ini  adalah product moment dari Karl Pearson dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 12.00. Dalam penelitian ini, item yang terdapat dalam kuesioner berjumlah 24 item atau pertanyaan, dimana item dari variabel tayangan berita televisi mengenai konflik Indonesia dan Malaysia berjumlah 12 item, sedangkan item dari variabel perilaku (Y) berjumlah 12 item.  Adapun hasil yang di dapat dari uji validitas instrumen adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.2  Hasil Uji Validitas Variabel Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia

    Butir Instrumen Koefisien

    Korelasi

    Keputusan
    1. 0,507

    Valid

    2. 0,456

    Valid

    3. 0,354

    Valid

    4. 0,399

    Valid

    5. 0,437

    Valid

    6. 0,622

    Valid

    7. 0,511

    Valid

    8. 0,728

    Valid

    9. 0,518

    Valid

    10. 0,334

    Valid

    11. 0,399

    Valid

    12. 0,448

    Valid

    Sumber            :  SPSS versi 12.00

    Tabel 2.3 Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku (Y)

    No.Butir

    Instrumen

    Koefisien

    Korelasi

    Keputusan

    1 0,572 Valid
    2 0,653 Valid
    3 0,881 Valid
    4 0,881 Valid
    5 0,540 Valid
    6 0,851 Valid
    7 0,775 Valid
    8 0,544 Valid
    9 0,643 Valid
    10 0,757 Valid
    11 0,584 Valid
    12 0,627 Valid

    Sumber : SPSS versi 12.0

    Seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, bila koefisien korelasi mencapai 0,3 atau lebih, maka butir instrumen dinyatakan valid.  Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka semua butir dari instrumen variabel X dan variabel Y dinyatakan valid.

    Setelah menguji validitas dari 24 item yang telah dinyatakan valid, maka dilakukan uji reliabilitas item. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach pada program komputer SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 12.  Apabila nilai Alpha Cronbach lebih besar daripada 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel.  Adapun hasil yang didapat dari Uji Reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

    Variabel Item Nilai

    Alpha

    cronbach

    Keputusan
    Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia. 12 0,717 Reliabel
    Perilaku 12 0,751 Reliabel

    Sumber            :  SPSS versi 12.00

    Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,  item  dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar daripada 0,60 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas Variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia. (X) menghasilkan koefisien korelasi alpha sebesar 0,717. Sedangkan, uji reliabilitas variabel perilaku mahasiswa (Y) menghasilkan koefisien korelasi alpha sebesar 0,751. Dengan demikian variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan perilaku mahasiswa dapat dikatakan reliabel dan memenuhi syarat sebagai alat ukur untuk pengambilan data dalam penelitian.

    2.5 Teknik Analisis Data

    Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan rumus korelasi product-moment. Korelasi product-moment ini biasanya digunakan untuk menganalisis hasil penelitian tentang hubungan antara dua variabel dengan gejala ordinal atau gejala interval buatan (Arikunto, 2006: 170) Rumus yang dipakai yaitu sebagai berikut:

    Keterangan :

    rxy adalah koefisien korelasi dari product X dan Y

    XY adalah product x dan y

    X adalah variabel bebas

    Y adalah variabel terikat

    N adalah jumlah responden

    Sumber : metode statistik nonparametrik (Arikunto,2006 : 170).

    Metode ini digunakan untuk menentukan besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Besaran variabel itu antara lain :

    Kurang dari 0,20 :

    Hubungan rendah sekali, lemah sekali

    0,21-0,40 :

    Hubungan rendah tapi pasti

    0,41-0,70 :

    hubungan yang cukup berarti

    0,71-0,90 :

    Hubungan yang tinggi dan kuat

    Lebih dari 0,90            :

    Hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.

    2.5.1    Populasi dan Sampel

    Populasi menurut Sugiyono (2004: 72) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

    Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Banyaknya sampel untuk dijadikan respoden studi dialkukan dengan menggunakan rumus Slovin (Kriyantono, 2008:162) yaitu rumus sebagai berikut :

    N
    1 + N . e²

    n =

    n = 31

    Keterangan :

    n    :  Ukuran sampel

    N   : Ukuran populasi

    e : kelonggraan ketidaktelitian (dalam hal ini 10%)

    Maka dari perhitungan rumus di atas terhadap populasi dari seluruh mahasiswa kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma sebanyak 45 orang diperoleh ukuran sampel sebanyak 31 orang.

    2.5.2 Instrumen Penelitian

    Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Tipe jawaban yang disediakan disusun dalam bentuk Skala Likert dengan lima alternatif jawaban. Masing-masing alternatif jawaban diberi nilai skala sebagai berikut:

    a. Sangat setuju                        : 5

    b. Setuju                      : 4

    c. Ragu-ragu                : 3

    d. Tidak setuju             : 2

    e. Sangat tidak setuju   : 1

    Apabila pertanyaan merupakan pertanyaan negatif, maka pemberian skor dilakukan secara terbalik.

    2.6 Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

    1. Data Primer      : yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek tempat penelitian melalui dari hasil penyebaran angket
    2. Data Sukender : data yang diperoleh tidak secara langsung dan merupakan data pendukung penelitian ini. Yaitu artikel-artikel di berbagai media massa mengenai pemberitaan konflik antara Indonesia dan Malaysia.

    3.      PEMBAHASAN

    3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

    Lokasi atau tempat penelitian ini berada di Universitas Bina Darma dimana Universitas Bina Darma yang merupakan salah satu Universitas swasta di kota Palembang. Universitas Bina Darma memiliki lima lokasi kampus. Lima lokasi kampus yang semuanya berada di jalan Jend. Ahmad Yani, Plaju. Data utama berasal dari mahasiswa Fakultas ilmu komunikasi yang tercatat sebagai mahasiswa kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 orang, Deskripsi data ini dapat dilihat pada tabel, sekaligus interpretasi terhadap data yang ada pada tabel tersebut.

    Tabel 3.1 Jenis kelamin responden

    No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
    1

    2

    Laki-laki

    Perempuan

    13

    18

    42

    58

    Jumlah 31 100

    Sumber : Data Primer

    Tabel 3.2 Responden berdasarkan umur

    No Umur Frekuensi Persentase
    1

    2

    20-22

    23-25

    45

    5

    90

    10

    Jumlah 50 100

    Sumber : Data Primer

    3.2 Analisa Product Moment

    Teknik analisa product moment dipergunakan untuk mengetahui dan memastikan apakah terdapat korelasi antara variabel bebas Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan variabel terikat perilaku Mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi kelas Komunikasi Internasional tahun ajaran 2008 Universitas Bina Darma Palembang.

    Berdasarkan hasil tabulasi data seperti pada halaman lampiran, dapat diketahui nilai dari masing-masing adalah sebagai berikut :

    X   = 1648

    Y  = 1367

    X2 = 87534

    Y2 = 60805

    XY = 2.252.816

    Setelah nilai dari kedua variabel diketahui, berikutnya akan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara variabel pengaruh Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan variabel Perilaku mahasiswa/i

    rxy =

    rxy =

    =

    = 2,57

    Hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi product moment yang diperoleh adalah sebesar 2, 57. Angka ini menunjukkan bahwa korelasi antara varibel pengaruh Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dengan prilaku penonton lebih dari 0,90. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan antara Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku penonton.

    3.3 Kategorisasi Variabel Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan Varibel Perilaku Penonton

    .

    Tabel  3.3 Emosi

    No

    Kategorisasi

    Frekuensi

    (per155 pertanyaan)

    Persentase

    (per 155 pertanyaan)

    1 Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-ragu

    Tidak Setuju

    SangatTidak Setuju

    60

    85

    7

    3

    0

    39

    55

    5

    3

    0

    2 Jumlah 155 100

    Sumber : Data primer

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 155 pertanyaan yang mewakili Emosi (X1) terdapat 39% responden menyatakan sangat setuju, 55% responden menyatakan setuju dan sebaliknya tidak terdapat persentase atau 0% yang menyatakan sangat tidak setuju, hanya 3% yang menyatakan tidak setuju. Di kategori ragu-ragu hanya ada 5% responden.

    Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi emosi mereka setelah menonton.

    Tabel 3.4 Simpati

    No

    Kategorisasi

    Frekuensi

    (per149 pertanyaan)

    Persentase

    (per149 pertanyaan)

    1 Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-ragu

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    62

    72

    6

    3

    1

    43

    48

    5

    2

    1

    2 Jumlah 149 100

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 149 pertanyaan yang mewakili Simpati (X2) terdapat 48% responden menyatakan setuju, 43% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 1% yang menyatakan sangat tidak setuju, hanya 2% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu hanya ada 5% responden.

    Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden  lebih dari 80% setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi pembentukan rasa simpati pada mereka.

    Tabel 3.5 Empati

    No

    Kategorisasi

    Frekuensi

    (per83 pertanyaan)

    Persentase

    (per83 pertanyaan)

    1 Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-ragu

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    14

    40

    16

    10

    3

    17

    48

    19

    12

    4

    2 Jumlah 83 100

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 83 pertanyaan yang mewakili Empati (X3) terdapat 48% responden menyatakan setuju, 17% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 4% yang menyatakan sangat tidak setuju, ada 12% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu terdapat 19% responden.

    Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi pembentukan rasa empati mereka. Walaupun jumlah yang setuju tidak sebesar komponen X lainnya, responden yang menunjukkan perubahan empati setelah menonton tayang berita masih lebih banyak dari pada yyang tidak mengalami perubahan empati.

    Tabel 3.6 Perilaku Mahasiswa/i (Y)

    No

    Kategorisasi

    Frekuensi

    (per364 pertanyaan)

    Persentase

    (per364 pertanyaan)

    1 Sangat Setuju

    Setuju

    Ragu-ragu

    Tidak Setuju

    Sangat Tidak Setuju

    116

    127

    48

    46

    27

    32

    35

    13

    13

    7

    Jumlah 364 100

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 364 pertanyaan yang mewakili Perubahan Prilaku (Y) terdapat 35% responden menyatakan setuju, 32% responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan untuk sebaliknya ada 7% yang menyatakan sangat tidak setuju, ada 13% yang menyatakan tidak setuju dan dikategori ragu-ragu terdapat 13% responden.

    Dari angka tersebut bisa diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa tayangan berita televisi yang memberitakan konflik antara Indonesia dan Malaysia mempengaruhi prilaku mereka. 20% menyatakan hal sebaliknya dan 13% responden masih ragu akan pengaruh tayangan berita konflik Indonesia dan Malaysia terhadap prilaku mereka.

    Dari beberapa tabel diatas dapat disimpulkan dari jawaban responden bahwa Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan perilaku mahasiswa.

    4. KESIMPULAN

    1. Score atau nilai variabel bebas Tayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia dan variabel terikat perubahan perilaku mahasiswa/i Kelas Komunikasi Internasional Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma angkatan 2008, berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa ada perubahan perilaku baik secara positif maupun negatif yang ditunjukkan secara signifikan oleh responden.
    2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisa product moment diketahui bahwa korelasi yang terjadi antara pengaruh penayangan Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia terhadap perubahan perilaku mahasiswa/i yaitu hubungan tinggi atau kuat dan dapat diandalkan. Ini mengartikan bahwa tingkat korelasi tinggi dan ada perubahan sikap atau prilaku penonton.
    3. Pada variabel X (emosi, simpati dan empati) responden juga rata-rata menunjukkan nilai yang tinggi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pemberitaan mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia melalui tayangan berita Televisi mengarahkan perubahan emosi, simpati dan empati penonton.
    4. Hipotesa penelitian yang berbunyi “ tayangan program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia mempengaruhi perilaku penonton secara positif dan negatif”, terbukti kebenarannya. Karena dari hasil penelitian dari semua jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden perubahan perilaku yang terjadi setelah responden menonton tayangan Program Berita Televisi Mengenai Konflik Indonesia dan Malaysia begitu tinggi.

    Daftar Pustaka

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

    Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Canggara, Hafied, H. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bhakti.

    Kuswandi, Wawan. 1996.  Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta Rineka Cipta.

    Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

    Rahkmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

    Sugiyono. 2004.  Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

    Usman, H & Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.

    West, Richard & Lynn, Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

    STAND MUSEUM BANK MANDIRI :

    SUDUT KREATIF  DALAM MENSOSIALISASIKAN MUSEUM KEPADA PENGUNJUNG PAMERAN MUSEUM DAY 2012

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pada tanggal 19 Mei 2012, kelas creative communication untuk pertama kalinya mengadakan perkuliahan di luar kelas, kami diminta untuk mengunjungi kegiatan pameran museum diacara museum day 2012 yang diselenggarakan di pelataran depan museum fatahilah didaerah kota, jakarta utara. Kawasan ini memang merupakan kawasan yang dikelilingi oleh banyak museum tua di Jakarta,  sebut saja seperti museum fatahilah, museum wayang, museum bahari, museum bank Indonesia, museum bank mandiri dan masih banyak lagi museum lainnya. Acara ini diikuti oleh tidak kurang dari 40 stand yang diisi oleh berbagai museum yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Museum-museum yang berlokasi di taman mini indonesia indah (TMII) pun ramai-ramai membuka stand mereka di acraa museum day ini, karena seseuai penagamatan saya sebagai pengunjung, memang ramai sekali didatangi pengunjung baik mereka yang memang pencinta museum, yang hanya ingin jalan-jalan, yang ingin berekreasi dengan teman atau keluarga dan lainnya.

    Kegiatan museum day ini pun bukan yang pertama kali diadakan di Jakarta, kegiatan ini memiliki tujuan mempromosikan museum-museum yang ada di Jakarta, yang dimana museum saat ini sudah mulai ditinggalkan dan tidak menjadi destinasi pilihan untuk rekreasi edukatif seperti dimasa kejayaannya dulu di tahun 90 an. Banyak anak cucu kita yang tidak dibiasakan untuk rekreasi mengunjungi museum yang ada di jakarta, padahal didalam museum kita dapat berekreasi sambil belajar mengenai sejarah dari sesuatu. Terdapat beberapa stand yang menarik bagi saya seperti stand museum wayang, museum bank Mandiri, museum layang-layang dan museum peringatan tragedi Trisakti. Namun saya akan menjelaskan stand favorite saya, yaitu stand museum bank mandiri, Berikut penejalsannya :

    baca lebih lanjut dengan klik : CREATIVE COMMUNICATION at MUSEUM DAY 2012

    terima kasih 🙂